20.11.2014 Views

y - KM Ristek

y - KM Ristek

y - KM Ristek

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

• a<br />

I. PENDAHULUAN<br />

Penegembangan pertanian di lahan pasang surut belum seperti lahan irigasi,<br />

terutama produktivitasnya yang masih lebih rendah. Pertanaman padi di lahan<br />

pasang surut sebenarnya sudah sangat lama diusahakan, namun permasalahan<br />

lahan masih menjadi kendala utama, sehingga memerlukan terobosan teknologi<br />

untuk mengatasinya.<br />

Usaha pengembangan pertanian di lahan rawa pasang surut telah<br />

digalakkan, tetapi belum memberikan hasil yang maksimal dan cenderung masih<br />

rendah. Produktivitas padi di lahan pasang surut masih sangat bervarias,<br />

dibebrapa wilayah seperti di Rasau Jaya hasil padi 1,5 t/ha, Sungai Kakap 1,95<br />

t/ha, Pinang Luar 1,04 t/ha, sehingga pendapatan petani hanya sebesar Rp.l,9<br />

juta di Rasau Jaya, Rp.3,5 juta di Sungai Kakap dan Rp.l,8 juta Pi nang Luar<br />

(Sutikno et al.,2008). Tetapi di beberapa wilayah lainnya seperti Sumatera<br />

Selatan (Delta Saleh, Sugihan Kiri, Sugihan Kanan) cukup baik dengan hasil 2: 5,0<br />

t/ha (Fagi dan Las, 2007). Hal tersebut memberikan gambaran bahwa potensi<br />

peningkatan produktivitasnya cukup tinggi, jika diterapkan pengelolaan hara<br />

yang sesuai karakteristiknya.<br />

Rendahnya produktivitas padi lahan pasang surut karena masih menghadapi<br />

sejumlah kendala terutama masalah fisiko-kimia lahan, seperti dinamika air, tanah yang<br />

bersifat masam sampai dengan sangat masam, dan kesuburan tanah yang rendah yang<br />

belum dapat diatasi secara baik (Alihamsyah. et al.,2002; Anwar. et aI., 2000). Selain itu<br />

kandungan bahan organik tanah sebagai pendukung (buffef) ketersediaan hara dalam<br />

tanah yang ada umumnya belum tersedia sebagai hara yang siap dimanfaatkan untuk<br />

pertumbuhan tanaman (Ar-Riza dan Saragih. 2002; Anwar dan Alwi. 1998), sehingga<br />

diperlukan tambahan pupuk organik sebagai suplemen bagi kebutuhan pupuk anorganik,<br />

dan pendorong pencapain produksi yang lebih tinggi karena peranannya yang mampu<br />

membuat lingkungan tumbuh menjadi lebih baik.<br />

Pupuk organik merupakan salah satu jenis pupuk yang dipercaya tidak memberikan<br />

dampak negatif terhadap lingkungan dan hasil, sehingga produk dari pertanian organik<br />

aman untuk dikonsumsi. Namun pupuk organik yang diperlukan masih sangat tinggi 7-10<br />

t/ha seperti yang dianjurkan pada System Rice Intensification (SRI). Sehingga selain<br />

membuat beban kerja petani meningkat, pada pengembangan yang luas yang disertai<br />

upaya peningkatan Indek Pertanaman (IP) akan sulit terlaksana.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!