03.11.2014 Views

Peningkatan Kapasitas Adaptasi Petani di Daerah Marginal ...

Peningkatan Kapasitas Adaptasi Petani di Daerah Marginal ...

Peningkatan Kapasitas Adaptasi Petani di Daerah Marginal ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

strategi asuransi tanaman belum banyak <strong>di</strong>kenal atau belum <strong>di</strong>ketahui oleh sebagian<br />

besar petani <strong>di</strong> lokasi penelitian.<br />

44. Strategi meminjam uang atau barang untuk memenuhi kebutuhan keluarga jarang<br />

<strong>di</strong>lakukan. Karena kebanyakan petani <strong>di</strong> lokasi penelitian telah menerapkan strategi<br />

menyimpan produksi untuk ketahanan pangan rumah tangga. Disamping itu,<br />

informasi tambahan menyebutkan bahwa sebagian besar petani setempat berusaha<br />

untuk tidak melakukan pinjaman karena dapat mendatangkan beban tambahan.<br />

45. Yang cukup menarik <strong>di</strong>temui adalah persentase petani yang menerapkan strategi<br />

penjualan sampai harga baik, angkanya lebih tinggi <strong>di</strong>jumpai <strong>di</strong> Desa Nun Kurus<br />

<strong>di</strong>ban<strong>di</strong>ngkan <strong>di</strong> Desa Oe Bola. Kon<strong>di</strong>si ini sekaligus mengisyaratkan bahwa petani<br />

<strong>di</strong> Desa Nun Kurus se<strong>di</strong>kit lebih baik dalam mengelola pemasaran hasil pertanian<br />

dari pada sistem pengolalaan pemasaran yang <strong>di</strong>lakukan petani <strong>di</strong> Desa Oe Bola.<br />

Perlu <strong>di</strong>kemukakan bahwa sebagian petani <strong>di</strong> Desa Oe Bola cenderung melakukan<br />

pemasaran hasil pertanian tanpa menunggu harga baik, karena desakan kebutuhan<br />

keluarga.<br />

Kearifan Lokal (In<strong>di</strong>genous Knowledge)<br />

46. Khusus mengenai kearifan lokal (in<strong>di</strong>genous knowledge), beberapa <strong>di</strong>antaranya<br />

masih <strong>di</strong>pakai masyarakat petani <strong>di</strong> lokasi penelitian, seperti cara memperkirakan<br />

waktu datangnya hujan dan besar kecilnya curah hujan. Sebagian besar petani <strong>di</strong><br />

kedua lokasi penelitian sama-sama memperoleh pengetahuan lokal tersebut dari<br />

orang tua/turun temurun.<br />

47. Masyarakat setempat memikli cukup banyak kearifan lokal, <strong>di</strong>antaranya adalah<br />

melalui acara ritual adat. Selain itu, ada juga pengetahuan lokal yang spesifik dalam<br />

membaca fenomena alam, sehingga mereka dapat meramal/menduga apakah tahun<br />

atau musim yang akan datang mengalami kekeringan atau kelebihan hujan. Hal ini<br />

sulit untuk membuktikan secara rasional, namun kenyataannya sampai saat ini caracara<br />

tersebut masih terus <strong>di</strong>laksanakan oleh komunitas adat tertentu.<br />

48. Masyarakat setempat masih mempercayai fenomena-fenomena alam yang<br />

mencirikan keberadaan hujan yang akan <strong>di</strong>hadapi dalam musim yang <strong>di</strong>tunggu.<br />

Diantaranya adalah: (i) jika ada awan kuning bergumpal muncul <strong>di</strong> bagian Barat<br />

pada jam 5 sore, maka <strong>di</strong>anggap curah hujan musim ini akan kurang; (ii) jika Nowa<br />

(burung) Makleat (besar) berteriak keliling sepanjang hari <strong>di</strong> desa pada bulan<br />

November maka pertanda hujan akan datang dan normal. Suasana ini <strong>di</strong>sebut<br />

“manakabau”; jika burung ini datang terlambat pertanda bahwa akan datang musim<br />

kelaparan karena hujan mengalami gangguan. Menurut keyakinan mereka, burung<br />

ini bukan burung biasa, namun burung ini kiriman dari “Tafatik” dan “Maromak” dan<br />

(iii) JIka bunga asam (Tamarindus in<strong>di</strong>ca. L.) yang sedang berbunga cepat gugur,<br />

maka pertanda hujan segera datang dan musim membaik.<br />

Faktor Terkait Perubahan Iklim dan Pilihan Aplikasi Usahatani untuk Produksi<br />

Pertanian<br />

49. Sebagian besar petani <strong>di</strong> Desa Nun Kurus dan Desa Oe Bola menyatakan bahwa<br />

faktor utama penyebab terja<strong>di</strong>nya perubahan iklim <strong>di</strong> wilayah mereka adalah karena<br />

berkurangnya areal hutan.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!