29.01.2015 Views

1 penyelidikan geomagnet daerah panas bumi tambu, sulawesi ...

1 penyelidikan geomagnet daerah panas bumi tambu, sulawesi ...

1 penyelidikan geomagnet daerah panas bumi tambu, sulawesi ...

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

PENYELIDIKAN GEOMAGNET<br />

DAERAH PANAS BUMI TAMBU, SULAWESI TENGAH<br />

Ario Mustang 1 dan Alanda Idral 1<br />

1 Kelompok Program Penelitian Bawah Permukaan<br />

Pusat Sumber Daya Geologi<br />

ABSTRAK<br />

Daerah penelitian <strong>geomagnet</strong> terletak di <strong>daerah</strong> <strong>panas</strong> <strong>bumi</strong> Tambu, kecamatan Balaesang, kabupaten<br />

Donggala, provinsi Sulawesi Tengah. Mataair <strong>panas</strong> Tambu memiliki temperatur 57.4 0 C dan pH = 7.10.<br />

Pengukuran <strong>geomagnet</strong> telah dilakukan pada lintasan A s/d G dan titik-titik regional.Berdasarkan profil,<br />

nilai dan kelurusan anomali magnet total maka diinterpretasikan struktur/sesar berikut ini. Tiga buah<br />

struktur/sesar berarah hampir utara-selatan berada di bagian tengah dan baratdaya, satu buah<br />

struktur/sesar berarah baratdaya-timurlaut terdapat di bagian utara dan dua buah struktur/sesar berarah<br />

hampir baratlaut-tenggara terlihat di bagian tenggara <strong>daerah</strong> penelitian.<br />

Sebaran nilai anomali magnet dapat dikelompokkan sebagai berikut.<br />

- Anomali magnet sangat rendah dengan kisaran harga 25 nTs/d 70 nT mewakili batuan andesit dan diorit yang agak<br />

segar.<br />

Penampang model magnet memperlihatkan retas andesit dengan kerentanan magnet = 0.001129 cgs yang<br />

diinterpretasikan berkaitan dengan keterdapatan mataair <strong>panas</strong> Tambu.<br />

PENDAHULUAN<br />

Daerah <strong>panas</strong> <strong>bumi</strong> Tambu dipilih menjadi lokasi<br />

<strong>penyelidikan</strong> terpadu diantaranya <strong>geomagnet</strong>,<br />

karena berdasarkan hasil <strong>penyelidikan</strong> terdahulu<br />

(Rab Sukamto,1973), diketahui bahwa <strong>daerah</strong> ini<br />

memiliki manifestasi <strong>panas</strong> <strong>bumi</strong> berupa mata air<br />

<strong>panas</strong> Tambu dengan temperatur 57.4 0 C, pH =<br />

7.10 dan debit air <strong>panas</strong> ± 0.5 liter/detik.<br />

Berdasarkan hasil <strong>penyelidikan</strong> geologi (Tim<br />

Survei Geologi., 2008), susunan stratigrafi <strong>daerah</strong><br />

<strong>penyelidikan</strong> adalah sebagai berikut. Satuansatuan<br />

batuan malihan (Mesozoikum), granit<br />

(Miosen), Diorit-Andesit-Dasit-Granodiorit<br />

(Miosen-Pliosen), Batupasir (Plistosen), aluvium<br />

dan endapan pantai (Holosen). Dua struktur utama<br />

yang diperkirakan yaitu sesar Tambu memotong<br />

mata air <strong>panas</strong> Tambu dan sesar Balaesang,<br />

keduanya berarah dan memanjang hampir utaraselatan.<br />

Penyelidikan ini diharapkan akan bermanfaat bagi<br />

pengembangan <strong>daerah</strong> di sektor energi, sehingga<br />

mampu mempercepat peningkatan ekonomi<br />

Kabupaten Donggala .<br />

1<br />

Secara administratif <strong>daerah</strong> <strong>panas</strong> <strong>bumi</strong> Tambu<br />

