06.02.2015 Views

Download - Ditjen Cipta Karya

Download - Ditjen Cipta Karya

Download - Ditjen Cipta Karya

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

LIPUTANKHUSUS<br />

nen tukan adalah sektor per kebunan dengan<br />

nilai 450.094.848 diikuti kemu dian oleh sektor<br />

pertanian, industri, per tambangan, kehutanan,<br />

perikanan, dan pari wisata. Klus ter<br />

II ber dasarkan peta land sistem ter masuk<br />

kelompok punggung gunung batuan metamorfik<br />

yang tidak teratur me nyebabkan<br />

klus ter II sangat cocok untuk perkebunan.<br />

Selain itu berdasarkan peta kesesuaian lahan<br />

untuk per kebunan hampir diatas 90%, kedua<br />

kecamatan tersebut sangat sesuai untuk tanaman<br />

perkebunan. Jenis tanaman perkebunan<br />

menjadi sektor unggulan pada Kluster II<br />

adalah kakao dan kelapa. Ber da sarkan data<br />

(BPS, 2007) menunjukkan pro duksi kakao<br />

di Kabupaten Nunukan pada tahun 2007<br />

produksi kakao sebanyak 18.903,10 ton.<br />

Produksi kelapa sebanyak 7.686,71ton. Produksi<br />

kakao dan kelapa terus mengalami<br />

peningkatan dari 2002 sampai tahun 2007.<br />

Sektor Pendukung Pembangunan Kluster III<br />

Kecamatan yang termasuk dalam kluster<br />

III meliputi Kecamatan Nunukan, Nunukan<br />

Selatan, Sebatik, dan Kecamatan Sebatik<br />

Timur. Penilaian terhadap alternatif kegiatan<br />

penunjang pusat-pusat pertumbuhan yang<br />

ada di Kabupaten Nunukan berdasarkan<br />

sektor unggulan dengan pembagian kluster.<br />

Hasil perhitungan dengan analisis MPE<br />

maka terlihat urutan atau prioritas metoda<br />

pe ngembangan kawasan perbatasan yang<br />

potensial dalam rangka meningkatkan pusatpusat<br />

pertumbuhan. Dapat disimpulkan<br />

bahwa sektor unggulan yang paling mendukung<br />

pusat pertumbuhan dalam pe ngembangan<br />

kawasan perbatasan adalah sektor<br />

perikanan dengan nilai 227.534.810. diikuti<br />

oleh sektor pertanian, perkebunan, industri,<br />

kehutanan, pariwisata, dan pertam bangan.<br />

Alternatif pertama yang harus lebih diperhatikan<br />

dalam pengembangan kawasan<br />

perbatasan pada kluster III yang meliputi<br />

Kecamatan Nunukan dan Kecamatan Sebatik<br />

adalah dengan peningkatan sektor perikanan<br />

dimana perikanan tangkap dan budidaya<br />

per ikanan laut merupakan kegiatan yang<br />

paling potensial dan telah mendukung pendapatan<br />

Kabupaten Nunukan selama ini.<br />

Pada Gambar menampilkan kondisi topografi<br />

pada kluster III yang didominasi oleh tingkat<br />

kelerengan 0-8% dan 15-25%. Dengan demikian<br />

budidaya perikanan darat di kluster<br />

III tidak disarankan, karena kondisi topografi<br />

Kabupaten Nunukan yang berlereng-lereng<br />

seperti yang ditunjukkan pada Lampiran 3,<br />

potensial menyebabkan longsor dan tidak<br />

memungkinkan untuk adanya budidaya perikanan<br />

darat.<br />

Struktur Permasalahan dan Indikator<br />

Keberhasilan<br />

Selain metode MPE, ada juga hasil analisis<br />

ISM yang merupakan kajian men dalam<br />

hasil wawancara dan kuesioner dari respon<br />

den pendapat pakar. Pakar yang terlibat<br />

dalam proses ini adalah pakar dari<br />

kalangan pemerintah pusat, pemerintah<br />

daerah, legislatif, perguruan tinggi, swasta<br />

dan masyarakat yang terpilih berdasarkan<br />

pengetahuan, pengalaman di bidang pengem<br />

bangan kawasan permukiman di wilayah<br />

perbatasan.<br />

Pada disain kebijakan pengembangan<br />

kawasan permukiman berkelanjutan di wilayah<br />

perbatasan negara, setiap tin dakan<br />

untuk meningkatkan peranan dari sektorsektor<br />

independen, akan mem peroleh ke -<br />

ber hasilan prog ram menuju pengem bang<br />

an ka wasan permukiman berkelanjutan,<br />

se dang kan lemahnya perhatian terhadap<br />

sek tor-sektor tersebut akan menyebabkan<br />

ketidakberhasilan program pengembangan<br />

kawasan. Sektor independen tersebut antara<br />

lain ku rangnya kesadaran masyarakat<br />

