Peran Guru dalam Membangun Kesadaran Kritis ... - BPK Penabur
Peran Guru dalam Membangun Kesadaran Kritis ... - BPK Penabur
Peran Guru dalam Membangun Kesadaran Kritis ... - BPK Penabur
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
<strong>Peran</strong> <strong>Guru</strong> <strong>dalam</strong> <strong>Membangun</strong> <strong>Kesadaran</strong><br />
Proses Pendidikan <strong>Kritis</strong>, menurut Mansour Fakih,<br />
2001.<br />
Suatu penyelenggaraan belajar-mengajar,<br />
merupakan proses pendidikan kritis harus<br />
mencerdaskan sekaligus bersifat membebaskan<br />
pesertanya untuk menjadi pelaku (subjek) utama,<br />
bukan sasaran perlakuan (objek), dari proses<br />
tersebut.<br />
Artinya bahwa siswalah yang aktif untuk mencari<br />
pengetahuannya dan menentukan apa yang ingin<br />
dipelajari dan, guru berfungsi memfasilitasi siswa.<br />
Ciri-ciri pokok dari pembelajaran yang<br />
membangun kesadaran kritis, yaitu :<br />
1. Belajar dari realitas atau pengalaman : yang<br />
diajarkan bukan ajaran (teori, pendapat,<br />
kesimpulan, wejangan, dsb) tetapi realitas<br />
nyata. Keabsahan pengetahuan seseorang<br />
ditentukan oleh pembuktiannya <strong>dalam</strong><br />
realitas tindakan atau pengalaman langsung<br />
bukan pada retorika teoritik.<br />
2. Tidak menggurui : guru dan murid samasama<br />
belajar.<br />
3. Dialogis : prosesnya bukan bersifat satu arah<br />
tetapi lebih pada diskusi kelompok, bermain<br />
peran dsb dan menggunakan media (peraga,<br />
grafik, audio visual, dsb) yang lebih<br />
memungkinkan terjadinya dialog kritis antara<br />
semua orang.<br />
Panduan proses belajar harus disusun dan<br />
dilaksanakan <strong>dalam</strong> suatu proses yang dikenal<br />
sebagai “daur belajar dari pengalaman yang<br />
distrukturkan” (structural experiences learning<br />
cyrcle) agar pendidikan kritis dapat dicapai <strong>dalam</strong><br />
pembelajaran. Proses ini memungkinkan setiap<br />
orang untuk mencapai pemahaman dan<br />
kesadaran kritis dengan cara terlibat di<strong>dalam</strong>nya<br />
secara langsung ataupun tidak. Proses yang<br />
melibatkan setiap orang yang belajar itu adalah :<br />
1. Rekonstruksi: yaitu menguraikan kembali<br />
rincian (fakta, unsur-unsur, urutan kejadian,<br />
dll). Ini tahap proses mengalami, menggali<br />
pengalaman dengan cara melakukan<br />
kegiatan. Apa yang dilakukan dan dialami<br />
adalah mengerjakan, mengamati, melihat dan<br />
mengatakan sesuatu. Pengalaman ini yang<br />
menjadi titik tolak proses belajar selanjutnya.<br />
2. Ungkapkan: setelah mengalami, maka tahap<br />
berikutnya yaitu proses mengungkapkan/<br />
menyatakan kembali apa yang sudah<br />
dialami, bagaimana tanggapan, kesan atas<br />
pengalaman tersebut.<br />
3. Analisis: yaitu mengkaji sebab dan kaitan<br />
permasalahan yang ada <strong>dalam</strong> realitas<br />
tersebut yaitu tatanan, aturan-aturan, sistem<br />
dari pokok pembahasan.<br />
4. Kesimpulan: yaitu merumuskan makna atau<br />
hakekat dari apa yang dipelajari, sehingga<br />
terjadi pemahaman baru yang lebih utuh,<br />
berupa prinsip-prinsip, kesimpulan umum<br />
dari kajian atas pengalaman.<br />
5. Tindakan: tahap akhir dari daur belajar ini<br />
adalah memutuskan dan melaksanakan<br />
tindakan-tindakan baru yang lebih baik<br />
berdasarkan pemahaman atau pengertian<br />
atas realitas tersebut, sehingga ada<br />
kemungkinan menciptakan realitas baru yang<br />
lebih baik. Langkah ini diwujudkan dengan<br />
cara merencanakan tindakan <strong>dalam</strong> rangka<br />
menerapkan prinsip-prinsip yang telah<br />
disimpulkan.<br />
Proses pengalaman belumlah lengkap,<br />
sebelum didapatkan ajaran baru, pengalaman<br />
baru, penemuan baru yang dilaksanakan dan diuji<br />
<strong>dalam</strong> perilaku yang sesungguhnya, <strong>dalam</strong><br />
penerapan ini juga menimbulkan pengalaman<br />
baru. Daur proses ini akan berulang kembali dari<br />
awal, konsep learning by doing tercipta <strong>dalam</strong> daur<br />
ini.<br />
5<br />
Tindakan<br />
4<br />
Kesimpulan<br />
3<br />
Analisis<br />
1<br />
Rekontruksi<br />
Gambar 2: Daur Belajar dari Pengalaman yang<br />
Distrukturkan<br />
Proses pendidikan kritis untuk<br />
menumbuhkan kesadaran kritis, akan tercapai<br />
jika guru menempatkan diri sebagai fasilitator<br />
yang siap untuk melayani siswa <strong>dalam</strong> belajar,<br />
bukan untuk menggurui dan berlaku sebagai satusatunya<br />
sumber ilmu dan kebenaran. Dengan<br />
lebih banyak menggunakan metode ilmiah dan<br />
eksperimen agar siswa sebanyak mungkin<br />
merasakan dan mengalami <strong>dalam</strong> suasana yang<br />
dialogis.<br />
Motivasi Belajar<br />
2<br />
Ungkapan<br />
Selama ini guru cenderung kurang mempedulikan<br />
apakah siswanya memiliki motivasi <strong>dalam</strong> belajar,<br />
karena yang penting adalah materi yang harus<br />
disampaikan selesai. Padahal jika seseorang tidak<br />
Jurnal Pendidikan <strong>Penabur</strong> - No.06/Th.V/Juni 2006<br />
65