termasuk dalam wilayah Kecamatan<br />

Balaesang,kabupatenDonggala,provinsiSulawesiT<br />

engah.<br />

Letaknya adalah pada koordinat antara 119º 50’<br />

46,06” – 119º 57’ 19,02” BT dan 0º 2’ 15,57” LU<br />

- 0º 6’ 57,29” LS atau 816.833 – 828.995 mT dan<br />

9.987.172 – 10.004.168 mS, dengan luas <strong>daerah</strong><br />

sekitar (17 x 12) km 2 (Gambar 1).<br />

Daerah penelitian terletak sekitar 110 km di<br />

sebelah utara kota Palu, ibukota Propinsi Sulawesi<br />

Tengah.Lokasi <strong>penyelidikan</strong> dapat dicapai<br />

mengunakan pesawat terbang Bandung – Jakarta -<br />

Palu, dilanjutkan dengan kendaraan roda empat<br />

dari Palu sampai ke Tambu.<br />

PENGUKURAN GEOMAGNET<br />

Pengukuran <strong>geomagnet</strong> dilakukan dititik yang<br />

telah ditentukan baik titik-titik lintasan (A, B, C,<br />

D, E, F, G)maupun regional/acak. Data<br />

<strong>penyelidikan</strong> <strong>geomagnet</strong> diperoleh dengan<br />

menggunakan 2 unit alat magnetometer, 1 set alat<br />

magnetometer tipe G-856 dengan ketelitian 0.1<br />

nT digunakan untuk pengambilan data di Base


Station dan 1 set alat magnetometer tipe yang<br />

sama untuk pengukuran di lintasan dengan<br />

ketelitian 0.1 nT.<br />

Pengukuran magnet pada lintasan dilakukan<br />

setiap jarak 250 m dan pada lintasan regional<br />

jarak antar titik pengukuran sejauh 500 m,<br />

pengukuran diperapat disekitar <strong>daerah</strong><br />

manifestasi dan di lintasan-lintasan yang menarik.<br />

Pengukuran di B.S adalah untuk mengukur variasi<br />

kemagnetan (variasi harian) untuk setiap selang<br />

waktu tertentu (15 menit). Base Station untuk<br />

<strong>penyelidikan</strong> <strong>panas</strong> <strong>bumi</strong> ini ditentukan dekat<br />

