01.11.2014 Views

laporan akhir penelitian keseimbangan kapasitas fasilitas pada ...

laporan akhir penelitian keseimbangan kapasitas fasilitas pada ...

laporan akhir penelitian keseimbangan kapasitas fasilitas pada ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

LAPORAN AKHIR<br />

PENELITIAN KESEIMBANGAN KAPASITAS<br />

FASILITAS PADA PELABUHAN PETIKEMAS<br />

DALAM UPAYA MEMPERLANCAR DAN<br />

MENEKAN BIA YA PETIKEMAS<br />

PROGRAM INSENTIF PENINGKA TAN<br />

KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA TAHUN 2010<br />

FOKUS BIDANG PRIORITAS<br />

TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TRANSPORTASI<br />

Koordinator Peneliti<br />

lr. Paulus Raga, Ms. Tr<br />

KERJASAMA ANTARA<br />

KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI<br />

DAN<br />

KEMENTE~ANPERHUBUNGAN<br />

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN<br />

JAKARTA, NOPEMBER 2010


LEMBAR PENGESAHAN<br />

PENELITIAN KESEIMBANGAN KAPASITAS FASILITAS PADA<br />

PELABUHAN PETIKEMAS DALAM UPAYA MEMPERLANCAR DAN<br />

MENEKAN BIAYA PETIKEMAS<br />

LAPORAN AKHIR (FINAL REPORT)<br />

Klaster<br />

Judul Penelitian<br />

Nama Lembaga/Institusi<br />

Ala mat<br />

Nama Koordinator Peneliti<br />

Personalia<br />

Biaya Kegiatan<br />

Tahun Pelaksanaan<br />

Manajemen Transportasi Multimoda<br />

Penelitian Keseimbangan Kapasitas<br />

Fasilitas <strong>pada</strong> Pelabuhan Petikemas<br />

dalam Upaya Memperlancar dan<br />

Menekan Biaya Petikemas<br />

Badan Penelitian dan Pengembangan<br />

Perhubungan Kementerian Perhubungan<br />

Jl. Merdeka Timur No. 5 Jakarta Pusat<br />

lr. Paulus Raga, Ms.Tr<br />

9 (sembilan) orang Peneliti<br />

Rp. 252.349.000,-<br />

2010<br />

Jakarta,<br />

Nopember2010<br />

Koorcfinator Peneliti<br />

A'~<br />

----<br />

lr. Paulus Raga, Ms.Tr<br />

Pembina Tk. I (IV/b)<br />

NIP. 19560503 198803 1 001


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar Dan Menekan Biaya Petikemas<br />

ABSTRAK<br />

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tercapainya kE.aeimbangan<br />

<strong>kapasitas</strong> <strong>fasilitas</strong> sesuai dengan era perkembangan teknologi dalam proses<br />

bongkar muat petikemas di pelabuhan atau pengguna jasa angkutan<br />

petikemas, sehingga arus petikemas dari dan ke pelabuhan menjadi lancar,<br />

yang <strong>pada</strong> gilirannya akan mene.kan biaya dan waktu. Metoda yang<br />

digunakan adalah pendekatan balancing capacity, dengan mengukur lama<br />

waktu siklus masing-masing alat yang digunakan untuk kegiatan bongkar<br />

atau muat peti kemas <strong>pada</strong> suatu pelabuhan. Obyek survey yang diamati,<br />

antara lain adalah Pelabuhan Belawan Medan, Tanjung Priok Jakarta,<br />

Tanjung Emas Semarang, Tanjung Perak Surabaya, dan Pelabuhan<br />

Makassar di Ujung Pandang. Dari hasil analisis ini, dapat direkomendasikan<br />

bahwa <strong>pada</strong> Pelabuhan Belawan Medan hanya perlu penambahan HT<br />

sebanyak 1 unit saja dari yang sudah ada jika waktu siklus CC bergerak dari<br />

3,00 sampai dengan 2,70 menit, atau cukup 2 unit HT jika waktu siklus CC<br />

bergerak dari 2,60 menit sampai dengan 2,50 menit. Pada Pelabuhan<br />

Tanjung Priok Jakarta hanya perlu penambahan HT sebanyak 7 unit dari<br />

yang sudah ada jika waktu siklus CC 3,00 menit, dan penambahan 38 unit<br />

dari yang sudah ada jika waktu siklus CC 2,50 menit. Pada Pelabuhan<br />

Tanjung Emas Semarang tidak perlu penambahan HT jika waktu siklus CC<br />

3,00 men it atau 2,90 men it atau penambahan 6 unit dari yang sudah ada jika<br />

waktu siklus CC 2,50 menit. Pada Pelabuhan Tanjung Perak perlu<br />

penambahan 18 unit dari yang sudah ada jika waktu siklus CC 3,00 menit<br />

atau penambahan 34 unit HT dari yang sudah ada jika waktu siklus CC 2,50<br />

menit. Sedangkan <strong>pada</strong> Pelabuhan Makassar Ujung Pandang tidak perlu<br />

penambahan HT<br />

Kata .kunci : <strong>kapasitas</strong> <strong>fasilitas</strong>, petikemas, pelabuhan


Pene/itian Keseimbangan Kapasitas Fas1i11as Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar Dan Menekan Biaya Petikemas<br />

ABSTRACT<br />

This study aims is to determine t.'le achievement of capacity equilibrium of<br />

the facility in accordance with technology developments in the process of<br />

containers loading and unloading at the port or container transport se/1iice<br />

users, so the containers flow to and from the port to be smooth, which in tum<br />

will reduce the cost and time. The method used in this study is the approach<br />

of balancing capacity, by measuring the cycle time of each tool which used<br />

for loading or unloading of containerized cargo at a port. Conduct suNey to<br />

obseNed the objects, such as port of Belawan in Medan, Tanjung Priok in<br />

Jakarta, Tanjung Emas in Semarang, Tanjung Perak in Surabaya, and<br />

Makassar in Ujung Pandang Port. From the analysis of this study, it can be<br />

recommended that the Port of Belawan Medan just need to add 1 unit of HT<br />

from existing condition, if the CC cycle moves from 2. 70 to 3. 00 minutes, or<br />

add 2 units of HT if the CC cycle time move from 2. 60 minutes to 2. 50<br />

minutes. At the Port of Tanjung Priok in Jakarta only need addition of 7 units<br />

HT from existing ones if the CC cycle time 3. 00 minutes, and the addition of<br />

38 units of an existing one if the CC cycle time 2. 50 minutes. At the Port of<br />

Tanjung Emas, Semarang does not need the addition of HT if CC cycle time<br />

is 3. 00 minutes or 2. 90 minutes or add 6 units of an existing one if the CC<br />

cycle time 2.50 minutes. At the Port of Tanjung Perak need an additional18<br />

units of an existing one if the CC cycle time of 3. 00 minutes or additional 34<br />

units from the existing HT if CC cycle time 2. 50 minutes. While at the Port of<br />

Makassar Ujung Pandang does not need the addition of HT.<br />

Key words : facility capacity, container, port<br />

ii


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas ?ada Pe/abuhan Petikemas Da/am Upaya Memperlancar Dan Menekan Biaya Petikemas<br />

KATA PENGANTAR<br />

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke Hadirat Allah SWT, atas segala<br />

Rahmat dan Karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan <strong>penelitian</strong><br />

yang berjudul "Penelitian Keseimb~ngan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan<br />

Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas".<br />

Penelitian dilakukan dengan tujuan meningkatkan kinerja operasional<br />

pelabuhan secara menyeluruh dari sisi penyedia jasa atau sisi lain yang<br />

memberikan kepuasan pelanggan dalam kelancaran arus petikemas dan<br />

menekan biaya petikemas serta diharapkan dapat secara dini mempersiapkan<br />

serta mengantisipasi pola kecenderungan perdagangan jasa angkutan<br />

petikemas yang semakin menglobal dan meningkat dari tahun ke tahun.<br />

Akhir kata dengan rendah hati penulis berharap semoga <strong>penelitian</strong> ini<br />

dengan segala keterbatasannya dapat bermanfaat bagi semua pihak.<br />

Semoga kita semua tetap dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.<br />

Jakarta, Nopember 2010<br />

Tim Penyusun<br />

1. lr. Paulus Raga, Ms.Tr<br />

2. lr. Rachmad, Ms.Tr<br />

3. Drs. Bambang Sudaryono<br />

4. Rita, S.Sos<br />

.<br />

5. Listantari, SE, MM.Tr<br />

6. Dwi Widiyanti, SE, MM.Tr<br />

7. Tjetjep Haryadi, SE<br />

8. Ratih Libania, S.Psi<br />

9. Yulista Nita Atmaja, S.Si<br />

iii


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasr/uas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar Dan Menekan Biaya Petikemas<br />

DAFTAR lSI<br />

Halaman<br />

ABSTRAK ...........................................................................................<br />

ABSTRACT ........................................................................................ ii<br />

KA TA PENGANTAR ........... .......... .. .. ... .. .. .. .. .. ...... .. .. ... .. .. .. ... .. .. ... .. .. .. ..<br />

iii<br />

DAFTAR lSI ........................................................................................ iv<br />

DAFTAR GAMBAR ............................................................................. vi<br />

DAFTAR T ABEL ........... .. .. .. .. .. ... .. ..... ... .. .. .. .. .. .. ... ..... .. .. .. .. .. ... .. ... .. .. .. .. . vii<br />

BASI<br />

PENDAHULUAN<br />

I. 1. La tar Belakang .. .. .. .. ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... . 1-1<br />

1.2. Ruang Lingkup Penelitian ...... ...... ...... ...... ............ .......... 1-2<br />

1.3. Perumusan Masalah Penelitian .... ...... .. ....... ...... .. ... ....... 1-3<br />

1.4. Hasil Yang Diharapkan .................................................. 1-3<br />

1.5. Sistematika Penulisan ................................................... 1-3<br />

BAS II TINJAUAN PUSTAKA<br />

11.1. Pelabuhan ........................................................ ............. 11-1<br />

11.2. Fasilitas Pelabuhan .... .... ............................................... 11-1<br />

11.3. Terminal Petikemas ................... .............. ...................... 11-3<br />

11.4. Status Petikemas .......................................................... 11-4<br />

11.5. Alur Petikemas .............................................................. 11-5<br />

11.6. Pergerakan Petikemas .................................................. 11-6<br />

11.7. Fasilitas dan Peralatan Bongkar Muat Petikemas ......... 11-7<br />

11.8. Penanganan Petikemas ................................................ 11-8<br />

11.9. Tarif Petikemas .................................................... ......... 11-9<br />

11.1 0. Biaya Petikemas di Petabuhan Indonesia .... ..·.. .... ......... 11-10<br />

BAS Ill TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN<br />

111.1. Tujuan Penelitian ................... ................ ... .. ................... 111-1<br />

111.2. Manfaat Penelitian ...... ...... ............................................. 111-1<br />

BAB IV METODOLOGI<br />

IV.1. Keseimbangan Supply dan Demand Transportasi .. .. .... .<br />

IV.2. Pola Pikir dan Tahapan Penyelesaian Masalah .............<br />

IV.3. Alur Pikir .........................................................................<br />

IV.4. Rancangan (Design) Penelitian .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... .. .. .. .. .. ..<br />

IV-3<br />

IV-4<br />

IV-7<br />

IV-8<br />

iY


Penelitian Keseimbangan Kapasaas Fasllaas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar Dan Menekan Biaya Petikemas<br />

IV.5. Model Analisis ............................................................ ...<br />

IV-11<br />

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN<br />

V.1. Pelabuhan Belawan Medan ........................................... V-1<br />

V.2. Pelabuhan Tanjung Priok .......................... ............ .. ...... V-15<br />

V.3. Pelabuhan Tanjung Emas Semarang............................. V-22<br />

V.4. Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.. .... .. .. .... .... .... .... .. .. V-24<br />

V.5. Pelabuhan Makassar...................................................... V-33<br />

V.6. Kebutuhan Komposisi Alat Bongkar Muat Petikemas<br />

di Pelabuhan Belawan Medan............ ........................... V-44<br />

V.7. Kebutuhan Komposisi Alat Bongkar Muat Petikemas<br />

di Pelabuhan Tanjung Priok Serna rang.......................... V-48<br />

V.8. Kebutuhan Komposisi Alat Bongkar Muat Petikemas<br />

di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang ......................... V-53<br />

V.9. Kebutuhan Komposisi Alat Bongkar Muat Petikemas<br />

di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya .......................... V-58<br />

V.1 0. Kebutuhan Komposisi Alat Bongkar Muat Petikemas<br />

di Pelabuhan Makassar Ujung Pandang .... .. .................. V-63<br />

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN<br />

Vl.1. Kesimpulan .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..<br />

Vl.2. Saran .............................................................................<br />

Vl-1<br />

VI-4<br />

DAFTAR PUSTAKA<br />

'-...<br />

\'


Penelitian Kese1mbangan K•<br />

Fc:nluas Pada Pelabuhan ?etikemas Dalam Upaya Memperlancar Dan Menekan Biaya Petikemas<br />

DAFTAR GAMBAR<br />

Halaman<br />

1. Gambar 11.1 . Kombinasi Moda Angkutan Petikemas .................. 11-5<br />

2. Gambar IV.1. Hubungan Diat:~tara arus Bongkar Muat, Volume<br />

Petikemas, Kapasitas Petikemas dan Headway Waktu,<br />

Untuk Satu Arah ................. ......... .. ............................................. IV-2<br />

3. Gambar IV.2. Keseimbangan dari Supplay dan Kebutuhan........ V-4<br />

4. Gambar IV.3. Arus Keseimbangan Dengan Tingkat Biaya<br />

Pemakai Pad a Sebuah Sarana Transportasi ... ...... ................. .. . IV-4<br />

5. Gambar IV.4. Pola Pikir ....... ..... .. ........................................ ........ IV-6<br />

6. Gambar IV.5. Alur Pikir Penelitian ....... .... ....... ............................ IV-7<br />

7. Gambar IV.6. Rancangan (Design) Penelitian ........ ... .... ............ IV-9<br />

8. Gam bar V.1. Pelabuhan Belawan ......... ............. .. ....... .. .. ... .... .... V-2<br />

9. Gambar V.2. Tata Letak Pelabuhan Belawan ............................ . V-3<br />

10. Gambar V.3. Alur Pelayaran di Pelabuhan Belawan .. .... .......... .. V-5<br />

11. Gambar V.4. Salah Satu Sudut Kota Medan............................... V-10<br />

12. Gambar V.5. Pelabuhan Tanjung Prick......... ..... ......................... V-15<br />

13. Gambar V.6. Aktivitas Pelabuhan Tanjung Prick........................ V-16<br />

14. Gambar V.7. Hinterland Pelabuhan Tanjung Prick...... ............... V-17<br />

15. Gambar V.8 Layout Pelabuhan Tanjung Prick....... .................. ... V-17<br />

16. Gambar V.9. DLKP/DLKR Pelabuhan Tanjung Perak Suarabaya V-25<br />

17. Gam bar V.1 0. Situasi (Layout) Rencana Pengembangan<br />

Pelabuhan Tanjung Perak........................................................... V-26<br />

18. Gam bar V.11. Denah Fasilitas Pelabuhan yang Ada Saat ini.......... V-26<br />

19. GambarV.12. Alur Pelayaran Pelabuhan Tanjung Perak......... ....... V-27<br />

20. Gam bar V.13. Pelabuhan Makassar ................................................. V-35<br />

21. Gambar V.14. Layout Pangkalan Soekarno-Hatta .......•... 1. .............. V-36<br />

\'i


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Faslluas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar Dan Menekan Biaya Petikemas<br />

DAFTAR TABEL<br />

Halaman<br />

1. Tabel V.1. Fasilitas Dermaga Pelabuhan Belawan .................... V-4<br />

2. Tabel V.2. Gudang dan Lap~ngan Penumpukan Pelabuhan<br />

Belawan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . ... ..... .. . . .. . . . .. .. . . . . .. . . . ...... V-2<br />

3. Tabel V.3. Peralatan Pelabuhan Belawan.................. ..... ..... ....... V-6<br />

4. Tabel V.4. Data Kunjungan Kapal di Pelabuhan Belawan .. ........ V-7<br />

5. Tabel V.5. Data Kinerja Pelayanan Kapal di Pelabuhan Belawan V-8<br />

6. Tabel V.6. Data Volume Ekspor lmpor dan Bongkar Muat di<br />

Pelabuhan Belawan . .. . . . . . . . . . . . . . . . . ... .. . . . .. ..... .. . . . . . .. . . . . . . ... . . ... . . .. . .. .. .. V-8<br />

7. Tabel V.7. Data Utilisasi Pelabuhan Belawan ............................. V-9<br />

8. Tabel V.8. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan,Tahun 2005-<br />

2007........ .............................................. ...................................... V-12<br />

9. Tabel V.9. Dermaga Pelabuhan Tanjung Prick........ .. ................. V-18<br />

10. Tabel V.10. Peralatan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Prick V-19<br />

11 . Tabel V.11 . Data Kunjungan Kapal di Pelabuhan Tanjung Prick V-20<br />

12. Tabel V.12. Data Kinerja Pelabuhan Tanjung Prick.................... V-20<br />

13. Tabel V.13. Data Ekspor lmpor dan Bongkar Muat Barang di<br />

Pelabuhan Tanjung Prick................ ........................................... . V-20<br />

14. Tabel V.14. Data Utilisasi Pelabuhan Tanjung Prick................... V-21<br />

15. Tabel V.15. PDRB Kota Jakarta Utara (dalam Juta Rupiah)....... V-22<br />

16. Tabel V.16. Data Fasilitas Pemanduan Pelabuhan Tanjung Perak V-27<br />

17. Tabel V.17. Data Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Perak V-28<br />

18. Tabel V.18. Data Kapasitas Terminal Penumpang Pelabuhan<br />

Tanjung Perak ..... ... .. ............... ............ ............. .. ... .. ... .. ......... .. ... . V-28<br />

.<br />

19. Tabel V.19.Data Terminal Konvensional Pelabuhan Tanjung "- .<br />

Perak ... ........ ............ .. ..... ........................................... .. ~ ..... ....... .. V-29<br />

20. Tabel V.20. Data Fasilitas dan Peralatan Terminal Peti<br />

Kemas Pelabuhan Tanjung Perak ............................................. .. V-30<br />

21 . Tabel V.21 . Data Kunjungan Kapal di Pelabuhan Tanjung Perak V-31<br />

22 . Tabel V.22. Data Kinerja P.elabuhan Tanjung Perak .................. . V-31<br />

23. Tabel V.23. Ekspor lmpor dan Bongkar Barang di Pelabuhan<br />

Tanjung Perak .... ..... .................. .................... .. ........................... . V-32<br />

24. Tabel V.24. Data Utilisasi Pelabuhan Tanjung Perak .. ............ .. .. V-32<br />

25. Tabel V.25. PDRB Kota Surabaya Tahun 2003 -2008 .... ........... . V-33<br />

vii


Pene/itian Keseimbangan Kapasitas Fasilltas ?ada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar Dan Menekan Biaya Petikemas<br />

26. Tabel V.26. Fungsi dan Ukuran Dermaga di Pelabuan Makassar V-36<br />

27. Tabel V.27. Klasifikasi Dermaga di Pelabuhan Makassar........... V-37<br />

28. Tabel V.28. Gudang di Pelabuhan Makassar.............................. V-38<br />

29. Tabel V.29. Lapangan Peumpukan di Pelabuhan Makassar ...... V-39<br />

30. Tabel V-30. Kondisi Lapangan Penumpukan di Pelabuhan<br />

Makassar . . . . .. . .. . . . . . .. . . . . ..... ....... ..... ... .. . . . . ... . .. . ... . . . .... ... ...... .. ... . . ..... V-40<br />

31. Tabel V.31. Kunjungan Kapal di Pelabuhan Makassar............... V-41<br />

32. Tabel V.32. Kinerja Pelabuhan Makassar ................................... V-41<br />

33. Tabel V.33. Kinerja lmpor dan Bongkar Muat di Pelabuhan<br />

Makassar . . ..... .. . .. . .... ... ..... ... . ..... ...... .... ....... . .. ... ......... ..... ... ..... .. . .. V-42<br />

34. Tabel V.34. Utilisasi Pelabuhan Makassar.................................. V-42<br />

35. Tabel V.35. PDRB Kota Makassar Atas Dasar Harga Berlaku<br />

(dalam Juta Rupiah).................................................................... V-43<br />

36. Tabel V.36. Data Dasar Analisis Kebutuhan Komposisi Alat<br />

Bongkar Muat Peti Kern as di Pelabuhan Belawan Medan.. ... ..... V-44<br />

37. Tabel V.37. Hasil Perhitungan Simulasi Kebutuhan Komposisi<br />

Alat Bongkar Muat Peti Kern as di Pelabuhan Belawan Medan ... V-46<br />

38. Tabel V.38. Data Dasar Analisis Kebutuhan Komposisi Alat<br />

Bongkar Muat Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. V-48<br />

39. Tabel V.39. Hasil Perhitungan Simulasi Kebutuhan Komposisi<br />

Alat Bongkar Muat Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok ...... V-51<br />

40. Tabel V.40. Data Dasar Analisis Kebutuhan Komposisi Alat<br />

Bongkar Muat Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Emas<br />

Serna rang ... . .. ..... ... . ..... ........ ... .. . . . ... .. .. ... .. ...... ... .... ..... .. . . .... .... .. . . . V-53<br />

41. Tabel V.41. Hasil Perhitungan Simulasi Kebutuhan Komposisi<br />

Alat Bongkar Muat Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Mas<br />

Semarang . . . . .. . .. . . .. . . .. . . . . ........ ........ ......... .. . . . . . . .. . . .. . . .. . ..... ... ... . . . .. .. . V-56<br />

42. Tabel V.42. Data Dasar Analisis Kebutuhan Komposisi Alat<br />

'<br />

Bongkar Muat Peti Kern as di Pelabuhan Perak Surabaya ·.......... V-58<br />

. '<br />

43. Tabel V.43. Hasil Perhitungan Simulasi Kebutuhan Komposisi<br />

Alat Bongkar Muat Peti Kemas di Pelabuhan Perak Surabaya.. . V-61<br />

44. Tabel V.44. Data Dasar Analisis Kebutuhan Komposisi Alat<br />

Bongkar Muat Peti Kemas di_ Pelabuhan Makassar Ujung<br />

Pandang...................................................................................... V-63<br />

45. Tabel V.45. Hasil Perhitungan Simulasi Kebutuhan Komposisi<br />

Alat Bongkar Muat Peti Kemas di Pelabuhan Makassar Ujung<br />

Pandang............................. ............................ ... .. ....... ..... .. .......... V-65<br />

yjjj


Penelitian Keseimbangan Kapas1tas Fasliitas Pada Pe/abuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

BASI<br />

PENDAHULUAN<br />

1.1. Latar Belakang<br />

Sistem container (petikemas) yang mulai diperkenalkan <strong>pada</strong> pertengahan<br />

tahun 1960 secara revolusioner telah menimbulkan cara baru dalam sistem<br />

pengepakan dan bongkar muat dibidang transportasi laut dan berkembang<br />

sangat cepat sejak tahun 1970. Perusahaan pelayaran di negara maju<br />

seperti: USA, Eropa, Jepang dan Australia memegang peranan penting<br />

dalam perkembangan sistem yang relatif baru tersebut. Sistem kontainerisasi<br />

(petikemas) kemudian berkembang dalam Trade Service Intra Europe, Intra<br />

Asia dan antar negara maju dengan negara berkembang. Di Indonesia<br />

angkutan petikemas mulai berkembang <strong>pada</strong> awal tahun 1980, dengan mulai<br />

dioperasikan kapal-kapal semi dan full container oleh PT. (Persero) Djakarta<br />

Loyd dengan tujuan Eropa dan USA.<br />

Perkembangan jasa angkutan petikemas yang diakui mempunyai kelebihan<br />

dari sisi keamanan dan keselamatan, kemudahan dalam pelayanan bongkar<br />

muat, serta dapat cepat sampai tujuan dengan kondisi kualitas kemasan<br />

barang yang diangkut masih relatif terjaga dengan baik, namun belum<br />

dibarengi dengan pelayanan petikemas yang berkualitas. Hal ini<br />

menyebabkan kelebihan <strong>pada</strong> sistem kontainerisasi (petikemas) akan<br />

berkurang, yang secara otomatis berakibat <strong>pada</strong> kinerja pelayanan sistem<br />

kontainer (petikemas).<br />

Oleh karena itu pemerintah dan operator layak memberikan pelayanan jasa<br />

kepelabuhan untul


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pe/abuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

2. Mendorong terwujudnya terminal pelabuhan sebagai titik perpindahan antar<br />

moda yang efisien;<br />

3. Menjamin dan medorong penggunaan prasarana dan sarana pelabuhan<br />

yang maksimal dan efektif, dengan mempertimbangkan kepentingan dan<br />

kelangsungan pengolahan pelabuhan, mitra usaha dan kepentingan<br />

pemakaian jasa pelabuhan;<br />

4. Penyelenggaraan pelabuhan dilaksanakan dengan manajemen<br />

profesional;<br />

5. Perkembangan peran dan fungsi pelabuhan dari terminal point kearah<br />

distribusi yang lebih luas agar bisa menjaga <strong>keseimbangan</strong> <strong>kapasitas</strong><br />

pelabuhan seiring meningkatnya permintaan angkutan petikemas.<br />

Berdasarkan hal tersebut, perlu suatu <strong>keseimbangan</strong> <strong>kapasitas</strong> <strong>fasilitas</strong> <strong>pada</strong><br />

pelabuhan petikemas dalam upaya memperlancar dan menekan biaya<br />

petikemas, dilihat dari sisi internal pelabuhan yang ada di Indonesia yang<br />

bertujuan meningkatkan kinerja operasional pelabuhan secara menyeluruh<br />

dari sisi penyedia jasa atau sisi lain yang memberikan kepuasan pelanggan<br />

dalam kelancaran arus petikemas dan menekan biaya petikemas. Selain itu<br />

diharapkan dapat secara dini mempersiapkan serta mengantisipasi pola<br />

kecenderungan perdagangan jasa angkutan petikemas yang semakin<br />

mengglobal dan meningkat dari tahun ketahunnya.<br />

Perkembangan bongkar muat petikemas tiap pelabuhan mengalami<br />

pertumbuhan yang tidak sama tergantung pertumbuhan industri manufaktur<br />

yang menghasilkan barang yang dapat dimuat kedalam petikemas<br />

dipelabuhan masing-masing. Arus petikemas lengkap dengan peralatan<br />

penanganan angkutannya. Karena investasi untuk terminal petikemas<br />

sederhana dengan dermaga lengkap dengan peralatan bongkar muat<br />

petikemas guay crane dan alat lainnya, cukup mahal. Qleh sebab itu<br />

dibutuhkan potensi arus petikemas dengan kecenderungan' perkembangan<br />

yang cukup menjanjikan, agar dimungkinkan untuk pengadaan terminal<br />

petikemas yang lengkap.<br />

1.2. Ruang Lingkup Penelitian.<br />

Penelitian ini dilakukan dengan meliputi ruang lingkup yang dimulai dari:<br />

1. Pelayanan Kapal Tunda terhadap kapal peti kemas mulai dari tempat<br />

kapal berlabuh sampai dengan kapal ditambatkan di dermaga.<br />

1-2


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasliuas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Pelikemas<br />

2. Pelayanan bongkar muat peti kemas dari dan ke kapal di dermaga dan<br />

selanjutnya ke dan dari lapangan penumpukan (Container Yard).<br />

3. Pelayanan pengangkutan dengan trailer dari lapangan penumpukan<br />

(Container Yard) ke depo peti kemas di luar pelabuhan.<br />

4. Semua tahapan yang dilakukan di atas dihitung waktu yang diperlukan,<br />

<strong>fasilitas</strong> yang tersedia dan biaya yang harus dikeluarkan baik oleh<br />

operator pelayaran, operator pelabuhan dan pengguna jasa dengan<br />

menggunakan model analisis antrian, biaya dan <strong>keseimbangan</strong> antara<br />

