AN Bintarti, MV Purwalli dan Bambang EH - DIGILIB BATAN
AN Bintarti, MV Purwalli dan Bambang EH - DIGILIB BATAN
AN Bintarti, MV Purwalli dan Bambang EH - DIGILIB BATAN
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
<strong>AN</strong> <strong>Bintarti</strong>, dkk.<br />
EKSTRAKSI<br />
MEMBR<strong>AN</strong><br />
OKTILAMIN<br />
ISSN 0216 - 3128<br />
KONSENTRAT Nd<br />
ElViULSI MEMAKAI<br />
<strong>AN</strong> <strong>Bintarti</strong>, <strong>MV</strong> Purwani <strong>dan</strong> <strong>Bambang</strong> ERB<br />
Puslitballg Tekllologi Maju BAT<strong>AN</strong>. Yogyakarta<br />
ABSTRAK<br />
DENG<strong>AN</strong> METODA<br />
PELARUT TRI-N-<br />
EKSTRAKSI KONSENTRAT Nd DENG<strong>AN</strong> METODA MEMBR<strong>AN</strong> EMULSI MEMAKAI PELARUT<br />
TRI-N-OKTILAMIN. Telah dilakukall proses ekstraksi terhadap kOllselltrat Neodillium (Nd) dari pasir<br />
mOllasit memakai pe/amt Tri-II-oktilamill (TOA) dellgall metoda membrall emulsi. Konsentrat<br />
mellgallllwlg IUlsur-Ullsur thorium (Th). serilllll (Ce). lIeodillium (Nd) dall samarium (.'1m)yallg dilamtkall<br />
ke dalam asam lIitrat yallg digullakall sebagai umpall. Dilakukall penelitian pembuatan membrall emulsi<br />
yang mellghasilkall kOll/posisi membran 10% I'olume TOA, 4% volume spall-80 <strong>dan</strong> 86% volume kerosin<br />
dalamfasa orgallik ditambah 50% volume larutall Na:COjpH II dalam campurannya denganfasa organik.<br />
Pada proses ekstraksi dilakukan variasi perbandillgan umpan terhadap membran dari 1/1 ; 1,5/1 ; 2/1 <strong>dan</strong><br />
2,5/1, waktu pellgadukan dari 2,4.6 dall 8 menir. se<strong>dan</strong>gkan kecepatall pengadukan dari dari 200,400.600<br />
<strong>dan</strong> 800 rpm. Diperoleh kOlldisi rclatif baik untuk ekstraksi yaitu perbandingan umpan terhadap membran<br />
1,5 ; wakw pellgadukan 6menir dall kecepatall pengadukan 400 rpm memberikan hasil pemisahall efisiensi<br />
ekstraksi (Ee) Nd 78%; efisiellsi re-ekstraksi (Er) Nd 32%dallfactor pisah (a) Nd-Th 2.48 ..Nd-Ce 1.44 <strong>dan</strong><br />
Nd-Sm 1.57.<br />
ABSTRACT<br />
THE SEPARATION OF Nd CONCENTRATE BY EMULSION MEMBR<strong>AN</strong>E METHOD WITH TRI-n<br />
OCTYLAMINE AS SOL VENT. An extractioll process of Nd concelllrate frommona.\·it ~'and by using tri-noctylamille<br />
(TOA) as so/l'elll had been dOlle. The concelltrate contailled thorium (Th), cerium (Ce).<br />
Neodillium (Nd) alld samarium (.'1m)which be dissolved into HNOj as the feed. The investigation was done<br />
to make emulsion membrane wich produced membralle by the compositions TOA 10% volume, spall-80<br />
4%\'0Iume and keroselle 86% valume in the organic phase. was added by Na:COj solution pH I I in the<br />
mixture with organic phase. The variates investigation of the extraction process were the comparison<br />
between the feed to membrane phase from /II ; 1.5/1; 2/1; and 2.5/1, the extractioll time from 2,4,6 and 8<br />
millutes, allli agitation speed from 200. 400. 600 and 800 rpm: Obtained the good relative condition to<br />
extractie were the comparatioll the feed to the membrane 1.5 ; the extractioll time 6 minutess and the<br />
agitation speed 400 rpm gal'e the yield of separatioll were extraction efficiency (Ee) Nd 78%; re-extractioll<br />
efficicllcy (Er) Nd 32% alld thefactor ofseparatioll (a) Nd-Th 2.48; Nd-Ce 1.44 and Nd-Sm 1.57.<br />
PENDAHULU<strong>AN</strong><br />
Pasir monasit <strong>dan</strong> senotim sebagai hasH samping<br />
dari pengolahan tambang timah diketahui<br />
mengandung unsur-unsur logam tanah jarang (LTJ)<br />
dalam jumlah kecil. Meskipun demikian<br />
kegunaannya sangat besar dibi<strong>dan</strong>g indusrri<br />
keramik <strong>dan</strong> gelas, indusrri penyamaan kulit,<br />
pembuatan lensa dibi<strong>dan</strong>g optik, tabung TV, semi<br />
konduktor, superkonduktor, katalisator cracking<br />
minyak bumi <strong>dan</strong> masih banyak lagi untuk hal-hal<br />
lain, bahkan diantaranya diperlukan sebagai batang<br />
kendali reaktor nuklir. Karena keberadaannya yang<br />
sangat sedikit, se<strong>dan</strong>gkan kegunaannya sangat besar<br />
menyebabkan nilai jualnya menjadi sangat tinggi,<br />
sehingga berdasarkan ini maka upaya-upaya<br />
pemisahan dilakukan terus menerus dengan maksud<br />
mendapatkan hasil yang optimal.
