KAJIAN PERTUMBUHAN HYBRID Eucalyptus ... - KM Ristek
KAJIAN PERTUMBUHAN HYBRID Eucalyptus ... - KM Ristek
KAJIAN PERTUMBUHAN HYBRID Eucalyptus ... - KM Ristek
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
.. <br />
<strong>KAJIAN</strong> <strong>PERTUMBUHAN</strong> <strong>HYBRID</strong> <strong>Eucalyptus</strong> urograndis <br />
DANPENGARUHNYATERHADAPKESUBURANTANAH <br />
PROGRAM INTENSIF PENELITIAN DAN PEREKA VASA TA. 2010<br />
Peneliti Utama: Ir. Nina Mindawati, M.Si<br />
PUSATPENELnITANDANPENGEMrnANGANPRODUKTnnTASHUTAN <br />
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMrnANGAN KEHUTANAN <br />
DEPARTEMEN KEHUTANAN <br />
Bogor, 2010
-. <br />
<strong>KAJIAN</strong> <strong>PERTUMBUHAN</strong> <strong>HYBRID</strong> <strong>Eucalyptus</strong> urograndis <br />
DANPENGARUHNYATERHADAPKESUBURANTANAH <br />
PROGRAM INTENSIF PENELITIAN DAN PEREKA Y ASA T A. 2010<br />
Peneliti Utama: If. Nina Mindawati, M.Si<br />
PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PRODUKTIVIT AS HUTAN <br />
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN <br />
DEPARTEMEN KEHUTANAN <br />
Bogor, 2010
-.<br />
ii<br />
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN<br />
<strong>KAJIAN</strong> <strong>PERTUMBUHAN</strong> <strong>HYBRID</strong> <strong>Eucalyptus</strong> urograndis<br />
DANPENGARUHNYATERHADAPKESUBURANTANAH<br />
PROGRAM INTENSIF PENELITIAN DAN PEREKAYASA TA. 2010<br />
Bogor, November 2010<br />
Disetujui oleh :<br />
Peneliti Utama,<br />
Ir. Nina Mindawati, M.Si <br />
NIP. 19590507 198203 2 001
· . <br />
iii<br />
RINGKASAN <br />
Pembangunan HTI di Indonesia bertujuan untuk penyediaan bahan baku industri kehutanan,<br />
baik untuk tujuan kayu pertukangan maupun untuk tujuan bahan baku industri pulp dan kertas.<br />
Menurut Peraturan Pemerintah No.6 tahun 2007, lahan yang dicanangkan untuk<br />
pengembangan HTI adalah laban yang telab terdegradasi atau laban kritis dengan tingkat<br />
kesuburan tanah yang relatif rendab atau marginal (Ditjen Bina Produksi Kehutanan, 2008).<br />
padahal pemerintah memilih jenis-jenis cepat tumbuh seperti Acacia mangium dan <strong>Eucalyptus</strong><br />
spp. untuk dikembangkan di HTI pulp. Beberapa pakar beranggapan bahwajenis cepat tumbuh<br />
<strong>Eucalyptus</strong> spp., dan Acacia spp. menurunkan kandungan air tanah, menurunkan ketersediaan<br />
nutrisi dan menghambat pertumbuhan tanaman bawah sehingga menurunkan biodiversitas,<br />
meningkatkan erosi tanah dan menurunkan kesuburan tanah (Poore and Fries 1985; Bouvet,<br />
1998; dalam Bouillet and Bernhard, 2001). Salah satu jenis <strong>Eucalyptus</strong> yang dikembangkan<br />
dalam skala operasional adalah hybrid E. urograndis hasil persilangan antara E. urophylla dan<br />
E. grandis. Hasil-hasil penelitian tentang tegakan E. urograndis telah banyak dilakukan di<br />
Australia, Brazil dan China, sedangkan di Indonesia jenis E. urograndis belum banyak dikaji<br />
dampak penanamannya dan hasil penelitian masih sangat sedikit dan bersifat parsial. Penelitian<br />
tentang pertumbuhan, kualitas tanah dan daur optimal untuk jenis E. urograndis penting untuk<br />
dilakukan karena akan sangat berguna dalam perencanaan pengelolaan hutan tanaman jenis E.<br />
urograndis dan merupakan salah satu kunci yang mendukung keberhasilan pembangunan<br />
hutan tanaman industri di Indonesia secara berkelanjutan di masa depan.<br />
Kata kunci : Hutan tanaman, <strong>Eucalyptus</strong> urograndis, pertumbuhan, kualitaslkesuburan tanah.