<strong>kapasitas</strong> <strong>fasilitas</strong> yang akan direkomendasikan.<br />

1.3. Perumusan Masalah Penelitian<br />

Perumusan masalah dalam <strong>penelitian</strong> ini adalah sebagai berikut:<br />

1. Pelabuhan Utama Indonesia menempati urutan nomor enam paling<br />

tidak efisien dibandingkan dengan pelabuhan Negara dikawasan<br />

ASEAN, karena biaya yang dikeluarkan pengguna jasa cukup tinggi<br />

karena pungutan yang tidak resmi.<br />

2. Kecenderungan saat ini di dunia pelayaran adalah dituntutnya<br />

pelayanan yang cepat, aman serta terjangkau dengan penggunaan<br />

petikemas (era kontainerisasi). Pelayanan pelabuhan masa depan<br />

adalah bentuk yang predicted dan time sentive.<br />

3. Fenomena tersebut harus dapat dipersiapkan khususnya oleh<br />

pelabuhan petikemas di Indonesia, dan harus ada standar pelayanan<br />

yang baku yang dapat disepakati oleh shipper maupun operator pelabuhan.<br />

1.4. Hasil Yang Diharapkan<br />

Hasil yang diharapkan dari studi ini adalah dapat tercapainya <strong>keseimbangan</strong><br />

<strong>kapasitas</strong> <strong>fasilitas</strong> sesuai dengan era perkembangan teknol~gi dalam proses<br />

bongkar muat peti kemas di pelabuhan atau pengguna jasa angkutan<br />

petikemas, sehingga arus petikemas dari dan ke pelabuhan menjadi lancar,<br />

serta dapat menekan biaya dan waktu.<br />

1.5. Sistematika Penulisan<br />

Sistematika penulisan Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada<br />

Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memperlancar Dan Menekan Biaya<br />

Petikemas adalah sebagai berikut:<br />

1-3


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fas1iltas Pada Pe/abuhan Petikemas Da/am Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

Bab I Pendahuluan<br />

Berisi latar belakang, ruang lingkup, hasil yang diharapkan serta sistematika<br />

penulisan.<br />

Bab II Tinjauan Pustaka<br />

Bab ini membahas beberapa pustaka da~~teori yang digunakan sebagai<br />

dasar penulisan makalah ini. ........<br />

Bab Ill Tujuan dan Manfaat<br />

Bab ini membahas tentang tujuan dan manfaat dari hasil <strong>penelitian</strong> terhadap<br />

pihak regulator, operator dan user.<br />

Bab IV Metodologi<br />

Bab ini membahas metode, alat analisis yang digunakan serta pola pikir dan<br />

tahapan penyelesaian masalah.<br />

Bab V Hasil dan Pembahasan<br />

Bab ini membahas tentang analisis dan evaluasi dari hasil pengumpulan dan<br />

pengolahan data informasi primer dan sekunder yang telah dilakukan<br />

sebelumnya.<br />

Bab VI Kesimpulan dan Saran<br />

Bab ini membahas perumusan kesimpulan dan saran dari hasil dan<br />

pembahasan yang telah dilakukan sebelumnya serta merumuskan<br />

l}/~si<br />

')J,(<br />

dan user.<br />

Daftar Pustaka<br />

apa yang perlu di sampaikan <strong>pada</strong> pihak regulator, operator<br />

Merupakan daftar dari acuan/referensi yang digunakan dalam pelaksanaan<br />

<strong>penelitian</strong>.<br />

'-..<br />

1-4


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pe/abuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

BAB II<br />

TINJAUAN PUSTAKA<br />

11.1. Pelabuhan<br />

Pelabuhan berasal dari kata port dan harbour, namun pengertiannya tidak<br />

dapat sepenuhnya diadopsi secara harafiah. Harbour adalah sebagian<br />

perairan yang terlindung dari badai, aman dan baik/cocok untuk akomodasi<br />

kapal-kapal untuk ber.lindung, mengisi bahan bakar, persediaan, perbaikan<br />

dan bongkar muat barang. Port adalah harbour yang terlindung, dengan<br />

<strong>fasilitas</strong> terminal laut, yang terdiri dari tambatan/ dermaga untuk bongkar muat<br />

barang dari kapal, gudang, transit dan penumpukan lainnya untuk<br />

menyimpan barang dalam jangka pendek ataupun jangka panjang<br />

(Triatmodjo, 2003).<br />

Menurut PP Nomor 69 Tahun 2001 tentang Kepelabuhanan, pelabuhan<br />

adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya dengan<br />

batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegiatan<br />

ekonomi. Secara umum, pelabuhan dapat didefinisikan sebagai wilayah<br />

perairan yang terlindung, baik secara alamiah maupun buatan, yang dapat<br />

digunakan untuk berlindung kapal, sebagai tempat untuk melakukan aktivitas<br />

bongkar muat baik barang, manusia ataupun hewan serta dilengkapi dengan<br />

<strong>fasilitas</strong> terminal yang terdiri dari tambatan, gudang dan tempat penumpukan<br />

lainnya. Pelabuhan berperan sebagai pintu gerbang komersial suatu<br />

daerah/negara, titik peralihan darat dan laut serta sebagai tempat<br />

penampungan dan distribusi barang (Pelabuhan, 2000).<br />

IL2. Fasilitas Pelabuhan .<br />

""-·<br />

Pelabuhan adalah suatu kawasan yang mempunyai beberaf'a'<strong>fasilitas</strong> untuk<br />

menunjang kegiatan operasional. Fasilitas-<strong>fasilitas</strong> tersebut ditujukan untuk<br />

melancarkan kegiatan usaha di pelabuhan. Fasilitas pelabuhan dibagi<br />

menjad 2 (dua) bagian, yaitu <strong>fasilitas</strong> pokok dan <strong>fasilitas</strong> penunjang.<br />

Pembagian ini dibuat berdasarkan kepentingannya terhadap kegiatan<br />

pelabuhan itu sendiri.<br />

Il-l


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasliuas Pada Pe/abuhan Pelikemas Da/am Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

Secara umum <strong>fasilitas</strong> pokoklutama yang harus dipunyai pelabuhan terdiri<br />

dari:<br />

1. Fasilitas tambatan. Jumlah tambatan pelabuhan/terminal yang<br />

dibutuhkan untuk menangani volume barang yang melalui pelabuhan<br />

Sangat bervariasi, tergantung dari kondisi/sifat pelabuhan, jenis/<br />

kemasan barang dan <strong>fasilitas</strong> la·innya yang terkait.<br />

2. Fasilitas Penumpukan dan Penyimpanan dalam rangka menunjang<br />

fungsinya sebagai tempat transit dan distribusi, pelabuhan memerlukan<br />

tempat penumpukan/penyimpanan barang, baik yang terbuka atau<br />

tertutup. Gudang atau lapangan transit biasanya letaknya dekat dengan<br />

tambatan, sedangkan gudang atau lapangan penumpukan lokasinya<br />

jauh ke arah sisi darat.<br />

3. Fasilitas tambatan direncanakan dan dirancang sesuai dengan<br />

keperluan dan fungsinya yang dapat dibedakan prinsipnya menurut tata<br />

letaknya terhadap garis pantai dan sistim kerja strukturnya. Sedangkan<br />

<strong>fasilitas</strong>/perlengkapan penunjang lainnya adalah:<br />

a. Border, untuk bertambat<br />

b. Tangga (ladders), diletakkan di sisi muka tambatan tiap jarak 50 m<br />

c. Penerangan<br />

d. lnstalasi air dan bunker<br />

e. lnstalasi telpon<br />

f. Rei untuk tambatan tertentu dilengkapi dengan rei untuk crane.<br />

4. Fasilitas penumpukan di pelabuhan tergantung dari jenis dan kemasan<br />

barang serta sifat barang yang akan ditangani <strong>pada</strong> areal penumpukan.<br />

Secara umum <strong>fasilitas</strong> penumpukan di pelabuhan dapat berupa:<br />

a. Gudang transit/gudang<br />

b. Lapangan penumpukan<br />

c. Tanki timbun<br />

d. Silo.<br />

11-2


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasiluas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

11.3. Terminal Petikemas<br />

Terminal petikemas adalah terminal dilengkapi sekurang-kurangnya dengan<br />

<strong>fasilitas</strong> berupa tambatan, dermaga, lapangan penumpukan (container yard),<br />

serta peralatan yang layak untuk melayani kegiatan bongkar muat petikemas.<br />

Terminal Petikemas terdiri dari:<br />

1. Unit Terminal Petikemas (UPTK)<br />

UPTK adalah terminal di pelabuhan yang khusus melayani petikemas<br />

dengan sebuah lapangan (yard) yang luas dan diperkeras untuk<br />

bongkar/muat dan menumpuk petikemas yang dibongkar atau yang<br />

akan dimuat ke kapal, maka bongkar muat di lakukan dengan gantry<br />

crane, yaitu derek darat yang hanya dapat digunakan untuk<br />

membongkar dan memuat petikemas dengan <strong>kapasitas</strong> lebih kurang 50<br />

ton.<br />

Di UPTK juga terdapat lapangan penimbunan untuk stacking container.<br />

Peralatan yang digunakan untuk memindahkan dan menimbun<br />

petikemas adalah top loader, straddler, dan transtainer. Sedangkan alat<br />

untuk pengangkutan adalah chassis dan prime mover.<br />

2. Container Yard<br />

Container Yard adalah di daerah pelabuhan yang digunakan untuk<br />

menimbun petikemas FCL yang akan dimuat, atau dibongkar dari<br />

kapal.<br />

3. Container Freight station (CFS)<br />

Container freight station adalah kawasan yang . d(gunakan untuk<br />

menimbun petikemas LCL, melaksanakan stuffinglunstuffing, dan untuk<br />

menimbun break-bulk cargo yang akan di-stuffing ke petikemas atau diunstuffing<br />

dari petikemas<br />

4. Inland Container Depo (lCD)<br />

Inland container depo adalah kawasan di pedalaman atau di luar<br />

daerah pelabuhan yang berada dibawah kawasan Bea dan Cukai yang<br />

II-3


Pene/itian Keseimbangan Kapasitas Fast/lias Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

digunakan untuk menimbun petikemas FCL yang akan digunakan untuk<br />

menimbun petikemas FCL yang akan diserahkan ke<strong>pada</strong> consignee<br />

atau diterima dari shipper.<br />

11.4. Status Petikemas<br />

Dalam pengangkutan petikemas dari suatu negara ke negara lainnya,<br />

petikemas mempunyai 2 status, yaitu:<br />

1. Full Container Load (FCL)<br />

Ciri-cirinya adalah:<br />

a. Berisi muatan dari satu shipper dan dikirim untuk satu consignee.<br />

b. Petikemas diisi (stuffing) oleh shipper (shipper load and count)<br />

dan petikemas yang sudah diisi diserahkan di container yard (CY)<br />

pelabuhan muat.<br />

c. Di pelabuhan bongkar, petikemas diambil oleh consignee di CY<br />

dan di-unstuffing oleh consignee.<br />

d. Perusahaan pelayaran tidak bertanggung jawab atas kerusakan dan<br />

kehilangan barang yang ada dalam petikemas.<br />

Pelayaran menyewakan petikemas untuk menghindari pemakaian dana<br />

yang besar bagi pemakai petikemas dan untuk menghindari petikemas<br />

yang menganggur (idle) waktu cargo movement menurun. Kebutuhan<br />

akan petikemas dapat dipenuhi secara regional maupun musiman.<br />

2. Less than Container Load (LCL)<br />

·ciri-cirinya adalah: "·<br />

a. Petikemas berisi muatan dari beberapa shipper dan ditujukan<br />

untuk beberapa consignee.<br />

b. Muatan diterima dalam keadaan breakbulk dan diisi (stuffing) di<br />

container freight station (CFS) oleh perusahaan pelayaran.<br />

c. Di pelabuhan bongkar, petikemas di-unstuffing di CFS oleh<br />

perusahaan pelayaran dan diserahkan ke<strong>pada</strong> beberapa<br />

consignee dalam keadaan breakbulk.<br />

II-4


.<br />

Penelitian Keseimbangan Kapasitas FasiliJas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

d. Perusahaan pelayaran bertanggung jawab atas kerusakan dan<br />

kehilangan barang yang diangkut dalam petikemas.<br />

Dalam moda angkutan petikemas, terdapat beberapa kombinasi seperti<br />

yang tersaji <strong>pada</strong> gambar berikut.<br />

FCULCL<br />

~·-·-tiP z.<br />

CY<br />

LCUFCL<br />

CFS<br />

moda e·<br />

r---------~~-~------~<br />

Angkutan . . . . - Consignee,<br />

LCULCL<br />

c;v<br />

-~<br />

CFS<br />

Shipper:---_ moda - Conslor-<br />

Shipper ~-·..:.---CD ,.J- "~<br />

CFS<br />

FCUFCL<br />

Shipper<br />

-Consignee<br />

11.5. Alur Petikemas<br />

CY<br />

Gambar 11.1. Kombinasi Moda Angkutan Petikemas<br />

"'-..<br />

Alur dari perjalanan petikemas dapat berbentuk:<br />

1. FCLIFCL (House to House)<br />

Perusahaan pelayaran bertanggung jawab hingga container yard di<br />

pelabuhan. Kewajiban dari shipper di pelabuhan muat adalah<br />

mengambil (pick-up) petikemas kosong, stuffing dan haulage container<br />

yang sudah berisi ke CY di pelabuhan. Kewajiban dari consignee di<br />

pelabuhan bongkar adalah mengambil petikemas dari CY di pelabuhan,<br />

haulage dan unstuffing di tempatnya atau di CFS dan<br />

CY<br />

Il-5


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Faszluas Pada Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

2. LCULCL (Pier to Pier)<br />

Perusahaan pelayaran bertanggung jawab sejak barang diterima dari<br />

shipper di CFS di pelabuhan muat sampai barang diserahkan ke<br />

consignee di CFS dari pelabuhan bongkar.<br />

Terdapat beberapa kombinasi dari FCL dan LCL dari pengiriman dan<br />

penerimaan barang seperti FCULCL atau sebaliknya LCU FCL.<br />

11.6. Pergerakan Petikemas<br />

Pergerakan petikemas adalah aktivitas memindahkan petikemas dari satu<br />

tempat ke tempat lainnya.<br />

Dalam pergerakan petikemas, aktivitas tersebut terdiri dari:<br />

1. Haulage Container<br />

Haulage containerterbagi menjadi:<br />

a. Carrier haulage, yakni memindahkan petikemas dari CY di<br />

pelabuhan ke tempat consignee premises yang dilakukan oleh<br />

carrier atas beban pemilik barang.<br />

b. Merchant haulage, yakni pemindahan (haulage) yang dilakukan<br />

pemilik barang.<br />

2. Repositioning Empty (MT) Container<br />

MT container merupakan aktivitas yang terdiri dari:<br />

a. Mengambil MT dari depo (pick-up) untuk selanjutnya diisi muatan<br />

b. Menyerahkan MT ke depo (drop offi setelah dipakai.<br />

c. Mengembalikan MT ke tempat asal atau tempat lain.<br />

"-..<br />

3. Loused Container<br />

Pelayaran menyewa petikemas untuk menghindari pemakaian dana<br />

yang<br />

besar bagi pemakaian petikemas dan untuk menghindari<br />

petikemas yang menganggur (idle) waktu cargo-movement menurun.<br />

Selain itu, kebutuhan akan. petikemas dapat dipenuhi secara regional<br />

maupun musiman.<br />

II-6


Pene/itian Keseimbangan Kapasitas Fasilltas Pada Pe/abuhan Pelikemas Da/am Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

11.7. Fasilitas dan Peralatan Bongkar Muat Peti Kemas<br />

Menurut Triatmodjo (2003), proses bongkar muat peti kemas membutuhkan<br />

beberapa <strong>fasilitas</strong> sebagai berikut:<br />

1. Dermaga, yaitu tambatan yang diperlukan untuk sandar kapal.<br />

Mengingat kapal peti kemas berukuran besar, maka dermaga harus<br />

cukup panjang dan dalam dengan panjang antara 250 - 350 meter,<br />

sedangkan kedalamannya berukuran 12-15 meter, tergantung dari tipe<br />

kapal.<br />

2. Apron, yaitu daerah diantara tempat penyandaran kapal dengan<br />

Marshaling Yard, dengan Iebar sekitar 30-50 meter. Pada apron ini<br />

ditempatkan berbagai peralatan bongkar muat peti kemas seperti<br />

gantry crane, rei-rei kereta api dan jalan trukltrailer.<br />

3. Marshaling yard (lapangan penumpukan sementara) digunakan untuk<br />

menempatkan secara sementara peti kemas yang akan dimuat ke<br />

kapal. Luas lapangan kurang lebih 20-30% container yard.<br />

4. Container yard adalah lapangan penumpukan peti kemas yang berisi<br />

muatan Full Container Load (FCL) dan peti kemas kosong yang akan<br />

dikapalkan. Cara penumpukan dapat mengurangi luas container yard.<br />

5. Container Freight Station (CFS) adalah gudang yang disediakan untuk<br />

barang-barang yang diangkut secara Jess than container load (LCL).<br />

6. Menara pengawas digunakan untuk melakukan pengawasan di semua<br />

tempat dan mengatur serta mengarahkan semua kegiatan di terminal.<br />

7. Bengkel pemeliharaan digunakan untuk memperbaiki peti kemas<br />

kosong yang akan dikembalikan.<br />

8. Fasilitas lain seperti sumber tenaga listrik untuk peti kemas khusus<br />

berpendingin, suplai bahan bakar, suplai air tawar, penerangan untuk<br />

pekerjaan <strong>pada</strong> malam hari dan keamanan, peralatan untuk<br />

membersihkan peti kemas kosong serta listrik tegangan tinggi untuk<br />

mengoperasikan kran.<br />

D-7


Penelitian Keseimbangan Kapasllas Fasliuas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

Peralatan bongkar muat petikemas antara lain sebagai berikut:<br />

1. Gantry crane yaitu kran peti kemas yang berada di dermaga untuk<br />

bongkar muat peti ~emas dari dan ke kapal container, yang dipasang di<br />

atas rei di sepanjang dermaga. Gantry crane juga disebut dengan<br />

container crane.<br />

2. Forklift adalah peralatan per)unjang <strong>pada</strong> terminal peti kemas untuk<br />

melakukan bongkar muat dalam tonase kecil, biasanya banyak<br />

digunakan pad a CFS serta kegiatan delivery atau interchange.<br />

3. Head truck atau chasis adalah trailer yang digunakan untuk mengangkut<br />

peti kemas dari dermaga ke lapangan penumpulan atau sebaliknya serta<br />

dari lapangan penumpukan peti kemas ke gudang CFS atau sebaliknya.<br />

4. Straddle carrier, digunakan untuk bongkar muat peti kemas ke/dari<br />

chasis dan dapat menumpuk sampai 3 tingkat.<br />

5. Side loader, digunakan untuk mengangkat peti kemas dan menumpuknya<br />

sampai tiga tingkat<br />

6. Transtainer, yaitu kran peti kemas yang berbentuk portal dan dapat<br />

berjalan <strong>pada</strong> rei atau mempunyai ban karet. Alat ini dapat menumpuk<br />

peti kemas sampai empat tingkat dan menempatkannya di atas<br />

gerbong kereta api atau chasis truk.<br />

11.8. Penanganan Petikemas<br />

Dalam hal menangani petikemas di lapangan atau di depo, hal yang harus<br />

diperhatikan adalah:<br />

1. Tempat penumpukan harus keras dan rata<br />

2. Cara menumpuk (stacking):<br />

a. petikemas 40 fit tidak boleh ditindih petikemas 20 fit;<br />

b. tidak boleh meletakkar. silang antara satu dan yang lainnya;<br />

c. antara sudut petikemas di atas dan di bawah harus saling beradu;<br />

d. Peralatan untuk menangani (handling) petikemas harus siap.<br />

'-...<br />

Dalam bongkar muat petikemas, kita harus mengetahui posisi petikemas<br />

yang akan dibongkar muat Apakah akan dibongkar muat di bay, row, atau<br />

tier.<br />

II-8


Penelitian K eseimbangan Kapasitas Faslittas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

1. Bay adalah pembagian kapal secara membujur dari haluan ke buritan<br />

dan mulai dari no. 1 dan seterusnya. Panjang bay adalah sama dengan<br />

panjang petikemas . Bay dengan nomor ganjil adalah untuk petikemas<br />

20 fit sedangkan nomor genap untuk petikemas 40 fit. Tidak semua bay<br />

bernomor genap dapat digunakan untuk petikemas 40 fit, hanya nomor<br />

genap yang berhimpitan yang dapat dipergunakan untuk 40 fit.<br />

2. Row adalah pembagian kapal secara melintang dari tengah ke kiri dan<br />

ke kanan. Contohnya dari tengah ke kiri row 02, 04, 06 dan seterusnya<br />

sedangkan dari tengah ke kanan row 01, 03, 05 dan seterusnya. Untuk<br />

centre line diberi nomo 00. Row dapat juga diberi nomor urut dari kiri<br />

ke kanan, seperti 01, 02, 03, 04 dan seterusnya. Lebar row adalah<br />

sama dengan Iebar petikemas.<br />

3. Tier adalah pembagian nomor susunan petikemas secara vertical.<br />

Untuk pembagian nomor dari tier dibagi dua bag ian yaitu:<br />

a. Petikemas yang dimuat dalam kapal diberi nomor genap,<br />

misalnya tier 02, 04, 06.<br />

b. Petikemas yang didapatkan di atas dek kapal diberi nomor genap<br />

dengan angka awal 8 ke atas, misalnya tier 82, 84, 86, 88.<br />

11.9. Tarif Petikemas<br />

Besarnya biaya untuk petikemas dapat dibagi dalam:<br />

1. Charges untuk inland haulage<br />

2. Terminal charges di pelabuhan muat dan pelabuhan bongkar<br />

Jika memuat petikemas ke dalam kapal, maka sebagai uang tambang<br />

(freight), petikemas dapat dikenakan tarif:<br />

1. Commodity Box Rate (CBR)<br />

".<br />

CBR merupakan tarif yang bulat untuk memuat petikemas dengan<br />

berbagai jenis barang tertentu. Besarnya CBR dihitung dari pemakaian<br />

rata-rata dari box petikemas, misalnya 13 ton untuk petikemas 20 ft.<br />

Bila shipper dapat memuat lebih banyak maka hal itu merupakan<br />

keuntungannya. Keuntungan untuk carrier adalah mempermudah<br />

perhitungan dan mengurangi biaya administrasi. Perusahaan pelayaran<br />

besar mengutamakan CBR untuk jenis pelayaran tertentu tetapi, CBR<br />

tidak menguntungkan perusahaan pelayaran kecil<br />

II-9


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Faslhras Pada Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

2. Freight All Kinds (FAK)<br />

FAK merupakan alternatif dari box rate dan berdasarkan prinsip bahwa<br />

jenis barang apa saja yang masuk ke dalam petikemas dikenakan<br />

freight yang sama. Jadi semua barang atau komoditas akan dikenakan<br />

tingkat tarif yang sama dan tidak memandang nilai dari komoditas<br />

dalam satu pelayaran.<br />

Dasar perhitungan FAK adalah tarif rata-rata dengan perhitungan total<br />

biaya yang dikeluarkan dibagi dengan jumlah petikemas yang ada.<br />

FAK rate dapat dimengerti karena besarnya didasarkan jumlah<br />

petikemas yang mengambil ruangan dalam kapal. Namun FAK tidak<br />

menguntungkan untuk shipper yang akan mengangkut komoditas<br />

dengan nilai rendah. Jika ada penawaran tarif FAK, harus ada<br />

pengertian antara shipper/carrier dalam batas pengaturan muatan.<br />

11.1 0. Biaya Petikemas di Pelabuhan Indonesia<br />

Petikemas, seperti juga barang atau muatan lainya, dikenakan biaya bila<br />

dibongkar dipelabuhan. Biaya tersebut dapat berupa jasa bongkar/muat, jasa<br />

penumpukan, dan lain sebagainya. Direksi PT pelabuhan Indonesia II telah<br />

membuat surat keputusan tentang tarif pelayanan jasa petikemas yang<br />

tertuang dalam Pedoman Jasa Bongkar Muat Petikemas terbaru<br />

No.HK.56/2/25/PI.II-02 Tanggal 128 Juni 2002 yang antara lain berisi di Bab<br />

II, Pasal 2 tentang Jasa Bongkar Muat Petikemas, yaitu:<br />

1. Tarif paket jasa bongkar muat petikemas dengan status FCL sudah<br />

termasuk jasa dermaga dikenakan atas rangkaian kegiatan :<br />

a. Membongkar petikemas isi atau kosong dari kapal, mengangkut,<br />

menurunkan langsung dan menyusun di lapangan penumpukan<br />

terminal peti!