50 ISSN 0216 - 3128 <strong>AN</strong> Billtarti, dkk.<br />
Membran emulsi terbentuk dari tiga<br />
komponen yaitu pelarut, surfaktan atau zat<br />
pemantap <strong>dan</strong> fasa air internal yang mengandung<br />
agen pens tripping. Pelarut sebagai fasa organik<br />
terdiri dari pelarut yang dipakai atau dipilih <strong>dan</strong><br />
pengencernya. Apabila fasa air <strong>dan</strong> fasa organik<br />
dicampur <strong>dan</strong> diaduk, maka akan terjadi dispersi<br />
rninyak dalam air dengan berbagai ukuran. Tekanan<br />
yang terjadi pada antar muka karena kedua fasa<br />
yang tidak bercampur mempunyai kekuatan tarik<br />
yang berbeda pada molekul antar muka. Makin<br />
besar derajat ketidak campuran , maka makin besar<br />
tegangan antar muka, sehingga untuk<br />
mengusahakan supaya stabilitas butir tetesan tetap<br />
terjaga, maka diusahakan penurunan tegangan<br />
antarmuka <strong>dan</strong> mencegah terjadinya koalesan yaitu<br />
bersatunya butir tetesan dengan menambahkan<br />
surfaktan. Surfaktan atau zat pemantap<br />
ditambahkan supaya emulsi tidak segera pecah <strong>dan</strong><br />
terpisah menjadi dua lapisan. Surfaktan membantu<br />
dalam pembentukan emulsi dengan cara<br />
mengadsorbsi pada antarmuka <strong>dan</strong> akan<br />
menurunkan tegangan antarmuka. Surfaktan<br />
menurunkan tegangan antarmuka dengan cara<br />
membungkus butir-butir cairan terdispersi dengan<br />
suatu lapisan tipis sehingga butir-butir itu tidak<br />
dapat bergabung menjadi suatu fasa kontinyu.<br />
Surfaktan akan membantu terbentuknya emulsi<br />
dengan tiga jalan yaitu penurunan tegangan<br />
antarmuka , membentuk film antarmuka <strong>dan</strong><br />
membentuk lapisan ganda listrik yang merupakan<br />
pelindung listrik dari partikel. Kemampuan<br />
surfaktan seperti itu disebabkan karena surfaktan<br />
merupakan molekul ampibi yang terdiri dari dua<br />
bagian yaitu bagian ekor yang hidrofobi (benci air)<br />
<strong>dan</strong> bagian kepala yang hidrofili (cinta air). Jika<br />
molekul surfaktan dimasukkan ke dalam air, maka<br />
ia akan berada dipermukaan dengan bagian ekornya<br />
mencuat ke atas permukaan air. Apabila dalam air<br />
yang mengandung molekul surfaktan ditambahkan<br />
sedikit fasa organik <strong>dan</strong> dikocok, maka ekor<br />
molekul surfaktan akan tertancap atau berikatan<br />
dengan fasa organik <strong>dan</strong> terbentuk butiran-butiran<br />
fasa organik yang melayang dalam air. Butiran<br />
organik/rninyak yang diselubungi molekul surfaktan<br />
<strong>dan</strong> larut dalam air inilah yang disebut emulsi<br />
dengan tipe rninyak dalam air (MIA), <strong>dan</strong> juga bisa<br />
berbentuk butiran air di dalam rninyak (AIM). Hal<br />
ini tergantung pada perbandingan jumlah air<br />
dengan minyak atau jenis <strong>dan</strong> jumlah surfaktan<br />
yang digunakan.(2)<br />
Pengadukan pada proses pembuatan<br />
membran emulsi memegang peranan penting yang<br />
akan mencampur fasa-fasa yang tidak dapat<br />
bercampur <strong>dan</strong> akan menaikkan kekentalan pada<br />
penambahan waktu karena ukuran butir-butir yang<br />
tersebar bertambah kecil sehingga kekentalan sesaat<br />
dapat dipakai sebagai petunjuk tak langsung dari<br />
besar butiran terdispersiY)<br />
Membran emulsi saat dipakai untuk<br />