· .<br />
iv<br />
PRAKATA<br />
Laporan tahunan program intensifpenelitian dan perekayasa TA. 2010 "Kajian<br />
pertumbuhan hybrid <strong>Eucalyptus</strong> urograndis" dan pengaruhnya terhadap kesuburan<br />
-<br />
tanah" disusun sebagai laporan akhir . Dalam laporan akhir ini dijelaskan tentang latar<br />
belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, metodologi, hasil dan pembahasan<br />
serta kesimpulan dari penelitian ini.<br />
Mudah-mudahan dengan tersusunnya laporan akhir ini, maka hasil penelitian<br />
llli dapat digunakan sebagai dasar dalam membuat kebijakan yang berhubungan<br />
dengan pe ngelolaan hutan tanaman jenis E. urograndis di Indonesia ..<br />
Bogor, Nopember 2010<br />
Peneliti Utama,<br />
IT. Nina Mindawati, Msi
-. <br />
v<br />
DAFTARISI <br />
Lembar Identitas dan Pengesahan ................ ...................... ... ... ................................. ... ....<br />
Ringkasan .........................................................................................................................<br />
11 <br />
III <br />
Prakata ........... ~...................... . ..... .............. ............................................................... ........ IV <br />
Daftar lsi ...........................................................................................................................<br />
Daftar Tabel ......................................................................................................................<br />
Daftar Gambar ....................................................................................................... .... ........ vn <br />
Daftar lampiran ...................................................................................................... .... .... ..... vln <br />
Pendahuluan ....................................................................................................................... <br />
Tinjauan Pustaka ....................................... ......................................................................... <br />
Tujuan dan Manfaat ........................................................................................................... 3 <br />
Metodologi Penelitian ............................................... ......................................................... 3 <br />
Hasil dan Pembahasan ..... ........................................................................................... ..... 6 <br />
Kesimpulan dan Saran .......................................................................................................<br />
15 <br />
Daftar Pustaka ...................................................................................................................<br />
16 <br />
V <br />
VI
-<br />
. <br />
vi<br />
DAFTAR TABEL<br />
Tabel 1 Model pertumbuhan tinggi (H), diameter (D) dan volume (V) tegakan<br />
E. urograndis........................................................................ 7 <br />
Tabel 2 Pendugaan tinggi dan diameter tegakan E. urograndis .................................<br />
Tabel3 Pendugaan volume total (m3/ha) dan volume termanfaatkan (panen) <br />
tegakan E. urograndis .................................................................<br />
Tabel4 Riap MAl dan CAl tegakan E. urograndis rotasi 2 (m3/ha). ......... ............<br />
Tabel5 Rata-rata biomassa (tonlha) bagian tegakan E. urograndis..................... ........<br />
Tabel6 Model penduga biomassa tegakan E. urograndis ..................................<br />
Tabel 7 Jumlah kandungan hara tanah sampai kedalaman 40 em (kglha).................<br />
Tabel 8 Kandungan hara dalam tegakan E. urograndis .............................. .....<br />
7 <br />
8 <br />
9 <br />
10 <br />
11 <br />
12 <br />
13 <br />
Tabel 9 Serapan hara kumulatif pada berbagai umur tegakan E. urograndis........ . 13 <br />
Tabell0 Neraea harajika panen dilakukan dan tidak dilakukan ..................... .....<br />
14
-. <br />
vii<br />
DAFTAR GAMBAR <br />
Gambar 1. Kurva hubungan tinggi dan diameter dengan umur tegakan E.urograndis ...... 6 <br />
Gambar 2. Kurva hubungan volume dengan umur tegakan E. urograndis. ............... 6 <br />
Gambar 3. Daue volume optimal rotasi 2 jenis E. urograndis ..,.. ....... ....... .. ............ 9 <br />
Gambar 5. Pengukuran tegakan pada plot PSP ... ...... ......... ... .... .. .............. .... ... 18 <br />
Gambar 6. Pengambilan contoh tanah ....................... .... .. .... ............. .. ............ 18 <br />
Gambar 7. Pemasangan litter trap .......... .. .............................. .. .... .................. 18 <br />
Gambar 8. Pemasangan litter bag ...... .............. .......... .. ............... ......................... 18
-. <br />
viii<br />
DAFTAR LAMPlRAN<br />
Lampiran 1. Beberapa gambar kegiatan pene1itian ................................................ 18 <br />
Lampiran 2 Jumlah unsur hara pada bagian tegakan ........................................... 19 <br />
Lampiran 3 Pertelaan neraca hara jika penebangan pada wnur 1 sd 5 tahun ....... 21
-<br />
. <br />
1<br />
PENDAHULUAN <br />
Pembangunan Hutan Tanaman Industri (BTl) merupakan upaya strategis dalam<br />
mengatasi permasalahan kelangkaan bahan baku industri pengolahan kayu domestik di<br />
Indonesia Hal ini karena persediaan pasokan bahan baku dari hutan alam produksi<br />
semakin menurun. Salah satu bentuk HTI yang saat ini memegang peranan penting<br />
dalam menunjang pengembangan industri kayu serat domestik adalah HTI-kayu serat<br />
atau HTI-Pulp. Pentingnya pembangunan HTI-Pulp, antara lain, dapat dilihat dari<br />
kenyataan besarnya ketergantunganjenis industri ini kepada kayu serat.<br />
Pengelolaan HTI-Pulp ditujukan untuk mendapatkan tegakan hutan kayu sera!<br />
yang sesuai dengan peruntukan, yaitu yang memiliki ciri-ciri antara lain produksi<br />
(riap) biomassa tegakan yang tinggi, daur pendek, dan mempunyai sifat-sifat (kimia<br />
dan fisika) kayu yang sesuai dengan persyaratan untuk bahan baku industri pulp.<br />
Selain itu, tegakan hutan yang terbentuk diharapkan bersifat ramah lingkungan<br />
sehingga disamping mampu menghasilkan bahan baku yang diinginkan secara optimal,<br />
juga dapat berperan dalam mengendalikan erosi tanah, mengatur tata air, memelihara<br />
kesuburan tanah dan sampai batas tertentu membantu penyerapan karbon dari udara.<br />
Kualitas tegakan hutan HTI-Pulp dengan ciri-ciri di atas dipengaruhi oleh faktor-faktor<br />
: ekologi (lingkungan), sifat genetik pohon, dan tindakan manajemen yaitu teknik<br />
silvikultur yang diterapkan.<br />
TINJAUAN PUSTAKA<br />
Salah satu jenis yang cepat tumbuh dan dikembangkan sebagai bahan baku pulp<br />
adalah <strong>Eucalyptus</strong> hibrid seperti E. urograndis (E. Urophylla x E. grandis).<br />
Pengembangan hibrid <strong>Eucalyptus</strong> di Indonesia masih tertinggal dengan negara lain<br />
seperti China, Kongo, Brazil dan Afrika Selatan, yang telah mengusahakan hibrid<br />
<strong>Eucalyptus</strong> secara komersil dengan perbanyakan vegetatif (Nikles, 1996). Beberapa<br />
pakar beranggapan bahwa jenis cepat tumbuh <strong>Eucalyptus</strong> spp., dan Acacia spp.<br />
menurunkan kandungan air tanah, menurunkan ketersediaan nutrisi dan menghambat<br />
perturnbuhan tanaman bawah sehingga menurunkan biodiversitas, meningkatkan erosi<br />
tanah dan menurunkan kesuburan tanah (poore and Fries 1985; Bouvet, 1998; dalam<br />
Bouillet and Bernhard, 2001). Faktor pembatas utama perturnbuhan tegakan<br />
<strong>Eucalyptus</strong> adalah kekurangan hara dan cekaman air (Gonyalves et ai, 1997). Hal ini<br />
didukung oleh Poerwidodo (2009), yang menyatakan bahwa tanaman <strong>Eucalyptus</strong> sp.