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasill/as Pada Pelabuhan Petikemas Do/am Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

b. Memindahkan petikemas kosong dari lapangan penumpukan ke<br />

CFS, memindahkan dan menyusun barang dalam petikemas serta<br />

memindahkannya kelapangan penumpukan terminal petikemas<br />

dan selanjutnya mengangkat dan mengangkut petikemas tersebut<br />

ke dermaga serta memuat ke kapal.<br />

3. Untuk pembongkaran atau pemuatan petikemas kosong dikenakan tarif<br />

90% tarif FCL.<br />

4. Tarif petikemas di atas 40' dikenakan tambahan tarif sebesar 25% dari<br />

ukuran 40'.<br />

Dalam hal ini terjadi kerusakan crane dermaga, maka terhadap<br />

kegiatan jasa bongkar muat petikemas yang menggunakan kapal<br />

dikenakan tarif paket pelayanan jasa bongkar muat petikemas sebesar<br />

70% dari tarif paket pelayanan jasa bongkar muat petikemas<br />

menggunakan crane dermaga.<br />

II-11


Pene/itian Keseimbangan Kapasitas Fasduas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Bioyd!l!tikemas<br />

BAB Ill<br />

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN<br />

111.1. Tujuan Penelitian<br />

Tujuan dari "Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada<br />

Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar Dan Menekan •ya<br />

Petikemas" adalah menekan dan mengurangi biaya-biaya yang tidak ada<br />

dalam layanan terhadap bongkar dan muat di area pelabuhan petikema6.<br />

111.2. Manfaat Penelitian<br />

Manfaat <strong>penelitian</strong> dilihat dari sisi:<br />

1. Operator peti kemas, dapat memberikan layanan bongkar muat yang<br />

maksimal dengan biaya yang dikeluarkan tidak terlalu be~ar.<br />

2. Pemerintah sebagai regulator, dapat mendukung perintah dalam<br />

pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan pelayanan peti<br />

kern as.<br />

ill-1


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasliuas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

BABIV<br />

METODOLOGI<br />

Terdapat banyak cara dimana sistem transportasi dapat dioperasikan,<br />

bahkan dengan jaringan sarana tetap dan kendaraan atau peti kemas yang<br />

samapun, berbagai jenis rencana operasi yang memungkinkan biasanya<br />

dapat dilakukan. Walaupun biasanya sesuatu rencana operasi dikaitkan<br />

dengan teknologi tertentu, pemilihan rencana operasi merupakan aspek<br />

terpenting dari perencanaan dan pengaturan suatu sistem transportasi.<br />

Rencana operasi inilah, dalam hubungannya dengan jaringan kerja dan<br />

teknologi, yang merupakan aspek utama dalam menentukan <strong>kapasitas</strong>,<br />

tingkat pelayanan, dan karakteristik-karakteristik biaya suatu sistem transportasi.<br />

Dalam mengoperasikan sebuah sistem transpor untuk jenis tertentu,<br />

sejumlah besar hubungan harus berlaku secara ketat <strong>pada</strong> sistem ini supaya<br />

dapat berfungsi dengan baik. Salah satu yang fundamental ialah untuk<br />

<strong>kapasitas</strong> sistem dalam menggerakkan penumpang atau barang, rencana<br />

operasi dan karakteristik armada. Pada analisa garis tunggal, petikemas<br />

harus dioperasikan dari satu ujung garis ke ujung lainnya, dan kemudian<br />

kembali. Kendaraan akan beroperasi dengan headway waktu keberangkatan<br />

yang merata, dan semua petikemas mempunyai <strong>kapasitas</strong> yang tepat sama.<br />

Dalam kondisi ini hubungan untuk satu arah diantara <strong>kapasitas</strong> bongkar<br />

muat, headway waktu petikemas dan <strong>kapasitas</strong> bongkar muat adalah :<br />

Qc= Q =Qq<br />

hi<br />

Dimana:<br />

Oc = Kapasitas arus bongkar muat untuk satu arah<br />

Q = Kapasitas untuk setiap petikemas<br />

ht = Headway waktu bongkar muat (untuk satu arah)<br />

q = Volume bongkar muat untuk satu arah<br />

'-·<br />

Gambar IV.1 menjelaskan hubungan diantara <strong>kapasitas</strong> arus bongkar muat,<br />

volume bongkar muat, <strong>kapasitas</strong> petikemas dan headway waktu, untuk satu arah.<br />

Arus-arus ini dapat dihubungkan secara langsung dengan kebutuhan<br />

petikemas. Dengan menganggap bahwa semua bongkar muat petikemas<br />

IV-I


Penelitian Keseimbangan Kapasuas Fasliuas Pada Pe/abuhan Petikemas Da/am Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

membutuhkan waktu yang sama dalam perjalanan, diukur dengan<br />

keberangkatan dari suatu pelabuhan sampai keberangkatan yang berikutnya_<br />

dari pelabuhan tersebut. Hubungan ini adalah:<br />

n<br />

q=­ t<br />

qc = nQ<br />

t,<br />

Dimana:<br />

n = Jumlah petikemas<br />

tr = Siklus waktu atau waktu perjalanan pulang pergi.<br />

Ka.:>4!1·5itu .. J}(!'fiUnluunu qc.. "~Oi.trni)aii1U/illl1'1<br />

t (J ... ?.000 per,umpo"g/kttodara;m<br />

50 ,000~<br />

0 - 1000 ~numpong/k•rldlaf'lUU"'<br />

~O .QOO .<br />

JO, OOO<br />

20.f)()()<br />

r<br />

10.000t-<br />

0 • t>OO 'I:"JruJrnp•naitumdaraan<br />

~~<br />

~<br />

~----- Q - 100 pnnumpang/~•nda• ·a.ao<br />

O~··:P--;;;:;=-c-:to~==-w -<br />

t..<br />

------ VoiUn)O ~fHldlln'HH'I q<br />

.<br />

~ .. .------- k._,dat-~••n/ium<br />

,1<br />

H "l'~ W.l)> """'*kt t..~ hr. n .. ,,;-nTi l kt-ndn•Ha"<br />

Gambar IV.1. Hubungan Diantara Kapasitas Arus bongkar muat, Volume petikemas,<br />

Kapasitas petikemas dan Headway Waktu, Untuk Satu Arah<br />

Untuk mendapatkan jumlah kendaraan minimum yang dibutuhkan untuk suatu<br />

pelayanan, masukkan siklus waktu m!nimum ke dalam persamaan, hitung n dan<br />

apabila n tidak berupa bilangan buiat, bulatkanlah keatas. Dalam bentuk<br />

persamaan:<br />

Dimana:<br />

n = ( qt m) = ( Qc t )<br />

Q m<br />

< > = menunjukkan integer terkecil mengandung Jumlah petikemas<br />

tm<br />

= siklus waktu minimum<br />

IV-2


Penelitian Keseimbangan Kapasitas FasJ/ztas Pada Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

Banyak hubungan yang penting antara petikemas, jaringan kerja dan<br />

rencana operasi. Setiap <strong>kapasitas</strong> tertentu dapat diberikan dengan jumlah<br />

yang lebih kecil untuk <strong>kapasitas</strong> angkut yang sama, apabila waktu perjalanan<br />

pulang pergi petikemas tadi dapat dikurangi. lni secara khusus sangat<br />

penting untuk sistem transpor bervolume tinggi, dimana terdapat biaya<br />

bongkar muat yang mahal.<br />

Hubungan penting lainnya terdapat antara <strong>kapasitas</strong> dari sarana tetap<br />

dimana kendaraan beroperasi dan rencana operasi itu sendiri. Secara<br />

spesifik rencana operasi tidak harus membutuhkan suatu headway yang<br />

lebih kurang dari <strong>pada</strong> nilai minimum yang dapat ditampung oleh sarana.<br />

Hubungan yang harus didapat :<br />

Dimana:<br />

1<br />

q < NC' atau h 1<br />

> -­<br />

NC'<br />

C' = <strong>kapasitas</strong> petikemas untuk setiap saluran<br />

N = jumlah saluran<br />

IV.1. Keseimbangan Supply dan Demand Transportasi<br />

Untuk memperkirakan besar arus yang sebenarnya terjadi <strong>pada</strong> sebuah<br />

sistem transportasi adalah perlu untuk menggabungkan hubungan kebutuhan<br />

(demand) dengan hubungan supply atau tersedianya pelayanan transportasi.<br />

Hanya dari penggabungan kedua jenis hubungan inilah jumlah sebenarnya<br />

dari pemakaian sistem tadi dapat diramalkan dan harga serta biaya pemakaian<br />

dapat diperkirakan.<br />

Teori ekonomi dasar mengenai <strong>keseimbangan</strong> pasar terpakai untuk situasi<br />

"- .<br />

dimana harga dari komoditi yang homogen yang dibeli dan dijual disuatu<br />

. '<br />

pasar adalah ditentukan dengan suatu cara sehingga jumlah total yang<br />

diproduksi akan sama dengan jumlah total yang dibeli. lni dapat diilustrasikan<br />

mengenai penyediaan pelayanan truk antar kota oleh sejumlah perusahaan<br />

yang independen, dimana satupun diantara perusahaan tadi tidak ada yang<br />

cukup besar untuk dapat mendominir atau mengendalikan pasar.<br />

Dalam<br />

situasi ini dapat disimpulkan bahwa untuk menambah kuantitas arus bongkar<br />

muat yang ditampung hanya dimungkinkan dengan menaikkan biaya yang<br />

ditagih untuk gerakan muatan tersebut, dimana pertambahan ini cukup untuk<br />

IV-3


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasiliras Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

dapat menyediakan <strong>kapasitas</strong> tambahan. lni menghasilkan kurva pengeluaran<br />

yang bertambah dengan bertambahnya biaya, seperti <strong>pada</strong> Gambar IV.2.<br />

Fungsi penya~uran<br />

p2<br />

pl<br />

L l I 1------:--<br />

Q - n n 0,, Kuanl1tas<br />

'-'3 '-'1 •<br />

Fungs! kebutuhan<br />

Gam bar IV.2. Keseimbangan dari Supply dan Kebutuhan<br />

Untuk menggambarkan fungsi kebutuhan untuk dipergunakan <strong>pada</strong> saat<br />

tertentu yang menghubungkan kuantitas bongkar muat dengan biaya<br />

pemakai, dimana mungkin biaya pemakai ini hanya meliputi waktu saja, atau<br />

dapat meliputi faktor-faktor lain yang telah diubah kedalam dimensi tunggal.<br />

Hubungan antara biaya pemakai dengan volume bongkar muat dapat<br />

dijelaskan <strong>pada</strong> gambar IV.3. Dalam gambar tersebut dijelaskan terdapat<br />

<strong>keseimbangan</strong> yang berhubungan dengan perpotongan kurva kebutuhan dan<br />

kurva volume biaya pemakai. Untuk kasus ini volume <strong>keseimbangan</strong> adalah<br />

q1 dan biaya pemakai adalah t1.<br />

Bi'*Va 6bf!li!ka!<br />

I<br />

~<br />

Ftmg$; hiJ'iil ()NJ1akal,~OiuMu<br />

;;l<br />

····•••¥••··- ............ _.<br />

Vt>luil)ft<br />

Gambar IV.3 Arus Keseimbangan Dengan Tingkat Biaya Pemakai Pada Sebuah Sarana<br />

Transportasi<br />

IV.2. Pola Pikir dan Tahapan Penyelesaian Masalal:l<br />

Sebagai jasa angkutan yang memiliki keunggulan dalam sisi keselamatan<br />

dan keamanan , sistem kontainerisasi menjadi sistem andalan dalam jasa<br />

IV-4


Pene/itian Keseimbangan Kapasitas Faslluas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

angkutan yang mulai berkembang di Indonesia. Meningkatnya permintaan<br />

terhadap petikemas tentu sangat berkaitan erat dengan kemampuan<br />

<strong>kapasitas</strong> pelayanan peti kemas yang ada <strong>pada</strong> pelabuhan peti kemas, hal<br />

ini yang membuat proses bongkar muat apakah menjadi lancar atau tidak<br />

serta waktu dan biaya yang harus di tanggung besar atau tidak.<br />

Dalam <strong>penelitian</strong> ini pendekatan "pola pikir'' yang diawali dengan inventarisasi<br />

dan identifikasi ketidak seimbangan antara peti kemas yang dilayani dengan<br />

<strong>kapasitas</strong> <strong>fasilitas</strong> peti kemas <strong>pada</strong> pelabuhan petikemas saat ini, selanjutnya<br />

memperhatikan instrumental input berupa peraturan-peraturan yang terkait<br />

seperti Undang-undang No.1? Tahun 2009 tentang pelayaran, Undang­<br />

Undang No.26 tahun 2007 tentang penataan ruang dan Peraturan<br />

Pemerintah No.61<br />

tahun 2009 tentang kepelabuhanan. Sebagai obyek<br />

utama dalam kajian adalah kunjungan kapal , kapal tunda, dermaga, <strong>fasilitas</strong><br />

bongkar muat petikemas, lapangan penumpukan (Container Yard), Container<br />

Freigh Station dan trailer dengan keterlibatan sebagai subyek yang terdiri<br />

dari Perusahaan Pelayaran, PT. Pelindo, Bea Cukai, Perusahaan Truk dan<br />

Perusahaan bongkar muat.<br />

Permasalahan yang terjadi dianalisis dengan menggunakan metode Antrian<br />

yang diharapkan dapat diketahui adanya suatu output yaitu konsep<br />

<strong>keseimbangan</strong> <strong>kapasitas</strong> <strong>fasilitas</strong> <strong>pada</strong> pelabuhan petikemas, dan selanjutnya<br />

diharapkan dapat menghasilkan suatu outcome berupa proses bongkar muat<br />

peti kemas menjadi lebih lancar serta waktu yang digunakan relatif lebih<br />

singkat sehingga biaya yang digunakan relatif lebih murah.<br />

'--·<br />

n · -<br />

J.' -:-


Instrumental Input<br />

- UU NO. 17 Tahun 2009 tentang Pelayaran<br />

- UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang<br />

- PP No.61 tahun 2009 tentang Kepelabuhanan<br />

Input<br />

Kondisi yang terjadi<br />

saat ini te~adi<br />

ketidakseimbangan<br />

antara petikemas<br />

yang dilayani dengan<br />

<strong>kapasitas</strong> <strong>fasilitas</strong><br />

peti kemas <strong>pada</strong><br />

pelabuhan peti<br />

kemas<br />

Subjek<br />

1. Perusahaan<br />

Pelayaran<br />

2. PT. Pelindo<br />

3.Bea Cukai<br />

4.Perusahaan Truck<br />

5. Perusahaan Bongkar<br />

Muat<br />

Objek<br />

l<br />

1. Kunjungan Kapal<br />

2.Kapal Tunda<br />

3.Dermaga<br />

4.Fasilitas bongkar<br />

muat peti kemas<br />

5.Lapangan<br />

Penumpukan<br />

(Container Yard)<br />

6.CFS (Container<br />

Freight Station)<br />

7. Trailer<br />

···~-·--··--··- ·----···- ···---,<br />

Metode '<br />

Balancing Capacity<br />

Konsep<br />

<strong>keseimbangan</strong><br />

<strong>kapasitas</strong> <strong>fasilitas</strong><br />

<strong>pada</strong> pelabuhan<br />

peti kemas<br />

- Bongkar muat<br />

peti kemas jadi<br />

lancar<br />

- Waktu dan<br />

biaya menurun<br />

I<br />

Environmental Input<br />

• Tata ruang dan penataan lingkungan pelabuhan<br />

• Akses menuju pelabuhan<br />

Umpan Balik<br />

Gambar IV.4. Pola Pikir<br />

Laporan Akllir<br />

IV-6


Penelitian Keseimbangan KapaSIIas Fas1lllas Pada Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

IV.3. Alur Pikir<br />

Laporan Pendahuluan<br />

~~'ty~J~th "'


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasliuas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

Penyelesaian dalam <strong>penelitian</strong> ini mengacu <strong>pada</strong> alur pikir yaitu sebagai<br />

tahap awal adalah melakukan konsep pelaksanaan <strong>penelitian</strong> yang meliputi<br />

perumusan masalah, pemantapan metodologi serta mengkonsep teknik<br />

pengumpulan data dan konsep analisis data, untuk mendapatkan pemahaman<br />

mengenai <strong>penelitian</strong> ini.<br />

Tahap selanjutnya adalah proses pengumpulan data yang terdiri dari data<br />

primer dan data sekunder yang diidentifikasi dari permasalahan terkait<br />

dengan <strong>keseimbangan</strong> antara petikemas yang dilayani dengan <strong>kapasitas</strong><br />

<strong>fasilitas</strong> peti kemas <strong>pada</strong> pelabuhan peti kemas.<br />

Setelah itu melakukan analisis bongkar muat peti kemas yang diidentifikasikan<br />

terhadap biaya pelayanan bongkar muat peti kemas dan analisis <strong>fasilitas</strong><br />

bongkar muat peti kemas dengan melihat kondisi <strong>fasilitas</strong> bongkar muat peti<br />

kemas sehingga diperoleh <strong>keseimbangan</strong> <strong>kapasitas</strong> <strong>fasilitas</strong> bongkar muat<br />

peti kemas. Langkah ter<strong>akhir</strong> adalah menyusun kesimpulan dan saran<br />

tentang <strong>keseimbangan</strong> <strong>kapasitas</strong> <strong>fasilitas</strong> bongkar muat peti kemas.<br />

IV.4. Rancangan (Design) Penelitian<br />

Rancangan (design) <strong>penelitian</strong> ini dilatarbelakangi dengan kesenjangan<br />

antara <strong>kapasitas</strong> <strong>fasilitas</strong> pelabuhan peti kemas dengan kondisi yang ada di<br />

lapangan saat ini. Berdasarkan kesenjangan tersebut sehingga dapat didentifikasi<br />

perumusan masalah dalam <strong>penelitian</strong> ini, yaitu masih tingginya biaya yang<br />

dikeluarkan pengguna jasa dan operator pelabuhan dan pelayaran cukup<br />

tinggi karena kecenderungan kurang cepatnya pelayanan dalam pelayanan<br />

bongkar muat peti kemas yang berujung ke<strong>pada</strong> terjadinya antrian. Tujuan<br />

dari <strong>penelitian</strong> ini adalah menekan dan mengurangi biaya langsung dan tidak<br />

langsung dalam pelayanan bongkar dan muat di area pelabuhan petikemas.<br />

Tinjauan Pustaka dalam <strong>penelitian</strong> ini berasal dari landasan teori, bahasan<br />

hasil riset terdahulu, kemut<strong>akhir</strong>an riset, hipotesis kemudian kerangka pemikiran<br />

yang nantinya dapat ditarik suatu sasaran analisis.<br />

Data dalam <strong>penelitian</strong> ini menggunakan data primer dan data sekunder<br />

seperti data <strong>fasilitas</strong> pelabuhan, biaya, waktu yang dibutuhkan di pelabuhan<br />

dan legalitas pelabuhan. Pengumpulan data tersebut dilakukan di lima<br />

pelabuhan yaitu Pelabuhan Belawan Medan, Pelabuhan Tanjung Prick,<br />

Pelabuhan Tanjung Mas Semarang, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan<br />

Pelabuhan Makassar.<br />

Berd asarkan uraian di atas, rancangan (design) <strong>penelitian</strong> ini seperti yang<br />