Base Camp di desa Mapane, Tambu.<br />

Data intensitas magnet total diperoleh dari<br />

pencatatan langsung yang secara numerik adalah<br />

sebesar 41100 nT (IGRF) digunakan sebagai<br />

dasar perhitungan data anomali magnet di <strong>daerah</strong><br />

penelitian.<br />

Perhitungan intensitas anomali magnet total<br />

dilakukan dengan mengkoreksikan harga<br />

pembacaan di setiap titik ukur terhadap variasi<br />

harian, apungan (drift) dan penyesuaian Harga<br />

Anomali Magnet Total pada tiap titik ukur =<br />

Harga Terkoreksi pada tiap titik ukur - Harga<br />

Terkoreksi base station .<br />

KERENTANAN MAGNET BATUAN<br />

Selain pengukuran magnet juga dilakukan<br />

pengambilan conto batuan yang diperkirakan<br />

dapat mewakili <strong>daerah</strong> dengan kerentanan<br />

magnet yang berbeda. Conto batuan diukur<br />

kerentananmagnetnya dengan Susceptibilitymeter-<br />

Scintrex untuk mengetahui harga dan kontras<br />

kerentanan magnetnya yang dapat membantu<br />

dalam interpretasi data <strong>geomagnet</strong>.<br />

Hasil pengukuran kerentanan magnet<br />

(susceptibility) batuan menggunakan alat<br />

susceptibilitymeter dapat dilihat pada tabel 1.<br />

Berdasarkan tabel kerentanan magnet batuan,<br />

maka dapat diketahui bahwa nilai kerentanan<br />

magnet batuan <strong>daerah</strong> Tambu berkisar antara ( 0.0<br />

– 0.16) x 10 -6 cgs,dimana nilai kerentanan<br />

tertinggi dimiliki oleh batuan diorit dengan<br />

rentang harga antara( 0.08 – 0.16) x 10 -6 cgs,<br />

sedangkan nilai kerentanan terendah ditunjukkan<br />

oleh batuan granit lapuk dengan rentang harga<br />

antara 0.0 x 10 -6 cgs..Batuan tersilisifikasi<br />

ternyata memberikan nilai kerentanan magnet<br />

mendekati sangat rendah yaitu antara (0.0 – 0.01)<br />

x 10 -6 cgs.<br />

Nilai kerentanan magnetik tersebut dapat dibagi<br />

atas tiga kelompok, yaitu batuan yang memiliki<br />

2<br />

nilai kerentanan antara 0,00 – 0,01 dimiliki oleh<br />

batuan silisifikasi ; batuan granit ,granodiorit dan<br />

skis dengan kerentanan antara 0.0-0.04 ; batuan<br />

yang memiliki nilai kerentanan antara 0.0-0.16<br />

dimiliki oleh batuan andesit dan diorit .<br />

PROFIL ANOMALI MAGNET<br />

Hasil pengukuran di lapangan diolah dan<br />

disajikan dalam bentuk profil anomali magnet<br />

total dan topografi dari masing–masing lintasan<br />

untuk kemudian digunakan untuk<br />

menginterpretasi jenis litologi dan struktur yang<br />

memotong lintasan pengukuran.<br />

- Lintasan A<br />

Harga anomali adalah antara -12 s/d 34<br />

nT.Kenaikan anomali mulai A-100 ke A150<br />

mungkin akibat perubahan litologi dari endapan<br />

pantai ke aluvium, lalu menurun ke arah (Gambar<br />

2) A1150 dan menaik lagi serta terdapat fluktuasi<br />

harga yang menyolok antara A1900 s/d<br />

A2900.Endapan aluvium terdapat antara A-150–<br />

A1900, sedangkan antara A1900-A2900 adalah<br />

granit. Struktur/sesar diperkirakan antara A1900 –<br />