-.<br />
2<br />
terbukti meningkatkan kehilangan air dari sistem hidrologi dan mengurangi kesuburan<br />
tanah. Sedangkan hasil penelitian lainnya menyebutkan bahwa pada rotasi ke 2 dan ke<br />
3 pertwnbuhan <strong>Eucalyptus</strong> lebih rendah di banding rotasi pertama (Carnpinhos and<br />
Brassnet, 1958 dalam Chijicke, 1980).<br />
Kebutuhan hara untuk pertumbuhan jenis <strong>Eucalyptus</strong> dan Pinus besarnya harnpir<br />
sarna dan umumnya lebih tinggi dari ekosistem hutan alarn karena hara dari kayu yang<br />
keluar akibat tebangan sang at besar dan bervariasi tergantung jenis dan cara<br />
penebangan (Bouillet et aI, 1996 dalarn Bouillet and Bernhard, 2001), sedangkan<br />
kebutuhan hara untuk pertwnbuhan tegakan disediakan melalui siklus hara oleh<br />
jatuhan serasah dan aliran dalarn tanah (Attiwill, 1994). Kecukupan konsentrasi hara<br />
tanarnan E. urograndis umur 1-2 tahun di lapangan berdasarkan berat kering (mg/g)<br />
adalah; 18-29 mg/g N; 1,2-2,6 mg/g P; 9-15 mg/g K; 2,1-7,5 mg/g Ca dan 1,1-3,6 mg/g<br />
Mg (Dell et aI, 2003).<br />
Agar hutan tanaman lestari, maka produktivitas harus dipertahankan bahkan<br />
ditingkatkan dari periode tebang yang satu ke periode tebang berikutnya (Nambiar,<br />
2003). Kelestarian hutan tanarnan sangat ditentukan oleh keeratan korelasi antar<br />
parameter yang saling mempengaruhi, yaitu kemampuan dari kondisi ekologis tapak,<br />
intensitas manajemen, termasuk perlakuan silvikultur yang dilaksanakan, darnpak pada<br />
tanah di bawahnya dan nilai lingkungan serta manfaat so sial ekonomi yang didapat<br />
(Nambiar and Brown 1997). Oleh karen a itu, untuk mencapai kelestarian hasil maka<br />
hubungan antara produktivitas, faktor kelestarian lingkungan dan sosial ekonorni harns<br />
diperhitungkan dan dipelajari<br />
Hasil-hasil penelitian tentang tegakan E. urograndis telah banyak dilakukan di<br />
Australia, Brazil dan China, sedangkan di Indonesia jenis E. urograndis belum lama<br />
dikembangkan secara luas sehingga hasil penelitian masih sangat sedikit dan bersifat<br />
parsial. Penelitian tentang pertumbuhan, kualitas tapak atau kesuburan tanah serta<br />
besarnya aliran permukaan dan erosi yang teIjadi di bawah tegakan jenis E. urograndis<br />
penting untuk dilakukan karena akan sangat berguna dalam perencanaan pengelolaan<br />
hutan tanaman jenis E. urograndis dan merupakan salah satu kunci yang mendukung<br />
keberhasilan pembangunan hutan tanarnan industri di Indonesia secara berkelanjutan di<br />
masadepan.
-. <br />
3<br />
TUJUAN DAN MANFAAT <br />
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji perbedaan pertumbuhan dan kualitas<br />
kesuburan taoah jenis E urograndis (umur 1,2,3,4 dan 5 tahun) sebagai bahan baku ind~<br />
pulp. Adapun sasaran tahapan kegiatan pene1itian yang mendukung tujuan tersebut adalah :<br />
1. Mendapatkan data pertumbuhan ( riap) serta daur tebang optimal tegakan hutan tanaman<br />
jeois E. urograndis.<br />
2. Mendapatkan data kualitas tapak dari parameter sifat-sifat tanah (kimia, fisik dan biologi)<br />
dan hara tegakanjenis E. urograndis.<br />
3. Mendapatkan data biomassa dan jumlah hara yang terangkut panen pada laban HTI jenis<br />
E. urograndis.<br />
4. Mendapatkan data besarnya unsur hara yang terbawa erosi dan aliran permukaanjeois E.<br />
urograndis.<br />
5. Mendapatkan data dan informasi tentang neraca hara di lahan bertegakan E. urograndis<br />
Dengan adanya data-data yang diperoleh pada penelitian ini maka diharapkan dapat<br />
menjadi bahan bagi penentuan kebijakan dalam rangka peningkatan produktivitas hutan<br />
tanaman penghasil kayu serat di Indonesia.<br />
METODOLOGI PENELITIAN<br />
A. Lokasi<br />
Penelitian dilakukan di areal konsesi Toba Pulp Lestari sektor Aek Nauli,<br />
Sumatera Utara. Daerah penelitian berada 160 km dari Medan dan 35 km dari<br />
Pematang Siantar. Secara geografis lokasi penelitian terletak antara 2°40'00" <br />
2°50'00" Lintang Utara dan 98°50'00" - 98° 10'00" Bujur Timur dengan ketinggian<br />
1200 m di atas permukaan laut (Toba Pulp Lestari, 2009).<br />
B. Bahan dan Alat<br />
Bahan penelitian adalah data sekunder dari pertumbuhan tegakan E. urograndis<br />
umur 1,2,3,4 dan 5 tahun dalam petak ukur permanan, peta tanah dan peta letak Petak<br />
Contoh Permanen (Permanent Sample Plot = PSP) pada wilayah areal konsesi,<br />
khususnya sektor Aek Nauli; tegakan E. urograndis umur 1,2,3,4 dan 5 tahun.<br />
Sedangkan alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah: peta tanah dan<br />
peta hutan tanaman sektor Aek Nauli, ring sample, bor tanah, alat ukur tinggi (vertex),<br />
alat ukur diameter (phi band), cat, gergaji mesin kecil (chainshaw), timbangan,<br />
kantong plastik, alat penampung serasah (litter trap), jaring serasah (litter bag), bak<br />
erosi dan aliran permukaan serta alat tulis dan lain-lain.