disajikan <strong>pada</strong> gambar berikut.<br />

IY-8


Latar Belakang<br />

Pengungkapan<br />

Kesenjangan<br />

antara Das<br />

So lien<br />

(harapan/<br />

sebenarnya)<br />

dengan Das<br />

Sein<br />

(kenyataan)<br />

sesuatu hal<br />

yang orgen<br />

untuk diteliti<br />

•<br />

Rumusan<br />

Masalah<br />

~<br />

Tujuan<br />

------,<br />

I<br />

[2]<br />

"-------<br />

~----~--~--------------<br />

Tinjauan Pustaka<br />

-<br />

Landasan<br />

Teori<br />

Bahasan Hasill<br />

Riser<br />

Terdahutu<br />

I<br />

Kemut<strong>akhir</strong>an<br />

Riset<br />

-------<br />

~~~~~~]<br />

1!<br />

Kerangka<br />

Pemikiran ,<br />

j<br />

I<br />

------------<br />

Sasaran<br />

Anal isis<br />

Gambar IV.G Rancangan (Design) Penelitian<br />

Variabel<br />

Teknik<br />

Anal isis<br />

HA1<br />

Target<br />

Hasil<br />

Anal isis<br />

Laporan Akhir<br />

IV-9


Penelitian Keseimbangan Kapasuas Fasrluas Pada Pelabuhan Petikemas Do/am Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

1. Kebutuhan Data<br />

a. Data Sekunder<br />

Kebutuhan data sekunder <strong>pada</strong> <strong>penelitian</strong> meliputi data:<br />

1) Kunjungan kapal peti kemas selama tahun 2005 s/d 2009;<br />

2) Kapal tunda yang melayani kapal kontainer;<br />

3) Jumlah bongkar muat peti kemas tahun 2005 s/d 2009;<br />

4) Panjang dermaga, luas lapangan penumpuk (container yard);<br />

5) Fasilitas bongkar muat peti kemas;<br />

6) Jumlah traileryang beroperasi.<br />

b. Data Primer<br />

Data primer yang akan diukur dalam <strong>penelitian</strong> ini, yaitu:<br />

1) Lama pelayanan kapal tunda;<br />

2) Pengukuran waktu container crane (CC);<br />

3) Pengukuran waktu trailer dari lapangan penumpuk (CY) ke<br />

c. Kuesioner<br />

depo atau sebaliknya.<br />

Kuesioner yang akan digunakan dalam <strong>penelitian</strong> ini terdiri dari 5<br />

jenis formulir yang terdiri dari formulir identitas responden, formulir<br />

isian <strong>fasilitas</strong> pelabuhan, formulir isian biaya, formulir isian waktu,<br />

formulir isian legalitas.<br />

2. Metode Pengumpulan Data<br />

a. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menghitung waktu<br />

pelayanan kapal tunda <strong>pada</strong> saat menunda kapal peti kemas dari<br />

.<br />

tempat kapal berlabuh sampai dengan kapal ditambatk~n .di dermaga.<br />

b. Pengukuran waktu yang digunakan <strong>pada</strong> saat ·container crane<br />

mengangkut peti kemas dari kapal ke dermaga dan dari dermaga<br />

ke kapal.<br />

c. Pengukuran waktu yang digunakan trailer mengangkut peti kemas<br />

dari lapangan penumpuk (container yard) menuju ke depo demikian<br />

juga sebaliknya.<br />

d. Pengumpulan data sekunder dari perusahaan pelayaran PT (Persero)<br />

Pelindo dan dari operator trailer.<br />

IV-10


Pene/itian Keseimbangan Kapasitas Fasiluas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

IV.5. Model Analisis<br />

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam <strong>penelitian</strong> ini adalah:<br />

1. Mengidentifikasi jumlah kunjungan kapal peti kemas <strong>pada</strong> periode<br />

tertentu dan rata-rata waktu labuh dan waktu bongkar muat peti kemas<br />

di pelabuhan;<br />

2. Mengidentifikasi waktu yang dibutuhkan dalam penundaan kapal peti<br />

kemas mulai dari tempat berlabuh sampai dengan kapal tunda di<br />

dermaga;<br />

3. ldentifikasi jumlah kapal tunda yang beroperasi <strong>pada</strong> pelayanan<br />

penundaan di Pelabuhan;<br />

4. ldentifikasi jumlah container crane yang beroperasi di pelabuhan dan<br />

kecepatan bongkar muat dalam satu satuan waktu;<br />

5. ldentifikasi jumlah <strong>fasilitas</strong> bongkar muat yang tersedia di pelabuhan<br />

termasuk di dalamnya <strong>fasilitas</strong> penunjang;<br />

6. Mengidentifikasi sistem dan prosedur pelayanan kontainer masuk dan<br />

keluar dari pelabuhan;<br />

7. ldentifikasi daerah hinterlandldepo peti kemas yang berada di luar<br />

pelabuhan;<br />

8. Mengidentifikasi seluruh biaya peti kemas <strong>pada</strong> setiap segmen<br />

pelayanan yang ada;<br />

9. Menganalisis rangkaian sistem dan prosedur yang ada, waktu<br />

pelayanan, <strong>fasilitas</strong> yang tersedia/beroperasi mulai dari penundaan<br />

kapal, bongkar muat peti kemas di pelabuhan, stacking di lapangan<br />

penumpukkan sampai dengan penyaluran container menuju ke depo,<br />

"-.<br />

juga sebaliknya container dari depo, ke pelabuhan dan dimuat kapal.<br />

'<br />

Berdasarkan langkah-langkah yang dikemukakan diatas maka digunakan<br />

formula yang mendasari di dalam mengungkap/menemukan <strong>keseimbangan</strong><br />

<strong>kapasitas</strong> <strong>fasilitas</strong> pelayanan dengan container yang akan dilayani sehingga<br />

dapat memperlancar arus bongkar muat peti kemas dari dan ke pelabuhan<br />

serta dapat menekan biaya peti kemas.<br />

IV-11


Penelitian Keseimbangan Kapasllas Faszluas Poda Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

BABV<br />

HASIL DAN PEMBAHASAN<br />

Dalam <strong>penelitian</strong> ini, beberapa pelabuhan yang dijadikan sebagai sampel,<br />

antara lain adalah Pelabuhan Belawan Medan, Tanjung Priok Jakarta,<br />

Tanjung Emas Semarang, Tanjung Perak Surabaya, dan Pelabuhan<br />

Makassar. Hasil pengumpulan data sekunder <strong>pada</strong> masing-masing<br />

pelabuhan obyek survei dapat dijelaskan sebagai berikut.<br />

V.1.<br />

Pelabuhan Belawan Medan<br />

Uraian mengenai Pelabuhan Belawan Medan, meliputi gambaran umum<br />

pelabuhan, kondisi geografis, <strong>fasilitas</strong> dan peralatan pelabuhan, <strong>fasilitas</strong> dan<br />

peralatan bongkar muat, data kunjungan kapal, data kinerja pelabuhan, data<br />

arus ekspor impor dan bongkar muat barang, data utilisasi pelabuhan, dan<br />

potret perekonomian kota Medan.<br />

a. Gambaran Umum Pelabuhan Belawan<br />

Pelabuhan Belawan adalah pelabuhan terbesar yang berada di wilayah<br />

PT. Pelindo I. Berdasarkan Keputusan Administrator Pelabuhan (Adpel)<br />

Utama Belawan Nomor UK.11/9/15/Ad.Biw-2007 tentang Tata Cara<br />

Pelaksanaan Teknis Operasional Kegiatan Pelayanan di Pelabuhan<br />

Belawan dinyatakan bahwa Pelabuhan Utama Belawan adalah<br />

merupakan pelabuhan samudera yang terbuka untuk umum juga<br />

merupakan gate way/pintu gerbang perekonomian bagi masyarakat<br />

Sumut, baik untuk melayani kegiatan kapal dalam negeri maupun<br />

· kapal-kapal luar negeri selama 24 jam secara terus menerus.<br />

'-<br />

Produksi hinterland Pelabuhan Belawan terdiri dari hasil pertanian,<br />

perkebunan dan kehutanan seperti minyak sawit, inti sawit, karet, teh,<br />

tembakau, sayur-mayur, rotan dan kayu gergajian. Hampir seluruh<br />

produksi tersebut diekspor melalui Pelabuhan Belawan.<br />

V-1


Penelitian Keseimbangan Kapasllas Fasrlttas Pada Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

W~i:CONETO<br />

~~T .0F ~!~A\~A~<br />

Gambar V.1: Pelabuhan Belawan<br />

Kota ini menjadi pintu bagi arus penumpang dan juga perdagangan<br />

barang dan jasa, baik perdagangan domestik maupun luar negeri. Bagi<br />

Kota Medan, kegiatan perdagangan bersama aktivitas hotel dan<br />

restoran menjadi motor penggerak roda perekonomian kota. Pelabuhan<br />

laut berperan penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian di<br />

suatu wilayah. Pelabuhan laut yang menjadi andalan Kota Medan<br />

adalah Pelabuhan Belawan yang berjarak 26 Km dari pusat kota.<br />

Pelabuhan ini tidak hanya berperan penting bagi perekonomian Kota<br />

Medan, namun juga bagi Provinsi Sumatera Utara. Kegiatan ekspor<br />

dan impor Kabupaten/Kota lain dilakukan di pelabuhan ini yang dapat<br />

dilihat dari aktivitas bongkar muat barang setiap harinya.<br />

Sampai saat ini Pelabuhan Belawan telah memiliki <strong>fasilitas</strong> pelabuhan<br />

penumpang dan barang termasuk terminal peti kemas. Ke_cenderungan<br />

berkembangnya jasa transportasi lewat laut ini mefnerlukan suatu<br />

<strong>fasilitas</strong> tambahan yang lebih memadai. Terbatasnya daya tampung<br />

barang di pelabuhan menuntut suatu pembangunan <strong>fasilitas</strong> dengan<br />

lokasi yang dekat dengan pelabuhan tetapi memadai. Sesuai dengan<br />

arahan perkembangan Kota· Medan <strong>pada</strong> masa mendatang perlu<br />

dilakukan investasi <strong>pada</strong> bidang usaha peti kemas dan pergudangan<br />

terse but.<br />

V-2


Penelitian Keseimbangan Kapamas Fas1111as Pada Pelabuhan Petikemas Do/am Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

b. Kondisi Geografis Pelabuhan Belawan<br />

Pelabuhan Belawan berada <strong>pada</strong> wilayah administratif Kota Medan<br />

Propinsi Sumatera Utara (Sumut), tepatnya <strong>pada</strong> titik 03o47'00"LU dan<br />

98o42'00"BT. Pelabuhan Belawan terletak 27 Km dari pusat kota, di<br />

mana juga terletak di Muara Sungai Belawan dan Sungai Deli.<br />

Sepanjang pantainya labil dan berlumpur.<br />

Pengendapan atau sedimentasi rata-rata 3 Cm/hari dipengaruhi oleh<br />

Sungai Belawan dan Sungai Deli. Dimana debit air kedua Sungai<br />

tersebut rata-rata 331 .924 M3 perbulan atau 11.064 M3 per harinya.<br />

Kecepatan arus juga dipengaruhi oleh kedua sungai tersebut ditambah<br />

dengan keberadaan Selat Malaka. Faktor musim juga mempengaruhi<br />

arah arus demikian juga kecepatannya. Di mana kecepatan arus <strong>pada</strong><br />

saat tertinggi yaitu mencapai 3 Knot dan terendah 0,2 Knot. Untuk<br />

pasang surut dengan air tertinggi: 3,30 M LWS, air tinggi: 2,40 M LWS,<br />

air terendah: 0,50 M LWS.<br />

Gam bar V.2: Tata Letak Pelabuhan Belawan<br />

c. Fasilitas dan Peralatan Pelab~han Belawan<br />

Fasilitas yang terdapat di Pelabuhan Belawan terdiri atas: dermaga,<br />

alur pelayaran, gudang dan lapangan penumpukan, terminal<br />

penumpang, dan peralatan pelabuhan.<br />

V-3


Penelitian Keseimbangan Kapasllas Faslluas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

1) Dermaga:<br />

Tabel V.1<br />

Fasilitas Dermaga Pelabuhan Belawan<br />

PANJANG LEBAR ~<br />

:?i';&/t;;<br />

LOKASI I .. · '·---;};,1<<br />

:;;;<br />

(m)<br />

_,<br />

(m)<br />

,.,<br />

~l~<br />

Belawan Lama 688,71 14,20 6<br />

Ujung Baru 1.554,75 12,50 7-9<br />

Ferry 115,00 5,00 7<br />

Citra 625,00 14,30 6-7<br />

IKD 150,00 25,00 6-7<br />

IKD2 150,00 25,00 6-7<br />

UTPK<br />

30.000<br />

30.000<br />

30.000<br />

20.000<br />

20.000<br />

20.000<br />

- lnternasional<br />

- Konvensional<br />

500,00 31,25 10 45.000<br />

350,00 26,20 10 45.000<br />

Sumber: Pelindo I<br />

2) Alur Pelayaran:<br />

Fasilitas alur pelayaran, terdiri dari kondisi riil dan kebutuhan ideal<br />

alurnya.<br />

• Kondisi riil<br />

Panjang (M)<br />

Lebar (M)<br />

Kedalaman (MLWS)<br />

• Kebutuhan Alur Ideal<br />

Panjang (M)<br />

Lebar (M)<br />

Kedalaman (MLWS)<br />

: 13.000;<br />

.<br />

: 100; ·,'<br />

: 9,5 -10,5.<br />

: 13.000;<br />

: 2 X 100;<br />

: 12.<br />

Y-4


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasliitas Pada Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

_,.,..~ .,...,,."""'" ¥~~-<br />

,<br />

"'""'<br />

~ .... A<br />

....... , 4;'<br />

.. -,-,~-- ~<br />

'"¥wWY--"'<br />

r· .., .... ,.,..,. ......... --,.<br />

-~::lli ~. ~-···-----~<br />

··.,,.~ ilil I<br />

\.,. ~rl !<br />

{ .'tJI t<br />

~-...rl ~ .J... •· ·-- /<br />

~ .• ,]... \ '·. I<br />

Jif "'\) , .<br />

~-J ~ -- ~-f .,;<br />

I• •/<br />

M~~~;_,!;y<br />

J,<br />

I '<br />

~;/, 'I"JJ i ,<br />

.-··:v 'j~J";·<br />

j<br />

. ///'/" /<br />

.:.~·....<br />

.::;. ···'<br />

·~,.,; ·<br />

""* ~!1.~7_,.,,.,. 1 \\.>T&<br />

... ~ .<br />

· Lu?\n<br />

_,...._.,d'ft<br />

t.<br />

Gambar V.3: Alur Pelayaran Di Pelabuhan Belawan<br />

..... ""},<br />

3) Gudang dan Lapangan Penumpukan:<br />

GUDANG<br />

TabeiV.2<br />

Gudang dan Lapangan Penumpukan Pelabuhan Belawan<br />

· LOKASI ' ' UNIT<br />

{~<br />

~ LUAS (in 2 )<br />

Gudang Lini I<br />

• Belawan Lama 6 4.981,50<br />

• Ujung Baru 9 28.774,12<br />

• Citra 3 16.800<br />

Gudang Lini II<br />

Ujung Baru 3 3.457,00<br />

Citra 1 675,00<br />

CFS 3 6.999,00<br />

CFS UTPK Gabion 4 11.470,00<br />

1---'<br />

'-....<br />

LAPANGAN PENUMPUKAN<br />

Belawan Lama 7 11 .480,12<br />

Ujung Baru 8 23.435,80<br />

Citra 7 25.175,84<br />

IKD 1 9.390,00<br />

CY 5 64.904,00<br />

CY UTPK Gabion - 73.000,00<br />

Sumber: Pelindo I<br />

\'-5


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasrhtas Pada Pe/abuhan Petikemas Da/am Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

4) Terminal Penumpang:<br />

Terminal penumpang di Pelabuhan Belawan terdiri dari terminal<br />

penumpang untuk internasional dan domestik.<br />

• lnternasional<br />

Luas (M2) 539;<br />

Kapasitas (Orang) 720.<br />

• Domestik<br />

Luas (M2) 2.300;<br />

Kapasitas (Orang) 2.230.<br />

5) Peralatan Pelabuhan:<br />

TabeiV.3<br />

Peralatan Pelabuhan Belawan<br />

No<br />

iii)<br />

JENIS KAPASITAS<br />

JML<br />

. (Unit)<br />

PERALAT AN APUNG<br />

2.400 PK 1 Baik<br />

KapaiTunda<br />

1.700PK 1 Baik<br />

1.600 PK 1 Baik<br />

800 PK 1 Baik<br />

1 618 PK 3 Baik<br />

Motor Pandu 275 PK 2 Baik<br />

255 PK 1 Baik<br />

810 PK 1 Baik<br />

Motor Kepil 150 PK 1 Baik<br />

100 PK 1 Baik<br />

PERALATAN DARAT<br />

Mobil Crane<br />

10,0 Ton 1 Baik<br />

40,0 Ton 2 Baik<br />

2,5 Ton 2 Baik<br />

2 15,0 Ton 1 Baik<br />

Forklift<br />

5,0 Ton 2 Baik<br />

10,0 Ton 1 Baik<br />

Crane Apung 40,0 Ton 1 Baik<br />

Mobil PMK 60.000 Liter 3 Baik<br />

3 OPERASIPETIKEMAS<br />

KET<br />

V-6


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasllitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

''JMI.i) w; ' •0w~~@ •.... ··· V~i~J~:,<br />

. +<br />

. ~\ KET ?f<br />

(Unit) ;r W;;. . " ' . .,,<br />

Luas CY 54.600 m 2 - Baik<br />

· No' JENIS KAPASITA~<br />

4<br />

Sumber: Pelindo I<br />

Luas CFS 10.400 m 2 - Baik<br />

Reefer Flug 72 point - Baik<br />

PERALAT AN PET I KEMAS<br />

Container Crane 30,0 Ton 4 Baik<br />

Head Truck 40,0 Ton 10 Baik<br />

Chasis Combo 40,0 Ton 21 16 Baik, 5 Rusak<br />

Transtainer 40,0 Ton 7 Baik<br />

Top Loader 30,5 Ton 2 Baik<br />

15,0 Ton 1 Baik<br />

Forklift 3,0 Ton 1 Rusak<br />

2,5 Ton 3 Baik<br />

Hooke Frame - 2 Baik<br />

Fixed Spreader 40,0 Ton 4 Rusak<br />

Telescopic Spreader 30,5 Ton 5 Baik<br />

d. Kunjungan Kapal Di Pelabuhan Belawan<br />

Data kunjungan kapal di Pelabuhan Belawan selama 5 tahun ter<strong>akhir</strong>,<br />

dapat dilihat <strong>pada</strong> tabel berikut.<br />

Tabel V.4<br />

Data Kunjungan Kapal Di Pelabuhan Belawan<br />

x u"RA:IAN · SAT 'k2oo5 ' , 200~<br />

0<br />

, 2001 ~ ' 2oos '· 2oo9·~K,'<br />

.• ; . "· . ) ,.. . • • •y; .w<br />

Luar Unit 1.570 1.306 1.318 1.734 1.476<br />

Negeri GT 7.015.410 5.784.714 4.097.299 6.959.051 6.938.695<br />

Dalam Unit 3.004 2.707 2.689 2.511 2.217<br />

Negeri GT 9.442.668 3.478.529 10.919.112 7.115.965 7.706.426<br />

JUMLAH u;~t 16.45::~~: 9.26;:~:~ 15.01::~~: 14.07::~:: 14.64!:!~!<br />

Sumber: Pelindo I<br />

'.... .<br />

e. Kinerja Pelayanan Kapal Di Pelabuhan Belawan<br />

Data kinerja pelayanan kapal di Pelabuhan Belawan selama 5 tahun<br />

ter<strong>akhir</strong>, dapat dilihat <strong>pada</strong> tabel berikut.<br />

V-7


Penelitian Keseimbangan Kapasuas Fasduas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

Tabel V.5<br />

Data Kinerja Pelayanan Kapal Di Pelabuhan Belawan<br />

""<br />

'P "<br />

No. URAl AN SAT 2005 2006 2007 2008 cc2009 ·<br />

A. KAPAL LUAR NEGERI<br />

a. Turn Round Time (TRT) jam 31,62 76,02 88,60 114,54 114,72<br />

b. Waiting Time (WT) jam 0,61 1,00 1,65 2,55 3,10<br />

c. Postpone Time (PT) jam 5,61 16,36 15,76 33,96 23,96<br />

d. Approach Time (AT) jam 2,36 2,00 2,06 2,17 2,321<br />

e. Berthing Time (BT) jam 23,31 56,54 69,94 80,07 85,21<br />

- Not Operation Time (NOT) jam 4,25 30,27 37,77 43,61 48,56<br />

- Effective Time (ET) jam 16,61 25,86 30,95 35,89 36,28<br />

- Idle Time (IT) jam 2,58 0,41 0,31 0,54 0,33<br />

B. KAPAL DALAM NEGERI<br />

a. Turn Round Time (TRT) jam 101,33 96,39 88,60 114,54 114,72<br />

b. Waiting Time (WT) jam 0,88 1,74 1,65 2,55 3,10<br />

c. Postpone Time (PT) jam 37,87 12,82 15,76 33,96 23,96<br />

d. Approach Time (AT) jam 2,88 1,74 2,06 2,17 2,321<br />

e. Berthing Time (BT) jam 58,86 79,94 69,94 80,07 85,21<br />

- Not Operation Time (NOT) jam 19,27 47,03 37,77 43,61 48,56<br />

- Effective Time (ET) jam 34,13 38,36 30,95 35,89 36,28<br />

- Idle Time (IT) jam 6,48 0,55 0,31 0,54 0,33<br />

Sumber: Pelindo I<br />

4~'<br />

f. Ekspor lmpor dan Bongkar Muat Barang<br />

Data ekspor impor dan bongkar muat di Pelabuhan Belawan selama 5<br />

tahun ter<strong>akhir</strong>, dapat dilihat <strong>pada</strong> tabel berikut.<br />

Tabel V.6<br />

Data Volume Ekspor lmpor dan Bongkar Muat Di Pelabuhan Belawan<br />

URAl AN<br />

~<br />

SAT 2005 2006 2007 2008 2009<br />

a. Luar Negeri "-·<br />

:-:~~- ~~~~~; :::~~:~:~r=~~ :·: r~~~~~·~-~~~~n :-=:~{~~~~fF~~~ : ~%~~~F~4::6~~~~r--1~~~-:!!~<br />

Jumlah Ton 6.403.346 6.697.620 6.163.890 7.021.056 5;825.722<br />

b. Dalam Negeri<br />

----------------···---··-········ ···-----·· ··-----·······--···---··--- .... ········---·-·---·-·-·-·- ··-·-·····-·--·-·--- -·-·---------- ,.,, __ , ____<br />

_<br />

Bongkar Ton 7.250.491 6.680.043 6.537.384 7.183.537 6.436.238<br />

--·----·····-·······-····--···--·-···- -·····-·--···-·-·--· ··-·---··-.. ···--···-··-··---· ·-···-----------· ·----· ---<br />

Muat Ton 840.095 474.127 750.807 768.761 743.942<br />

Jumlah Ton 8.090.586 7.154.170 7.288.191 7.952.298 7.180.180<br />

TOTAL I Ton I 14.493.932 I 13.851.790 I 13.452.081 I 14.973.354 I 13.005.902<br />

Sumber: Pelindo I<br />

V-8


Pene/itian Keseimbangan Kapasitas Fas1111as Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

g. Utilisasi Pelabuhan Belawan<br />

Data utilisasi Pelabuhan Belawan selama 5 tahun ter<strong>akhir</strong>, dapat dilihat<br />

<strong>pada</strong> tabel berikut.<br />

Tabel V.7<br />

Data Utilisasi Pelabuhan Belawan<br />

No. URAIAN SAT I 2005 2oos "1 2001 1 . 2oos 2009<br />

UTILISASI DERMAGA<br />

BOR % 70.591 71.56 1 61.94 1 66.9o 1 N/A<br />

-!----··------·------<br />

-<br />

BTP T/M 222.55 217.56 1 235.31 1 249.43 1 N/A<br />

2 UTILISASI LAPANGAN<br />

-·-·· -·-···-··--·--···--··----··---···-·-··-·--· ·-·-·-··---··--·------<br />

YOR % 1.05 1.oo 1 1.13 1<br />

-----jvfp-----·----·------ ·---·-·<br />

1.20 H'A<br />

T/M2 0.32 o.3o 1 0.371 0.38 N/A<br />

3 I UTILISASI GUDANG<br />

-·---~~-i-g ----··-----···--- ·-·-·--- l -r~2+ -·--!~ ·~6- l----!~~~~- l---··- ~6~i~-l-- i~: ~~+-~~~ -<br />

Sumber: Pelindo I<br />

h. Potret Perekonomian Kota Medan<br />

Kota Medan merupakan kota besar sehingga menjadi daya tarik bagi<br />

investor. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan prosesnya yang<br />

berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan<br />

pembangunan ekonomi daerah. Karena penduduk mengalami<br />

peningkatan dan berarti pula kebutuhan ekonomi juga akan bertambah.<br />

Hal ini hanya bisa diperoleh melalui peningkatan output agregat<br />

(barang dan jasa) atau sering disebut PDRB atas dasar harga konstan<br />

setiap tahun. Jadi dalam pengertian ekonomi makro, pertumbuhan<br />

'-..<br />

ekonomi adalah penambahan PDRB atas dasar harga konstan.<br />

'<br />

Sejalan dengan peningkatan PDRB ADH Konstan tahun 2000 Kota<br />

Medan selama periode 2005-2007, pertumbuhan ekonomi Kota Medan<br />

selama peri ode yang sam a, meningkat rata-rata di atas 7, 77 persen.<br />

Pertumbuhan ekonomi yang dicapai, selain relatif tinggi juga<br />

menunjukkan pertumbuhan yang cukup stabil.<br />

V-9


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fas1/11as Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

Sementara itu, komposisi kontribusi sektor perekonomian Kota Medan<br />

mengalami perubahan ditandai oleh perubahan <strong>pada</strong> komposisi<br />

kontribusi sektor primer, sekunder dan tertier terhadap pembentukan<br />

Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Medan. Proses<br />

perubahan tersebut didorong oleh proses akumulasi dan proses<br />

perubahan pola konsumsi masyarakat yang timbul bersamaan dengan<br />

meningkatnya pendapatan perkapita penduduk. Struktur ekonomi<br />

Kota Medan yang demikian membuat kota ini dapat dianggap sebagai<br />

semi industrialized local.<br />

'<br />

Pembangunan ekonomi daerah dalam periode jangka panjang<br />

(mengikuti pertumbuhan PDRB), membawa perubahan mendasar<br />

dalam struktur ekonomi, dari ekonomi tradisional ke ekonomi modern<br />

yang didominasi oleh sektor-sektor non primer, khu'su'snya industri<br />

pengolahan dengan increasing return to scale (relasi positif, antara<br />

pertumbuhan output dan pertumbuhan produktivitas) yang dinamis<br />

sebagai mesin utama pertumbuhan ekonomi. Ada kecenderungan,<br />

bahwa semakin tinggi laju pertumbuhan ekonomi membuat semakin<br />

cepat proses peningkatan pendapatan masyarakat per kapita, dan<br />

semakin cepat pula perubahan struktur ekonomi, dengan asumsi<br />

bahwa faktor-faktor penentu lain mendukung proses tersebut, seperti<br />

V-10


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fastlttas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

tenaga kerja, bahan baku, dan teknologi, relatif tetap. Perubahan<br />

struktur ekonomi umumnya disebut transformasi struktural dan<br />

didefinisikan sebagai rangkaian ~erubahan<br />

yang saling terkait satu<br />

dengan lainnya dalam komposisi permintaan agregat (produksi dan<br />

penggunaan faktor-faktor produksi, seperti tenaga kerja dan modal)<br />

yang diperlukan guna mendukung proses pembangunan dan<br />

pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.<br />

Berdasarkan perbandingan peranan dan kontribusi antar lapangan<br />

usaha terhadap PDRB <strong>pada</strong> kondisi harga berlaku tahun 2005-2007<br />

menunjukkan, <strong>pada</strong> tahun 2005 sektor tertier memberikan sumbangan<br />

sebesar 70,03%, sektor sekunder sebesar 26,91% dan sektor primer<br />

sebesar 3,06%. Lapangan usaha dominan yaitu perdagangan, hotel<br />

dan restoran menyumbang sebesar 26,34%, sub sektor transportasi<br />

dan telekomunikasi sebesar 18,65% dan sub sektor industri<br />

pengolahan sebesar 16,58%.<br />

Kontribusi tersebut tidak mengalami perubahan berarti bila<br />

dibandingkan dengan kondisi tahun 2006. Sektor tertier memberikan<br />

sumbangan sebesar 68,70%, sekunder sebesar 28,37% dan primer<br />

sebesar 2,93%. Masing masing lapangan usaha yang dominan yaitu<br />

perdagangan, hotel dan restoran sebesar 25,98%, sektor transportasi<br />

dan telekomunikasi sebesar 18,65%,<br />

sebesar 16,58% dan jasa keuangan 13,41%.<br />

industri jasa pengolahan<br />

Demikian juga <strong>pada</strong> tahun 2007, sektor tertier mendominasi<br />

perekonomian Kota Medan, yaitu sebesar 69,21%, disusul sektor<br />

sekunder sebesar 27,93% dan sektor primer sebesar 2,86%. Masingmasing<br />

lapangan usaha yang dominan memberikan kontribusi<br />

sebesar 25,44% dari lapangan usaha perdagangan/hotel/restoran,<br />

. '<br />

lapangan usaha transportasil telekomunikasi sebesar 19,02% dan<br />

lapangan usaha industri pengolahan sebesar 16,28%.<br />

V-11


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fas>illas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

Tabel V.B<br />

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan, Tahun 2005- 2007<br />

SEKTOR I LAPANGAN USAHA 2005-2006 2006-2007<br />

,,<br />

1. Pertanian 0,37 5,14<br />

2. Pertambangan & Penggalian -6,05 -10,14<br />