A2400.<br />

- Lintasan B<br />

Harga anomali adalah antara -11 s/d 27 nT.<br />

Fluktuasi anomali yang agak menyolok terlihat<br />

antara B250-B750,lalu nilai anomaly semakin<br />

tinggi menuju ke B1750 dengan harga antara 1 s/d<br />

27 nT dan selanjutnya anomali berangsur-angsur<br />

menurun kearah E 4500 (Gambar 3). Aluvium<br />

menempati B0 s/d B2750, sedangkan granit antara<br />

B2750 – B4500. Struktur/sesar diperkirakan<br />

antara B250-B500.<br />

- Lintasan C<br />

Harga anomali antara -13 s/d 22 nT, disini<br />

berbeda dengan anomali di lintasan A dan B,<br />

dimana di bagian baratdaya sampai tengah (C500<br />

s/d C3250) tidak memperlihatkan perubahan nilai<br />

yang berarti, termasuk pada lokasi mataair <strong>panas</strong><br />

Mapane di C1000 (Gambar 4).Fluktuasi yang<br />

menyolok terdapat antara C3500 – C3750 (-2 s/d<br />

17 nT) selanjutnya mengalami mengalami<br />

penurunan dan kenaikan harga yang tidak<br />

menyolok hingga ke C6250. Endapan aluvium<br />

antara C500-C3250, sedangkan granit antara<br />

C3250-C6250. Struktur/sesar diperkirakan antara<br />

C3500-C3750.<br />

- Lintasan D<br />

Harga anomali antara 0.14 s/d 17 nT, fluktuasi<br />

anomali magnet tidak begitu menyolok di


andingkan dengan lintasan C (Gambar 5) yaitu<br />

antara D1000-D1500 dan D4250-D4750. Endapan<br />

aluvium terdapat antara D0 – D4000, granit antara<br />

D4000-D6000. Struktur/ sesar diperkirakan antara<br />

D1500-D1750 dan D4000-D4250..<br />

- Lintasan E<br />

Harga anomali magnet adalah antara -5 s/d 54 nT,<br />

dimana fluktuasi anomali terdapat seperti antara<br />

E500-E1000, E3250-E3750 dan E6000-E6500<br />

(Gambar 6). Endapan aluvium dan granit berturutturut<br />

menempati lokasi antara E0-E5350 dan E<br />

5350-E7000. Fluktuasi anomali antara E750-<br />

E1250 diduga akibat gangguan permukaan<br />

disekitar titik E1000. Struktur sesar diperkirakan<br />

disekitar E3500 dan E6250.<br />

- Lintasan F<br />

Harga anomali magnet antara -10 s/d 16.5<br />

nT,secara umum anomalinya juga tidak<br />

memperlihatkan fluktuasi menyolok terkecuali<br />

antara F2500 – F3250 (Gambar 7).<br />

Perubahan topografi dibagian timurlaut dari<br />

F5000 s/d F7000 hanya memberikan sedikit<br />

variasi harga antara F5750-F6250. Batuan granit<br />

terdapat antara F1000-F2000, aluvium antara<br />

F2000-F4750, lalu granit muncul lagi antara<br />

F4750-F7000. Struktur/sesar diperkirakan antara<br />

F2750-F3250 dan F5500-F6000.<br />

- Lintasan G<br />

Harga anomali magnet antara -56 s/d 30 nT<br />

dimana fluktuasi anomali yang menyolok antara<br />

G2250 – G3250 dan G3500 – G4000 (Gambar 8).<br />

Batuan granit terdapat antara G1500-G2500,<br />

endapan aluvium berada antara G2500-G4000<br />

lalu granit muncul kembali antara G4000 -<br />

G7000.Batuan andesit dan sekis berturut-turut<br />

muncul di G4400 dan G7000. Kerentanan magnet<br />

dari granit dan andesit adalah 0.0-0.02 x 10 -6 cgs,<br />