ekstraksi yaitu dengan cara mengontakkan antara<br />
membran emulsi dengan umpan (fasa air eksternal),<br />
sehingga akan terjadi proses ekstraksi <strong>dan</strong> reekstraksi<br />
secara sinambung karena di dalam<br />
membran sudah mengandung agen pen stripping.<br />
Dengan dernikian dalam peristiwa ini hanya sedikit<br />
memerlukan pelarut <strong>dan</strong> waktu proses, sehingga<br />
lebih menguntungkan apabila dibandingkan dengan<br />
ekstraksi biasa.<br />
Untuk mengetahui keberhasilan<br />
pengambilan zat, maka dikenal efisiensi zat terlarut<br />
(11) yang dinyatakan sebagai perbandingan berat zat<br />
yang terambil dalam fasa· air internal (hasil)<br />
terhadap berat zat mula-mula dalam umpan.<br />
Se<strong>dan</strong>gkan untuk melihat keberhasilan proses<br />
pernisahan dapat dilihat dari besamya perbandingan<br />
konsentrasi zat terlarut terhadap masing-masing<br />
unsur yang terikut dalam fasa air internal. Untuk<br />
menentukan kondisi yang optimum<br />
dipertimbangkan hasil-hasil efisiensi zatterlarut<br />
<strong>dan</strong> perbandingannya terhadap unsur-unsur lain di<br />
dalam hasil.<br />
Membran emulsi sesudah dipakai untuk<br />
ekstraksi dilanjutkan dengan proses pemecahan<br />
membran yang dapat dilakukan dengan cara fisika<br />
antara lain dengan pemanasan, secara mekanik<br />
yaitu dengan pengadukan, atau dengan cara kirnia<br />
yaitu dengan jalan menambahkan bahan kirnia<br />
seperti butanol. Hal ini dimaksudkan untuk<br />
mernisahkan fasa air internal yang telah<br />
mengandung zat terlarut (solut) dari fasa<br />
organiknya. (5.6)<br />
Penelitian yang telah banyak dilakukan<br />
adalah ekstraksi membran emulsi dengan bermacam<br />
pelarut yang salah satunya adalah tributil fosfat<br />
(TBP). Pengencer yang digunakan adalah kerosin,<br />
se<strong>dan</strong>gkan surfaktannya span-80 <strong>dan</strong> fase air<br />
internalnya adalah larutan Na2C03 yang bertindak<br />
sebagai agen pen stripping.(7·8.9) Disamping TBP<br />
ada jenis pelarut yang lain yaitu Tri-n- oktilarnin<br />
(TOA) mempunyai rumus molekul [CH3-(CH2hhN<br />
atau R3N mempunyai keunggulan jika<br />
dibandingkan TBP yaitu TOA mempunyai harga<br />
yang lebih murah, BMnya > BM TBP, senyawa<br />
arnina mampu mengalami "Flapped" yaitu<br />
mengelepak sehingga diperkirakan senyawa ini<br />
mempunyai kemampuan mengekstraksi lebih besar.<br />
Jika M adalah ion LTJ maka kemungkirian<br />
reaksinya adalah :<br />
M)+ +3(HN03 R)N) 3M(NO)R3N)+3H+ (1)<br />
Proslding Pertemuan <strong>dan</strong> Presentasi IImlah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan <strong>dan</strong> Teknologl Nuklir<br />
P3TM-BAT<strong>AN</strong> Yogyakarta, 8 Juli 2003
<strong>AN</strong> Billtarti, dkk. ISSN 0216 - 3128 51<br />
Kd Eks<br />
Kemungkinan reaksi re-ekstraksi adalah :<br />
M(N03R3Nh + 3 Na2C03 M2(C03)3 + 3R3N<br />
+ 6Na+ + 3N03" (4)<br />
Penelitian sebelumnya yang telah dilakukan<br />
adalah pembuatan konsentrat neodinium (Nd) yang<br />
berasal dari pasir monas it yang mengandung ±<br />
6,S7% Nd. Pasir dilebur memakai asam suIfat<br />
pekat dengan perbandingan I : 2 pada suhu 210°C<br />
<strong>dan</strong> waktu 5 jam, sebagai hasil penelitian<br />
sebelumnya. Hasil leburan diencerkan dengan air<br />
es, kemudian diendapkan dengan NaOH <strong>dan</strong><br />