3. lndustri Pengolahan 6,59 6,08<br />

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5,39 -2,81<br />

5. Kontruksi 11,01 6,43<br />

6. Perdagangan, Hotel &<br />

Restoran<br />

6,15 5,94<br />

7. Transportasi & Telekomunikasi 13,34 10,61<br />

8. Keuangan & jasa Perusahaan 5,08 12,81<br />

9. Jasa-jasa 6,34 6,83<br />

Sumber: Medan Dalam Angka, 2007<br />

PDRB 7,76 7,78<br />

Pertumbuhan Ekonomi Kota Medan tahun 2009 berdasarkan Produk<br />

Domestik Regional Brute (PDRB) atas dasar harga konstan 2000<br />

terjadi peningkatan sebesar 6,56% terhadap tahun 2008.<br />

Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor pengangkutan dan<br />

komunikasi 9,22%. Disusul oleh sektor perdagangan, hotel, dan<br />

restoran 8,47%, sektor bangunan 8,22%, sektor jasa-jasa 7,42%,<br />

sektor listrik ,gas dan air bersih 5,06%, sektor pertanian 4, 18%, sektor<br />

keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tumbuh sebesar 2,94%,<br />

sektor industri 1,71 %, dan penggalian tumbuh 0,46%.<br />

Besaran PDRB Kota Medan <strong>pada</strong> tahun 2009 atas dasar harga<br />

berlaku tercapai sebesar Rp. 72,67 triliun, sedangkan atas dasar<br />

harga konstan 2000 sebesar Rp. 33,43 triliun. Terhadap pertumbuhan<br />

ekonomi Kota Medan tahun 2009 sebesar 6,56%, sektor<br />

perdagangan, hotel, dan restoran menyumbang perumbuhan scbesar<br />

2,20% Disusul oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 1 ,85%,<br />

sektor bangunan 0,91%, sektor jasa-jasa 0,76%, sektor keuangan,<br />

persewaan dan jasa perusahaan 0,43%, sektor industri 0,25%, sektor<br />

pertanian 0,1 0%, sektor listrik, gas dan air bersih 0,07%, dan sektor<br />

pertambangan dan penggalian menyumbang pertumbuhan 0,00%.<br />

Dari sisi penggunaan, sebagian besar PDRB Kota Medan <strong>pada</strong> tahun<br />

2009 digunakan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga yang<br />

L<br />

V-12


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilllas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

mencapai 36,20%, disusul oleh ekspor neto 30,53% (ekspor 50,82%<br />

dan impor 20,29%), pembentukan modal tetap brute 20,61%,<br />

konsumsi pemerintah 9,54% dan pengeluaran konsumsi lembaga<br />

nirlaba 0,64%. PDRB per Kapita atas dasar harga berlaku <strong>pada</strong> tahun<br />

2009 mencapai Rp. 34,26 juta, lebih tinggi dibandingkan dengan<br />

tahun 2008 sebesar Rp. 31,07 juta.<br />

V.2.<br />

Pelabuhan Tanjung Priok<br />

Uraian mengenai Pelabuhan Tanjung Prick, meliputi gambaran umum<br />

pelabuhan, kondisi geografis, <strong>fasilitas</strong> dan peralatan pelabuhan, <strong>fasilitas</strong> dan<br />

peralatan bongkar muat, data kunjungan kapal, data kinerja pelabuhan, data<br />

arus ekspor impor dan bongkar muat barang, data utilisasi pelabuhan, dan<br />

potret perekonomian kota Tanjung Priok.<br />

a. Gambaran Umum<br />

Pelabuhan Tanjung Priok terletak di Jakarta Utara, Pelabuhan Tanjung<br />

Priok merupakan pelabuhan dan tersibuk di Indonesia. Pelabuhan ini<br />

menangani lebih dari 30% komoditi Non Migas Indonesia, disamping itu<br />

50% dari seluruh arus barang yang keluar/masuk Indonesia melewati<br />

pelabuhan ini. Karenanya Tanjung Priok merupakan barometer<br />

perekonomian Indonesia. Fasilitas intermoda yang lengkap di<br />

pelabuhan ini mampu menghubungkan Tanjung Priok dengan seluruh<br />

kota di Indonesia. Dengan Teknologi dan <strong>fasilitas</strong> modern, Tanjung<br />

Priok telah mampu melayani kapal-kapal generasi mut<strong>akhir</strong> yang<br />

secara langsung menuju ke berbagai pusat perdagangan internasional<br />

(direct ca!D.<br />

"-·<br />

Pengembangan pelabuhan ini diarahkan mampu mengantisipasi<br />

percepatan bongkar muat barang melalui penyediaan da~ kelengkapan<br />

<strong>fasilitas</strong> pelayanan spesialisasi. Pembangunan inner road, pelebaran<br />

alur dan pintu gerbang masuk kapal (menjadi two way traffic) dan<br />

pendalaman alur hingga mencapai -14 M LWS merupakan prioritas<br />

program yang dilakukan.<br />

Apabila dilihat dari sejarahnya sejak dulu nusantara memang telah<br />

menjadi perh atian berbagai bangsa di Eropa, misalnya Portugis,<br />

V-13


Pene/itian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

Spanyol, Belanda dan lnggris. Karena itu kapal-kapal mereka<br />

menjelajah samudera untuk sampai ke negeri ini. Tujuan semula<br />

sebenamya hanya untuk mencari rempah-rempah. Tetapi, belakangan<br />

persaingan di antara mereka timbul, karena masing-masing ingin<br />

menancapkan kuku di negeri kita.<br />

Setelah menempuh pelayaran cukup lama, <strong>akhir</strong>nya perahu Portugis<br />

pertama merapat ke Pelabuhan Sunda Kelapa tahun 1522. Saat itu<br />

pulalah rakyat negeri ini berkenalan dengan orang Portugis, perkenalan<br />

yang ternyata member akibat jauh. Dengan cara halus mereka berhasil<br />

membujuk Raja Sunda Kelapa bekerja sama dengan mereka. Dari<br />

kerjasama ini mereka mengambil kesempatan dan mendirikan benteng,<br />

dengan alasan untuk menghadapi lasakar Islam yang mengganggu<br />

mereka dari Jawa. Padahal, sebenarnya mereka ingin menguasai<br />

Sunda Kelapa dan memperluas wilayah perdagangan.<br />

Kejayaan Portugis di Sunda Kelapa ternyata tidak lama. Tahun 1527<br />

Sultan Demak memerintahkan Fatahillah untuk mengerahkan 2.000<br />

pasukannya menyerang Sunda Kelapa. Serangan tersebut tidak dapat<br />

dipatahkan Portugis sehingga Sunda Kelapa direbut Fatahillah.<br />

Fatahillah kemudian menggantikan nama Sunda Kelapa menjadi<br />

Jayakarta yang berarti Kota Kemenangan. Karena Jayakarta semakin<br />

kesohor di bawah pemerintahan Fatahillah, Bandar tersebut dikenal<br />

secara lnternasional. Setelah Fatahillah yang cukup lama meninggal,<br />

kekuasaan dipegang putranya, Pangeran Jayakarta.<br />

Ketika Pangeran Jayakarta berkuasa itulah, pasukan VOC datang, dan<br />

berusaha merebut Jayakarta. Dalam pertempuran sengit yang<br />

berlcim.g$ung tahun 1619 itu Pangeran Jayakarta dilumpuhkan dan VOC<br />

Belanda mengambil alih kekuasaan.Tahun 1796, VOC .m.enyerahkan<br />

Batavia ke Bataafche Republiek, yang merupakan perwakilan berbagai<br />

propinsi di negeri Belanda. Sementara itu perkembangan terjadi di<br />

berbagai penjuru dunia. Salah satu di antaranya ialah pembukaan<br />

Terusan suez tahun 1896.<br />

V-14


Penelitian Keseimbangan Kapasuas Faszluas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

Gambar V.S: Pelabuhan Tanjung Priok ·<br />

Dengan dibukanya terusan itu, jalur pelayaran perdagangan dari<br />

Eropa ke Asia semakin dekat dan betambah ramai termasuk<br />

Indonesia. Sejak itu pula, Pelabuhan Sunda Kelapa bukan hanya<br />

menjadi tempat berlabuh kapal-kapal dagang lnggris, Portugis,<br />

Belanda dan Cina, tetapi juga menjadi tempat persinggahan kapalkapal<br />

musafir dari berbagai penjuru dunia. Kesibukan pun meningkat<br />

di Pelabuhan itu.<br />

Karena perkembangan pelayaran berlangsung begitu cepat, lama<br />

kelamaan Pelabuhan Sunda Kelapa tidak mampu lagi menampung<br />

kapal-kapal dari berbagai penjuru dunia. Pemerintah Belanda<br />

menyadari kenyataan tersebut. Akhirnya mereka memutuskan, Sunda<br />

Kelapa harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan .. Karena itu,<br />

pelabuhan baru segera di bangun sebelah timur £unda Kelapa.<br />

Kemudian diberi nama Tanjung Priok.<br />

\'-15


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasllaas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

Gambar V.G: Aktivitas Pelabuhan Tanjung Priok<br />

b. Kondisi Geografis<br />

Pelabuhan Tanjung Priok terletak di Pantai Utara Pulau Jawa tepatnya di<br />

Teluk Jakarta Daerah Khusus lbukota Jakarta Raya, dengan batas<br />

perairan meliputi daerah yang dibatasi garis lurus yang menghubungkan<br />

titik-titik koordinat yaitu:<br />

• 06-07-158 dan 106-49-18E;<br />

• 06-04-008 dan 106-51-24E;<br />

• 06-04-008 dan 106-55-10E;<br />

• 06-06-058 dan 106-55-1 OE.<br />

Keadaan pantai di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok landai dan dasar<br />

lautnya lumpur pasir kedalaman alur masuk sekitar 10-14 M.<br />

'- 0<br />

\'-16


Penelitian Keseimbangan Kapasi/as Faslluas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

·CIU :GON<br />

usm<br />

$ UKA$UiMI<br />

R'UDU~<br />

f'lANT >1. TIO; 'I<br />

TOLROAO<br />

1HATJ; ROAO<br />

RAILWAY<br />

Gambar V.7: Hinterland Pelabuhan Tanjung Priok<br />

c. Fasilitas dan Peralatan Pelabuhan<br />

Fasilitas yang terdapat di Pelabuhan Tanjung Priok terdiri atas dennaga,<br />

alur pelayaran, kolam pelabuhan, gudang dan lapangan penumpukan,<br />

terminal penumpang, listrik, air, dan peralatan pelabuhan.<br />

4<br />

-<br />

~<br />

.t-­<br />

__ _<br />

'· 137<br />

~ '~'7:.::!!lN!DrJ,.,. + ._,. &n.a..-<br />

~,.<br />

+ .,<br />

-<br />

,._ ,_,.,_ IIW. A<br />

---·-<br />

-­<br />

____ lo.<br />

1' --­<br />

=­ = ~·-·<br />

-- -·-<br />

..._ -ctiDO·---•<br />

V- 1'"'


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Faslluas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

1) Dermaga:<br />

Tabel V.9<br />

Dennaga Pelabuhan Tanjung Priok<br />

DERMAGA '" .· UKURAN" X<br />

Urut Nama<br />

'. Lapangan,<br />

OPERATOR<br />

Panjang<br />

;" .Pri~pukan .·<br />

-~<br />

t0J~. .''~i'~<br />

. "~ (m): ··, ' ·<br />

..<br />

~:"" ''(m) ar'<br />

'<br />

(m)<br />

Gu~~ng ·<br />

001<br />

I 002 PT. Hamparan Jala Segara 420,00 6.146,65 12.075,00<br />

003<br />

II 004 PT. Kharisma Bintang Samudera 448,20 5.895,00 4.000,00<br />

Ill 004U PT. Prima Nur Panurjwan 514,00 2.500,00 -<br />

005<br />

IV 006 PT. Sarana Bandar Nasicnal 544,50 11 .546,00 16.965,00<br />

007<br />

v 005 s PT. Multi Terminallndcnesia 14,60 - VI 007 u PT. Multi Terminallndcnesia 75,00 - -<br />

VII 009 PT. Multi Terminallndcnesia 404,00 50.000,00 -<br />

Walie<br />

VIII<br />

PT. Walie Citra Teladan 400,00 28.783,00 -<br />

Jay a<br />

IX 100 PT. Trimulia Baruna Perkasa 64,00 - -<br />

101<br />

X<br />

u PT. Trimulia Baruna Perkasa 522,50 8.122,00 2.817,50<br />

102<br />

103<br />

XI 104 PT. Adipurusa 445,00 9.989,00 15.873,99<br />

105<br />

106<br />

XII<br />

107<br />

Cabang Tanjung Prick 380,00 - -<br />

108<br />

XIII 109 PT. Mahardi Sarana Tama 464,00 9.430,00 12.907,00<br />

110<br />

111<br />

XIV 112 PT. Dwipahasta Utama Duta 450,00 12.997,10 13.494,50<br />

113<br />

XV 114 PT. Multi Terminallndcnesia 170,00 900,00 4.950,00<br />

115/<br />

XVI<br />

200<br />

Cabang Tanjung Prick 287,00 12.525,00 -<br />

201<br />

XVII 202 PT. Kaluku Maritim Utama 506,00 14.805,88 8.219,96<br />

XVIII<br />

203 .<br />

207 !(.T. Multi Terminallndcr.esia 144,00 - 14.805,88<br />

208<br />

XIX<br />

209<br />

210<br />

XX<br />

211<br />

Sumber: www.inaport2.co.id<br />

PT. Prima Nur Panurjwan 420,00 10,340,20 7.002,98<br />

Cabang Tanjung Prick 276,00 5.775,00 3.513,57<br />

2) Alur Pelayaran dan Kola·m Pelabuhan:<br />

• Alur Pelayaran:<br />

Panjang (Mil) : 16.853;<br />

Kedalaman (M LWS) :-5 s/d- 14;<br />

V-1


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasllttas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

• Kolam Pelabuhan:<br />

Luas (Ha) : 424;<br />

Kedalaman (M LWS) :- 5 s/d- 14;<br />

3) Gudang dan Lapangan Penumpukan:<br />

• Luas gudang (M2) 180.367,00;<br />

• Kapasitas gudang (T/M2) 26,35.<br />

• Luas lapangan penumpukan (M2): 341.711,00.<br />

4) Terminal Penumpang, Listrik dan Air, dan Pemadam Kebakaran:<br />

• Luas terminal penumpang (M2) 7.266;<br />

• Kapasitas terminal penumpang (Orang) : 5.000;<br />

• Daya Listrik PLN (KVA) 12.810;<br />

• Kapasitas air PDAM (M3) 2.350;<br />

• Pemadam Kebakaran (Unit) 8 .<br />

5) Peralatan Bongkar Muat:<br />

Tabel V.10<br />

Peralatan Bongkar Muat Di Pelabuhan Tanjung Priok<br />

No PERALA TAN UNIT<br />

1 Container 28<br />

2 Transtainer 94<br />

3 Top Loader 7<br />

4 Side Loader 7<br />

5 Reach Stacker 5<br />

6 Mobile Crane 4<br />

7 Head Truck 196<br />

8 Chassis 314<br />

9 Diesel Forklift 42<br />

10 Spreader 80<br />

11 Hopper Box<br />

.<br />

4<br />

12 Conveyor Belt 6<br />

13 Transveyor 10<br />

i4 Grab 6<br />

15 Pneumatic Unloader 2<br />

16 Pneumatic Unlosder 1<br />

.<br />

17 Scrap Iron Crane 2 I<br />

18 Super Stacker .5 I<br />

Sumber: www.inaport2.co.id<br />

V-19


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasi/uas Pada Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

d. Kunjungan Kapal Di Pelabuhan Tanjung Priok<br />

Tabel V.11<br />

Data Kunjungan Kapal Di Pelabuhan Tanjung Priok<br />

URAIAN SAT 2005 2006 2007 2008 2009<br />

Luar Negeri<br />

Unit 4,843 5,269 5,351 5,775 N/A<br />

GT 57,572,005 61 ,191,510 59,330,955 61,024,195 N/A<br />

Dalam Unit 11,314 .12,105 10,863 12,054 N/A<br />

Negeri GT 29,966,316 28,613,070 27,496,632 28,006,329 N/A<br />

JUMLAH<br />

Unit 16,157 17,374 16,214 17,829 N/A<br />

GT 87,538,321 89,804,580 86,827,587 -- .. ~~.Q3_Q,524 N/A<br />

---------- ------<br />

Sumber: PT. Pelindo II<br />

e. Kinerja Pelabuhan Tanjung Priok<br />

Tabel V.12<br />

Data Kinerja Pelabuhan Tanjung Priok<br />

..<br />

No. URAIAN SAT 2005 2006 ' 2007 2008 20Q9<br />

A. KAPAL LUAR NEGERI<br />

a. Turn Round Time (TRT) JAM 54.24 44.50 53.77 38.63 N/A<br />

b. Waiting Time (WT) JAM 1.00 1.00 1.00 1.00 N/A<br />

c. Postpone Time (PT) JAM 1.00 1.00 1.00 1.00 N/A<br />

d. Approach Time (AT) JAM 1.00 1.00 1.00 1.00 N/A<br />

i<br />

e. Berthing Time (BT) JAM 51.24 41.50 50.77 35.63 N/A<br />

- Not Operation Time (NOT) JAM 4.18 3.94 4.80 4.23 N/A<br />

- Effective Time (ET) JAM 43.25 34.74 42.03 29.61 N/A<br />

B.<br />

- Idle Time (IT) JAM 3.81 2.82 3.94 1.79 N/A<br />

KAPAL DALAM NEGERI<br />

a. Turn Round Time (TRT) JAM 47.58 45.37 48.39 42.85 N/A<br />

b. Waiting Time (WT) JAM 1.00 1.00 1.00 1.00 N/A<br />

c. Postpone Time (PT) JAM 1.00 1.00 1.00 1.00 N/A<br />

d. Approach Time (AT) JAM 1.00 1.00 1.00 1.00 N/A<br />

e. Berthing Time (BT) JAM 44.58 42.34 45.39 39.85 N/A<br />

- Not Operation Time (NOT) JAM 4.59 4.20 4.44 5.45 N/A<br />

- Effective Time (ET) JAM 36.15 34.98 36.79 30.77 N/A<br />

- Idle Time (IT) JAM 3.84 3.16 4.1 6 3.63 N/A<br />

Sumber: PT. Pelindo II<br />

f. Ekspor lmpor dan Bongkar Muat Barang<br />

Tabel V.13<br />

Data Ekspor lmpor dan Bongkar Muat Barang Di Pelabuhan Tanjung Priok<br />

URAIAN SAT 2005 2006 2007 2008 2009<br />

·•<br />

a. Luar Negeri<br />

lmpor Ton 11 ,738,888 11,551 ,523 11,996,578 12,336,717 N/A<br />

Eksoor Ton I 7,622,715 7,216,030 7,379,221 5,479,989 N/A<br />

-<br />

V-20


Penelitian Keseimbangan Kapasilas Fas1lllas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

URAIAN SAT 2005 2006 2007 2008 2009<br />

Jumlah Ton 19,361,603 18,767,553 19,375,799 17,816,706 N/A<br />

b. Dalam Negeri<br />

Bongkar Ton 13,054,157 14,020,612 15,787,613 16,868,999 N/A<br />

Muat Ton 5,738,610 5,948,414 6,817,502 7,363,821 N/A<br />

Jumlah Ton 18,792,767 19,969,026 22,605,115 24,232,820 N/A<br />

TOTAL Ton 38,154,370 3.8,736,579 41,980,914 42,049,526 N/A<br />

Sumber. PT. Pelindo II<br />

g. Utilisasi Pelabuhan Tanjung Prick<br />

Tabel V.14<br />

Data Utilisasi Pelabuhan Tanjung Priok<br />

'<br />

No. URAIAN SAT 2005 2006 2007 2008 2009 0'<br />

1 UTILISASI DERMAGA<br />

BOR % 66.45 62.15 63.23 58.81 N/A<br />

BTP T/M 4,482.59 4,487.22 4,893.61 4,900.31 N/A<br />

2 UTILISASI LAPANGAN<br />

YOR % 43.88 42.75 42.72 41.36 N/A<br />

YTP T/M2 86.24 105.96 122.78 141 .67 N/A<br />

3 UTILISASI GUDANG<br />

SOR % 44.43 34.87 35.93 44.62 N/A<br />

STP T/M2 20.03 16.43<br />

-<br />

16.41 22.57 N/A<br />

·-<br />

Sumber. PT. Pelindo II<br />

h. Kondisi Perekonomian Kota Jakarta Utara<br />

PDRB Jakarta Utara mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada<br />

tahun 2002 PDRB Jakarta Utara sebesar Rp. 56.519.051,56.<br />

Sementara <strong>pada</strong> tahun 2004 mengalami kenaikan 9ebesar Rp.<br />

70.851 .1 06,20. Kurun waktu 2002-2006, kenaikan tertinggi PDRB<br />

'<br />

terjadi <strong>pada</strong> tahun 2005 menuju 2006.<br />

PDRB Per Kapita Kota Jakarta Utara atas dasar harga berlaku <strong>pada</strong><br />

tahun 2007 mencapai Rp. 108.142.875 . Bila dibandingkan dengan<br />

tahun sebelumnya, nilai tersebut mengalami peningkatan sebesar 13%.<br />

Sarna halnya dengan tahun 2005, nilai PDRB Per Kapita Jakarta Utara<br />

atas dasar harga berlaku tahun 2007 juga mengalami peningkatan<br />

V-21


Penelitian Keseimbangan Kapasuas FasuJlas Pada Pelabuhan Pelikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Pelikemas<br />

sebesar 31% bila dibandingkan dengan perolehan nilai <strong>pada</strong> tahun<br />

2005, yaitu sebesar Rp. 25.870.252.<br />

Jika dilihat kontribusinya menurut sektor ekonomi dalam pembentukan<br />

PDRB atas dasar harga berlaku, selama kurun waktu tahun 2005-2007<br />

sektor lndustri Pengolahan merupakan penyumbang terbesar terhadap<br />

total PDRB (44,08% <strong>pada</strong> tahun 2005, 43,97% <strong>pada</strong> tahun 2006, dan<br />

43,64% <strong>pada</strong> tahun 2007). Kemudian berturut-turut diikuti oleh sektor<br />

Perdagangan, Hotel dan Restoran; dan sektor Pengangkutan dan<br />

Komunkasi masing-masing sebesar 17,71% dan 12,21% terhadap<br />

pembentukan PDRB tahun 2007.<br />

Tabel V.15<br />

PDRB Kota Jakarta Utara (dalam Juta Rupiah)<br />

;<br />

TAHUN ,.<br />

~D~B , -<br />

2002 56.519.051,56<br />

2003 62.981 .887,51<br />

2004 70.851 .106,20<br />

2005 82.272.623,14<br />

2006 95.218.349,33<br />

2007 108.142.875,00<br />

Sumber: Kantor Perencanaan Pembangunan, Kotib Jakut<br />

\<br />

~-)i ....<br />

V.3.<br />

Pelabuhan Tanjung Emas Semarang<br />

Sejarah berdirinya Terminal Petikemas Semarang tidak lepas dari sejarah<br />

Pelabuhan Tanjung Emas. Sekitar ~ahun 1513, terdapat 3 (tiga) tempat di<br />

daerah Jawa Tengah yang ramai dikunjungi kapal-kapal pedagang, antara<br />

lain Losari, Tegal dan Semarang. Namun, sejarah mencatat bahwa<br />

Pelabuhan Semarang adalah yang paling ramai dikunjungi kapal, dilihat dari<br />

pendapatan pajak yang melebihi daerah pelabuhan lain di Jawa Tengah.<br />

Pada <strong>akhir</strong>nya oleh Penguasa Belapda semua pejabat-pejabat penting dan<br />

catatan-catatan yang berkaitan dengan perdagangan dipindah ke Semarang.<br />

Keberadaan Pelabuhan Semarang semakin berkembang dengan<br />

didirikannya menara suar di Pelabuhan Semarang <strong>pada</strong> tahun 1874.<br />

V-22


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pe/abuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

Selama hampir seratus tahun hingga kemerdekaan Republik Indonesia, tidak<br />

ada perubahan yang berarti <strong>pada</strong> Pelabuhan Semarang. Perubahan status<br />

hukum institusi Lembaga Kepelabuhanan baru mulai berkembang semenjak<br />

berdirinya Negara Republik Indonesia tahun 1945 sejalan dengan<br />

pertumbuhan ekonomi dan tatanan peraturan yang berlaku. Namun, hingga<br />

tahun 1960 Pemerintah Belanda masih memegang peranan penting dalam<br />

manajemen Pelabuhan dan status kepemilikan perusahaan.<br />

Bentuk pengelolaan pelabuhan telah mengalami beberapa kali perubahan,<br />

mulai dari Perusahaan Negara (PN) Pelabuhan tahun 1960, Badan<br />

Pengusahaan Pelabuhan (BPP) tahun 1969, dan Perum Pelabuhan tahun<br />

1983. Berdasarkan pembagiannya, Pelabuhan Semarang berada di bawah<br />

Perum Pelabuhan Ill yang berkantor pusat di Surabaya. Pada periode ini,<br />

dilaksanakan proyek pembangunan tahap I Pelabuhan Semarang dan<br />

diresmikan oleh Presiden Soeharto <strong>pada</strong> tanggal 23 November 1985 yang<br />

kemudian diberi nama Pelabuhan Tanjung Emas. Bentuk pengelolaan<br />

pelabuhan mengalami perubahan ter<strong>akhir</strong> kali <strong>pada</strong> tahun 1992 dengan<br />

pembagian yang masih sama, yaitu PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I, II,<br />

Ill, dan IV.<br />

Awalnya, kegiatan bongkar muat petikemas di Pelabuhan Tanjung Emas<br />

dilakukan secara konvensional yaitu menjadi satu kesatuan dengan bongkar<br />

muat barang umum (general cargo) yang berada di bawah kendali Divisi<br />

Usaha Terminal Cabang Pelabuhan Tanjung Emas. Setelah selesainya<br />

pembangunan tahap II tahun 1997, penanganan petikemas memasuki tahap<br />

pelayanan terminal sendiri yang dikendalikan Divisi Terminal Petikemas<br />

Cabang Pelabuhan Tanjung Emas (Divisi TPK) .<br />

.<br />

SebagBi langkah antisipasi terhadap pertumbuhan angkutan petikemas di<br />

Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, yang secara nyata ·memerlukan<br />

pengelolaan yang lebih professional, manajemen Pelabuhan Ill melakukan<br />

pemekaran organisasi Pelabuhan Ill Cabang Tanjung Emas, menjadi 2<br />

bag ian yaitu pengelolaan Terminal Petikemas secara mandiri di bawah<br />

tanggung jawab General Manajer Terminal Petikemas Semarang dan<br />

pengelolaan pelabuhan di<br />

Pelabuhan Tanjung Emas.<br />

bawah tanggung jawab General Manajer<br />

V-13


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

Terminal Petikemas Semarang berdiri berdasarkan Surat Keputusan Direksi<br />

PT. Pelabuhan Indonesia Ill (Persero) Nomor : KEP.46/PP.1.08/P.III-2001<br />

tanggal 29 Juni 2001 tentang Pembentukan Taminal Petikemas Semarang.<br />

Terhitung sejak tanggal 21 Juli 2001, Terminal Petikemas Semarang<br />

merupakan cabang yang berdiri sendiri terpisah dari Pelabuhan Tanjung<br />

Emas Semarang, sehingga semua urusan handling petikemas sepenuhnya<br />

dilakukan sendiri oleh manajemen Terminal Petikemas Semarang. Pada<br />

tanggal 1 Juli 2009 yang lalu, tepat sewindu Terminal Petikemas Semarang<br />

telah berdiri menjadi Terminal Petikemas yang sangat diminati para pelaku<br />

ekspor dan impor, khususnya di daerah Jawa Tengah dan DIY.<br />

V.4. Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya<br />

Uraian mengenai Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, meliputi gambaran<br />

umum pelabuhan, kondisi geografis, <strong>fasilitas</strong> dan peralatan pelabuhan,<br />

<strong>fasilitas</strong> dan peralatan bongkar muat, data kunjungan kapal, data kinerja<br />

pelabuhan, data arus ekspor impor dan bongkar muat barang, data utilisasi<br />

pelabuhan, dan potret perekonomian kota Surabaya.<br />

a. Gambaran Umum Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya<br />

Pelabuhan Tanjung Perak berada di Kabupaten Surabaya Propinsi<br />

Jawa Timur dan berada <strong>pada</strong> posisi 112°44'100" - 112°32'40"BT,<br />

7°11 '50" - 70°13'20"LS. Pelabuhan Tanjung Perak merupakan salah<br />

satu pelabuhan pintu gerbang di Indonesia, yang menjadi pusat<br />

kolektor dan distributor barang ke Kawasan Timur Indonesia,<br />

khususnya untuk Propinsi Jawa Timur. Karena letaknya yang strategis<br />

dan didukung oleh daerah hinterland Jawa Timur yang po_tensial maka<br />

Pelabuhan Tanjung Perak juga merupakan pusat pelayaran Kawasan<br />

Timur Indonesia.<br />

Hinterland Pelabuhan Tanjung Perak meliputi seluruh wilayah Propinsi<br />

Jawa Timur serta sebagian Propinsi Jawa Tengah dan Daerah<br />

lstimewa Yogyakarta. Hinterland Pelabuha.n Tanjung Perak yang<br />

berpotensi antara lain:<br />

V-24


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

• Rambipuji, kira-kira berjarak 200 Km dari Surabaya yang<br />

direncanakan mempunyai <strong>fasilitas</strong> petikemas utama;<br />

• SIER (Surabaya Industrial Estate Rungkut) dengan total luas<br />

wilayah 476 Ha, berada sekitar 23 Km dari Pelabuhan Tanjung<br />

Perak, saat ini sudah digunakan secara penuh sejak tahun 1994<br />

oleh ± 290 perusahaan;<br />

• Zone Kawasan Berikat (Export Processing Zone) yang berlokasi<br />

