22.11.2014 Views

Majalah Warta Anggaran Edisi 24 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Majalah Warta Anggaran Edisi 24 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

Majalah Warta Anggaran Edisi 24 - Direktorat Jenderal Anggaran ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

PERENCANAAN ANGGARAN<br />

Tabel 3<br />

Konsumsi BBM Bersubsidi<br />

0.9<br />

0.8<br />

0.7<br />

0.6<br />

0.5<br />

0.4<br />

0.3<br />

0.2<br />

0.1<br />

1<br />

Rata-rata Pengeluaran Bensin/Pertamax<br />

Rumah Tangga per Bulan<br />

% RT yang Menggunakan<br />

Bensin (LHS)<br />

0<br />

1 2 3 4 5 6 7 8<br />

5% Termiskin<br />

9 10 11 12<br />

Konsumsi Bensin/Pertamax<br />

per bulan (RHS)<br />

Liter<br />

90<br />

13 14 15 16 17 18 19 20<br />

5% Terkaya<br />

80<br />

70<br />

60<br />

50<br />

40<br />

30<br />

20<br />

10<br />

0<br />

0.045<br />

0.04<br />

0.035<br />

0.03<br />

0.025<br />

0.02<br />

0.015<br />

0.01<br />

0.005<br />

% RT yang Menggunakan<br />

Solar (LHS)<br />

Rata-rata Pengeluaran Solar<br />

Rumah Tangga per Bulan<br />

Konsumsi Solar<br />

per bulan (RHS)<br />

Liter<br />

120<br />

0<br />

0<br />

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20<br />

5% Termiskin<br />

5% Terkaya<br />

100<br />

80<br />

60<br />

40<br />

20<br />

Misalokasi subsidi berdasarkan laporan<br />

Susenas tersebut telah memberikan<br />

bukti yang cukup bahwa adanya<br />

anomali pada skema subsidi BBM saat<br />

ini. Skema subsidi harga sebagai mana<br />

yang diterapkan, ternyata cenderung<br />

tidak efektif untuk mencapai sasaran<br />

yang diharapkan. Oleh sebab itu,<br />

penyempurnaan skema subsidi BBM<br />

mutlak harus dilakukan.<br />

Ada dua hal yang harus diperhatikan<br />

dalam perbaikan skema subsidi BBM ke<br />

depan yaitu volume dan harga. Dari sisi<br />

volume, perlu dilakukan pengendalian<br />

dan pembatasan penggunaan BBM<br />

bersubsidi. Pengendalian dan<br />

pembatasan ini berkaitan dengan<br />

pengguna dan kuota BBM bersubsidi.<br />

Sedangkan dari sisi harga, perlu<br />

dilakukan pengkajian ulang tentang<br />

insentif harga yang diterapkan dalam<br />

penyaluran subsidi BBM. Insentif ini<br />

perlu mempertimbangkan sensitivitas<br />

harga BBM bersubsidi terhadap gejolak<br />

harga minyak dunia yang berpengaruh<br />

terhadap nilai subsidi yang harus<br />

dibayarkan akibat gap harga yang<br />

terjadi dengan harga keekonomiannya.<br />

Pengaturan terhadap volume dan<br />

harga BBM bersubsdi merupakan dua<br />

ko m b i n a s i a p i k y a n g h a r u s<br />

d i fo r mulasikan d e n g a n b a i k .<br />

Pengaturan terhadap volume BBM<br />

bersubsidi dapat meminimalisir<br />

penyaluran subsidi yang tidak tepat<br />

sasaran dengan pengendalian<br />

konsumsi BBM bersubsidi yang hanya<br />

diperbolehkan untuk pengguna yang<br />

diprioritaskan yaitu kalangan bawah<br />

yang membutuhkan. Sedangkan<br />

pembatasan volume merupakan usaha<br />

untuk meredam tingginya laju<br />

konsumsi BBM. Pengaturan terhadap<br />

harga BBM bersubsidi merupakan<br />

langkah untuk meminimalisir beban<br />

subsidi yang terus membengkak akibat<br />

kenaikan harga minyak dunia. Oleh<br />

sebab itu, mekanisme pengaturan<br />

harga harus disempurnakan sehingga<br />

d apat m e n g i r i n g i l a j u h a r g a<br />

keekonomiannya.<br />

Dengan penyempurnaan skema ini<br />

diharapkan peran subsidi BBM dalam<br />

menyejahterakan masyarakat dapat<br />

teroptimalkan. Oleh sebab itu,<br />

dukungan pemangku kebijakan sangat<br />

diperlukan guna terciptanya skema<br />

subsidi BBM yang lebih paripurna.<br />

WARTA ANGGARAN | <strong>Edisi</strong> <strong>24</strong> Tahun 2012<br />

27

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!