06.02.2015 Views

Download - Ditjen Cipta Karya

Download - Ditjen Cipta Karya

Download - Ditjen Cipta Karya

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Foto Cover : Program 3R selain<br />

perlu infrastruktur<br />

juga kesadaran<br />

masyarakat untuk<br />

memilah sampah<br />

sejak dari rumah dan<br />

lingkungannya.<br />

.....Suara Anda<br />

Sertifikat Laik Fungsi (SLF)<br />

editorial<br />

Kampanyekan Program 3R<br />

Tiap hari produksi sampah sudah tak terhitung. Kota-kota besar dan metropolitan seolah sudah kehabisan<br />

akal dengan ratusan ton sampah per harinya. Jangan sesekali mengandalkan Tempat Pembuangan Akhir<br />

Sampah untuk urusan ini. Karena sampah ibarat air, menangkalnya harus dari hulu. Karena itu penting untuk<br />

mendukung program pengurangan, penggunaan, dan pengolahan sampah atau yang lebih populer dikenal<br />

reduce, reuse, dan recycle (3R), karena program ini berandil besar dalam mengurangi timbunan sampah.<br />

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah agar program ini dapat berhasil. Penambahan anggaran,<br />

kebijakan baru, konsep baru sampai dengan kampanye 3R merupakan beberapa kebijakan yang telah<br />

dilaksanakan. Yang terakhir, nampaknya merupakan langkah yang efisien dalam mengoptimalkan program<br />

3R. Program 3R merupakan pemberdayaan yang membutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat setempat,<br />

dimana Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) merupakan ujung tombak dalam keberhasilan program 3R.<br />

Dari tahun 2007 sampai dengan 2009, program 3R telah menyasar 201 lokasi di Indonesia. Dimana setiap satu<br />

lokasi memerlukan anggaran sekitar Rp 300 juta. Dana tersebut untuk pembangunan Tempat Pembuangan<br />

Sampah Terpadu (TPST) serta sarana dan prasarana persampahan seperti alat pemilah sampah.<br />

Kita bisa mencontoh masyarakat Desa Sukunan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Desa ini merupakan<br />

desa wisata yang berhasil memberdayakan masyarakatnya dalam mengelola sampah. Desa dengan<br />

penduduk 890 jiwa tersebut menjadi inspirasi desa-desa lain dalam pengelolaan sampah secara wilayah.<br />

Dari pengelolaan sampah secara swadaya, desa tersebut dapat menghasilkan uang hampir Rp 4 juta / bulan.<br />

Sebagian dari penjualan kompos dan sebagian lagi dari kerajinan sampah plastik. Yang terbaru, desa tersebut<br />

juga telah memiliki Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) komunal bantuan dari Pemerintah Jepang.<br />

Selain berita utama tersebut, Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> Edisi Mei 2010 ini menyajikan informasi hasil penelitian<br />

mahasiswa program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor yang menyorot disain kebijakan pembangunan<br />

permukiman di wilayah perbatasan, yaitu Kabupaten Nunukan Kalimantan Timur. Dari studi ini diketahui<br />

kabupaten ini memiliki potensi pertambangan, perkebunan, kehutanan, industri, dll yang mampu dijadikan<br />

modal utama pembangunan. Kondisi permukiman perbatasan Negara di Kabupaten Nunukan cenderung<br />

tidak tertata, terpencar, nomaden, kumuh, dan tidak berkelanjutan. Karena itu diperlukan kebijakan dan<br />

strategi yang pas untuk wilayah itu.<br />

Di Info Baru, kami juga melaporkan keikutsertaan Indonesia dalam ajang World Expo 2010 di Shanghai,<br />

China. Expo yang dibuka selama 6 bulan dimulai sejak 1 Mei 2010 dan akan berakhir 31 Oktober 2010 ini<br />

resmi dibuka oleh Presiden RRC, Hu Jintao dengan mengambil tema ”Better City, Better Life” (Kota yang Lebih<br />

Baik, Kehidupan yang Lebih Baik). Indonesia mengangkat tema BioDiverCity. Tema itu diambil dari rangkaian<br />

kata Bio (kehidupan) – Diverse (keanekaragaman) dan City (kota) yang menghadirkan keanekaragaman<br />

budaya Indonesia dengan menampilkan keharmonisan antar manusia dan lingkungannya.<br />

Selamat membaca dan berkarya!<br />

Mohon dapat diinformasikan daerah mana ya yang sudah melaksanakan<br />

SLF bangunan Gedung dan daerah mana yang sudah mensyaratkan<br />

Surat Ijin Bekerja Perencana (SIBP) untuk permohonan IMB <br />

Slamet Effendi<br />

Menanggapi pertanyaan saudara Slamet Effendi, berikut adalah jawa ban nya :<br />

1. Istilah SLF(Sertifikat Laik Fungsi) Bangunan Gedung baru muncul<br />

setelah terbitnya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang<br />

Bangunan Gedung dan pedoman teknis terkait SLF telah diatur dalam<br />

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25/PRT/M/2007 tentang<br />

Pedoman Sertifikat Laik Fungsi. Maksud dari pemberlakuaan SLF<br />

adalah untuk menyatakan kelaikan fungsi suatu bangunan gedung<br />

baik secara administratif maupun teknis, sebelum bangunan gedung<br />

tersebut dimanfaatkan.<br />

Daerah yang sudah memberlakukan sertifikasi kelaikan fungsi<br />

bangunan gedung adalah DKI Jakarta, dengan menggunakan istilah<br />

Ijin Penggunaan Bangunan (IPB) yang sudah diberlakukan sebelum<br />

tahun 2002.<br />

Perbedaan antara IPB dengan SLF adalah: IPB bersifat perijinan<br />

dengan pungutan biaya, sedangkan SLF merupakan sertifikat tanpa<br />

pungutan biaya.<br />

2. Daerah yang sudah mensyaratkan Surat Ijin Bekerja Perencana 1`(SIBP)<br />

untuk permohonan IMB, diantaranya adalah DKI Jakarta, Kota<br />

Surabaya, Kota Batam dan Kota Padang. Syarat untuk mendapatkan<br />

SIBP, terlebih dahulu harus mempunyai sertifikat keahlian pada<br />

bidangnya. Informasi lebih rinci dapat diakses pada website Ikatan<br />

Arsitek Indonesia di www.iai.or.id<br />

Demikian kami sampaikan, terima kasih.<br />

Redaksi menerima saran maupun tanggapan terkait bidang <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> ke email publikasi_djck@yahoo.com atau saran dan pengaduan di www.pu.go.id<br />

Buletin <strong>Cipta</strong> <strong>Karya</strong> - 05/Tahun VIII/2010 3

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!