.0 <br />
4<br />
C. Prosedur KeIja<br />
1. Pertumbuhan<br />
Pengumpulan data Data parameter pertumbuhan tegakan yang dikumpulkan<br />
dari PSP adalah : tinggi total, diameter batang dan volume batang dari seluruh<br />
pohon yang masuk dalam PSP tersebut. Model pertumbuhan tegakan n<br />
digambarkan oleh model matematis yang menggambarkan hubungan<br />
fungsional antara umur tegakan dengan dimensi tegakan. Penetapan daur<br />
volume maksimum dilakukan dengan membuat grafIk hubungan antara umur<br />
tegakan dan riap pertumbuhan dimana riap optimum tercapai saat riap rata-rata<br />
tahunan berpotongan dengan riap rata;rata periodic pada waktu tertentu.<br />
Volume tegakan dihitung berdasarkan table volume lokal E. urograndis.<br />
2. Kualitas dan kesuburan tanah<br />
a) Pembuatan petak percobaan. Pembuatan petak percobaan di lapangan<br />
didasarkan pada peta hutan tanarnan sektor Aek N auli dan peta tanah untuk<br />
menentukan petak-petak coba yang sesuai dan mewakili tegakan yang<br />
diteliti. Pada petak-petak terpilih dibuat petaJ
.. <br />
5<br />
c) Biomasa dan pan en<br />
Pengambilan contoh biomassa tegakan. Pengukuran biomassa dilakukan<br />
untuk mengetahui banyaknya unsur hara yang terangkut keluar lahan dan total<br />
hara yang ditinggal di areal pasca tebang. Pengukuran biomassa tegakan<br />
dilakUkan dengan menunjuk pohon-pohon contoh pada tiap klas umur tegakan<br />
yang mewakili umur tegakan dan dilakukan penebangan sebanyak 3 pohon<br />
per kelas umur tegakan E. urograndis ( 1,2,3,4 dan S tahun) (Chapman,<br />
1976). Masing-masing bagian jaringan pahon dipisahkan menurut batang,<br />
cabang, ranting, daun dan buah, kemudian ditimbang berat basahnya di<br />
lapangan dan diambil sebagian untuk dijadikan sampel masing-masing 200<br />
gram-1 kg dan dikering-ovenkan. Untuk sampel bagian batang dilakukan<br />
pencampuran pada 3 bagian batang yaitu bagian pangkal, tengah dan bagian<br />
atas batang (Hairiah dkk., 1999).<br />
3. Erosi dan aliran permukaan<br />
Penelitian dilakukan di areal bertegakan E. urograndis berumur 1,2,3,4 dan 5<br />
tahun dengan memggunakan petak kecil berukuran panjang 22 meter dan lebar<br />
4 meter. Di ujung bawah petak percobaan ditempatkan bak erosi dan drum<br />
penampung aliran pennukaan.<br />
Jumlah aliran permukaan dan tanah tererosi diamati dan diukur pada setiap<br />
kejadian hujan. Aliran permukaan pada bak erosi dan dalam drum ditakar<br />
menggunakan literan dan gelas ukur. Tanah yang tererosi dari setiap petak<br />
percobaan dikumpulkan., masing-masing kemudian ditimbang. Untuk dapat<br />
berat kering, dilakukan pengeringan sampel dalam oven pada suhu 10SoC<br />
selama 2-3 jam.<br />
Pengukuran hara yang hilang dilakukan melalui pengambilan contoh aliran<br />
pennukaan, diambil dari setiap petak pada setiap kejadian aliran pennukaan.<br />
Contoh dibawa untuk dianalisa unsur makro haranya (N,P,K,Ca,Mg) dan pH di<br />
laboratorium
· .<br />
6 <br />
A. Produktivitas hasil<br />
1. Pertumbuhan<br />
HASIL DAN PEMBAHASAN<br />
Dari data dimensi tegakan pada PSP yaitu tinggi, diameter dan volume<br />
-<br />
pada setiap umur tegakan terlihat hubungan yang Hnier antara tinggi, diameter<br />
dan volume dengan umur tegakan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin<br />
bertarnbah umur tegakan maka dimensi pertumbuhan semakin tinggi sampai<br />
umur 5 tahun . Kurva hubungan tinggi, diameter dan volume dengan umur<br />
tegakan E. urograndis dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2.<br />
25 <br />
20 <br />
Rotasi 2 <br />
E ~<br />
- 15 ...<br />
Qj<br />
20 <br />
E 15<br />
'tiC ... 10 <br />
tIC<br />
c<br />
Qj<br />
10 <br />
E<br />
5 25 <br />
1= III<br />
5<br />
Rotasi 2 <br />
a <br />
a . <br />
a 2 4 6 8 a 2 4 6 8 <br />
Umur (tahun)<br />
Umur (tahun)<br />
Gambar 1 Kurva hubungan tinggi dan diameter dengan umur tegakan E.<br />
urograndis.<br />
~<br />
· 111 <br />
..r:::.<br />
300 <br />
250 <br />
.........<br />
m 200<br />
. E <br />
150 -Qj<br />
E <br />
,-= 100 <br />
, ~<br />
50<br />
Rotasi 2 <br />
a <br />
a 2 4 6 8 <br />
Umur (tahun)<br />
Gambar 2 Kurva hubungan volume dengan umur tegakan E. urograndis.
... <br />
7<br />
Pada umur 5 tahun sebelum tebang tinggi tegakan rata-rata meneapai<br />
tinggi 20,8 m, diameter 14,9 em dan volume 229,7 m 3 lha. Model matematik<br />
pertumbuhan tinggi, diameter dan volume pohon dihitung berdasarkan model<br />
Alder (1980) dengan nilai koofisien detenninasi ( R2) dapat dilihat pada<br />
TabeI 1, sehingga pendugaan tinggi dan diametemya serta volume dapat<br />
dilihat pada Tabel2 dan Tabel3.<br />
Tabell Model pertumbuhan tinggi (H), diameter (D) dan volume (V) tegakan<br />
E. urogran d"IS<br />
Parameter Persamaan Rl<br />
Tinggi<br />
Diameter<br />
Volume<br />
Ln H = 3,342944 - 1,5336(1/umur)<br />
Ln D = 2,987992 - 1,44311(1/umur)<br />
Ln V = 6,205122 - 5,06804(1/umur)<br />
0,894<br />
0,910<br />
0,888<br />
Tabel 2 Pendugaan tinggi dan diameter tegakan E. urograndis<br />
Umur Diameter( em) Tinggi (m)<br />
0,5 I,ll 1,32<br />
1 . 4,69 6,11<br />
1,5 7,58 10,18<br />
2 9,64 13,15<br />
2,5 11,14 15,33<br />
3 12,27 16,98<br />
3,5 13,14 18,26<br />
4 13,84 19,29<br />
4,5 14,40 20,13<br />
5 14,87 20,83<br />
5,5 15,27 21,42<br />
6 15,60 21,92<br />
6,5 15,89 22,35<br />
7 16,15 22,73
· .<br />
8<br />
Tabel 3 Pendugaan volume total (m3/ha) dan volume termanfaatkan (panen) tegakan<br />
E. urograndis<br />
Umur<br />
(thn) Vol total (m3/ha) Vol tennanfaatkan (m3Iha)<br />
0 - 0 0<br />
0,5 0,03 0,02<br />
1 3,98 3,12<br />
1,5 21,58 16,89<br />
2 50,22 39,30<br />
2,5 83,37 65,23<br />
3 116,88 91,45<br />
3,5 148,79 116,41<br />
4 178,31 139,51<br />
4,5 205,26 160,60<br />
5 229,73 179,74<br />
5,5 251,91 197,09<br />
6 272,02 212,82<br />
6,5 290,28 227,11<br />
7 306,90 240,11<br />
2. Daur optimal<br />
Berdasarkan data pertumbuhan di atas, maka nilai MAl dan CAl dapat<br />
dilihat pada Tabel 4. Penentuan daur tebang dilakukan berdasarkan laju<br />
pertumbuhan tegakan per satuan waktu yang disebut riap tegakan. Daur optimal<br />
tegakan dilihat dari riap pertumbuhan maksimal yang ditentukan berdasarkan<br />
telah adanya titik potong antara kurva CAl dengan MAL Titik perpotongan yang<br />
terjadi merupakan daur dimana riap volume maksimal dapat dicapai. Daur<br />
volume maksimal E. urograndis dapat dilihat pada Gambar 3.