sedangkan untuk sekis adalah 0.02-0.04 x 10 -6<br />

cgs. Struktur/ sesar diperkirakan antara G2500-<br />

G2750 dan G6000 –G6250..<br />

Dengan menggabungkan data profil anomali<br />

magnet total dari lintasan A s.d G, maka dapat<br />

ditarik perkiraan struktur berdasarkan hasil<br />

pengukuran <strong>geomagnet</strong> (Gambar 9).<br />

Penggabungan profil-profil anomali magnet<br />

tersebut menginterpretasikan adanya 2 buah<br />

struktur/sesar yang berarah hampir utara-selatan.<br />

Struktur/sesar yang paling berperan dalam<br />

memunculkan manifestasi mata air <strong>panas</strong> di<br />

<strong>daerah</strong> Tambu adalah struktur sesar yang melalui<br />

mataair <strong>panas</strong> Mapane dari lintasan A hingga G.<br />

.<br />

3<br />

SEBARAN ANOMALI MAGNET<br />

Peta anomali magnet total (Gambar 9)<br />

menggambarkan pola dan karakteristik dari<br />

sebaran nilai anomali magnet, perlapisan batuan<br />

dan struktur/sesar di <strong>daerah</strong> <strong>penyelidikan</strong>.<br />

Hasil perhitungan anomali magnet menunjukkan<br />

kisaran harga anomali antara –170 nT s/d 70 nT.<br />

Berdasarkan pola sebaran dan karakteristik dari<br />

pembacaan peta anomali magnet dapat diketahui<br />

bahwa nilai anomali magnet dengan kisaran 25 s/d 70 nT menempati<br />

lokasi di bagian utara yaitu disekitar RT26 s/d<br />

RT26 dan RT41 s/d RT50 ; dan pada beberapa<br />

lokasi di bagian baratdaya yaitu di sekitar RT2<br />

dan RT9 s/d RT11.<br />

DISKUSI<br />

Peta anomali magnet ternyata memberikan batas<br />

litologi yang kurang jelas antara batuan granit dan<br />

aluvium. Hal ini kemungkinan karena komponen<br />

endapan aluvium berasal dari batuan yang lebih<br />

tua yang didominasi oleh granit, sehingga<br />

kerentanan magnetnya diperkirakan tidak jauh<br />

berbeda. Demikian pula dengan batas litologi<br />

antara granit dengan skis dan diorit-andesitgranodiorit<br />

juga kurang jelas. Berdasarkan data<br />

suseptibilitas batuan ternyata susseptibilitas dan<br />

kontrasnya antara batuan-batuan ini relatip kecil.<br />

Suseptibilitas suatu batuan terutama ditentukan<br />

oleh besarnya kandungan mineral magnetik.<br />

Secara umum nilai anomali negatip (


dimana batuan andesit terdapat di lingkaran<br />

kontur bagian dalam dan granit di lingkaran<br />

luarnya. Anomali negatip ini yang kemungkinan<br />

masih meluas ke arah timur, diinterpretasikan<br />

sebagai akibat retas andesit. Di sebelah barat<br />

pusat anomali negatip (± 1 km) terdapat batuan<br />

tersilisifikasi berkerentanan magnet 0.0 s/d<br />

0.01x10 -6 cgs. Pada <strong>daerah</strong> anomali negatip<br />

dibagian selatan terdapat pola aliran sungai radial<br />

yang relatip lebih rapat dari <strong>daerah</strong> lainnya ,<br />

menunjukkan zona-zona lemah. Kelompok nilai<br />

anomali antara > 0 s.d 25 nT mendominasi<br />

<strong>daerah</strong> <strong>penyelidikan</strong> yang meliputi bagian tengah,<br />

