23.10.2014 Views

Wilayah Rawan Pangan dan Gizi Kronis di Papua, Kalimantan Barat ...

Wilayah Rawan Pangan dan Gizi Kronis di Papua, Kalimantan Barat ...

Wilayah Rawan Pangan dan Gizi Kronis di Papua, Kalimantan Barat ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Wilayah</strong> <strong>Rawan</strong> <strong>Pangan</strong> <strong>dan</strong> <strong>Gizi</strong> <strong>Kronis</strong> <strong>di</strong> <strong>Papua</strong>, <strong>Kalimantan</strong> <strong>Barat</strong>, <strong>dan</strong> Jawa Timur 9<br />

Stu<strong>di</strong> etnografi tentang kerawanan pangan <strong>di</strong> enam negara yang<br />

berbeda termasuk USA menggunakan in<strong>di</strong>kator: 1) ketidakcukupan<br />

asupan makanan secara in<strong>di</strong>vidu, 2) efek fisik akibat kelaparan, 3)<br />

rendahnya keterse<strong>di</strong>aan pangan rumah tangga, 4) rendahnya tingkat<br />

kecukupan zat gizi, 5) ketidakpastian tambahan pangan mendatang, 6)<br />

menurunnya pilihan <strong>dan</strong> kontrol terhadap pangan, <strong>dan</strong> 7) menurunnya<br />

kesepakatan/penerimaan sosial (FANTA, 2004). Sementara menurut tim<br />

survey pemantauan kelaparan tahun 2004, secara kuantitatif, seseorang<br />

<strong>di</strong>katakan lapar apabila tingkat konsumsi energi lebih kecil 70%,<br />

se<strong>dan</strong>gkan secara kualitatif apabila dalam dua bulan terakhir terja<strong>di</strong><br />

penurunan frekuensi atau porsi makan harian <strong>di</strong>sertai penurunan berat<br />

ba<strong>dan</strong> karena alasan rendahnya pendapatan atau rendahnya keterse<strong>di</strong>aan<br />

pangan (Anonim, 2005a).<br />

1.2.2. Kakteristik <strong>Wilayah</strong>/Rumah Tangga <strong>Rawan</strong> <strong>Pangan</strong> <strong>dan</strong> <strong>Rawan</strong><br />

<strong>Gizi</strong> <strong>Kronis</strong><br />

Hasil temuan dari penelitian yang <strong>di</strong>lakukan oleh Ba<strong>dan</strong> Litbang<br />

Pertanian tahun 1991-1992 (PSE, 1992; PSE, 1993) menunjukkan bahwa<br />

karakteristik wilayah miskin/rawan pangan adalah: 1) sumber daya alam:<br />

lahan kurang subur, dominan lahan kering, pendayagunaan lahan tidak<br />

optimal, <strong>dan</strong> a<strong>dan</strong>ya degradasi lahan, sumber daya air untuk kebutuhan<br />

pertanian relatif terbatas; 2) teknologi: adopsi teknologi rendah,<br />

keterse<strong>di</strong>aan sarana produksi terbatas, a<strong>dan</strong>ya serangan hama/penyakit;<br />

3) sumber daya manusia: tingkat pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan rendah, produktivitas tenaga<br />

kerja rendah, tingkat kesehatan masyarakat rendah, lapangan pekerjaan<br />

terbatas, a<strong>dan</strong>ya tra<strong>di</strong>si atau adat istiadat yang menghambat; <strong>dan</strong> 4)<br />

sarana/prasarana <strong>dan</strong> kelembagaan: daerah terisolir, modal terbatas,<br />

kelembagaan sarana produksi pertanian tidak berfungsi maksimal,<br />

pemilikan/penguasaan lahan sempit, sistem bagi hasil tidak a<strong>di</strong>l <strong>dan</strong><br />

tingkat upah yang rendah; serta terbatasnya sarana jalan, transportasi,<br />

pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan, kesehatan, <strong>dan</strong> sarana untuk pemasaran hasil produksi<br />

pertanian.<br />

Karakteristik kelompok masyarakat rawan pangan adalah sebagian<br />

besar petani/buruh tani, bertempat tinggal <strong>di</strong> perdesaan yang<br />

menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian <strong>dan</strong> ekonomi perdesaan<br />

serta belum memiliki posisi tawar yang menguntungkan (Sekretariat DKP,<br />

2002). Sementara itu, menurut Rimbawan <strong>dan</strong> Baliwati (2002) kelompok<br />

masyarakat rawan terhadap pangan <strong>dan</strong> gizi dapat <strong>di</strong>bedakan seperti<br />

berikut: 1) lokasi/tempat tinggalnya <strong>di</strong> masyarakat <strong>di</strong>sebut rawan<br />

ekologis, misalnya daerah terpencil; 2) kedudukan/posisinya <strong>di</strong><br />

masyarakat <strong>di</strong>sebut rawan sosio-ekonomis, misalnya kelompok miskin;<br />

<strong>dan</strong> 3) umur <strong>dan</strong> jenis kelamin <strong>di</strong>sebut rawan biologis, misalnya bayi <strong>dan</strong><br />

anak sekolah, wanita hamil <strong>dan</strong> menyusui, penderita penyakit <strong>dan</strong> orang<br />

yang se<strong>dan</strong>g dalam penyembuhan, penderita cacat, mereka yang<br />

<strong>di</strong>asingkan <strong>dan</strong> para jompo. Selanjutnya <strong>di</strong>katakan golongan rawan

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!