...<br />
9<br />
Tabel4<br />
Umur<br />
Riap MAl dan CAl tegakan E. urograndis rotasi 2 (m3/ha)<br />
Riap<br />
MAl<br />
CAl<br />
0 0 0<br />
0,5 0,04 0,04<br />
1 3,12 6,20<br />
1,5 11,26 27,53<br />
2 19,65 44,82<br />
2,5 26,09 51,87<br />
3 30,48 52,44<br />
3,5 33,26 49,92<br />
4 34,88 46,20<br />
4,5 35,69 42,18<br />
5 35,95 38,29<br />
5,5 35,83 34,70<br />
6 35,47 31,46<br />
6,5 34,94 28,57<br />
7 34,30 26,01<br />
GO<br />
50<br />
. .<br />
-~<br />
.= 40<br />
rn<br />
E<br />
30<br />
Cl.J<br />
E - MAl<br />
~<br />
13 20 -'<br />
::,.<br />
•<br />
CAl<br />
..<br />
•<br />
r<br />
10<br />
r<br />
•<br />
0 - -,<br />
0 1 2 .3 4 =, G 7<br />
urnur (tahunl<br />
- . - _. _. _. .<br />
Gambar 3. Daur volume optimal rotasi 2 jenis E. urograndis.
.. <br />
10<br />
Dari Gambar 3 terlihat bawa perpotongan grafik MAl dan grafik CAl<br />
teIj adi pada umur 5,5 tahun. Sehubungan dengan itu dapat disimpulkan<br />
bahwa daur volume maksimum untuk hutan tanaman E. urograndis rotasi 2<br />
adalah 5,5 tahun riap sekitar 35,83 m3lha. Pada kenyataannya di lapangan daur<br />
yang digunakan pada umur 5 tahun.<br />
3. Biomassa tegakan<br />
Biomassa tegakan diukur berdasarkan berat kering open dan dibagi ke<br />
dalam bagian-bagian jaringan tegakan (batang dan kulit, cabang, ranting, daun<br />
dan buah). Pemanfaatan batang kayu E. urograndis di PT Toba Pulp Lestari<br />
digunakan sebagai bahan baku industri pulp sehingga produksinya dihitung<br />
berdasarkan biomassa kayu dalam satuan kg/ha atau tonlha Hasil perhitungan<br />
rata-rata biomassa bagian tegakan dapat dilihat pada Tabel 5.<br />
Tabe15. Rata-rata biomassa (tonlha) bagian tegakan E. urograndis<br />
Umur<br />
(thn)<br />
Batang<br />
d>5cm<br />
Batang<br />
d5cm. Semakin<br />
bertambah umur tegakan semakin besar biomass a batang berdiameter >5cm yang<br />
diangkut ke luar lahan. Pada umur 1 tahun biomassa batang berdiameter >5cm<br />
sekitar 24%-25%, umur 2 tahun sekitar 62% - 68%, umur 3 tahun sekitar 76% <br />
82%, umur 4 tahun sekitar 83%-84% dan umur 5 tahun sekitar 86-90% dari total<br />
tegakan. Basil penelitian ini mendukung pemyataan sebelumnya menurut<br />
Ruhiyat (1993) bahwa komponen batang pada suatu tegakan merupakan<br />
penyusun utama biomassa tegakan.