di PIER (Pasuruan Industrial Estate Rembang) dengan luas<br />

sekitar 500 Ha sekitar 60 Km dari Pelabuhan Tanjung Perak;<br />

• Kawasan-kawasan industri tersebut merupakan pusat produksi<br />

berbagai jenis barang baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun<br />

ekspor.<br />

'"""<br />

! t K<br />

·\';. ' ~-------- / ' c


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pe/abuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

Gambar V.10: Situasi (Layout) Rencana Pengembangan Pelabuhan Tanjung<br />

Perak<br />

c. Fasilitas dan Peralatan Pelabuhan Tanjung Perak<br />

Fasilitas pelabuhan yang dimiliki Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya,<br />

meliputi alur pelayaran, pemanduan, bunker, <strong>fasilitas</strong> terminal<br />

penumpang, dan lain-lain, yang dapat dijelaskan sebagai berikut.<br />

')<br />

i\:~<br />

/<br />

..<br />

., :<br />

I \ \ '-•<br />

'"' '0 \ '<br />

Gam bar V.11: Denah Fasilitas Pelabuhan yang Ada Saat lni<br />

\'-26


Pene/itian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

Fasilitas yang ada di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, terdiri dari:<br />

1) Alur Pelayaran:<br />

Alur pelayaran barat merupakan alur utama memasuki pelabuhan<br />

Tanjung Perak yang panjangnya 24 mil laut, lebarnya 100 meter<br />

dengan kedalaman bervariasi antara 10 sampai 12 meter.<br />

Gambar V.12: Alur Pelayaran Pelabuhan Tanjung Perak<br />

2) Pemanduan:<br />

Untuk menjamin keselamatan bagi kapal-kapal di area Pelabuhan<br />

Tanjung Perak telah disiapkan beberapa orang pandu. Mereka<br />

siaga . di stasiun Karang Jamuang dan siap melayani tugas<br />

pemana't:an selama 24 jam. Untuk mendukung tugas. pemanduan<br />

ini telah disiapkan beberapa kapal beberapa kapal sebagai berikut.<br />

Tabel V.16<br />

Data Fasilitas Pemanduan Pelabuhan Tanjung Perak<br />

q,<br />

ik<br />

NAMA UNI:r ,.TIPE KAPASITAS<br />

~


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

Pelayanan bunker dilakukan oleh Pertamina melalui pipa dermaga<br />

dan pelayanan bunker lainnya dilakukan oleh swasta melalui<br />

tongkang dan mobil tangki. Selain <strong>fasilitas</strong> terset:.Jt ada beberapa<br />

<strong>fasilitas</strong> lain seperti <strong>fasilitas</strong> bongkar muat, pelayanan air bersih,<br />

pelayanan kesehatan, pemadaman kebakaran, docking, reparasi<br />

dan pembuatan kapai.<br />

4) Fasilitas Terminal Penumpang:<br />

Di Pelabuhan Tanjung Perak terdapat 2 terminal penumpang<br />

untuk kapal penumpang umum yakni Terminal Gapura Nusantara<br />

dan Terminal Gapura Surya. Selain itu terdapat pula Terminal<br />

penumpang untuk Kapal Ro-Ro. Uraian lebih lanjut tentang<br />

terminal tersebut digambarkan dalam tabel berikut ini.<br />

Tabel V.17<br />

Data Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Perak<br />

DESKRIPSI G.APURA NUSANTARA GAPURA SURYA<br />

Size (M 2 ) 4.950 5.060<br />

Draft (M LWS) -9,0 -9,0<br />

Berth Length 325<br />

Building Width (M 2 ) 2.384 4.522<br />

Apron Width (M) 15 15<br />

Available For Economv Class<br />

Room Capacity 1.500 1.000<br />

Amanda Restoran - 300<br />

Mushalla<br />

Sumber: Adpel Tanjung Perak<br />

5) Terminal Penumpang Kapal Ro-Ro:<br />

Size:<br />

Tabel V.18<br />

Data Kapasitas Terminal Penumpang Pelabuhan Tanjung Perak<br />

DESKRIPSI SAT TANJUNG PERAK<br />

. '<br />

- Embarkasi M2 2.371,65<br />

- Debarkasi M2 201,50<br />

- Teras Sisi Barat M2 294,25<br />

- Kapasitas Penumpang 700<br />

- Draft MLWS -7,2<br />

- Panjang Dermaga M 140<br />

Area Parkir<br />

- Truck M2 3.870<br />

- Car M2 515<br />

- Kendara:m ex Bon2karan M2 1.912<br />

Kapaasitas Parkir Car 248<br />

g<br />

Y--


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

6) Terminal Konvensional:<br />

Tabel V.19<br />

Data Terminal Konvensional Pelabuhan Tanjung Perak<br />

No DESKRIPSI KUANTITAS<br />

I& ,,,<br />

Dermaga Nilam<br />

1 Luas 1,4 Hektar<br />

2 Draft -9,2 M LWS<br />

3 Panianq Dermaqa 860 M<br />

4 Lebar Apron 15M<br />

5 Luas Gudanq 18235 M2<br />

6 Jumlah Gudanq 4 Unit<br />

7 Luas Lapangan Penumpukan 14.125 M2 .<br />

8 Peruntukan Antar Pulau ( CK, GC)<br />

Dermaga Mirah<br />

1 Luas 1,7 Hektar<br />

2 Draft -6,7 M LWS<br />

3 Panjanq Dermaqa 640 M<br />

4 Lebar Apron 20M<br />

5 Luas Gudang 13.700 M2<br />

6 Jumlah Gudang 4 Unit<br />

7 Luas Lapangan Penumpukan 15,965 M2<br />

8 Peruntukan Antar Pulau (GC)<br />

Dermaga Kalimas<br />

1 Luas 5,2 Hektar<br />

2 Draft -2,0 M LWS<br />

3 Panjang Dermaga 2.270 M<br />

4 Lebar Apron 20M<br />

5 Luas Gudanq 4,180 M2<br />

6 Jumlah Gudang 4 Unit<br />

7 Luas Lapanqan Penumpukan 3,900 M2<br />

8 Peruntukan Kapal Lokal & Kapal Layar Motor<br />

Sumber: Ad pel Tanjung Perak<br />

7) Terminal Peti Kemas:<br />

Fasilitas dan Peralatan Terminal Peti Kemas Surabaya<br />

digambarkan dalam tabel, sebagai berikut.<br />

'-.,<br />

V-29


Penelltwn Kese1mbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Do/am Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

Tabel V.20<br />

Data Fasilitas dan Peralatan Terminal Peti Kemas<br />

Pelabuhan Tanjung Perak<br />

No FASitiTAS I PERALATAN SAT KOANTITAS~<br />

_ 1 ____p_~ang Dermaga M 1.450<br />

1<br />

2 Terminallnternasional Draft M LWS - 10,5<br />

............................ ················-················-···--·------------·------·---------·-----·--·------------------·-·-·------·-·--------'-='-'-=----<br />

-~---- I~~i~~pomestik Draft M LWS - 7,5<br />

-~----- .. 9..9!!.~~(/er Yard . . Ha 49 1<br />

..............?..._....... _ 9..Q!!!9./'!._f]LE!~igJI_L§!.?tioT? ..._.__________ · ---~?_____________<br />

1 ~ . 500 .. I<br />

,<br />

7 RTG Unit 23<br />

---·-·------· ·---· --<br />

______ 8 ,........... __ Reach ,__,______,, Stacker 40 Ton --·-· Unit 3<br />

·-~-:---+<br />

........ §. ........ ..... 9.Y?l~f!~!!~~--.. -------·-------- ____ UnlL _________ ... 10 .. 1<br />

--~ -------······ .... §..!f:!~?.9..C? .. '!...t.?.!!!...~C .~9.~cf.f!!..L?..I2Q ___________ _____ .. h!Qi! __ ........ ________________ 2 __<br />

. _1Q _ __ §..f5.y_ _ §~9.f?J5..er ~ T 2!:!.. __________________ u ~--- _____ 2<br />

__ 1} ____ E.g_0jj_ft Electric 2,5 Ton _ _ Unit 12<br />

12 Double Trailer Unit 40<br />

···---·-·····-················ -·····-·······-·····-··--··-··---··----···-·--·-··--··----··-··----···--··-·---·-····-·..-· ·----··--·------·-··-·· -···--·..--·----<br />

13 Head Truck Unit 54<br />

•··--···-·-···-······-- ········-·----·----.. ·-··--.. ----·-····--·-------------·-·---------- -·-·<br />

14 Chassis 20Ft Unit 3<br />

--f5 ____ Chassis46Ft-----·------~ Unit 45<br />

--·-·--·--- . ·-·-·-·-------··--------··--------··-·--··-· ···-·-··--·--·---·· ·---··----·----·----<br />

16 Chassis 45Ft Unit 30<br />

Sumber: Pelindo Ill<br />

1<br />

8) Kapal Pandu:<br />

• Kapal pandu : 1 unit 2x380 HP dan 3 unit 2 x 490 HP;<br />

• Kapal Tunda : 9 unit;<br />

• Kapal Kepil : 2 unit 150 HP dan 1 unit 240 HP;<br />

• Kapal Tongkang : 3 unit;<br />

• Kapal Ukur : 1 unit 150 PK.<br />

9) Peralatan bongkar muat:<br />

• Crane<br />

: 1 unit 35 ton;<br />

• Forklift : 1 unit 2ton, 2 unit 2,5 ton, 2 unit 3 ton, 1 unit<br />

5 ton, dan 2 unit 7 ton;<br />

• Head Truck : 5 unit 40 ton;<br />

• Chasis Combo : 2 unit 20' & 5 unit 40';<br />

• Spreader : 2 unit 20' dan 5 unit 40';<br />

• Transtainer : 2 unit 40 ton.<br />

10) Mobil PMK 6 unit.<br />

'-.. .<br />

Y-30


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasiluas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

d. Kunjungan Kapal Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya<br />

Tabel V.21<br />

Data Kunjungan Kapal Di Pelabuhan Tanjung Perak<br />

URAIAN ~; SAT 2005 200G 2007 ; ' 2.()08 . 2009<br />

A ;i ,, ,. %r"<br />

Luar Unit 5,256 6,561 5,272 5,816 5,672<br />

Negeri GT 80,880,294 84,953,046 81,874,488 90,075,974 87,537,355<br />

Dalam Unit 69,735 64,257 68,005 69,002 66,808<br />

Negeri GT 105,125,789 105,212,684 116,536,157 116,248,721 122,991,575<br />

JUMLAH<br />

Unit 74,991 70,818 73,277 74,818 72,480<br />

GT 186,006,083 190,165,730 198,410,645 206,324,695 210,528,930<br />

Sumber: Pelindo Ill<br />

(#<br />

' .<br />

e. Kinerja Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya<br />

No.<br />

Tabel V.22<br />

Data Kinerja Pelabuhan Tanjung Perak<br />

URAIAN<br />

'<br />

Y ri"-·<br />

''<br />

SAT 2005,' 2006 2007 2008 ., 2009<br />

A. KAPAL LUAR NEGERI<br />

a. Turn Round Time (TRT) JAM 73.00 78.00 79.00 55.50 60.57<br />

b. Waiting Time (WT) JAM 2.00 1.00 3.00 1.17 0.91<br />

c. Postpone Time (PT) JAM 4.00 21 .00 15.00 7.00 4.67<br />

d. Approach Time (AT) JAM 8.00 4.00 4.00 4.00 3.00<br />

e. Berthing Time (BT) JAM 58.25 52.00 57.00 43.33 52.00<br />

- Not Operation Time (NOT) JAM 6.67 9.00 8.00 4.00 5.67<br />

- Effective Time (ET) JAM 47.00 39.00 43.00 35.33 42.00<br />

- Idle Time (IT) JAM 4.58 4.00 6.00 4.00 4.33<br />

B. KAPAL DALAM NEGERI<br />

a. Turn Round Time (TRT) JAM 85.00 85.00 86.00 57.63 49.16<br />

b. Waiting Time (WT) JAM 2.00 2.00 2.00 2.38 1.91<br />

c. Postpone Time (PT) JAM 18.00 18.00 16.00 10.75 10.00<br />

d. Approach Time (AT) JAM 4.00 4.00 3.00 4.00 2.00<br />

e. Berthinq Time (BT) JAM 61.00 61.00 65.00 40.50 35.25<br />

- Not Operation Time (f'..!OT) JAM 6.00 8.00 8.00 5.00 4.00<br />

- Effective Time (ET) '-- JAM 49.00 49.00 52.00 32.00 28.00<br />

- Idle Time (IT) JAM 4.00 4.00 5.00 3.50 3.25<br />

Sumber: Pelindo Ill<br />

\'-31


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasi/itas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

f. Arus Ekspor lmpor dan Bongkar Muat Barang Pelabuhan Tanjung<br />

Perak Surabaya<br />

Tabel V.23<br />

Ekspor lmpor dan Bongkar Muat Barang Di Pelabuhan Tanjung Perak<br />

5,543,580 6,495,549 7,181,407 6,484,979 5,836,880<br />

Ton T 39,512,059 45,260,183 51,164,660 59,694,370 60,860,564<br />

Ton I 45,055,639 51,755,732 58,346,067 66,179,349 66,697,444<br />

eri<br />

Ton 22,703,671 26,562,503 30,638,692 28,176,159 26,405,828<br />

Ton 14,823,802 12,314,468 14,846,134 21,203,345 17,807,741<br />

Jumlah !Ton 37,527,473 38,876,971 45,484,826 49,379,504 44,213,569<br />

TOTAL !Ton 82,583,112 90,632,703 103,830,893 115,558,853 110,911,013<br />

Sumber: Pelindo Ill<br />

g. Utilisasi Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya<br />

Tabel V.24<br />

Data Utilisasi Pelabuhan Tanjung Perak<br />

.. '"·''·1·¥; .'"'·· ,. ;:.;:;, h,.~ .nl''0.· ., I<br />

J . . &"~lt ·, s, '~~h"'"',. '\\',.' 3'::;' . "~ ::. " '- •<br />

--· --- . -.---------- ---------·-·<br />

No. ' SAT 2005 · 2006 ·. /~ 2007 ,,<br />

+i " "· , •.. .;...<br />

± . >~~<br />

2008 ·· '2009 ;·c<br />

.·>c·..<br />

UTJLISASI DERMAGA<br />

8 0 R I % I 67 I 69 I 69 80 66<br />

8 T P I T/M I 1902 I 2716 I 2753 2803 2611<br />

2 I UTJLJSASI LAPANGAN<br />

YOR I % I 11 I 5 I 10 56 61<br />

Y T P I T/M2 I 33 I 10 I 10 17 26<br />

3 I UTJLISASJ GUDANG<br />

s 0 R I % I 10 I 6 I 8 17 13<br />

S T P I T/M2 I 30 I 11 I 8 4 3<br />

Sumber: Pelindo Ill<br />

r., . Potret Perekonomian Kota Surabaya<br />

PDRB Kota Surabaya mengalami peningkatan dari tahu'n ke tahun.<br />

Pada tahun 2003 PDRB Surabaya sebesar Rp. 61.659.66 Sementara <strong>pada</strong><br />

tahun 2004 mengalami kenaikan menjadi Rp. 69.627.20. Pada tahun<br />

2008 PDRB Surabaya sebesar.Rp. 141.490.66.<br />

\'-32


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fastluas Pada Pelahuhan Pelikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

Tabel V.25<br />

PDRB Kota Surabaya Tahun 2003-2008<br />

, .. ., ~<br />

r<br />

TAHUN<br />

)


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilttas Pada Pelab11han Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

rempah. Setelah dikuasai oleh VOC <strong>pada</strong> tahun 1667 melalui perjanjian<br />

Bongaya atau lebih dikenal dengan Bonggay Tractate, maka Pelabuhan<br />

Makassar semakin ramai dikunjungi <strong>pada</strong> pedagang dan pelaut dari<br />

mancanegara serta antar pulau.<br />

Pada tahun 1921, Pemerintah Hindia Belanda mulai membangun<br />

dermaga dengan menggunakan · konstruksi beton bertulang pondasi<br />

sistem caisson, yang kemudian dikenal dengan nama Dermaga<br />

Soekarno. Pada tahun 1957, setelah melihat arus bongkar muat barang<br />

dan kunjungan kapal-kapal yang mengalami kenaikan dari waktu ke<br />

waktu, pemerintah Republik Indonesia memperluas Pelabuhan<br />

Makassar dengan konstruksi beton bertulang, pondasi tiang pancang<br />

dan dermaga tersebut diberi nama Dermaga Hatta.<br />

Dipandang dari sudut geografis, posisi Makassar memang sangat<br />

strategis untuk transportasi. Karena posisinya yang berada di tengahtengah,<br />

Makassar menjadi jembatan laut maupun udara yang<br />

menghubungkan Pulau Jawa, khususnya Jawa bagian barat dengan<br />

daerah-daerah di timur Nusantara. Dari Barat (Jakarta dan Surabaya),<br />

Makassar menjadi pusat distribusi penumpang maupun angkutan<br />

barang. Begitu pula sebaliknya, penumpang dan barang datang dari<br />

berbagai daerah, menyatu di Makassar untuk diangkut ke barat.<br />

Untuk mendukung kegiatan perindustrian dan perekonomian di kota<br />

Makassar, pemerintah kota Makassar membangun beberapa kawasan<br />

khusus sebagai daerah pendukung kegiatan pelabuhan, yaitu Kawasan<br />

lndustri Makassar, Zona Kawasan Berikat Makassar, Pusat Pengolahan<br />

Kayu dan Cargo Terminal dan Pergudangan Kota. Kawasan lndustri<br />

Makassar terletak di seb~J~h timur kota Makassar kurang lebih 12 Km<br />

dari Pelabuhan Makassar sebagai pusat pengolahan .limbah, pusat<br />

pelayanan kesehatan dan keamanan. Di dalam kawasan ini<br />

dikembangkan Zona Kawasan berikat Makassar.<br />

V -~


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

Gam bar V.13: Pelabuhan Makassar<br />

'-._.<br />

Pusat pengolahan kayu terletak di kawasan Sungai Tallo yang<br />

berfungsi sebagai pusat pengolahan dan penampungan kayu serta<br />

hasil-hasil pengolahan kayu. Di samping itu tempat ini juga berfungsi<br />

sebagai pusat pelayanan bahan baku bagi industri kayu di dalam dan<br />

luar kawasan Sungai Tallo. Cargo Terminal dan Pergudangan Kota<br />

terletak kurang lebih 5 Km dari Pelabuhan Makassar dengan fungsi<br />

sebagai tempat penyimpanan dan distribusi barang, pusat akomodasi<br />

dan distribusi barang, tempat pengepakan barang, pemrosesan,<br />

sortasi, making, dan handling barang, gudang lini II untuk menunjang<br />

Pelabuhan Makassar dan tempat handling container, serta<br />

kelengkapan integral dan penopang kawasan ekonomi terpadu.<br />

b. Kondisi Geografis<br />

Pelabuhan Makassar secara geografi terletak di sebelah selatan pulau<br />

Sulawesi, tepatnya <strong>pada</strong> posisi titik koordinat 05°08'08" LS dan<br />

119°24'02 BT. Kondisi pantai sekitar pelabuhan <strong>pada</strong> umumnya landai,<br />

dasar laut terdiri dari lumpur dah pasir. Alur pelayaran sepanjang 25 Mil<br />

(bouy terluar) dengan Iebar ±1 Mil, kedalaman rata-rata -10 sampai<br />

dengan -14 Meter. Arus pasang mengarah ke selatan dengan pasang<br />

tertinggi 140 dm dan pasang terendah 5 dm. Tinggi gelombang di<br />

V-35


---,-·~---, -~ .---....,.------ --<br />

Pene/itian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

kolam bandar antara 0 - 1 Meter dan antara 0 - 2 Meter di daerah<br />

labuh jangkar. Arah arus dominan di dalam kolam memanjang dermaga<br />

atau dari utara ke selatan dengan r:ecepatan antara 0 - 2 Knots, arah<br />

arus dipengaruhi oleh aliran Sungai Tallo yang bermuara di DLKR.<br />

Kecepatan angin rata-rata 5 - 25 Km/Jam dengan kecepatan<br />

maksimum 60 - 70 Km/Jam yang terjadi <strong>pada</strong> bulan Desember -<br />

Januari.<br />

c. Fasilitas dan Peralatan Pelabuhan<br />

Fasilitas yang terdapat di Pelabuhan Makassar terdiri atas dermaga,<br />

alur pelayaran, kolam pelabuhan, gudang, dan lain-lain.<br />

PANGKALAN HATTA<br />

PELASUHAN MAKA$SAR<br />

e<br />

. - --,.,.,.<br />

TS:Riv11 NAL PETII


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Faslittas Pada Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

:s<br />

~{;<br />

z "' .,,''' UKU~N . :w<br />

c:<br />

Cl) ...<br />

;2 FUNGSI<br />

c-·.· . .. ca-<br />

DERMAGA<br />

CIS-<br />

(!) DERMAGA -~ .a· ~~<br />

,. 'a' E. CDYE . - ..J<br />

z \G.;,;, ftl n~ .... - :: ~· ::!1<br />


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pe/abuhan Petikemas Da/am Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

Paotere IX Tiang Pancang, beton dan lantai beton 523,60 1991<br />

Paotere X Tiang Pancang, beton dan lantai beton 335 1991<br />

Paotere XI Tiang Pancang, beton dan lantai beton 500 1995<br />

Sumber: PT. Pelindo IV<br />

IV<br />

IV<br />

IV<br />

2) Alur Pelayaran:<br />

• Panjang (Mil) 2,5;<br />

• Lebar (M) 150,0;<br />

• Kedalaman (M LWS) 10,0;<br />

• Pasang tertinggi (M LWS) 1,8;<br />

• Pasang terendah (MLWS) 0,9 .<br />

3) Kolam Pelabuhan dan Pinggiran:<br />

• Ukuran kolam:<br />

Luas (Ha) 315,20;<br />

Kedalaman (M LWS) 9,70;<br />

Pasang tertinggi (M LWS) 1,80;<br />

Pasang terendah (M LWS) 0,90.<br />

• Ukuran pinggiran:<br />

Panjang (M) 1.581;<br />

Tahun Pembuatan 1921.<br />

4) Gudang: '-,.<br />

101<br />

(Soekamo)<br />

3.800 I 2.280 I 1990 I Pelindo<br />

Lantai Beton, ddg Tembok, rangka<br />

baja dan Atap Aluminium<br />

75<br />

V-38


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

'<br />

c " .-.<br />

Ill<br />

""<br />

c:J9 I< . '!!i; ,,NAMA J9.-.<br />

~<br />

_,. , ~<br />

Luas ::s§ ·u;<br />

GUDANG "'E<br />

Kon~truksi<br />

(m2) I'G;:. j.o !-Wir •<br />

'. ~ =s<br />

&<br />

li- t- E·<br />

c<br />

-:~%~<br />

102<br />

(Soekarno)<br />

103<br />

(Soekarno)<br />

104<br />

(Soekarno)<br />

105<br />

(Soekarno)<br />

CFS<br />

(Soekarno)<br />

Api<br />

(Soekarno)<br />

Sumber: PT. Pelindo IV<br />

~<br />

:.<br />

~<br />

3.800 2.280 1989 Pel indo<br />

4.000 2.400 1985 ' Pelindo<br />

3.800 2.280 1991 Pelindo<br />

3.800 2.280 1992 Pelindo<br />

4.000 2.400 1994 Pelindo<br />

600 360 1980 Pelindo<br />

Lantai Beton, ddg Tembok,<br />

rangka baja dan Atap Aluminium<br />

Lantai Beton, ddg Tembok,<br />

rangka baja dan Atap Aluminium<br />

Lantai Beton, ddg Tembok,<br />

rangka baja dan Atap Aluminium<br />

Lantai Beton, ddg Tembok,<br />

rangka baja dan Atap Aluminium<br />

Lantai Beton, ddg Tembok,<br />

rangka baja dan Atap Aluminium<br />

Lantai Beton, ddg Tembok,<br />

rangka baja dan Atap Aluminium<br />

0<br />

~<br />

75<br />

70<br />

75<br />

75<br />

90<br />

60<br />

5) Lapangan Penumpukan:<br />

Tabel V.29<br />

Lapangan Penumpukan Di Pelabuhan Makassar<br />

LOKASI ' NAMA<br />

LUAS KAPASITAS TAHUN<br />

(m2) (t/m2) PEMBUATAN<br />

Ex Gudang 100 1.254 752 N/A<br />

101 1.213 728 1990<br />

102 1.158 1991<br />

103 3.374 2.024 1984<br />

104 1.017 610 1992<br />

Soekarno<br />

105 1.216 730 1992<br />

106 925 555 1992<br />

Ex Container Yard 21.937 13.162 1985 & 1992<br />

I<br />

Ex Empty Container 3.347 2.008 1991<br />

"-· Ex Kaporlap 8.001 4.801 1995<br />

Ex Pusri 8.417 5.050<br />

'<br />

N/A<br />

EX Gudang IMCO 2.800 1.680 N/A<br />

Petikemas 75.000 45.000 1997<br />

Hatta Multi Purpose I 17.000 10.200 1997<br />

Multi Purpose II 22.446 13.468 1997<br />

I 1.801 1.081 1986<br />

Paotere II 1.974 1.184 1991<br />

Ill 4.187 2.512 1990<br />

Sumber: PT. Pelindo IV<br />

V -39


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

Tabel V.30<br />

Kondisi Lapangan Penumpukan Di Pelabuhan Makassar<br />

LOKASI<br />

Soekamo<br />

Halla<br />

Paotere<br />

Sumber: PT. Pelindo IV<br />

NAMA<br />

Ex Gudang 100<br />

101<br />

102<br />

103<br />

104<br />

105<br />

106<br />

Ex Container Yard<br />

Ex Empty Container<br />

Ex Kaporlap<br />

Ex Pusri<br />

EX Gudang IMCO<br />

Petikemas<br />

Multi Purpose I<br />

Multi Purpose II<br />

I<br />

II<br />

Ill<br />

PEMILIK<br />

Pelindo<br />

Pelindo<br />

Pelindo<br />

Pelindo<br />

Pel indo<br />

Pellndo<br />

Pelindo<br />

Pel indo<br />

Pelindo<br />

Pelindo<br />

Pelindo<br />

Pel indo<br />

Pelindo<br />

Pelindo<br />

Pel indo<br />

Pel indo<br />

Pelindo<br />

Pelindo<br />

KONSTRUKSI<br />

Aspal Hotmix<br />

Aspal Hotmix<br />

Aspal Hotmix<br />

Aspal Hotmix<br />

Aspal Hotmix<br />

Aspal Hotmix<br />

Aspal Hotmix<br />

Aspal Hotmix & Pavinq Block<br />

Paving Block<br />

Paving Block<br />

Tanah<br />

Tanah<br />

Pavinq Block<br />

Paving Block<br />

Paving Block<br />

As pal<br />

As pal<br />

As pal<br />

·---<br />

KONDISI<br />

(%)<br />

60<br />

50<br />

60<br />

60<br />

60<br />

60<br />

60<br />

60<br />

80<br />

80<br />

N/A<br />

N/A<br />

60<br />

60<br />

60<br />

60<br />

NIA<br />

- ···· ·· __§()_____<br />

6)<br />

Terminal Penumpang:<br />

• Luas (M2)<br />

• Kapasitas (Orang)<br />

• Tahun pembuatan<br />

• Pemilik<br />

• Konstruksi<br />

• Kondisi (%)<br />

: 4.000;<br />

: 1.600;<br />

: 1981;<br />

: Pelindo;<br />

: Lantai keramik, dinding tembokltriplek,<br />

atap aluminium;<br />

: 60 .<br />

7) Peralatan Bongkar Muat<br />

• Crane 40 T, 25 T, 5 T, & 3 T, masing-masing 1 Unit;<br />

• Container Crane 2 Unit;<br />

• Transtainer,<br />

• Reach stacker,<br />

• Top Laoder,<br />

• Forklift;<br />

• Head truck;<br />

• Chasis;<br />

• Reefer.<br />

V-40


Penelitian Keseimbangan Kapasilas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

d. Kunjungan Kapal Pelabuhan Makassar<br />

Tabel V.31<br />

Kunjungan Kapal Di Pelabuhan Makassar<br />

URAl AN SAT 2005 2006 2007 , 200~ :~~0!<br />

Luar Unit 243 298 321 319 178<br />

Negeri GT 2,078,469 2,205;392 2,370,052 2,003,927 1,704,046<br />

Dalam Unit 4,596 4,687 5,075 4,897 3175<br />

Negeri GT 15,909,786 16,235,159 16,817,364 16,358,498 16,516,855<br />

Unit 4,839 4,985 5,396 5,216 3,353 !<br />

JUMLAH<br />

GT 17,988,255 18,440,551 19,187,416 18,362,425 18,220,901 !<br />

Sumber: AD PEL Makassar dan PT. Pelindo IV<br />

e. Kinerja Pelabuhan Makassar<br />

Tabel V.32<br />

Kinerja Pelabuhan Makassar<br />

No. URAIAN SAT 2005 2006 2007 2008 2009<br />

a. Kapal Luar Negeri<br />

1. Turn Round Time (TRT) JAM 124.25 69.88 69.77 70.15 67.35<br />

2. Waiting Tirne :<br />

a. Waiting Time Net (WTN) JAM 0.00 0.00 0.00 0.00 0.23<br />

b. Postpone Time (PT) JAM 0.04 1.01 1.02 0.53 0.91<br />

c. Approach Time (AT) JAM 3.00 3.00 3.00 2.87 2.24<br />

d. Waiting Time Gross (WTG) JAM 3.04 4.01 4.02 3.40 3.38<br />

3. Berthing Time (BT) JAM 121 .21 65.87 65.75 66.74 63.97<br />

a. Effective Time (ET) JAM 93.43 51 .54 50.68 52.06 55.24<br />

b. Not Operating Time (NOT) JAM 15.15 8.00 8.22 7.71 4.50<br />

c. Idle Time ( IT ) JAM 12.63 6.33 6.85 6.97 4.23<br />

b. Kapal Dalam Negeri<br />

1. Turn Round Time (TRT) JAM 39.85 33.20 36.56 34.79 32.84<br />

2. Waiting Time :<br />

a. Waiting Time Net (WTN) JAM 0.00 0.00 0.00 0.00 0.23<br />

b. Postpone Time (PT) JAM 5.93 6.34 8.18 3.72 1.08 '-·<br />

c. Approach Time (AT) JAM 3.00 2.64 2.64 2.71 1.54<br />

b. Waiting Time Gross (WTG) JAM 8.93 8.98 10.82 6.43 2.85<br />

3. Berthing Time (BT) JAM 30.92 24.22 25.74 28.36 29.99<br />

a. Effective Time (ET) JAM 23.83 18.67 19.84 21 .89 24.74<br />

b. Not Operating Time (NOT) JAM 3.86 3.03 3.22 3.57 3.19<br />

c. Idle Time ( IT ) JAM 3.23 2.52 2.68 2.90 2.06<br />

Sumber: PT. Pelindo IV<br />

\'-H


Penelitian Keseimbangan Kapasilas Fasi/itas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

f. Ekspor lmpor dan Bongkar Muat Barang<br />

Tabel V.33<br />

Ekspor lmpor dan Bongkar Muat Di Pelabuhan Makassar<br />

URAIAN SAT 2005 20Q6 2007 2008 .<br />

\1';<br />

2009·;:_""<br />

.... v~·;,<br />

&.<br />

··.,<br />

a. Luar Negeri<br />