dipanaskan pada suhu 140°C selama 2 jam.<br />
Sesudah itu cuci sampai netral untuk<br />
menghilangkan fosfat <strong>dan</strong> sisa NaOH. Selanjutnya<br />
dilakukan ekstraksi 5 tingkat untuk menghilangkan<br />
Ce <strong>dan</strong> Th kemudian, filtrat diendapkan sampai pH<br />
S, <strong>dan</strong> pisahkan filtrat dari endapannya. Kemudian<br />
diendapkan lagi pada pH 7 <strong>dan</strong> akan diperoleh<br />
konsentrat Nd.<br />
TAT A KERJA<br />
Bahall yallg digullakall<br />
I. TOA<br />
2. Kerosin<br />
3. Surfaktan span-SO<br />
4. Larutan Na2C03 pH II<br />
5. HN03, aquades <strong>dan</strong> butanol<br />
Alat yallg digullakall<br />
I. Gelas<br />
2. Magnetic strirrer<br />
3. Pengaduk mekanik<br />
4. Alat timbang pH meter<br />
5. Alat pendar sinar X<br />
(2)<br />
(3)<br />
pada kecepatan 9000 rpm selama 30 men it,<br />
dibagian luar diberi es untuk menekan kenaikan<br />
suhu akibat pengadukan cepat.<br />
Proses Ekstraksi<br />
1. Umpan 10 ml ditambah membran emulsi yang<br />
divariasi volumenya dari 1/1 ; 1,5/1 ; 2/1 ; <strong>dan</strong><br />
2,5/1. Campuran diaduk dalam waktu 3 menit<br />
<strong>dan</strong> kecepatan pada 200 rpm. Perbandingan<br />
volume umpan terhadap membran dipilih yang<br />
memberikan hasil Kd yang paling tinggi.<br />
2. Larutan umpan yang diperoleh dengan cara<br />
melarutkan konsentrat Nd ke dalam larutan<br />
HN03 3 M sebanyak 15 ml ditambah membran<br />
emulsi 10 ml diaduk pada kecepatan tertentu<br />
dalam waktu yang divariasi dari I, 2, 3, 4, 5, 6<br />
<strong>dan</strong> 7 menit. Setelah ekstraksi ditunggu<br />
beberapa saat sampai kira - kira tercapai<br />
keadaan setimbang, setelah itu dilakukan<br />
pemisahan antara fasa membran <strong>dan</strong> fasa air<br />
eksternal (sisa umpan). Membran dipisah<br />
menggunakan butanol sambil diaduk, ditunggu<br />
beberapa saat, kemudian dipisahkan antara fasa<br />
organik <strong>dan</strong> fasa air internal. Fasa air eksternal<br />
<strong>dan</strong> fasa air internal dianalisis, <strong>dan</strong> dipilih waktu<br />
pengadukan yang memberikan harga Kd yang<br />
rclatif tinggi.<br />
3. Pekerjaan di atas diulangi untuk vanaSI<br />
kecepatan pengadukan dari 200, 400 600 <strong>dan</strong><br />
SOO rpm dengan memakai waktu pengadukan<br />
yang relatif baik dari percobaan 2. Dipilih<br />
kcccpatan pengadukan yang memberikan harga<br />
Kd yang relatif paling tinggi .<br />
HASIL D<strong>AN</strong> PEMBAHAS<strong>AN</strong><br />
Pembuatall membrall emulsi<br />
Pelarut yang digunakan adalah Tri-noktilamin<br />
(TOA) yang divariasi volumenya dalam<br />
campuran fasa organiknya, sebagai pengencer<br />
dipakai kerosin <strong>dan</strong> sebagai surfaktan digunakan<br />
span-SO, se<strong>dan</strong>gkan larutan Na2C03 pH = II<br />
dipakai sebagai fasa air internal.<br />
Cara Kerja<br />
Tabell. Variasi % TOA da/am fasa organik.<br />
Kecepata1l putar emulsifikasi 9000 rpm,<br />
Pembuatan membran emulsi<br />
Membran emulsi TOA5 dalam 20 sebanyak 10 15 FO 200 ml yang % Volume<br />
\\'akru pengadukan 20 me1lit. % volume<br />
on 80<br />
Waktu 2,50,12 4,50,10 40,11 40,11<br />
2% dalam FO<br />
(minggu) r = stabil -------- IL\Vil<br />
Vo<br />
dibuat dengan cara mencampurkan 100 ml larutan<br />
Na2C03 ke dalam fasa organik sebanyak 100 ml.<br />