-. <br />
11<br />
Kemudian, tultuk menduga biomassa tiap bagian tegakan dilakukan dengan<br />
membuat allometrik dari dari 4 model yang dicobakan dengan hasil yang dapat dilihat<br />
dari Tabel 6.<br />
Tabel 6. Model penduga biomassa tegakan E. urograndis<br />
Model pendugaan biomassa kering (kglha) Rl p<br />
Batang d>5cm<br />
• W = - 101862 +258970 - 777 0 2 37,7 0,058<br />
• Log W = 1,78 + 2,82 Log 0<br />
75,4 0,000<br />
• W = 30651 + 19,0 (0 2 H)<br />
36,8 0,016<br />
93,6* 0,000<br />
• Log W = 1,47 + 0,353 Log 0 + 2,46Log H<br />
Batang d 5 em adalah Log<br />
W = 1,47 + 0,353 Log D + 2,46Log H dengan nilai koofesien determinasinya sebesar<br />
93,6 % , sangat nyata pada selang kepereayaan 99% (p = 0,000). Model persamaan<br />
pendugaan biomassa bagian tegakan lainnya yang terbaik<br />
dicirikan dengan nilai
.. <br />
12<br />
koofesien determinasi tertinggi dari ke empat model yang dieobakan. Model<br />
persarnaan penduga biomassai batang berdiarneter 5em, batang
-.<br />
13<br />
tahun. Jumlah harn dalam tegakan dari yang terbanyak ke yang terkecil adalah : <br />
K>N>Ca>P>Mg. <br />
Tabel 8. Kandungan hara dalam tegakan E. urograndis <br />
Vmur<br />
N total<br />
P<br />
K<br />
Ca<br />
Mg<br />
(kg)lba<br />
(kg)lba<br />
(kg)lba<br />
(kg)lba<br />
(kg)lba<br />
1 134,80 24,60 225,63 59,54 5,80<br />
2 333,85 73,48 639,47 193,65 18,60<br />
3 609,76 126,08 1.204,44 344,73 31,86<br />
4 711,79 127,20 1.343,24 391,62 39,17<br />
5 948,28 185,85 1.668,94 479,17 47,01<br />
Serapan hara dapat menggambarkan kisaran kebutuhan hara untuk tumbuh<br />
kembangnya tanaman E. urograndis sampai akhir daur. Serapan hara dihitung dengan<br />
menjumlahkan kandungan hara tegakan danjumlah hara dari serasah yangjatuh selama<br />
tanaman tumbuh yang dapat dilihat pada Tabe19.<br />
Tabel9 Serapan hara kumulatif pada berbagai urnur tegakan E.<br />
Vmur N total P K<br />
Ca Mg<br />
urograndis<br />
(kg)lba<br />
(kg)lba<br />
(kg)lba<br />
(kg)lba<br />
(kg)lba<br />
1 168,28 36,81 271,46 63,94 13,76<br />
2 424,00 97,74 738,46 204,73 33,56<br />
3 757,96 166,51 1.370,83 365,32 54,22<br />
4 906,62 180,99 1.584,66 421,80 76,89<br />
5 1213,10 253,40 1.955,42 513,41 94,29<br />
C. Pertelaan neraca hara (Input-output) hara<br />
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan input hara pada lahan adalah<br />
jumlah unsur hara yang masuk ke lahan melalui serasah yang jatuh selama pohon<br />
tumbuh, melalui sisa tebangan yang ditinggal saat penebangan dan melalui input
.. <br />
14 <br />
pupuk saat penanama dilakukan, sedangkan jumlah unsur hara yang keluar dari lahan<br />
adalah unsur hara yang keluar akibat panen dalam hal ini batang dan kulit berdiameter<br />
lebih besar 5 em, unsur hara yang hilang dalam persiapan lahan, unsur hara yang<br />
keluar melalui aliran pennukaan dan erosi yang teIjadi di bawah tegakan E.<br />
urograndis. Unsur hara yang hilang melalui persiapan lahan didekati dengan hara<br />
yang hilang selama dua bulan persiapan lahan sebelum tanam yang terjadi melalui<br />
besarnya erosi dan aliran pennukaan. Neraea harajika dilakukan penebangan danjika<br />
tidak dilakukan penebangan keseimbangannya dapat dilihat pada Tabel 10 , namun<br />
seeara rinci hasil pertelaan antara input dan output hara dapat dilihat pada Lampiran 3<br />
Tabel10. Neraea harajika panen dilakukan dan tidak dilakukan<br />
Di panen (kg/ha)<br />
Tidak dipanen(kg/ha)<br />
Rotasi Umur N tot P K Ca Mg Ntot P K Ca Mg<br />
2 1<br />
228,0<br />
88,4<br />
193,9<br />
142,9<br />
10,7<br />
129,7<br />
72,8<br />
54,0<br />
113,1<br />
6,7<br />
2<br />
159,8<br />
71,1<br />
33,0<br />
68,9<br />
5,4<br />
133,6<br />
74,1<br />
58,4<br />
113,1<br />
7,4<br />
3<br />
-144,1<br />
6,6<br />
-581,6<br />
-93,4<br />
-0,3<br />
141,6<br />
76,3<br />
67,2<br />
113,9<br />
8,8<br />
4<br />
-228,3<br />
13,6<br />
-719,6<br />
-122,8<br />
-12,2<br />
154,3<br />
80,2<br />
83,1<br />
115,4<br />
11,3<br />
5<br />
-564,1<br />
-65,4<br />
-1.201,6<br />
-245,9<br />
-26,6<br />
136,0<br />
75,0<br />
60,5<br />
112,9<br />
7,9<br />
Keterangan : - = meouoJukan hara yang masuk lebih keel! dan hara yang keluar<br />
+ = menunjukan hara yang masuk lebih besar dari hara yang keluar<br />
Berdasarkan hasil penelitian, teIjadi ketidak seirnbangan budget hara setelah<br />
panen pada umur tegakan 5 tahun perkiraan defisit sekitar - 564 kg/1m N; - 65 kg/ha P,<br />
-1,2 tonlha K dan - 246 kg/ha Ca dan -27 kg/ha Mg. Oleh karena itu, agar budget hara<br />
seimbang, maka perlu penambahan unsur hara minimal sebanyak nilai defisit di atas<br />
karena kalau tidak dilakukan penambahan hara pada rotasi berikutnya akan<br />
menyebabkan penurunan jumlah kandungan hara dalam tanah yang pada akhirnya akan<br />
menurunkan tingkat kesuburan tanah sehingga kelestarian hasil akan teraneam.<br />
Penambahan input hara tidak hanya melalui pemupukan. Ada banyak eara agar<br />
unsur hara tanah tetap yaitu melalui penerapan bioteknologi penggunaan mikoriza<br />
misalnya. Selain itu bisa juga dengan eara memperpanjang daur tebang, penggunaan<br />
sisa tebangan, pemberaan lahan sementara dan lainnya yang bertujuan untuk<br />
meningkatkan atau menstabilkan kondisi kualitas tanah setempat.