akan identitas nasional, rendahnya kesejahteraan<br />

masyarakat, terbatasnya alokasi<br />

da na khusus untuk pengembangan dan<br />

pe ngelolaan kawasan permukiman perbatasan,<br />

kesen jangan pembangunan eko -<br />

nomi dan kemis kinan di wilayah per ba tasan,<br />

terbatasnya fasum dan fasos, ter batasnya dana<br />

untuk pengembangan dan pengelolaan infra<br />

struktur dan permukiman, aktivitas sosial<br />

ekonomi masyarakat lebih ke wilayah negara<br />

tetangga, kondisi sosial dan ekonomi lebih baik<br />

di negara tetangga, minimnya infrastruktur<br />

kawasan dan permukiman, terbatasnya pelayan<br />

an public, penegakan hukum dan per<br />

aturan masih lemah, pemanfaatan dan<br />

pe ngelolaan dana pembangunan belum op -<br />

ti mal.<br />

Tolok ukur prioritas yang mempengaruhi<br />

program pengembangan kawasan permukiman<br />

berkelanjutan di wilayah perbatasan<br />

negara yaitu peningkatan kesejah teraan<br />

ma sya rakat dan pendapatan daerah, penganggaran<br />

dana untuk pembangunan kawasan<br />

permukiman perbatasan, penataan dan<br />

pembukaan isolasi serta ketertinggalan<br />

wi la yah perbatasan, pembangunan infrastruktur,<br />

prasarana dan sarana, pendekatan<br />

pengelolaan kawasan perbatasan pada aspek<br />

keamanan, sosial ekonomi, budaya<br />

dan lingkungan serta kesejahteraan secara<br />

seimbang, dan peningkatan kerjasama pembangunan<br />

antar negara, antar peme rintahan,<br />

dan antar stake holders di wilayah perbatasan.<br />

Tolok ukur tersebut juga meru pakan perubah<br />

independent. Setiap tindakan untuk meningkatkan<br />

peranan dari sektor-sektor tersebut<br />

akan mendorong keberhasilan program<br />

menuju sistem pengembangan kawasan<br />

per mukiman berkelanjutan di wilayah perbatasan<br />

negara, sedangkan lemahnya perhatian<br />

terhadap sektor-sektor tersebut akan<br />

menyebabkan kegagalan program pengembangan<br />

kawasan.<br />

Kebijakan dan Strategi<br />

Ada dua skenario dalam menyimpulkan kebijakan<br />

dan strategi dalam penelitian ini. Skenario<br />

pertama dibangun atas dasar kon disi<br />

saat ini, yaitu kurangnya kesadaran masyarakat<br />

akan identitas nasional, rendahnya kesejahteraan<br />

masyarakat, kesenjangan pem ba ngunan<br />

ekonomi dan kemiskinan di wila yah<br />

per batasan, terbatasnya fasum dan fasos,<br />

ter batasnya infrastruktur kawasan dan permukiman,<br />

kondisi sosial dan ekonomi lebih<br />

baik di negara tetangga. Sebaliknya, skenario<br />

kedua dibangun atas kesadaran masyarakat<br />

terhadap identitas nasionalnya.<br />

Pengembangan Kawasan<br />

Untuk mendukung kebijakan pengembangan<br />

kawasan permukiman, maka direkomendasikan<br />

upaya yang dapat dilakukan dengan<br />

mendorong percepatan pertumbuhan kawasan<br />

berbasis potensi SDA unggulan daerah<br />

seperti hal-hal sebagai berikut: (1) pembuatan<br />

kluster-kluster berbasis sektor unggulan<br />

da e rah berikut akses-akses menuju dan<br />

keluar wilayah kluster (2) kemudahan akses<br />

informasi dan pasar, pembuatan informasi<br />

terpadu, promosi berkala untuk hasil-hasil<br />

sektor unggulan daerah (3) peningkatan<br />

pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan<br />

usaha-usaha yang berbasis potensi masyarakat<br />

dan kearifan lokal (4) penguatan kerjasama<br />

antara lembaga terkait pengusaha/<br />

investor, masyarakat, dan peningkatan keteram<br />

pilan masyarakat (5) pembuatan peta<br />

penggunaan lahan yang disepakati oleh<br />

semua stakeholder (6) pembangunan terpadu<br />

infrastruktur dengan kawasan permukiman<br />

(7) pembangunan pusat-pusat pertumbuhan<br />

dan pasar (8) pembangunan terminal-terminal<br />

ber basis sektor unggulan daerah sebagai<br />

showroom yang dapat diakses secara<br />

mudah (9) pembangunan permukiman dan<br />

Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 05/Tahun VIII/2010 11

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!