PDF - Digilib
PDF - Digilib
PDF - Digilib
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
• REPORTASE •<br />
MENGELOLA AIR<br />
DUA KELURAHAN<br />
Foto: Bowo Leksono<br />
Di musim kemarau, warga di dua<br />
kelurahan di Kecamatan Kedung<br />
Kandang, Kota Malang yaitu<br />
Kelurahan Kedung Kandang dan<br />
Lesanpuro sungguh sangat menderita.<br />
Seperti halnya daerah-daerah kering lainnya<br />
di negeri ini.<br />
Setiap musim kemarau tiba, warga<br />
sibuk mendatangi sungai yang jaraknya 3<br />
kilometer untuk memenuhi kebutuhan<br />
air. Tidak ada sumber mata air yang<br />
mengaliri kedua kelurahan khususnya di<br />
RW 05 Kelurahan Kedung Kandang dan<br />
RW 05 Kelurahan Lesanpuro. Ditambah<br />
letak geografis yang berada di atas bukit.<br />
Sulit rasanya warga memiliki sumur<br />
sendiri.<br />
Potret mengenaskan ini terjadi pada<br />
tahun-tahun sebelum 1990-an. Karena<br />
setelah itu, datang bantuan tanki PDAM<br />
yang setiap hari menjajakan air dengan<br />
harga per kubiknya Rp 13 ribu. Truk<br />
pembawa air itu bisa bolak-balik 10 kali<br />
bahkan terkadang hingga pukul 12<br />
malam.<br />
Namun kemudian, pada sekitar tahun<br />
1999 pihak PDAM memutuskan operasi<br />
truk tanki hanya sampai pukul 4 sore.<br />
Waktu pengiriman air semakin terbatas,<br />
artinya kebutuhan air bersih warga<br />
berkurang.<br />
Akhirnya, warga bersama pihak kelurahan<br />
meminta bantuan pemerintah<br />
daerah untuk dibangunkan sumur bor.<br />
Pada 2001, sumur bor dikabulkan.<br />
Selama setengah tahun, sumur yang<br />
digali di atas tanah hibah dari salah satu<br />
warga Kelurahan Kedung Kandang ini<br />
selesai, sekaligus pembangunan tandontandon<br />
dan pipanisasi dengan total dana<br />
sebesar Rp. 300 juta.<br />
Awal 2002, warga kedua RW di kedua<br />
kelurahan sudah dapat menikmati air<br />
bersih yang mengalir di rumah sendiri.<br />
Untuk Kelurahan Lesanpuro terpasang<br />
pipa sepanjang 4.000 meter sementara<br />
Kedung Kandang sejauh 3.000 meter.<br />
Segera disusun pengurus di masingmasing<br />
RW yang terdiri dari tokoh-tokoh<br />
masyarakat yang dipercaya warga dengan<br />
fasilitator dari kelurahan dan pemerintah<br />
kota. Pengurus air ini menyusun tata tertib<br />
dan pembukuan. Sampai saat ini, pengelola<br />
air dinamakan HIPAM (Himpunan<br />
Pengelolaan Air Minum).<br />
Pengaturan teknis penyaluran air<br />
mengacu pada PDAM, namun persoalan<br />
tarif dan biaya sambungan rumah (SR)<br />
lebih murah dibanding PDAM. Untuk<br />
setiap meter kubiknya, warga dikenakan<br />
beban Rp 1.500. Setiap penyambungan<br />
rumah dikenakan biaya antara Rp 500<br />
ribu hingga Rp 750 ribu.<br />
Daftar tunggu<br />
Saat ini, HIPAM telah memiliki 370<br />
30 Percik<br />
Oktober 2007