lmpor Ton 690,222 '806,723 848,289 800,580 855,113<br />

Ekspor Ton 1,036,423 1 '110,486 967,868 434,289 384,149<br />

Jumlah Ton 1,726,645 1,917,209 1,816,157 1,234,869 1,239,262<br />

b. Dalam Negeri<br />

Bongkar Ton 4,863,016 4,648,548 4,627,879 3,011,778 6,668,790<br />

Muat Ton 3,092,141 3,171,314 3,420,481 1,801,064 3,904,998<br />

Jumlah Ton 7,955,157 7,819,862 8,048,360 4,812,842 10,573,788<br />

TOTAL Ton 9,681,802 9,737,071 9,864,517 6,047,711 11,813,050<br />

Sumber. ADPEL Makassar dan PT. Pelindo IV<br />

,, ;~<br />

g. Utilisasi Pelabuhan Makassar<br />

Tabel V.34<br />

Utilisasi Pelabuhan Makassar<br />

No. URAIAN SAT 2005 2006 2007 2008, 2009<br />

i<br />

"<br />

~' . '<br />

1 UTILISASI DERMAGA<br />

BOR % 43.25 45.93 51 .03 49.15 48.39,<br />

BTP TIM 1,686.72 1,303.73 1,495.14 1,275.82 N/A<br />

2 UTILISASI LAPANGAN<br />

YOR % 5.00 8.77 3.58 2.97 15.25<br />

YTP T/M2 48.38 45.61 37.31 32.44 N/A<br />

3 UTILISASI GUDANG<br />

SOR % 15.20 24.03 23.88 17.65 13.24<br />

STP T/M2 37.18 28.84 17.66 13.31 N/A<br />

Sumber. AD PEL Makassar dan PT. Pel indo IV<br />

h. Potret Perekonomian Kota Makassar<br />

Kota Makassar mempunyai posisi strategis " 'karena . berada di<br />

'<br />

persimpangan jalur lalu lintas dari arah selatan dan utara dalam<br />

propinsi di Sulawesi, dari wilayah kawasan Barat ke wilayah kawasan<br />

Timur Indonesia dan dari wilayah utara ke wilayah selatan Indonesia.<br />

Dari gambaran selintas mengenai lokasi dan kondisi geografis<br />

Makassar, memberi penjelasari bahwa secara geografis, kota Makassar<br />

memang sangat strategis dilihat dari sisi kepentingan ekonomi maupun<br />

politik. Dari sisi ekonomi, Makassar menjadi simpul jasa distribusi yang<br />

tentunya akan lebih efisien dibandingkan daerah lain.<br />

V-42


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

Kota Makassar terletak antara 119°24'17'38" Bujur Timur dan 5°8'6'19"<br />

Lintang Selatan yang berbatasan sebelah utara dengan Kabupaten<br />

Maras, sebelah timur Kabupaten Maras, sebelah selatan Kabupaten<br />

Gowa dan sebelah barat adalah Selat Makassar. Luas Wilayah Kota<br />

Makassar tercatat 175,77 Km 2 yang meliputi 14 kecamatan.<br />

Berdasarkan hasil penghitungan PDRB tahun 2002, nilai PDRB kota<br />

Makassar atas dasar harga berlaku mencapai Rp 9.664.573,14 miliar<br />

rupiah. Sedangkan <strong>pada</strong> tahun 2004 nilai PDRB mencapai Rp<br />

13.143.238 miliar. Nilai PDRB tertinggi untuk 5 tahun ter<strong>akhir</strong> dicapai<br />

<strong>pada</strong> tahun 2006 dengan nilai sebesar Rp 18.165.876,32 miliar.<br />

Tabel V.35<br />

PDRB Kota Makassar Atas Dasar Harga Berlaku (dalam Juta Rupiah)<br />

i& ,,.., ' .<br />

,, ..<br />

TAHUN<br />

. ' 9<br />

, . PDRB<br />

l ,,,<br />

·~ '<br />

'"<br />

2002 9.664.573,14<br />

2003 11.131.684,21<br />

2004 13.143.238,00<br />

2005 15.744.193,91<br />

2006 18.165.f~_I_6,32 ------<br />

Sumber: Makassar Dalam Angka, 2007<br />

PDRB merupakan salah satu pencerminan kemajuan ekonomi suatu<br />

daerah, yang di definisikan sebagai keseluruhan nilai tambah barang<br />

dan jasa yang dihasilkan dalam waktu 1 tahun di wilayah tersebut<br />

Berdasarkan hasil penghitungan PDRB tahun 2006, nilai PDRB Kota<br />

Makassar atas dasar harga berlaku telah mencapai Rp. 18.165,876<br />

miliar rupiah. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2006,<br />

nilainya sebesar R'p"- ~ 1.341,848 milliar rupiah.<br />

Struktur ekonomi bisa memberikan gambaran masing-masing sektor<br />

dalam pembentukan total PDRB suatu daerah. Semakin besar<br />

persentase suatu sektor semakin besar pula pengaruh sektor tersebut<br />

dalam perekonomian daerah. Struktur Kota Makassar masih didominasi<br />

oleh sektor Perdagangan, Restoran, dan Hotel.<br />

V-43


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasi/itas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya /vfemper/ancar dan /vfenekan Biaya Petikemas<br />

V.6. Kebutuhan Komposisi Alat Bongkar Muat Peti Kemas di<br />

Pelabuhan Belawan Medan<br />

Untuk analisis kebutuhan komposisi alat bongkar muat peti kemas di<br />

pelabuhan Belawan Medan, data dasar yang digunakan adalah jumlah<br />

kunjungan kapal peti kemas di pelabuhan ini tercatat sebanyak 484 unit,<br />

dengan total volume bongkar sebesar 387.556 Ton dan volume muat<br />

sebesar 72.756 Ton, atau secara keseluruhan setara dengan 473.000 box.<br />

Berdasarkan jumlah kunjungan kapalnya, dapat diperkirakan volume bongkar<br />

muat tiap kapal sebesar 977 box.<br />

Berdasarkan data Effective Time (ET) rata-rata kapal peti kemas di dermaga,<br />

<strong>pada</strong> tahun 2009 tercatat selama 26,55 jam untuk kapal luar negeri dan<br />

selama 26,55 jam untuk kapal dalam negeri, maka dapat diperkirakan bahwa<br />

Effective Time rata-rata untuk tiap kapal peti kemas di Pelabuhan Belawan<br />

Medan selama 1.593 menit.<br />

Di sisi lain, ketersediaan alat bongkar muat peti kemas di Pelabuhan<br />

Belawan Medan <strong>pada</strong> tahun 2009 tercatat 6 unit Container Crane (CC), 11<br />

unit Transtainer (TT) atau Ruber Tired Gantry (RTG), dan 28 unit Head Truck<br />

(HT) beserta chassis-nya. Untuk lebih mudahnya, ketersediaan data dan<br />

hasil perhitungan awal untuk analisis kebutuhan komposisi alat bongkar muat<br />

peti kemas di Pelabuhan Belawan Medan, disajikan <strong>pada</strong> tabel berikut.<br />

Tabel V.37<br />

Data Dasar Analisis Kebutuhan Komposisi<br />

Alat Bongkar Muat Peti Kemas Di Pelabuhan Belawan Medan<br />

··r'<br />

No URAIAN ' SAT QTY "·,\<br />

0, ,,<br />

<<br />

1 WMLAH SHIPS CALL unit 484<br />

2 VOLUME BM PETIKEMAS<br />

a. Bongkar Ton ' 387,556<br />

b. Muat Ton 72,756<br />

c. B+M dlm Box Box 473,000<br />

3 RAT A2 BM PER KAPAL<br />

a. Bongkar Ton/Kpl 801<br />

b. Muat Ton/Kpl 150<br />

c. B+M dlm Box Box/Kpl 977!<br />

4 ET RATA-RATA DERMAGA PETIKEMAS<br />

a. Luar Negeri jam 26.55<br />

b. Dalam Negeri jam 26.55<br />

c. ET Rata-rata men it 1,593.00<br />

5 KEBUTUHAN W AKTU BM PER BOX men it 3.26<br />

6 . Jl)MLAH CONT A!N£R CRANE (CC) unit 6<br />

\'-44


-~"<br />

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

,,,<br />

"<br />

·.;;<br />

,)~{R><br />

URAIAN<br />

SAT QTY~;; •·~i<br />

7 JUMLAH HEAD TRUCK (HT) unit 28<br />

8 JUMLAH TRANST AINER (TI/RTG) unit 11<br />

-<br />

Berdasarkan data hasil perhitungan ET rata-rata tiap kapal peti kemas dan<br />

jumlah box peti kemas yang dibongkar muat, dapat diperoleh hasil lama<br />

waktu bongkar atau muat peti kemas setiap box selama 3,26 menit. Hal ini<br />

sudah termasuk pergerakan dari kapal ke dermaga dan dari dermaga ke<br />

lapangan penumpukan, atau sebaliknya. Dengan mengkombinasikan lama<br />

waktu siklus CC dan TT atau RTG, dilakukan simulasi perhitungan<br />

kebutuhan HT agar pola pergerakan peti kemas dan waktu siklus kedua alat<br />

tersebut seimbang. Waktu siklus CC disimulasikan bergerak dari 3,00 menit<br />

ditekan sampai 2,50 menit, sedangkan waktu siklus TT atau RTG juga<br />

disimulasikan bergerak dari 3,00 menit dan ditekan sampai 2,50 menit. Hasil<br />

simulasi menunjukkan bahwa ketika waktu siklus CC bergerak dari 3,00<br />

sampai dengan 2, 70 me nit dikombinasikan dengan waktu siklus TT atau<br />

RTG bergerak dari 3,00 sampai dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan<br />

penambahan HT sebanyak 1 unit saja dari yang sudah ada. Sedangkan jika<br />

waktu siklus CC bergerak dari 2,60 menit sampai dengan 2,50 menit<br />

dikombinasikan dengan waktu siklus TT arat RTG yang bergerak dari 3,00<br />

menit sampai dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT<br />

sebanyak 2 unit dari yang sudah ada. Hasil perhitungan analisis kebutuhan<br />

komposisi alat bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Belawan Medan<br />

berdasarkan kombinasi waktu siklus CC dan waktu siklus TT atau RTG,<br />

adalah sebagai berikut.<br />

V-45


l't'llt'lllltul 1\4.'\l'lmlwnJ.:un 1\.'afXHIIU.\ Fa~ IIIIa.\ l'utla/'c/abulwn Pcflk ema.) /)a/am Upaya Memperlancar dan Menekan 8wya Pellkemas<br />

u<br />

Tabel V.38<br />

Hasil Perhitungan Simulasi Kebutuhan Komposisi Alat Bongkar Muat Peti Kemas Di Pelabuhan Belawan Medan<br />

! ~'<br />

ASUMSI<br />

PERHITUNGAN<br />

WAKTU<br />

KEBUTUHAN<br />

KOMPOSISI JUMLAH KEKURANGAN<br />

N<br />

SIKLUS KESEIMBANGAN KAPASITAS KOMPOSISIIDEAL<br />

IDEAL<br />

WKTSIKLUS (U~it)''' ALATSEHARUSNYA l{EBUTUHAN ALAT<br />

CC:HT:RTG (Unit)<br />

' '<br />

0<br />

(Men<br />

HTtermasuk (Unit) (Unit)<br />

it)<br />

TTPERCC HTPERCC<br />

di TT (Menit)<br />

Frak<br />

Frak<br />

cc TT x Desimal Desimal cc . HT TT cc IJT TT cc HT TT<br />

si I' si<br />

- I 3.00 3.00 0.26 1.0000 1 0.0867 0 3 0 3 6 1 6 - - -<br />

2 3.00 2.90 0.26 0.9667 1 0.0867 0 3 0 3 6 1 6 - - -<br />

3 3.00 2.80 0.26 0.9333 1 0.0867 0 3 0 3 6 1 6 - - -<br />

4 3.00 2.70 0.26 0.9000 8/9 0.0867 0 3 0 3 6 1 5 - - -<br />

5 3.00 2.60 0.26 0.8667 617 0.0867 0 3 0 3 6 1 5 - - -<br />

6 3.00 2.50 0.26 0.8333 5/6 0.0867 0 3 0 3 6 1 5 - - -<br />

7 2.90 3.00 0.36 1.0345 1 0.1242 1/8 3 0 3 6 1 6 - - -<br />

8 2.90 2.90 0.36 1.0000 1 0.1242 118 3 0 3 6 1 6 - - -<br />

9 2.90 2.80 0.36 0.9655 1 0.1242 1/8 3 0 3 6 1 6 - - -<br />

10 2.90 2.70 0.36 0.9310 1 0.1242 1/8 3 0 3 6 1 6 - - -<br />

11 2.90 2.60 0.36 . 0.8966 8/9 0.1242 118 3 0 3 6 1 5 - - -<br />

12 2.90 2.50 0.36 0.8621 617 0.1242 118 3 0 3 6 1 5 - - -<br />

13 2.80 3.00 0.46 1.0714 1 0.1643 116 3 0 3 6 1 6 - - -<br />

14 2.80 2.90 0.46 1.0357 1 0.1643 1/6 3 0 3 6 1 6 - - -<br />

15 2.80 2.80 0.46 • 1.0000 1 0.1643 1/6 3 0 3 6 1 6 - - -<br />

~<br />

16 2.80 2.70 0.46 0.9643 1 0.1643 1/6 3 0 3 6 1 6 - - -<br />

17 2.80 2.60 0.46 0.9286 1 0.1643 116 3 0 3 6 1 6 - - -<br />

18 2.80 2.50 0.46 r o.8929 8/9 0.1643 1/6 3 0 3 6 1 5 - - -<br />

19 2.70 3.00 0.56 1.1111 1 119 0.2074 115 3 1 3 6 1 7 - - -<br />

20 2.70 2.90 0.56 1.0741 1 0.2074 115 3 1 3 6 1 6 - - -<br />

Laporan Akhir V-46<br />

.,<br />

I


ASUMSI<br />

.,<br />

Pene/1/wn Ke.1c1111bangan Kapasttas FclSI!ttas Pada l'e/abuhan Pettkemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Peokemas<br />

;:·<br />

.<br />

Ai .)<br />

"<br />

"' . PERHITUNGAN<br />

,· )y.AKTU<br />

rr<br />

> 1\EBUTUHAN, 1i<br />

• "!+<br />

N ; ( .. SlKLUS<br />

K.ESEIM;B,ANGANKAP ASITAS<br />

KOMPOSISIJUMLAH K.EKURANGAN<br />

KOMPOSISIIDEAL<br />

. ,WKts~~U~,<br />

· ALAT Sll;IIAR,USNYA: KEBUTUHAN ALAT<br />

IDEAL' ·-~:<br />

. ;; .· · · ;:; ' ' (Unit) ·.<br />

0<br />

CC:HT:R'iG (Unit)<br />

o.: (Menit) HTtermasuk (~!.~it) ;~ ·· · ·. · (unit) .<br />

TT PER CC . HT P·ER CC . .<br />

. .......<br />

.,,,<br />

di TT (Menit)<br />

~. .<br />

• i' •.'Frak · . • Frak •'• '·&·<br />

..<br />

n<br />

··· c;Q'·e·<br />

..<br />

1'1<br />

·c~:: TT ·<br />

HTn<br />

HT'<br />

,f.· m :"<br />

Destmal . · Destmal . cc TT cc TT It TT ,<br />

Sl •-' Sl ¥~ p;· "<br />

····"' . ; ~<br />

2 1 2.70 2.80 0.56 1.0370 1 0.2074 1/5 3 1 3 6 1 6<br />

,.,<br />

'<br />

I<br />

- - - .<br />

22 2.70 2.70 0.56 1.0000 1 0.2074 1/5 3 1 3 6 1 6 - - - .<br />

23 2.70 2.60 0.56 0.9630 1 0.2074 1/5 3 1 3 6 1 6 - - -<br />

24 2.70 2.50 0.56 0.9259 1 0.2074 1/5 3 1 3 6 1 6 . - - -<br />

25 2.60 3.00 0.66 1.1538 1 1/7 0.2539 1/4 3 1 3 6 2 7 - - -<br />

26 2.60 2.90 0.66 1.1154 1 1/9 0.2539 1/4 3 1 3 6 2 7 - - -<br />

27 2.60 2.80 0.66 1.0769 1 0.2539 1/4 3 1 3 6 2 6 - - -<br />

28 2.60 2.70 0.66 -1.0385 1 0.2539 1/4 3 1 3 6 2 6 - - -<br />

29 2.60 2.60<br />

I<br />

0.66 1.0000 1 0.2539 1/4 3 1 3 6 2 6 - - -<br />

30 2.60 2.50 0.66 0.9615 1 0.2539 1/4 3 1 3 6 2 6 - - -<br />

31 2.50 3.00 0.76 1.2000 1 1/5 0.3040 1/3 3 1 4 6 2 7 - - -<br />

32 2.50 2.90 0.76 1.1600 1 1/6 0.3040 1/3 3 1 3 6 2 7 - - -<br />

33 2.50 2.80 0.76 1.1200 1 1/8 0.3040 1/3 3 1 3 6 2 7 - - -<br />

34 2.50 2.70 0.76 1.0800 1 0.3040 1/3 3 1 3 6 2 6 - - -<br />

35 2.50 2.60 0.76 1.0400 1 0.3040 113 3 1 3 6 2 6 - - -<br />

36 2.50 2.50 0.76 1.0000 1 0.3040 1/3 3 1 3 6 2 6 - - -<br />

Laporan Akhir V-47


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilttas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

V.7. Kebutuhan Komposisi Alat Bongkar Muat Peti Kemas di<br />

Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta<br />

Untuk analisis kebutuhan komposisi alat bongkar muat peti kemas di<br />

Pelabuhan Prick Jakarta, data dasar yang digunakan adalah jumlah<br />

kunjungan kapal peti kemas di pelabuhan ini tercatat sebanyak 8.821 unit,<br />

dengan total volume bongkar sebesar 4.833.652 Ton dan volume muat<br />

sebesar 2.066.255 Ton, atau secara keseluruhan setara dengan 1.158.731<br />

box. Berdasarkan jumlah kunjungan kapalnya, dapat diperkirakan volume<br />

bongkar muat tiap kapal sebesar 131 box.<br />

Berdasarkan data ET rata-rata kapal peti kemas di dermaga, <strong>pada</strong> tahun<br />

2009 tercatat selama 23,10 jam untuk kapal luar negeri dan selama 33,17<br />

jam untuk kapal dalam negeri, maka dapat diperkirakan bahwa ET rata-rata<br />

untuk tiap kapal peti kemas di Pelabuhan Tanjung Prick Jakarta selama<br />

1.688,10 me nit.<br />

Di sisi lain, ketersediaan alat bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung<br />

Prick Jakarta <strong>pada</strong> tahun 2009 tercatat 18 unit CC, 56 unit TT atau RTG, dan<br />

129 unit HT beserta chassis-nya. Untuk lebih mudahnya, ketersediaan data<br />

dan hasil perhitungan awal untuk analisis kebutuhan komposisi alat bongkar<br />

muat peti kemas di Pelabuhan tanjung Prick Jakarta, disajikan <strong>pada</strong> tabel<br />

berikut.<br />

No<br />

~j<br />

~ .<br />

Tabel V.39<br />

Data Dasar Analisis Kebutuhan Komposisi<br />

Alat Bongkar Muat Peti Kemas Di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta<br />

. ,<br />

" i)g ' 'M }~;<br />

? '<br />

. ·~;_<br />

,_ ; ..<br />

~ . -,<br />

UJ!AIAN ,_,<br />

._, » m<br />


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

' l4~ ' ' URAIAN<br />

'<br />

SAT QTY<br />

5 JUMLAH CONTAINER CRANE (CC) unit 18<br />

6 JUMLAH HEAD TRUCK (HT) unit 129<br />

7 JYML~H TRANST AINER (TT/.RTGJ unit 56<br />

Berdasarkan data hasil perhitungan ET rata-rata tiap kapal peti kemas dan<br />

jumlah box peti kemas yang dibongkar muat, dapat diperoleh hasil lama<br />

waktu bongkar atau muat peti kemas setiap box selama 25,70 men it. Hal ini<br />

sudah termasuk pergerakan dari kapal ke dermaga dan dari dermaga ke<br />

lapangan penumpukan, atau sebaliknya. Dengan mengkombinasikan lama<br />

waktu siklus CC dan TT atau RTG, dilakukan simulasi perhitungan<br />

kebutuhan HT agar pola pergerakan peti kemas dan waktu siklus kedua alat<br />

tersebut seimbang. Waktu siklus CC disimulasikan bergerak dari 3,00 menit<br />

dan ditekan sampai 2,50 menit, sedangkan waktu siklus TT atau RTG juga<br />

disimulasikan bergerak dari 3,00 menit dan ditekan sampai 2,50 menit. Hasil<br />

simulasi menunjukkan bahwa ketika waktu siklus CC 3,00 menit<br />

dikombinasikan dengan waktu siklus TT atau RTG bergerak dari 3,00 sampai<br />

dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan penambahan HT sebanyak 7<br />

unit dari yang sudah ada. Komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah 3:23:3.<br />

Jika waktu siklus CC 2,90 dikombinasikan dengan waktu siklus TT atau RTG<br />

yang bergerak dari 3,00 menit sampai dengan 2,50 menit, menghasilkan<br />

kebutuhan tambahan HT sebanyak 13 unit dari yang sudah ada. Komposisi<br />

CC:HT:TT yang ideal adalah 1:8:1 . Jika waktu siklus CC 2,80<br />

dikombinasikan dengan waktu siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00<br />

menit sampai dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT<br />

sebanyak 18 unit dari yang sudah ada. Komposisi CC:HT:TT yang ideal<br />

adalah 3:25:3. Jika waktu siklus CC 2,70 dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai .dengan 2,50<br />

menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT sebanyak 24 unit dari yang<br />

sudah ada. Komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah 3:26:3. Jika waktu siklus<br />

CC 2,60 dikombinasikan dengan waktu siklus TT arat RTG yang bergerak<br />

dari 3,00 menit sampai dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan<br />

tambahan HT sebanyak 31 unit dari yang sudah ada. Komposisi CC:HT:TT<br />

yang ideal adalah 1 :9:1. Jika waktu siklus CC 2,50 dikombinasikan dengan<br />

waktu siklus TT arat RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai dengan 2,50<br />

menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT sebanyak 38 unit dari yang<br />

Laporan Akhir V-49


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fas1i11as Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

sudah ada. Komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah 3:28:3. Hasil perhitungan<br />

analisis kebutuhan komposisi alat bongkar muat peti kemas di Pelabuhan<br />

Belawan Medan berdasarkan kombinasi waktu siklus CC dan waktu siklus<br />

TT atau RTG, adalah sebagai berikut.<br />

.........<br />

V-50


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas ?ada Pelahuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

Tabel V.40<br />

Hasil Perhitungan Simulasi Kebutuhan Komposisi Alat Bongkar Muat Peti Kemas Di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta<br />

G<br />

ASUMSI Ill f.i<br />

PERHITUNGAN<br />

Wi<br />

WAKTU<br />

a--'" KEBUTUH..A.N•KESEIMBANGAN KOMPOSISI lEAG:<br />

0 (Men it)<br />

. SIKLUS.fiT<br />

CC:Bt:RTG SEHARUSNYA KEBUTUHAN ALAT (Unit)l<br />

TTP;ERCC ~TPERCC<br />

termasukdi •.0 'Unit) (Unit<br />

T~(Menit) Frak Frak '<br />

cc '" ,K ,,ur"'i,~i Desimaht • 'W Desimal cc<br />

si<br />

HT '! TT ·: ,cc HT TT cc HT TT<br />

Sl<br />

I 3.00 3.00 22.70 1.0000 1 7.5673 74/7 3 23 3 18 136 18 - 7 -<br />

2 3.00 2.90 22.70 0.9667 1 7.5673 74/7 3 23 3 18 136 17 - 7 -<br />

3 3.00 2.80 22.70 0.9333 1 7.5673 74/7 3 23 3 18 136 17 - 7<br />

4 3.00 2.70 22.70 0.9000 8/9 7.5673 74/7 . 3 23 3 18 136 16 - 7<br />

-<br />

-<br />

5 3.00 2.60 22.70 0.8667 617 7.5673 74/7 3 23 3 18 136 16 - 7 -<br />

6 3.00 2.50 22.70 0.8333 5/6 7.5673 74/7 3 23 3 18 136 15 - 7 -<br />

7 2.90 3.00 22.80 1.0345 1 7.8627 76/7 1 8 1 18 142 19 - 13 -<br />

8 2.90 2.90 22.80 1.0000 1 7.8627 76/7 1 8 1 18 142 18 - 13 -<br />

9 2.90 2.80 22.80 0.9655 1 7.8627 76/7 1 8 1 18 142 17 - 13 -<br />

10 2.90 2.70 22.80 0.9310 1 7.8627 76/7 1 8 1 18 142 17 - 13 -<br />

.<br />

II 2.90 2.60 22.80 0.8966 8/9 7.8627 76/7 1 8 1 18 142 16 13<br />

1-<br />

- -<br />

12 2.90 2.50 22.80 0.8621 617 7.8627 76/7 1 8 1 18 142 16 - 13 -<br />

13 2.80 3.00 22.90 1.0714 1 8.1792 8 116 3 25 3 18 147 19 - 18 -<br />

14 2.80 2.90 22.90 1.0357 1 8.1792 8 116 3 25 3 18 147 19 - 18 -<br />

15 2.80 2.80 22.90 1.0000 1 8.1792 8 116 3 25 3 18 147 18 - 18 -<br />

16 2.80 2.70 22.90 1 • 0.9643 1 8.1792 8 1/6 3 25 3 18 147 17 - 18 -<br />

17 2.80 2.60 22.90 0.9286 1 8.1792 8 116 3 25 3 18 147 17 - 18 -<br />

18 2.80 2.50 22.90 0.8929 8/9 8.1792 8 1/6 3 25 3 18 147 16 - 18 -<br />

19 2.70 3.00 23.00 1.1111 1 119 8.5192 8 112 3 26 3 18 153 20 - 24 -<br />

20 2.70 2.90 23 .00 1.0741 1 8.5192 8 112 3 26 3 18 153 19 - 24 -<br />

Laporan Akhir V-51


0<br />

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

..<br />

.. .' ·.. -.<br />

ASUMSI<br />

P.ERHITUNGAN<br />

-~ ~ "<br />

·.· ~- . \Q<br />

~ ... ,\\'AJ(TU '<br />

iN '<br />

,, WK.T · .. .'ii" "~· KAPASITAS (Unit) , .<br />

f'SIK.LUS;IDEAL<br />

> IDEAL . JUMLAH'ALA'I: ':'··<br />

·..<br />

('': ,, ...


sermbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

n Kompisisi Alat Bongkar Muat Peti Kemas di<br />

n Tanjung Emas Semarang<br />

kebutuhan komposisi alat bongkar muat peti kemas di<br />

jung Emas Semarang, data dasar yang digunakan adalah<br />

n kapal peti kemas di pelabuhan ini tercatat sebanyak 137<br />

tal volume bongkar sebesar 387.556 Ton dan volume muat<br />

J Ton, atau secara keseluruhan setara dengan 68.779 box .<br />

.. .. lah kunjungan kapalnya, dapat diperkirakan volume bongkar<br />

- l sebesar 502 box.<br />

r~ ~ ta ET rata-rata kapal peti kemas di dermaga, <strong>pada</strong> tahun<br />

· elama 87,14 jam untuk kapal luar negeri dan selama 65,61<br />

31 dalam negeri, maka dapat diperkirakan bahwa ET rata-rata<br />

.. ~ a l peti kemas di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang selama<br />

t.<br />

ersediaan alat bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung<br />

g <strong>pada</strong> tahun 2009 tercatat 5 unit CC,8 unit TT atau RTG dan<br />

serta chassis-nya. Untuk lebih mudahnya, ketersediaan data<br />

~; tungan awal untuk analisis kebutuhan komposisi alat bongkar<br />

s di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, disajikan <strong>pada</strong><br />

Tabel V.41<br />

Data Dasar Analisis Kebutuhan Komposisi<br />

.mgkar Muat Peti Kemas Di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang<br />

~<br />

' ... ~ 1<br />

~<br />

.:··.··'·~ .~ , ..<br />

SAT QTY·.<br />

" "' . ,,<br />

li . ·, ""<br />

,AH SHIPS CALL unit 137<br />

·ME BM PETIKEMAS<br />

11gkar Ton 387,556<br />

'- J rat Ton 72,756<br />

r B+ M dlrn Box Box 68,779<br />

Af A2 BM PER KAPAL<br />

·1gkar Ton/Kpl 2,829<br />

h •• Jat Ton!Kpl 531<br />

·1 dlm Box Box/Kpl 5021<br />

V-53


:O,:No •·<br />

Penelitian Keseimbangan Kapasilas Faslitlas Pada Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

r<br />

URAIAN<br />

4 ET RATA-RATA DERMAGA PETIKEMAS<br />

SAT<br />

~ ·~·-·~


Penelitian Keseimbangan KapaSIIas Fas1illas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT sebanyak 4 unit dari yang<br />

sudah ada. Komposisi CC :HT:TI yang ideal adalah 1:6:1. Jika waktu siklus<br />

CC 2,50 dikombinasikan dengan waktu siklus TI arat RTG yang bergerak<br />

dari 3,00 menit sampai dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan<br />

tambahan HT sebanyak 6 unit dari yang sudah ada. Komposisi CC:HT:TI<br />

yang ideal adalah 3:19:3. Hasil perhitungan analisis kebutuhan komposisi<br />

alat bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang<br />

berdasarkan kombinasi waktu siklus CC dan waktu siklus TI atau RTG,<br />

adalah sebagai berikut.<br />

"-·<br />

LaporanA · · · V-55


WliT<br />

_ ·_.··· SIKL_U_S<br />

Penehtwn Keseimbangan Kapasitas Fas1/11as Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya l'elikemas<br />

Tabel V.42<br />

Hasil Perhitungan Simulasi Kebutuhan Komposisi Alat Bongkar Muat Peti Kemas Di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang<br />

ASUMSI ... · .m PERHITUNGAN ... , ' ,_:; · ·'%~<br />

, .· W AKTU KEBUTUIIAN KESE~ANGAN KOMPOSISI KOMPOSISI . . _; J{'E~GAN ti•<br />

N j _·\ __ SIKL _ US<br />

KAPASITAS(Umt) IDE.AL JUMLARA.· L AT :i


l'enelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas /'ada l'elabuhan l'etikema.1· Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

N<br />

0<br />

'<br />

i::. WAKTU "·' . (Q-' ·. 'KEimTUHAN KESEIMBANGAN n, KOMPOSISI :~ KOMPOSI~l'o'<br />

tr~·-::~~G~r ___<br />

< · !..:: •<br />

I;}·~ s~us<br />

KAPASITAS<br />

--<br />

(Unit)<br />

IJ:)EAL JUMLAH ALA.T 0 .;,<br />

.- ....<br />

.,<br />

. IDEAL WKTSIKLUS<br />

. ;fi ,. .·, •<br />

''·~ tt PER ct''<br />

CCiiiT:RTG -~~ ··sEH:ARus'NYA:····:: .Im»JJ.TUBAN'~~'l':


Penelitian Keseimbangan Kapasilas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

V.9. Kebutuhan Kompisisi Alat Bongkar Muat Peti Kemas di<br />

Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya<br />

Untuk analisis kebutuhan komposisi alat bongkar muat peti kemas di<br />

Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, data dasar yang digunakan adalah<br />

jumlah kunjungan kapal peti kemas di pelabuhan ini tercatat sebanyak 4.877<br />

unit, dengan total volume bongkar sebesar 523.738 Ton dan volume muat<br />

