Pedoman Teknis Bab I dan II - P2KP
Pedoman Teknis Bab I dan II - P2KP
Pedoman Teknis Bab I dan II - P2KP
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
prinsip-prinsip serta nilai-nilai <strong>P2KP</strong> yang akan<br />
menjadi bagian dari sosialisasi.<br />
• Post-test 1, dilakukan setelah 4-6 bulan program<br />
sosialisasi dijalankan, setidaknya setelah<br />
penayangan materi iklan yang pertama untuk<br />
mengukur tingkat pengetahuan serta pemahaman<br />
yang terjadi sehingga dapat menjadi masukan bagi<br />
kelanjutan program sosialisasi.<br />
• Post-test 2, dilakukan setelah pelaksanaan <strong>P2KP</strong><br />
selesai, setidaknya setelah seluruh program<br />
sosialisasi selesai dijalankan, yaitu untuk<br />
mengukur tingkat keberhasilan sosialisasi sesuai<br />
dengan dampak yang diharapkan.<br />
2.2.6. Teknik-Teknik Sosialisasi<br />
Seluruh kegiatan sosialisasi harus mendukung<br />
setiap tahapan yang terjadi di setiap daerah <strong>dan</strong> harus<br />
menyentuh pula berbagai publik sasaran yang<br />
dibutuhkan dalam mendukung tahapan siklus <strong>P2KP</strong><br />
tersebut. Karena sangat mungkin terjadi<br />
ketidaksamaan jadwal pelaksanaan, maka pada setiap<br />
wilayah kabupaten -- yang menjadi wilayah kerja tim<br />
fasilitator kelurahan -- dapat dibuat rencana kerja<br />
sosialisasi yang berbeda-beda dari segi waktu<br />
maupun strategi penggunaan media. Kerjasama<br />
antara koordinator sosialisasi dengan fasilitator<br />
kelurahan sangat diperlukan untuk penyusunan<br />
rencana kerja bersama.<br />
Berikut ini akan dibahas satu persatu<br />
karakteristik, kelebihan <strong>dan</strong> kekurangan berbagai<br />
bentuk saluran/media komunikasi yang dapat<br />
digunakan pada sosialisasi <strong>P2KP</strong> ini.<br />
Iklan Layanan Masyarakat di Televisi<br />
Iklan layanan masyarakat merupakan media yang<br />
berfungsi untuk menciptakan perhatian (awareness).<br />
Penayangan iklan melalui televisi dapat membantu<br />
menyentuh publik di wilayah yang relatif luas.<br />
Masyarakat hingga di wilayah terpencil umumnya<br />
gemar menonton televisi terutama pada segmen acara<br />
hiburan.<br />
Pada sosialisasi <strong>P2KP</strong> iklan layanan masyarakat<br />
di televisi dibutuhkan untuk mendukung proses yang<br />
terjadi dilapangan. Sehingga publik sasaran <strong>P2KP</strong><br />
yang se<strong>dan</strong>g diterpa oleh bentuk-bentuk informasi<br />
lainnya dapat lebih mempercayai <strong>dan</strong> lebih mudah<br />
menerima informasi yang diterimanya.<br />
Secara teoritis, semakin sering seseorang<br />
mendapat terpaan informasi, maka semakin kuat<br />
dukungannya terhadap informasi tersebut. Karena<br />
semakin banyak sumber informasi yang relatif<br />
dipercaya yang membicarakan suatu topik tertentu<br />
(dalam hal ini <strong>P2KP</strong>).<br />
Di tingkat kelurahan, fasilitator juga dapat<br />
memanfaatkan iklan ini sebagai alat bantu<br />
memberikan penjelasan ke masyarakat, sehingga<br />
masyarakat juga ikut menyadari bahwa yang mereka<br />
lakukan sebetulnya merupakan bagian dari kegiatan<br />
nasional untuk menanggulangi kemiskinan secara<br />
mandiri. Hal ini penting untuk ditanamkan karena akan<br />
memunculkan rasa senasib <strong>dan</strong> sepenanggungan<br />
sehingga akan mendorong tumbuhnya gerakan<br />
nasional penanggulangan kemiskinan mandiri.<br />
Untuk mencapai jumlah eksposure (penayangan)<br />
yang cukup sehingga khalayak saaran dapat tahu<br />
(aware) keberadaan pogram ini digunakan metode<br />
GRP (Gross Rating Point). Metode GRP ini<br />
mengumpulkan jumlah rating pemirsa (sesuai dengan<br />
karakteristik masyarakat sasaran) dari acara-acara<br />
yang dipasangi iklan. Jumlah GRP yang dianggap<br />
cukup dalam 1 bulan masa penayangan adalah 1000<br />
GRP, namum GRP yang dianggap ideal adalah 1500.<br />
Iklan Layanan Masyarakat di Surat Kabar<br />
Masyarakat daerah, termasuk pejabat<br />
pemerintahan lokal serta kelompok strategis<br />
umumnya lebih membaca koran daerah daripada<br />
koran nasional. Namun pejabat pengambil keputusan<br />
di daerah umumnya lebih menyukai menonton berita<br />
di televisi <strong>dan</strong> membaca surat kabar nasional seperti<br />
Kompas.<br />
Penayangan melalui surat kabar diperlukan karena<br />
ada beberapa kelompok publik sasaran yang tidak<br />
bisa dijangkau oleh bentuk media lainnya, karena<br />
mereka jarang memirsa televisi, jumlah mereka tidak<br />
terlalu banyak tapi tersebar di berbagai tempat.<br />
Disarankan agar iklan layanan masyarakat di surat<br />
kabar ini diimbangi atau dibarengi juga dengan<br />
pemuatan artikel-artikel mengenai <strong>P2KP</strong> yang<br />
dihasilkan dari news pitching.<br />
Jumlah penayangan di surat kabar tidak perlu<br />
sering, karena fungsi iklan di surat kabar tidak<br />
seefektif di televisi. Cukup 2-3 kali penayangan iklan<br />
di surat kabar nasional <strong>dan</strong> 3-4 kali penayangan di<br />
surat kabar daerah.<br />
10 <strong>Pedoman</strong> <strong>Teknis</strong>