· .<br />
15<br />
KESIMPULAN DAN SARAN<br />
A. Kesimpulan<br />
1. Pertumbuhan jenis E. urograndis rotasi 2 pada umur 5 tahun dapat meneapai tinggi<br />
sekitar 21 meter, diameter 15 em dan volume tennanfaatkan sebesar 180 m3/daur<br />
dengan persamaan allometrik sebagai berikut :<br />
Ln H = 3,342944 - 1,5336(lIumur)<br />
Ln D = 2,987992 - 1,4431l(lIumur) <br />
Ln V = 6,205122 - 5,06804(lIumur) <br />
2. Biomassa tegakan E. urograndis di sektor Aek Nauli dapat dihitung melalui<br />
persamaan terpilih yaitu :<br />
Batang >5 em: Log W = 1,47 + 0,353 Log D + 2,46 Log H<br />
Batang
e.<br />
16 <br />
DAFTAR PUSTAKA <br />
Alder, D. 1980. Forest volume estimation and yield prediction. Vol 2. F AO Forestry Paper.<br />
Food and Agriculture Organization of The United Nation. Rome.<br />
Attiwill, P.M. 1994. Ecology disturbance and the conservative management of Eucalypt<br />
forest in Australia. Forest Ecology and Management 63.<br />
Berg, B and C. McClangherty. 2008. Plant litter decomposition, humus formation, carbon<br />
sequestration. Second edition. Springer-Verlag. Berlin Heidelberg. Germany.<br />
Bouillet, l.P and F. Bemhard-Reservat. 2001. General Objectives and Sites, In : Bernhard<br />
Reservat, F (eds): Effect of Exotic Tree Plantations on Plant Diversity and<br />
Biological Soil Fertility in the Congo Savanna : With Special Reference to<br />
<strong>Eucalyptus</strong>. Center for International Forestry Research. Bogor. Indonesia<br />
Brown, S. 1997. Estimating biomass and biomass change of tropical forest. A Forest<br />
Resources<br />
Cilljicke, E.O. 1980. Impact on soil of fast-growing species in lowland humid tropics.<br />
Food and Agricultural Organization ofThe United Nations. Rome.<br />
Ditjen Bina Produksi Kehutanan. 2008. Sambutan menteri kehutanan pada rakomis ditjen<br />
bina produksi kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta, 6-8 Agustus 2008.<br />
Dell, B.,N. Malajczuk, D.Xu., T.S. Grove. 2003. Nutrient disorders in plantation<br />
<strong>Eucalyptus</strong>. Australian Centre for International Agricultural Research, Camberra.<br />
Australia.<br />
Gonyalves, J.L.M, N.F Barros; E.K.S Narnbiar and R.F Novais. 1997. Soil and stand<br />
management for short rotation plantations. Dalam Nambiar, EKS and AG Brown<br />
(eds); Management of Soil Nutrient and Water in Tropical Plantation Forest.<br />
ACIAR. Australia.<br />
Hairiah, K., M. Van Noorwidjk and C. Palm. 1999. Methods for sampling above and<br />
below ground organic pools. In: Murdiyarso, D., M. Van Noorwidjk and D.A.<br />
Suyanto (eds). Report of Training Workshop on Modelling Global Change Impacts<br />
on the Soil Environment. GCTE Working Document NO. 28. IC-SEA Report NO.6.<br />
Mindawati, N. 1996. Pengaruh penanaman jenis Acacia mangium Wild.terhadap kondisi<br />
hara tanah di KPH Majalengka Perum Perhutani Unit III lawa Barat. Thesis<br />
Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan Program Pasca Srujana IP13.<br />
:.Jambiar, E.K.S. and A.G. Brown. 1997. Toward sustained productivity of tropical<br />
plantations: Science and Practice. In; Nambiar, E.K.S and Brown, A.G. (eds).<br />
Management of soil, Nutrients and Water in Tropical Plantation Forest ACIAR,<br />
CSIRO and CIFOR. Pp. 527-557.
• <br />
17<br />
Nikles, D.G. 1996. The first 50 year of the evolution of forest tree improvement in<br />
Queensland. In; Dieters, MJ.Matheson, A.C., Nikles,D.G., Harwood, C.E. and<br />
Walker, S.M. (eds). Tree Improvement for Sustainable Tropical Forestry. Proc.<br />
QFRl-IUFRO Conf., Caloundra, Queensland, Australia. 27-0ctober-l November<br />
1996. pp 51-64.<br />
Rusdiana, O. 2Q07. Siklus nitrogen pada hutan tanaman Pinus di Hutan Pendidikan<br />
Gunung Walat, Sukabumi. Disertasi Sekolah Pascasmjana. Institut Pertanian Bogor.<br />
Toba Pulp Lestari. 2009. Data dasar keadaan umum PT Toba Pu1p Lestari. Porsea.
-. <br />
18<br />
Lampiran 1. Beberapa gambar kegiatan penelitian<br />
Gambar 1: Pengukuran tegakan pada plot PSP<br />
Gambar 2.Pengambilan contoh tanah<br />
Gambar 3: Pemasangan litter trap<br />
Gambar 4: Pemasangan litter bag
-.<br />
19<br />
Lampiran 2. Jumlah unsur hara pada bagian tegakan<br />
Batang<br />
>5cm<br />
umur<br />
Berat<br />
kering<br />
N total P K Ca Mg<br />
thn (too/ha) (kg)/ba (kg)/ha (kg)/ba (kg)/ba (kg)/ba<br />
1 4,24 18,23 4,50 42,86 14,87 0,88<br />
2 34,86 153,84 38,23 332,44 118,93 10,31<br />
3 89,91 447,73 97,93 926,63 276,01 14,47<br />
4 109,77 547,21 93,91 1.072,96 314,93 31,31<br />
5 157,57 824,21 163,15 1.465,53 418,96 40,76<br />
Batang<br />
-. <br />
20<br />
Ranting<br />
BK N total P K Ca Mg<br />
(tonlha) (kg)/ha (kg)/ha (kg)/ha (kg)/ha (kg)/ha<br />
1 1,18 7,66 0,87 11,55 3,90 0,37<br />
2 3,55 20,31 3,36 33,68 13,49 1,28<br />
3 2,45 16,25 3,15 26,88 11,00 0,97<br />
4 3,24 19,78 3,73 30,02 13,12 1,03<br />