sebesar 156.656 Ton, atau secara keseluruhan setara dengan 751.854 box.<br />

Berdasarkan jumlah kunjungan kapalnya, dapat diperkirakan volume bongkar<br />

muat tiap kapal sebesar 154 box.<br />

Berdasarkan data ET rata-rata kapal peti kemas di dermaga, <strong>pada</strong> tahun<br />

2009 tercatat selama 34,33 jam untuk kapal luar negeri dan selama 28,64<br />

jam untuk kapal dalam negeri, maka dapat diperkirakan bahwa ET rata-rata<br />

untuk tiap kapal peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya selama<br />

1.889,10 me nit.<br />

Di sisi lain, ketersediaan alat bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung<br />

Perak Surabaya pad a tahun 2009 tercatat 10 unit CC, 23 unit TT atau RTG,<br />

dan 54 unit HT beserta chassis-nya. Untuk lebih mudahnya, ketersediaan<br />

data dan hasil perhitungan awal untuk analisis kebutuhan komposisi alat<br />

bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, disajikan<br />

<strong>pada</strong> table berikut.<br />

Tabel V.43<br />

Data Dasar Analisis Kebutuhan Komposisi<br />

Alat Bongkar Muat Peti Kemas Di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya<br />

No<br />

~·<br />

URAl<br />

AN "'<br />

!&<br />

~<br />

SAT QTY.<br />

·~<br />

1 JUMLAH SHIPS CALL unit . ' 4,877<br />

2 VOLUME BM PETIKEMAS<br />

a. Bongkar Ton 523,738<br />

b. Muat Ton 156,656<br />

c. B+M dim Box Box 751,854<br />

3 RA TA2 BM PER KAPAL<br />

a. Bongkar Ton/Kpl 107<br />

b. Muat Ton/Kpl 32<br />

c. B+M dim Box Box/Kpl 154<br />

L:rporrm Akhir V-58


Penelitian Keseirnbangan Kapasilas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalarn Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikernas<br />

URAIAN<br />

:' I ~T ,~TA-RATA D~RMAGA PETIKEMAS<br />

a. Luar Negeri jam 34.33<br />

b. Dalam Negeri jam 28.64<br />

c. ET Rata-rata menit 1,889.10<br />

5 KEBUTUHAN WAKTU BM PER BOX . men it 24.51<br />

5 JUMLAH CONTAINER CRANE (CC) unit 10<br />

6 JUMLAH HEAD TRUCK (HT) unit 54<br />

7 JUMLAH TRANSTAINER (TT/RTG) unit 23<br />

Berdasarkan data hasil perhitungan ET rata-rata tiap kapal peti kemas dan<br />

jumlah box peti kemas yang dibongkar muat, dapat diperoleh hasil lama<br />

waktu bongkar atau muat peti kemas setiap box selama 24,51 menit. Hal ini<br />

sudah termasuk pergerakan dari kapal ke dermaga dan dari dermaga ke<br />

lapangan penumpukan, atau sebaliknya. Dengan mengkombinasikan lama<br />

waktu siklus CC dan TT atau RTG, dilakukan simulasi perhitungan<br />

kebutuhan HT agar pola pergerakan peti kemas dan waktu siklus kedua alat<br />

tersebut seimbang. Waktu siklus CC disimulasikan bergerak dari 3,00 menit<br />

dan ditekan sampai 2,50 menit, sedangkan waktu siklus TT atau RTG juga<br />

disimulasikan bergerak dari 3,00 menit dan ditekan sampai 2,50 menit. Hasil<br />

simulasi menunjukkan bahwa ketika waktu siklus CC 3,00 menit<br />

dikombinasikan dengan waktu siklus TT atau RTG bergerak dari 3,00 sampai<br />

dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan penambahan HT sebanyak 18<br />

unit dari yang sudah ada. Komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah 3:22:3.<br />

Jika waktu siklus CC 2,90 dikombinasikan dengan waktu siklus TT atau RTG<br />

yang bergerak dari 3,00 menit sampai dengan 2,50 menit, menghasiikan<br />

kebutuhan tambahan HT sebanyak 21 unit dari yang sudah ada. Kompos i~i .<br />

CC:HT:TT yang ideal adalah 3:22:3. Jika waktu sjkl~s CC 2,80<br />

dikombinasikan dengan waktu siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00<br />

menit sampai dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT<br />

sebanyak 24 unit dari yang sudah ada. Komposisi CC:HT:TT yang ideal<br />

adalah 3:23:3. Jika waktu siklus . CC 2,70 dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai dengan 2,50<br />

menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT sebanyak 21 unit dari yang<br />

sudah ada. Komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah 1:8:1. Jika waktu siklus<br />

CC 2,60 dikombinasikan dengan waktu siklus TT arat RTG yang bergerak<br />

'TanAkhir V-59


Penelitian Keseimbangan Kapasi/as Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

dari 3,00 menit sampai dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan<br />

tambahan HT sebanyak 30 unit dari yang sudah ada. Komposisi CC:HT:TT<br />

yang ideal adalah 3:25:3. Jika waktu siklus CC 2,50 dikombinasikan dengan<br />

waktu siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai dengan<br />

2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT sebanyak 34 unit dari<br />

yang sudah ada. Komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah 3:26:3. Hasil<br />

perhitungan analisis kebutuhan komposisi alat bongkar muat peti kemas di<br />

Pelabuhan Tanjung Emas Semarang berdasarkan kombinasi waktu siklus<br />

CC dan waktu siklus TT atau RTG, adalah sebagai berikut.<br />

"'-..<br />

II1f Athir V-60


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelahuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

Tabel V.44<br />

Hasil Perhitungan Simulasi Kebutuhan Komposisi Alat Bongkar Muat Peti Kemas Di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya<br />

ASUMSI: · ·, PERHITUNGAN "·ti!. Sl ·'<br />

I 3.00 3.00 21.51 1.0000 1 7.1693 7 116 3 22 3 10 72 10 - 18 -<br />

2 3.00 2.90 21.51 0.9667 1 7.1693 7 1/6 3 22 3 10 72 10 - 18 -<br />

3 3.00 2.80 21.51 0.9333 1 7.1693 7 116 3 22 3 10 72 9 - 18 -<br />

4 3.00 2.70 21.51 0.9000 8/9 7.1693 7 1/6 3 22 3 10 72 9 - 18 -<br />

5 3.00 2.60 21.51 0.8667 6/7 7.1693 7 1/6 3 22 3 10 72 9 - 18 -<br />

6 3.00 2.50 21.51 0.8333 5/6 7.1693 7 116 3 22 3 10 72 8 - 18 -<br />

7 2.90 3.00 21.61 1.0345 1 7.4510 7 4/9 3 22 3 IO 75 IO - 21 -<br />

8 2.90 2.90 21.6I 1.0000 I 7.45IO 7 4/9 3 22 3 10 75 10 - 2I -<br />

9 2.90 2.80 21.61 0.9655 I 7.45IO 7 4/9 3 22 3 IO 75 IO - 21 -<br />

10 2.90 2.70 21.61 0.93IO I 7.45IO 7 4/9 3 22 3 10 75 9 - 21 -<br />

11 2.90 2.60 21.6I 0.8966 8/9 7.45IO 7 4/9 3 22 3 10 75 9 - 21 -<br />

12 2.90 2.50 21.61 0.8621 6/7 7.4510 7 4/9 3 22 3 10 75 9 - 21 -<br />

13 2.80 3.00 21.71 1.07I4 I 7.7528 7 3/4 3 23 3 10 78 I1 - 24 -<br />

14 2.80 2.90 21.71 1.0357 1 7.7528 7 3/4 3 23 3 10 78 10 - 24 -<br />

15 2.80 2.80 21.7I · 1.0000 I 7.7528 7 3/4 3 23 3 IO 78 IO - 24 -<br />

16 2.80 2.70 21.7I # • 0.9643 I 7.7528 7 3/4 3 23 3 10 78 10 - 24 -<br />

17 2.80 2.60 21.71 0.9286 I 7.7528 7 3/4 3 23 3 10 78 9 - 24 -<br />

18 2.80 2.50 21.71 0.8929 8/9 7.7528 7 3/4 3 23 3 10 78 9 - 24 -<br />

19 2.70 3.00 21.81 1.1111 1119 8.0770 8 1 8 I 10 81 1I - 27 -<br />

20 2.70 2.90 21.81 1.0741 I 8.0770 8 1 8 1 10 81 11 - 27 -<br />

taporan Akhir V-61


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Pelikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

;<br />

ASUMSI··, '::w /. " ... -:-, c~. ., PERHITU~G~N , ~,, -·~¥ : ;~f<br />

:u;~::' '.''1\t<br />

:;' ~~~~~1~~.:~-:·:t: ·---:~:_._'i:./<br />

'<br />

KEBtJTUHANKESEIMBANGAN 'l~ · :: KOMPOSISI :~::·<br />

:;:. ~ -~~- :- ::\' •-_ :.f_:_·rrrr.fi· '. ·"''~ ~:¥~>r~-~-=i:.: ·; ~:1 ~~~,,.,;:~·-·'11' ·•·. ~- ,. ~~ •..<br />

}':·····.WAKTlJ<br />

7<br />

P, ~-~::1; > Wlcr ·-~_:·;:,: ,; '"' KAPASffAS .(Unit) ~:~~~ ;.·,<br />

..·., IDEAL'" ..•. ~~KOMPOSISI JUMLAH ~ d~~~~GAN ~, .<br />

N :· . ., . · Dl " . :·;·<br />

;..fe•···· -, -• >e':.>-"; ,;<br />

,., .; . >':<br />

:·:·.cc TT<br />

··:··!I'T(Menit)·<br />

w..f.i ':· ;: :(,<br />

·. ··,, '> · · Fraki~'<br />

!.;; "\:',i' ·;; ,;?:~·· •.. 11~ : .· .::· i•


Penelitian Keseimbangan Kapasuas Fanluas Pada Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

V.10. Kebutuhan Komposisi Alat Bongkar Muat Peti Kemas di<br />

Pelabuhan Makassar Ujung Pandang<br />

Untuk analisis kebutuhan komposisi alat bongkar muat peti kemas di<br />

Pelabuhan Makassar Ujung Pandang, data dasar yang digunakan adalah<br />

jumlah kunjungan kapal peti kemas di pelabuhan ini tercatat sebanyak 348<br />

unit, dengan total volume bongkar sebesar 4.204.982 Ton dan volume muat<br />

sebesar 2.163.562 Ton , atau secara keseluruhan setara dengan 334.927<br />

box. Berdasarkan jumlah kunjungan kapalnya, dapat diperkirakan volume<br />

bongkar muat tiap kapal sebesar 962 box.<br />

Berdasarkan data ET rata-rata kapal peti kemas di dermaga, <strong>pada</strong> tahun<br />

2009 tercatat selama 55,24 jam untuk kapal luar negeri dan selama 24,74<br />

jam untuk kapal dalam negeri, maka dapat diperkirakan bahwa ET rata-rata<br />

untuk tiap kapal peti kemas di Pelabuhan Makassar Ujung Pandang selama<br />

2.399,40 menit.<br />

Di sisi 'lain, ketersediaan alat bongkar muat peti kemas di Pelabuhan<br />

Makassar Ujung Pandang pad a tahun 2009 tercatat 5 unit CC, 10 unit IT<br />

atau RTG, dan 18 unit HT beserta chassis-nya. Untuk lebih mudahnya,<br />

ketersediaan data dan hasil perhitungan awal untuk analisis kebutuhan<br />

komposisi alat bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Makassar Ujung<br />

Pandang, disajikan <strong>pada</strong> table berikut.<br />

' No<br />

Tabel V.45<br />

Data Dasar Analisis Kebutuhan Komposisi<br />

Alat Bongkar Muat Peti Kemas Di Pelabuhan Makassar Ujung Pandang<br />

~<br />

URAIAN SAT QTY<br />

I JUMLAH SHIPS CALL unit 348<br />

2 VOLUME BM PETIKEMAS<br />

a. Bongkar Ton 4,204,982<br />

b. Muat Ton 2, 163,562 '<br />

c. B+M dim Box Box 334,927<br />

3 RAT A2 BM PER KAP AL<br />

a. Bongkar Ton/Kpl 12,083<br />

b. Muat Ton/Kpl 6,217<br />

c. B+M dim Box Box/Kpl 962<br />

"' ,<br />

,,<br />

, , -------<br />

'-·<br />

V-63


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilllas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

No<br />

URAl AN<br />

._,·~_p'.··.'<br />

-'·k··· :;.;··, "'!:' •F·""<br />

. $:~.'~~{ '.... ·"'· ,, ,'"c .• ~ Cll'!;;~~:~:.'<br />

4 ET RATA-RAT A DERMAGA PETIKEMAS<br />

a. Luar Negeri jam 55.24<br />

b. Dalam Negeri jam 24.74<br />

c. ET Rata-rata me nit 2,399.40<br />

5 KEBUTUHAN W AKTU BM PER BOX . men it 4.99<br />

5 WMLAH CONTAINER CRANE (CC) unit 5<br />

6 WMLAH HEAD TRUCK (HT) unit 18<br />

7 WMLAH TRANSTAINER (TT/RTG) unit 10<br />

Berdasarkan data hasil perhitungan ET rata-rata tiap kapal peti kemas dan<br />

jumlah box peti kemas yang dibongkar muat, dapat diperoleh hasil lama<br />

waktu bongkar atau muat peti kemas setiap box selama 4,99 menit. Hal ini<br />

sudah termasuk pergerakan dari kapal ke dermaga dan dari dermaga ke<br />

lapangan penumpukan, atau sebaliknya. Dengan mengkombinasikan lama<br />

waktu siklus CC dan TT atau RTG, dilakukan simulasi perhitungan<br />

kebutuhan HT agar pola pergerakan peti kemas dan waktu siklus kedua alat<br />

tersebut seimbang. Waktu siklus CC disimulasikan bergerak dari 3,00 menit<br />

dan ditekan sampai 2,50 menit, sedangkan waktu siklus TT atau RTG juga<br />

disimulasikan bergerak dari 3,00 menit dan ditekan sampai 2,50 menit. Hasil<br />

simulasi menunjukkan bahwa waktu siklus CC yang bergerak antara 3,00<br />

menit sampai dengan 2,50 menit dikombinasikan dengan waktu siklus TI<br />

atau RTG yang bergerak dari 3,00 sampai dengan 2,50 menit, tidak<br />

menghasilkan kebutuhan penambahan HT. Hasil perhitungan analisis<br />

kebutuhan komposisi alat bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Makassar<br />

Ujung Pandang berdasarkan kombinasi waktu siklus CC dan waktu siklus TI<br />

atau RTG, adalah sebagai berikut. ., .<br />

...wur V-64


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas ?ada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

Tabel V.46<br />

Hasil Perhitungan Simulasi Kebutuhan Komposisi Alat Bongkar Muat Peti Kemas Di Pelabuhan Makassar Ujung Pandang<br />

,,,<br />

ASUMSI<br />

•fuic, PERHITUNGAN h ~::t' . }';;jr'2, ..; ]1'<br />

KE ,,... ,., ...<br />

WAKTU KEBUfUIIAN KESEIMB~GAN KOMPOSISI KOMPOSISI JUMLAH ·....... ~Q~;;>i~<br />

, N . SIKLUS. .WKT . . :KAPASlTAS (Unit) .' IDEAL ALAT SEHARUSm:iA .~».~,.1\~I~··<br />

0.:<br />

,:> -'~ -,<br />

.! IDEAL'(Menit} , ~pq.us~, TTPER cc,/~1¥ HTipERCC "' CC:HT!RtG (Unit) '" · (Unit) . · ·· '~ · . )':'.~:::. ··,·.(tJnttY ;.-"' J#k<br />

:..· . ... ' termasuk di<br />

·<br />

Desima Frak,4 Frak . -;. ~ ..· • :·~:t.~.~;;t.: • . ·. .•<br />

•I • CC · 1·- TT 1'T(Menit)<br />

Desimal<br />

r<br />

cc<br />

si<br />

HT r; IT cc HT TT CC' ' · IIT;'f't-: .<br />

Sl !; :


I<br />

Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

M<br />

ASUMSI<br />

PERHITUNGAN . .. ~ !!'~, ,;ff,.~;; :


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Faszluas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

BABVI<br />

KESIMPULAN DAN SARAN<br />

6.1. KESIMPULAN<br />

Dengan mengkombinasikan lama waktu siklus CC dan TT atau RTG,<br />

dilakukan simulasi perhitungan kebutuhan HT agar pola pergerakan peti<br />

kemas dan waktu siklus kedua alat tersebut seimbang. Waktu siklus CC<br />

disimulasikan bergerak dari 3,00 menit ditekan sampai 2,50 menit,<br />

sedangkan waktu siklus TT atau RTG juga disimulasikan bergerak dari 3,00<br />

menit dan ditekan sampai 2,50 menit. Hasil simulasi untuk masing-masing<br />

pelabuhan obyek survei menunjukkan sebagai berikut.<br />

a. Pelabuhan Belawan Medan<br />

Lama waktu bongkar atau muat peti kemas setiap box, yang meliputi<br />

pergerakan dari kapal ke dermaga dan dari dermaga ke lapangan<br />

penumpukan atau sebaliknya, adalah selama 3,26 menit. Hasil<br />

simulasi menunjukkan sebagai berikut:<br />

• Ketika waktu siklus CC bergerak dari 3,00 menit sampai dengan<br />

2,70 menit dikombinasikan dengan waktu siklus TT atau RTG<br />

bergerak dari 3,00 menit sampai dengan 2,50 menit, komposisi<br />

CC:HT:TT yang ideal adalah 3:29:3;<br />

• Sedangkan jika waktu siklus CC bergerak dari 2,60 menit<br />

sampai dengan 2,50 menit dikombinasikan dengan waktu siklus<br />

TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai dengan<br />

2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah 1:10:1 .<br />

b. Pelabuhan Tanjung Prick<br />

Lama waktu bongkar atau muat peti kemas setiap box, termasuk<br />

pergerakan dari kapal ke dermaga dan dari dermaga ke lapangan<br />

penumpukan atau sebaliknya, adalah selama 25,70 menit. Hasil<br />

simulasi menunjukkan sebagai beril


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fast/1/as ?ada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah<br />

3:23:3;<br />

• Jika waktu siklus CC 2,90 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah<br />

1:8:1;<br />

• Jika waktu siklus CC 2,80 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah<br />

3:25:3;<br />

• Jika waktu siklus CC 2,70 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah<br />

3:26:3;<br />

• Jika waktu siklus CC 2,60 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah<br />

1:9:1;<br />

• Jika waktu siklus CC 2,50 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah<br />

3:28:3.<br />

c. Pelabuhan Tanjung Emas Semarang<br />

Lama waktu bongkar atau muat peti kemas setiap box, termasuk<br />

pergerakan dari kapal ke dermaga dan dari dermaga' ke lapangan<br />

penumpukan atau sebaliknya, adalah selama 25,70 me nit. Hasil<br />

simulasi menunjukkan sebagai berikut:<br />

• Ketika waktu siklus CC 3,00 menit dikombinasikan dengan<br />

.waktu siklus TT atau RTG bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah<br />

1:5:1;<br />

\1-2


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasi/itas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

• Jika waktu siklus CC 2,90 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah<br />

3:16:3;<br />

• Jika waktu siklus CC 2,80 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah<br />

3:17:3;<br />

• Jika waktu siklus CC 2,70 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah<br />

3:17:3;<br />

• Jika waktu siklus CC 2,60 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah<br />

1:6:1;<br />

• Jika waktu siklus CC 2,50 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah<br />

3:19:3.<br />

d. Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya<br />

Lama waktu bongkar atau muat peti kemas setiap box, termasuk<br />

pergerakan dari kapal ke dermaga dan dari dermaga ke lapangan<br />

penumpukan atau sebaliknya; adalah selama 24,51 menit. Hasil<br />

'-<br />

simulasi menunjukkan sebagai berikut:<br />

• Ketika waktu siklus CC 3,00 menit dikombinasikan dengan<br />

waktu siklus TT atau RTG bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah<br />

3:22:3;<br />

• Jika waktu siklus CC 2,90 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

VI-3


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah<br />

3:22:3;<br />

• Jika waktu siklus CC 2,80 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah<br />

3:23:3;<br />

• Jika waktu siklus CC 2, 70 men it dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah<br />

1:8:1;<br />

• Jika waktu siklus CC 2,60 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT arat RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah<br />

3:25:3;<br />

• Jika waktu siklus CC 2,50 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal adalah<br />

3:26:3.<br />

e. Pelabuhan Makassar Ujung Pandang<br />

6.2. Saran<br />

Lama waktu bongkar atau muat peti kemas setiap box, termasuk<br />

pergerakan dari kapal ke dermaga dan dari dermaga ke lapangan<br />

penumpukan atau sebaliknya, adalah selama 4,99 menit. Hasil<br />

simulasi menunjukkan bahwa ketika waktu siklus CC yang bergerak<br />

antara 3,00 menit sampai dengan 2,50 menit dikombinasikan dengan<br />

'-·<br />

waktu siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, komposisi CC:HT:TT yang ideal atia1ah 5:18:10.<br />

Secara spesifik, untuk masing-fT!asing pelabuhan obyek survei memiliki<br />

penyelesaian yang berbeda-beda. Hal ini karena setiap pelabuhan memiliki<br />

kebutuhan komposisi CC:TT:HT yang spesifik pula. Berdasarkan komposisi<br />

peralatan bongkar muat peti kemas yang ideal tersebut, dan jumlah<br />

\1-4


Penelitian Keseimbangan Kapasilas Fasliitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

peralatan yang tersedia atau sudah ada, maka pihak pengelola pelabuhan<br />

direkomendasikan untuk menambah jumlah armada HT dalam rangka<br />

meningkatkan waktu siklus setiap peralatan bongk::~r muat yang dioperasikan<br />

dan <strong>pada</strong> <strong>akhir</strong>nya meningkatkan kinerja produktivitas bongkar muat peti<br />

kemas di pelabuhan yang bersangkutan, sebagai berikut.<br />

a. Pelabuhan Belawan Medan:<br />

• Ketika waktu siklus CC bergerak dari 3,00 sampai dengan 2,70<br />

menit dikombinasikan dengan waktu siklus TT atau RTG<br />

bergerak dari 3,00 sampai dengan 2,50 menit, menghasilkan<br />

kebutuhan penambahan HT sebanyak 1 unit saja dari yang<br />

sudah ada;<br />

• Sedangkan jika waktu siklus CC bergerak dari 2,60 menit<br />

sampai dengan 2,50 menit dikombinasikan dengan waktu siklus<br />

TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai dengan<br />

2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT sebanyak 2<br />

unit dari yang sudah ada.<br />

b. Pelabuhan Tanjung Priok:<br />

• Ketika waktu siklus CC 3,00 menit dikombinasikan dengan<br />

waktu siklus TT atau RTG bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan penambahan HT<br />

sebanyak 7 unit dari yang sudah ada;<br />

• Jika waktu siklus CC 2,90 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT<br />

sebanyak 13 unit dari yang sudah ada;<br />

• Jika waktu siklus CC 2,80 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT<br />

sebanyak 18 unit dari yang sudah ada;<br />

• Jika waktu siklus CC 2,70 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

VI-5


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fas1iltas Pada Pelabuhan Pelikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT<br />

sebanyak 24 unit dari yang sudah ada;<br />

• Jika waktu siklus CC 2,60 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT<br />

sebanyak 31 unit dari yang sudah ada;<br />

• Jika waktu siklus CC 2,50 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT<br />

sebanyak 38 unit dari yang sudah ada.<br />

c. Pelabuhan Tanjung Emas Semarang:<br />

• Ketika waktu siklus CC 3,00 menit dikombinasikan dengan<br />

waktu siklus TT atau RTG bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, tidak menghasilkan kebutuhan penambahan<br />

HT dari yang sudah ada;<br />

• Jika waktu siklus CC 2,90 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, juga tidak menghasilkan kebutuhan<br />

tambahan HT dari yang sudah ada;<br />

• Jika waktu siklus CC 2,80 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT<br />

sebanyak 2 unit dari yang sudah ada;<br />

• Jika waktu siklus CC 2,70 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

'<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT<br />

sebanyak 3 unit dari yang sudah ada;<br />

'-·<br />

• Jika waktu siklus CC 2,60 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT<br />

sebanyak 4 unit dari yang sudah ada;<br />

VI-6


Pcnelitian Keseimbangan Kapasitas Fasilitas Pada Pelabuhan Petikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

• Jika waktu siklus CC 2,50 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT<br />

sebanyak 6 unit dari yang sudah ada.<br />

d. Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya:<br />

• Ketika waktu siklus CC 3,00 menit dikombinasikan dengan<br />

waktu siklus TT atau RTG bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan penambahan HT<br />

sebanyak 18 unit dari yang sudah ada;<br />

• Jika waktu siklus CC 2,90 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT<br />

sebanyak 21 unit dari yang sudah ada;<br />

• Jika waktu siklus CC 2,80 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT<br />

sebanyak 24 unit dari yang sudah ada;<br />

• Jika waktu siklus CC 2,70 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT<br />

sebanyak 27 unit dari yang sudah ada;<br />

• Jika waktu siklus CC 2,60 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TI arat RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, menghasilkan k~butuhan tambahan HT<br />

sebanyak 30 unit dari yang sudah ada;<br />

• Jika waktu siklus CC 2,50 menit dikombinasikan dengan waktu<br />

siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit, menghasilkan kebutuhan tambahan HT<br />

sebanyak 34 unit dari yang sudah ada.<br />

\1-


Penelitian Keseimbangan Kapasuas Fas1lllas Patio Pelabuhan Pelikemas Dalam Upaya Memper/ancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

e. Pelabuhan Makassar Ujung Pandang:<br />

Lama waktu bongkar atau muat peti kemas setiap box, termasuk<br />

pergerakan dari kapal ke dermaga dan dari dermaga ke lapangan<br />

penumpukan atau sebaliknya, adalah selama 4,99 menit. Hasil<br />

simulasi menunjukkan bahwa ketika waktu siklus CC yang bergerak<br />

antara 3,00 menit sampai dengan 2,50 menit dikombinasikan dengan<br />

waktu siklus TT atau RTG yang bergerak dari 3,00 menit sampai<br />

dengan 2,50 menit; tidak menghasilkan kebutuhan penambahan HT.<br />

'-<br />

\1-8


Penelitian Keseimbangan Kapasitas Fasliitas Pada Pelabuhan Petikemas Da/am Upaya Memperlancar dan Menekan Biaya Petikemas<br />

DAFTAR PUSTAKA<br />

1. Data dan lnformasi kepelabuhanan dan petikemas dari lokasi surve<br />

(Jakarta, Semarang, Surabaya, Medan, Makssar)<br />

2. E.K.Morlok , Introduction To Transportation Engineering and Planning,<br />

University of Pennsylvania 1991.<br />

3. Ortuzar, J dan Willumsen, LG, Modeling Transport, England 1993<br />

4. PP Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan<br />

5. Tamin. Ofyar Z, Perencanaan dan Permodelan Transportasi, lnstitut<br />

Teknologi Bandung, Bandung 2002.<br />

6. UU Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pelayaran<br />

7. UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!