sebagian utara dan selatan yang ditempati oleh<br />

endapan aluvium dan granit. Batuan granit ini<br />

diduga memiliki suseptibilitas yang relatip lebih<br />

tinggi daripada granit pada <strong>daerah</strong> anomali<br />

negatip. Anomali positip dengan kisaran harga<br />

yang lebih tinggi lagi yaitu >25 s.d 70 nT terdapat<br />

di ujung bagian utara dan baratdaya. Daerah ini<br />

ditempati oleh aluvium, batupasir dan granit.<br />

Batuan granit yang dominan diperkirakan<br />

memiliki suseptibilitas yang lebih tinggi dari<br />

granit pada <strong>daerah</strong> anomali positip sebelumnya.<br />

Berdasarkan hasil analisis tersebut dan<br />

pengamatan terhadap arah kelurusan dan<br />

kerapatan kontur anomali magnet, maka dapat<br />

diinterpretasikan enam buah struktur sesar di<br />

<strong>daerah</strong> prospek <strong>panas</strong><strong>bumi</strong> Tambu sebagai<br />

berikut.<br />

Tiga buah struktur/sesar berarah hampir utaraselatan<br />

berada di bagian tengah dan baratdaya,<br />

satu buah struktur/sesar bararah baratdayatimurlaut<br />

terdapat di bagian utara dan dua buah<br />

struktur/sesar berarah hampir baratlaut-tenggara<br />

terlihat di bagian tenggara <strong>daerah</strong> penelitian.<br />

Penampang model magnet XY (Gambar 10)<br />

mempunyai arah hampir baratlaut-tenggara yang<br />

memotong lintasan-lintasan C (C1000 :mataair<br />

<strong>panas</strong> Mapane), D(D2250), E (E4750), F (F4500)<br />

dan G (G4500). Pada permukaan di bagian<br />

baratlaut ditempati oleh endapan aluvium, di<br />

bagian tengah hingga ke tenggara ditempati oleh<br />

batuan granit,andesit dan granit Berdasarkan<br />

Interpretasi model penampang 2D batuan granit<br />

dari bagian baratlaut menuju ke tenggara<br />

memiliki kerentanan magnet antara 0.000095 s/d<br />

0.000926 cgs.<br />

Struktur/sesar normal tampak disekitar mataair<br />

<strong>panas</strong> Mapane, pada batas litologi aluvium-granit<br />

dan sekitar 5250 m sebelah tenggara mataair<br />

<strong>panas</strong>.Batuan granit diperkirakan telah mengalami<br />

demagnetisasi akibat pengaruh <strong>panas</strong> dan<br />

struktur/sesar di lokasi tersebut. Di bagian<br />

tenggara terlihat suatu tubuh batuan yang dari<br />

bagian bawah menuju ke permukaan menerobos<br />

batuan dasar dan granit. Batuan ini<br />

diinterpretasikan sebagai retas andesit dengan<br />

kerentanan magnet = 0.001129 cgs Disini terlihat<br />

bahwa kerentanan magnet batuan granit lebih<br />

besar dari pada kerentanan magnet granit dari<br />

conto batuan lapangan, kemungkinan karena<br />

conto batuan dikedalaman relatip lebih segar dari<br />

conto batuan permukaan. Proses demagnetisasi<br />

menguat dari <strong>daerah</strong> penelitian bagian tenggara ke<br />

bagian baratlaut menuju mataair <strong>panas</strong> Mapane.<br />

UCAPAN TERIMAKASIH<br />

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada<br />

pimpinan dan staf Pusat Sumber Daya Geologi,<br />

Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral<br />

atas kesempatan dan bantuannya, sehingga<br />

makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.<br />

DAFTAR PUSTAKA<br />

Cooper, G.R.J., 1993-2003. Mag2dc 2.10 for<br />

Microsoft Windows<br />

Sukamto, R., 1973. Peta Geologi Tinjau Lembar<br />

Palu, Sulawesi. Sekala 1 : 250,000. Pusat<br />

Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.<br />

Telford, W.M. et al., 1996. Applied Geophysics.<br />

Cambridge University Press, Cambridge<br />

Tim Survei Geologi., 2008. Peta Geologi Daerah<br />

Panas Bumi Tambu, Kabupaten Donggala,<br />

Sulawesi Tengah. Pusat Sumber Daya Geologi,<br />

Bandung.<br />

Tim Survei Terpadu., 2008. Proposal Survei<br />

Terpadu Geologi, Geokimia dan Geofisika<br />

Daerah Panas Bumi Tambu, Kabupaten<br />

Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah. Pusat<br />

Sumber Daya Geologi, Bandung.<br />

4


TABEL 1. Hasil pengukuran suseptibilitas batuan <strong>daerah</strong> <strong>panas</strong> <strong>bumi</strong> Tambu<br />

No Kode Conto Koordinat X Koordinat Y Jenis batuan<br />

Susceptibility<br />

(x 10 -6 cgs)<br />

1 RT-43 822,416 10,002,658 Granodiorit 0.0-0.02<br />

2 RT-19 825,945 9,990,772 Andesit 0.0-0.03<br />

3 RT-46 822,018 10,003,283 Granodiorit 0.0 – 0.03<br />

4 RT-60 819,242 9,991,340 Diorit 0.08-0.16<br />

5 RT-65 827,254 9,992,975 Andesit 0.01-0.02<br />

6 G-7000 826,340 9,994,465 Sekis 0.02-0.04<br />

7 G-5000 824,507 9,993,755 Granit 0.0-0.02<br />

8 G-4400 823,976 9,993,497 Andesit 0.0-0.02<br />

9 G-4250 823,840 9,993,426 Granit 0.0-0.0<br />

10 TB-50 825,588 9,994,216 Sekis 0.0-0.03<br />

11 TB-34 827,108 9,992,778 Andesit 0.02-0.06<br />

12 TB-6 825,948 9,990,764<br />

Batuan<br />

Tersilisifikasi 0.0-0.01<br />

13 TB-48 824,855 9,994,342 Diorit 0.0-0.04<br />

14 TB-16 818,968 9,991,574 Granit 0.0–0.04<br />

120 o BT 121 o BT<br />

Lokasi Penyelidikan<br />

U<br />

Peta index<br />

1 o LS<br />

Gambar 1. Peta lokasi <strong>daerah</strong> <strong>penyelidikan</strong> <strong>panas</strong> <strong>bumi</strong> Tambu<br />

