23.10.2014 Views

Wilayah Rawan Pangan dan Gizi Kronis di Papua, Kalimantan Barat ...

Wilayah Rawan Pangan dan Gizi Kronis di Papua, Kalimantan Barat ...

Wilayah Rawan Pangan dan Gizi Kronis di Papua, Kalimantan Barat ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

10<br />

<strong>Wilayah</strong> <strong>Rawan</strong> <strong>Pangan</strong> <strong>dan</strong> <strong>Gizi</strong> <strong>Kronis</strong> <strong>di</strong> <strong>Papua</strong>, <strong>Kalimantan</strong> <strong>Barat</strong>, <strong>dan</strong> Jawa Timur<br />

biologis umumnya <strong>di</strong>jumpai pada kelompok miskin <strong>dan</strong> tidak memiliki<br />

lahan.<br />

Hasil penelitian yang <strong>di</strong>lakukan oleh Saliem et al. (2002)<br />

menunjukkan bahwa karakteristik rumah tangga rawan pangan <strong>di</strong>cirikan<br />

dengan: a) umur kepala keluarga <strong>dan</strong> isteri berusia produktif,<br />

berpen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan rendah, terdapat anak yang putus sekolah, b) penguasaan<br />

lahan pertanian <strong>dan</strong> ternak terbatas, c) tidak semua rumah tangga<br />

menyimpan pangan pokok <strong>dan</strong> kalaupun menyimpan dalam jumlah yang<br />

kecil, d) rata-rata pendapatan <strong>di</strong>bawah garis kemiskinan <strong>dan</strong> sebagian<br />

besar pendapatan berasal dari sektor pertanian, <strong>dan</strong> e) pangsa<br />

pengeluaran pangan sangat dominan <strong>di</strong>mana proporsi terbesar untuk<br />

kelompok pa<strong>di</strong>-pa<strong>di</strong>an.<br />

Irawan <strong>dan</strong> Irawan (2005) dengan menggunakan data Susenas<br />

2002 menunjukkan bahwa karakteristik rumah tangga dengan tingkat<br />

kemiskinan tinggi/rawan pangan adalah rumah tangga yang pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan<br />

<strong>dan</strong> produktivitas pekerjaan kepala keluarganya rendah, jumlah anggota<br />

keluarganya besar, luas lantai rumah per kapita kecil, tanpa akses air<br />

bersih untuk minum <strong>dan</strong> listrik. Selanjutnya <strong>di</strong>katakan secara umum<br />

penduduk miskin <strong>di</strong> Indonesia bergantung pada sumber daya alam,<br />

seperti kegiatan pertanian <strong>dan</strong> pertambangan <strong>dan</strong> sebagian besar<br />

berdomisli <strong>di</strong> perdesaan.<br />

1.2.3. Faktor-faktor Penyebab <strong>Rawan</strong> <strong>Pangan</strong> <strong>dan</strong> <strong>Rawan</strong> <strong>Gizi</strong> <strong>Kronis</strong><br />

Anak balita <strong>di</strong> Indonesia banyak yang mengalami kurang gizi.<br />

Penyebab hal tersebut adalah makanan tidak seimbang <strong>dan</strong> penyakit<br />

infeksi karena perse<strong>di</strong>aan pangan <strong>dan</strong> pola asuh anak tidak memadai,<br />

serta sanitasi /air bersih <strong>dan</strong> pelayanan kesehatan dasar tidak memadai<br />

(Anonim, 2000). A<strong>dan</strong>ya krisis ekonomi <strong>dan</strong> kemiskinan, ketidakstabilan<br />

harga, <strong>dan</strong> kerawanan sosial menyebabkan a<strong>dan</strong>ya wilayah-wilayah yang<br />

mengalami kelaparan <strong>dan</strong> rendahnya kualitas makanan yang <strong>di</strong>konsumsi<br />

oleh penduduk (Martianto <strong>dan</strong> Ariani, 2001).<br />

Sementara itu, menurut Rimbawan <strong>dan</strong> Baliwati (2002) penyebab<br />

terja<strong>di</strong>nya rawan produksi <strong>dan</strong> ca<strong>dan</strong>gan pangan adalah bencana alam<br />

(banjir, longsor, kekeringan); gangguan hama/penyakit; pencemaran<br />

lingkungan; terbatasnya sarana, prasarana, teknologi <strong>dan</strong> perangsang<br />

produksi; pertambahan penduduk; lahan marginal <strong>dan</strong> konversi lahan.<br />

Selanjutnya juga <strong>di</strong>katakan penyebab terja<strong>di</strong>nya rawan konsumsi pangan<br />

adalah kemiskinan, rendahnya pen<strong>di</strong><strong>di</strong>kan, adat <strong>dan</strong> kepercayaan yang<br />

terkait dengan tabu makanan. Robinson (1999) menyatakan bahwa<br />

kon<strong>di</strong>si rawan pangan (food insecurity) secara sederhana berarti kon<strong>di</strong>si<br />

pangan yang tidak terpenuhi untuk hidup sehat, aktif, <strong>dan</strong> produktif.<br />

Dalam wujud nyata <strong>di</strong> masyarakat tercermin dari keterse<strong>di</strong>aan <strong>dan</strong><br />

konsumsi pangan yang tidak memadai, harga-harga pangan yang tidak

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!