5 3,62 23,52 3,86 25,01 12,84 1,39<br />
Daun<br />
BK N total P K Ca Mg<br />
(tonlha) (kg)/ha (kg)/ha (kg)/ha (kg)/ha (kg)/ha<br />
1 5,54 71,91 12,18 104,00 20,27 3,21<br />
2 9,41 120,08 21,26 185,99 36,04 4,71<br />
3 6,30 82,32 10,97 130,77 24,80 3,59<br />
4 6,84 93,76 13,45 132,51 26,12 3,59<br />
5 4,31 54,11 8,40 81,46 16,93 2,39<br />
Buah<br />
BK N total P K Ca Mg<br />
(tonlha) (kg)/ha (kg)/ha (kg)/ha (kg)/ha (kg)/ha<br />
1 - - - - - -<br />
2 0,06 0,39 0,13 0,69 0,24 0,07<br />
3 0,01 0,07 0,02 0,14 0,00 0,01<br />
4 0,78 3,82 0,70 6,96 3,03 0,86<br />
5 0,51 2,94 1,00 5,67 1,96 0,49
-. <br />
21<br />
Lampiran 3. Pertelaan neraca hara j ika penebangan pada umur 1 sd 5 tahun<br />
1. Jika penebangan dilakukan pada umur 1 tahun<br />
Unsur hara (kglha)<br />
Parameter<br />
N P K Ca Mg<br />
Hara yang masuk<br />
a. Sisa tebangan 116,57 20,10 182,77 44,67 4,92<br />
b. Produksi serasah 35,13 9,83 43,03 4,34 6,80<br />
c. Pemupukan 96,00 63,18 12,45 109,61 -<br />
I 247,70 93,11 238,25 158,62 11,72<br />
Hara yang keluar<br />
a. Panen 18,23 4,50 42,86 14,87 0,88<br />
b. Penyiapan lahan 0,37 0,04 0,34 0,16 0,03<br />
c. Erosi 0,25 0,00 0,11 0,21 0,01<br />
d. Aliran permukaan 0,85 0,13 1,00 0,52 0,08<br />
L 19,70 4,67 44,31 15,76 1,00<br />
Input-output 227,99 88,44 193,94 142,85 10,71<br />
2. Jika penebangan dilakukan pada umur 2 tahun<br />
Parameter<br />
Unsur hara (kg/ha)<br />
N P K Ca Mg<br />
Hara yang masuk<br />
a. Sisa tebangan<br />
b. Produksi serasah<br />
c. Pemupukan<br />
180,01<br />
40,06<br />
96,00<br />
35,25<br />
11,15<br />
63,18<br />
307,03<br />
48,41<br />
12,45<br />
74,72<br />
4,95<br />
109,61<br />
8,29<br />
7,61<br />
-<br />
L 316,07 109,58 367,89 189,28 15,90<br />
Hara yang keluar<br />
a. Panen<br />
b. Penyiapan lahan<br />
c. Erosi<br />
d. Aliran permukaan<br />
153,84<br />
0,37<br />
0,52<br />
1,53<br />
38,23<br />
0,04<br />
0,00<br />
0,24<br />
332,44<br />
0,34<br />
0,20<br />
1,87<br />
118,93<br />
0,16<br />
0,37<br />
0,90<br />
10,31<br />
0,03<br />
0,02<br />
0,14<br />
L 156,26 38,51 334,85 120,36 10,50<br />
Input-output 159,81 71,08 33,04 68,92 5,40
22<br />
3. Jika penebangan dilakukan pada umur 3 tahun<br />
Unsur hara (kg/ha)<br />
Parameter N P K Ca Mg<br />
a.<br />
b.<br />
c.<br />
a.<br />
b.<br />
c.<br />
d.<br />
Hara yang masuk<br />
Sisa tebangan 162,03 28,15 277,81 68,72 7,38<br />
Produksi serasah 48,80 13,56 58,48 6,11 9,05<br />
Pernupukan 96,00 63,18 12,45 109,61 -<br />
I 306,83 104,89 348,74 184,44 16,43<br />
Hara yang keluar<br />
Panen<br />
Penyiapan lahan<br />
Erosi<br />
Aliran permukaan<br />
447,73<br />
0,37<br />
0,68<br />
2,20<br />
97,93<br />
0,04<br />
0,00<br />
0,36<br />
926,63<br />
0,34<br />
0,24<br />
3,12<br />
276,01<br />
0,16<br />
0,44<br />
1,21<br />
16,47<br />
0,03<br />
0,02<br />
0,23<br />
1: 450,98 98,33 930,33 277,82 16,75<br />
Input-output -144,15 6,55 -581,59 -93,38 -0,33<br />
4 J"k 1 a pene b angan d'lakukan 1 pa d a umur 4tahun<br />
Unsur hara (kgIha)<br />
Parameter<br />
N P K Ca Mg<br />
Hara yang masuk<br />
a. Sisa tebangan<br />
b. Produksi serasah<br />
c. Pernupukan<br />
164,58<br />
62,41<br />
96,00<br />
27,29<br />
17,49<br />
63,18<br />
270,28<br />
75,02<br />
12,45<br />
76,69<br />
7,98<br />
109,61<br />
7,85<br />
11,62<br />
-<br />
I 322,99 107,96 357,75 194,28 19,47<br />
Hara yang keluar<br />
a. Panen<br />
b. Penyiapan lahan<br />
c. Erosi<br />
d. Aliran perrnukaan<br />
547,21<br />
0,37<br />
0,83<br />
2,89<br />
93,91<br />
0,04<br />
0,00<br />
0,46<br />
1.072,96<br />
0,34<br />
0,28<br />
3,79<br />
314,93<br />
0,16<br />
0,54<br />
1,45<br />
31,31<br />
0,03<br />
0,03<br />
0,28<br />
I 551,30 94,41 1.077,37 317,08 31,65<br />
Input-output -228,31 13,56 -719,62 -122,81 -12,19
.. .<br />
23<br />
5 Jika pene b angan d'lakuk 1 anpacia umur 5 tabun<br />
Parameter<br />
Hara yang masuk<br />
a. Sisa tebangan<br />
b. Produksi serasah<br />
c. Pemupukan<br />
Unsur hara (kg/ha)<br />
N P K Ca Mg<br />
124,07<br />
44,87<br />
96,00<br />
22,70<br />
12,48<br />
63,18<br />
203,41<br />
53,46<br />
12,45<br />
60,21<br />
5,74<br />
109,61<br />
6,25<br />
8,32<br />
-<br />
L 264,94 98,36 269,32 175,56 14,57<br />
Hara yang keluar<br />
a. Panen<br />
b. Penyiapan lahan<br />
c. Erosi<br />
d. Aliran pennukaan<br />
824,21<br />
0,37<br />
0,95<br />
3,53<br />
163,15<br />
0,04<br />
0,00<br />
0,57<br />
1.465,53<br />
0,34<br />
0,32<br />
4,77<br />
418,96<br />
0,16<br />
0,61<br />
1,73<br />
40,76<br />
0,03<br />
0,03<br />
0,37<br />
L 829,06 163,76 1.470,96 421,46 41,19<br />
Input-output -564,12 -65,41 -1.201,64 -245,90 -26,61
... <br />
24<br />
TIM PENELITI <br />
Ketua <br />
Ir. Nina Mindawati Msi <br />
Ir. Achmad Syaffari Kosasih MM <br />
Ir. Harbagung <br />
Ir. Bambang Edy Siswanto <br />
Dr. Hani Siti Nuroniah MSc