5


Baratdaya<br />

Timurlaut<br />

150<br />

m<br />

25<br />

30<br />

nT10<br />

-10<br />

150<br />

25<br />

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 m<br />

30<br />

10 nT<br />

-10<br />

A-100<br />

A150<br />

A400<br />

A650<br />

A900<br />

A1150<br />

A1400<br />

A1650<br />

A1900<br />

A2150<br />

A2400<br />

A2650<br />

A2900<br />

Gambar 2. Profil magnet dan topografi lintasan A<br />

m<br />

Baratdaya<br />

275<br />

m150<br />

25<br />

nT10<br />

-10<br />

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 m<br />

B0<br />

B250<br />

B500<br />

B750<br />

B1000<br />

B1250<br />

B1500<br />

B1750<br />

B2000<br />

B2250<br />

B2500<br />

B2750<br />

B3000<br />

B3250<br />

B3500<br />

B3750<br />

B4000<br />

B4250<br />

B4500<br />

Timurlaut<br />

275<br />

150 m<br />

25<br />

10<br />

-10<br />

nT<br />

Gambar 3. .Profil magnet dan topografi lintasan B<br />

Baratdaya<br />

Timurlaut<br />

150<br />

150<br />

m<br />

25<br />

25 m<br />

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 m<br />

10<br />

nṮ 10<br />

C500<br />

C600<br />

C700<br />

C800<br />

C900<br />

C1000<br />

C1100<br />

C1200<br />

C1300<br />

C1400<br />

C1500<br />

C1750<br />

C2000<br />

C2250<br />

C2500<br />

C2750<br />

C3000<br />

C3250<br />

C3500<br />

C3750<br />

C4000<br />

C4250<br />

C4500<br />

C4750<br />

C5000<br />

C5250<br />

C5500<br />

C5750<br />

C6000<br />

C6250<br />

10<br />

-10<br />

nT<br />

Gambar 4. Profil magnet dan topografi lintasan C<br />

Baratdaya<br />

Timurlaut<br />

m<br />

150<br />

25<br />

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000 m<br />

nT 5 5 nT<br />

D0<br />

D250<br />

D500<br />

D750<br />

D1000<br />

D1250<br />

D1500<br />

D1750<br />

D2000<br />

D2250<br />

D2500<br />

D2750<br />

D3000<br />

D3250<br />

D3500<br />

D3750<br />

D4000<br />

D4250<br />

D4500<br />

D4750<br />

D5000<br />

D5250<br />

D5500<br />

D5750<br />

D6000<br />

150<br />

m<br />

25<br />

Gambar 5. Profil magnet dan topografi lintasan D<br />

Baratdaya<br />

Timurlaut<br />

m25 25 m<br />

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500 7000 m<br />

40<br />

nT 20<br />

0<br />

7 6 13 -1<br />

E0<br />

E250<br />

E500<br />

E750<br />

54<br />

E1000<br />

E1250<br />

E1500<br />

E1750<br />

E2000<br />

E2250<br />

E2500<br />

E2750<br />

E3000<br />

E3250<br />

E3500<br />

E3750<br />

E4000<br />

E4250<br />

E4500<br />

E4750<br />

E5000<br />

E5250<br />

E5500<br />

E5750<br />

E6000<br />

13 11 10 6 4 6 6 6 10 -0 1<br />

11 7 5 6 1 4 4 5 -5<br />

9 10 0 7<br />

Gambar 6. Profil magnet dan topografi lintasan E<br />

E6250<br />

E6500<br />

E6750<br />

E7000<br />

40<br />

20<br />

0<br />

nT<br />

6


38<br />

105<br />

104<br />

15<br />

103<br />

106<br />

107<br />

120<br />

108<br />

109<br />

280<br />

618<br />

283<br />

6<br />

541<br />

6<br />

370<br />

114<br />

115<br />

113<br />

32<br />

10<br />

8<br />

15<br />

48<br />

37<br />

Binangga Towiya<br />

320<br />

702<br />

343<br />

290<br />

344<br />

453<br />

524<br />

591<br />

457<br />

335<br />

419<br />

370<br />

435<br />

409<br />

442<br />

453<br />

460<br />

351<br />

45<br />

330<br />

9992500<br />

9992000<br />

9991500<br />

9991000<br />

0ø N<br />

2ø S<br />

Peta Indeks<br />

Donggala<br />

Lokasi Penyelidikan<br />

Palu<br />

Pulau Sulawesi<br />

Poso<br />

INDEKS<br />

120 ø E 122 ø E<br />

0 125<br />

kilometers<br />

831000 831500 832000 832500 833000<br />

250<br />

Baratdaya<br />

150<br />

150<br />

m<br />

25<br />

25<br />

m<br />

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 6000 m<br />

10<br />

nT<br />

-10<br />

F1000<br />

F1250<br />

F1500<br />

F1750<br />

F2000<br />

F2250<br />

F2500<br />

