Koperasi daerah Pedesaan - Smecda
Koperasi daerah Pedesaan - Smecda
Koperasi daerah Pedesaan - Smecda
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Waserda KUD Penebel<br />
memiliki empat kamera<br />
tersebunyi.<br />
<strong>Koperasi</strong> di Tengah<br />
Lingkungan yang Berubah<br />
294<br />
Zaenal Wafa<br />
Selain strategis, lokasi keberadaan koperasi ini sangat menyolok. Di<br />
tepi jalan utama kota kecamatan, bangunan bertingkat tiga dan<br />
penanda identitas nama yang besar di tembok luar atas. Dari jarak<br />
ratusan meter, mudah terbaca namanya KUD Penebel. Mari melongok<br />
apa saja unit usaha, kinerja lembaga dan dukungan sumber daya manusia<br />
pengurus dan anggota koperasi ini.<br />
Siang itu, sejumlah orang asyik berbelanja di waserda yang merupakan<br />
salah satu unit bisnis koperasi. Sekadar perbandingan, luas bangunan dan<br />
parkir, kenyamanan membeli maupun jenis barang yang dijual di situ tak<br />
kalah dengan Indomart, Alfamart bahkan swalayan Hero sekali pun.<br />
Apalagi, di warung satu ini juga menjual dua item barang yang pasti tak<br />
ada di ketiga toko modern tersebut. Barang apakah yang dijajakan di<br />
sana, sudah barang tentu kebutuhan sekitar pertanian. Pupuk tanaman<br />
padi produksi PT Pusri dan beras merah produksi anggota KUD Penebel<br />
sendiri.<br />
Di samping waserda yang dilengkapi empat kamera tersembunyi itu,<br />
koperasi yang didirikan 16 Maret 1974 ini memiliki sejumlah unit usaha<br />
bersifat saling menunjang. Masing-masing pengadaan pangan, mesin<br />
penggilingan beras (RMU), sarana produksi padi (saprodi), peternakan<br />
sapi dan simpan pinjam. Bagaimana perkembangan koperasi dari sisi<br />
kelembagaan, dukungan SDM, usaha hingga pendanaan?<br />
Ketua KUD Penebel, Tabanan, Bali I Made Cager menjelaskan,<br />
koperasi didirikan oleh prakarsa 30 orang dan ketika itu masih bernama<br />
Badan Usaha Unit Desa (BUUD). Bermodal awal Rp 530 ribu, mereka<br />
bertekad mewujudkan peningkatan ekonomi rakyat setempat. Seiring<br />
kondisi ekonomi dan perkembangan jaman, serta sesuai saran peserta<br />
RAT pada Maret 1986, nama kelembagaan BUUD berobah menjadi KUD<br />
alias <strong>Koperasi</strong> Unit Desa Penebel.<br />
Meski modal yang dipunyai masih kecil, namun demi menunjang<br />
usaha, koperasi memulainya dengan tiga unit usaha, yakni RMU,<br />
pengadaan saprodi dan pengadaan pangan. Berdasarkan dokumen neraca<br />
koperasi ini per 30 Juni 2006, ketiga unit usaha koperasi tersebut<br />
membukukan kas unit yang lancar dan signifikan. Masing-masing senilai<br />
Rp 19, 193 juta (RMU), Rp 17,532 juta (saprodi) dan Rp 4,853 juta<br />
(pangan).<br />
Hingga 2006, koperasi sudah mengalami lima kali perobahan<br />
anggaran dasar. <strong>Koperasi</strong> bernomor pokok wajib pajak 1.413.311.0-901<br />
ini memiliki wilayah kerja di 7 kebendesaan, yaitu Desa Penebel, Biaung,<br />
Mengesta, Jatiluwih, Babahan, Senganan dan Desa Tajen. Selama tiga<br />
tahun terakhir, perkembangan jumlah keanggotaan koperasi adalah 2.082<br />
orang (2000-2002), 1.953 orang (2003), 1.955 orang (2004) dan 1.949<br />
(akhir 2005).<br />
Sedangkan jumlah pengawas pada kurun yang sama, masing-masing<br />
berjumlah 5 orang dan 3 orang. Sementara karyawan tetap koperasi,<br />
pada 2003 berjumlah 43 orang dan pada akhir 2005 menjadi 42 orang.<br />
Karyawan tidak tetap berjumlah 2 orang dari 2003 hingga 2005.