F2750<br />

F3000<br />

F3250<br />

F3500<br />

F3750<br />

F4000<br />

F4250<br />

F4500<br />

F4750<br />

F5000<br />

F5250<br />

F5500<br />

F5750<br />

F6000<br />

F6250<br />

F6500<br />

F6750<br />

F7000<br />

10<br />

nT<br />

-10<br />

Gambar 7. Profil magnet dan topografi lintasan F<br />

Baratdaya<br />

Timurlaut<br />

m<br />

m<br />

25 25<br />

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 5000 5500 m<br />

30<br />

30<br />

10<br />

30<br />

10<br />

nT<br />

14<br />

-10<br />

-5 -4 -4 -3 -5<br />

-10<br />

-30<br />

-10 -4 -21 -9 -9-10-10-11-6 -7 -5 -7 3 nT<br />

-3 -2 -1<br />

-30<br />

-50<br />

-50<br />

-56<br />

G1250<br />

G1500<br />

G1750<br />

G2000<br />

G2250<br />

G2500<br />

G2750<br />

G3000<br />

G3250<br />

G3500<br />

G3750<br />

G4000<br />

G4250<br />

G4500<br />

G4750<br />

G5000<br />

G5250<br />

G5500<br />

G5750<br />

G6000<br />

G6250<br />

G6500<br />

G6750<br />

G7000<br />

Gambar 8. Profil magnet dan topografi lintasan G<br />

10004000<br />

RT32<br />

RT30<br />

RT34<br />

RT46<br />

RT36<br />

RT49<br />

PETA ANOMALI MAGNET TOTAL<br />

DAERAH PANAS BUMI TAMBU<br />

KABUPATEN DONGGALA,<br />

PROVINSI SULWESI TENGAH<br />

RT44<br />

10002000<br />

RT28<br />

RT42<br />

10000000<br />

9998000<br />

9996000<br />

9994000<br />

9992000<br />

9990000<br />

Meli<br />

RT06<br />

RT04<br />

RT08<br />

Melui<br />

RT02<br />

RT51<br />

E0 E500E1000<br />

Tanahruntuh<br />

RT58A<br />

RT53<br />

RT60<br />

X<br />

RT26<br />

RT24<br />

D250 D750D1250<br />

Tambu<br />

E2500<br />

E1500<br />

E2000<br />

F1750<br />

F1250<br />

RT38 RT40<br />

A150 A650A1150<br />

RT78<br />

RT80<br />

A2150 A2650<br />

A1650<br />

B2000<br />

B1500<br />

B3000<br />

B2500<br />

RT70<br />

B4000<br />

B4500<br />

B3500<br />

C4750<br />

B0 B500B1000<br />

C4250<br />

C3750<br />

Eas<br />

C3250 D5750<br />

C2750 D5250<br />

C2250 D4750<br />

C1750 D4250<br />

C600 C800<br />

C1000 C1200<br />

C1400 D3750<br />

D3250 E7000<br />

D2750<br />

D2250<br />

D1750<br />

E6000<br />

E6500<br />

Silumbea<br />

E3000<br />

E3500<br />

F2250<br />

F2750<br />

E4000<br />

E4500<br />

F3250<br />

F3750<br />

Baru<br />

E5000<br />

E5500<br />

F4250<br />

F4750<br />

G2750<br />

G2250 RT12<br />

G1750<br />

G1250 RT76<br />

F5250<br />

F5750<br />

G4750<br />

G4250<br />

G3750<br />

G3250<br />

RT14<br />

G6750<br />

G6250 RT68<br />

G5750<br />

G5250<br />

RT72<br />

RT16<br />

C6250<br />

C5750<br />

C5250<br />

F6250<br />

F6750<br />

RT74<br />

RT18<br />

RT20<br />

RT66<br />

RT65A<br />

RT64<br />

RT64B<br />

RT62B<br />

RT62A<br />

RT22<br />

Y<br />

KETERANGAN<br />

F5000<br />

0 2000 4000m<br />

< 0 nT<br />

0 s.d 25 nT<br />

> 25 nT<br />

Titik pengukuran <strong>geomagnet</strong><br />

Kontur anomali magnet<br />

Mata air <strong>panas</strong><br />

Kontur ketinggian selang 50 meter<br />

Sungai dan anak sungai<br />

Jalan-jalan raya, kampung<br />

9988000<br />

Abo<br />

RT10<br />

RT57<br />

RT55<br />

818000 820000 822000 824000 826000 828000<br />

Gambar 9. Peta anomali magnet total <strong>daerah</strong> <strong>panas</strong> <strong>bumi</strong> Tambu<br />

7


NW<br />

41.0<br />

20.5<br />

SE<br />

Magnetic anomaly (nT)<br />

X<br />

Y<br />

1000.0 2000.0 3000.0 4000.0 5000.0 6000.0 7000.0 8000.0 9000.0 10000.0<br />

Distance (m)<br />

Observed Calculated<br />

-125.0<br />

Mapane<br />

0.000008<br />

Depth (m)<br />

750<br />

1500<br />

0.000095 0.000097 0.000621 0.001129 0.000926<br />

2250<br />

Keterangan :<br />

Aluvium Retas andesit Granit<br />

Struktur/sesar<br />

Gambar 10. Penampang model magnet (2D) XY <strong>daerah</strong> <strong>panas</strong> <strong>bumi</strong> Tambu.<br />

8

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!