Fasa organik terdiri dari 10 ml TOA (10% volume),<br />
4 ml surfaktan span-SO ( 4% volume) <strong>dan</strong> S6 ml<br />
pengencer kerosin. Campuran diaduk dengan kuat<br />
Prosiding Pertemuan <strong>dan</strong> Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan <strong>dan</strong> Teknologl Nuklir<br />
P3TM-BAT<strong>AN</strong>Yogyakarta, 8 Juli 2003
52 ISSN 0216-3128 <strong>AN</strong> <strong>Bintarti</strong>, dkk.<br />
Keterangan<br />
6.Vi : Perubahan volume fasa air internal = 16.Vi <br />
Vol<br />
V0 : Volume fasa air internal mula-mula<br />
VI : Volume fasa air internal sesudah pemeeahan<br />
membran<br />
Dari Table I dipilih harga % volume TOA<br />
sebesar 10% karena sudah memberikan kondisi<br />
relatif stabil untuk membran. Pada kenaikan<br />
pemakaian TOA hanya memberikan peningkatan<br />
kestabilan yang tidak berarti/ sangat keeil.<br />
Tabel2. Variasi waktu pengadukan. Kecepatan<br />
putar emulsifikasi 9000 rpm, TOA 10%<br />
volume dalam FO, span-80 2% volume<br />
dalam FO<br />
Waktu<br />
Vo<br />
Waktu 0,144 0,10 0,103 0,114 0,10 2,5 r 1 = ___ stabil (minggu)<br />
dI~Vil ___<br />
80 dalam 23<br />
45<br />
FO<br />
Dari Table 2 dapat diamati bahwa lama<br />
pengadukan sedikit berpengaruh terhadap<br />
kestabilan membran emulsi. Apabila waktu<br />
pengadukan kurang, mengakibatkan diameter butirbutir<br />
terdispersi yaitu fasa air internal masih banyak<br />
yang mernpunyai ukuran tidak seragam. Akibat<br />
ukuran butir tidak seragam, maka saat jarak antara<br />
butir-butir berdekatan sekali, daya kohesi akan<br />
menjadi besar sehingga penggabungan antara butirbutir<br />
terdispersi mudah terjadi. Waktu pengadukan<br />
dipilih 30 menit sebab dipertimbangkan merupakan<br />
waktu yang eukup untuk memperoleh membran<br />
emulsi yang baiklstabil.<br />
Tabel3. Variasi % volume fasa air internal,<br />
Kecepatan pular emulsifikasi 9000 'pm,<br />
TOA 10% volume dalam FO, span-80 2%<br />
volume dalam FO<br />
% Volume fasa<br />
Vo<br />
0,264,5 0,34 0,114 0,153 0,20 4r<br />
5(minggu)<br />
Waktu = -------- I~Vil stabil<br />
I<br />
Dari Table 3 bisa diamati pada pemakaian<br />
fasa air internal 30% waktu kestabilannya paling<br />
lama tetapi harga r juga relatif besar, keadaan ini<br />
mungkin disebabkan ada sisa surfaktan, sehingga<br />
pada waktu dikontakkan dengan fasa air eksternal<br />
(umpan) menarik sebagian fasa air menjadi butir-<br />
butir terdispersi <strong>dan</strong> bergabung dengan yang sudah<br />
ada, sehingga pada waktu pemeeahan membran,<br />
volume fasa air internal bertambah besar.<br />
Sebaliknya pada pemakaian fasa air internal yang<br />
lebih besar, maka waktu stabilnya eenderung<br />
berkurang, se<strong>dan</strong>gkan harga r juga bertambah<br />
besar. Hal ini mungkin disebabkan membran<br />
kekurangan surfaktan sehingga pada saat<br />
dikontakkan dengan fasa air eksternal banyak<br />
butir-butir terdispersi yang kurang begitu kuat<br />
diselubungi film pelindung mudah lepas <strong>dan</strong><br />
bergabung dengan fasa air eksternal sehingga harga<br />
r eenderung bertambah besar. Melihat kenyataan<br />
ini maka dipilih pemakaian fasa air internal 50%<br />
volume karena memberikan waktu stabil <strong>dan</strong> harga<br />
r relatifbaik.<br />
Tabel4Yariasi pemakaian span-80, Kecepatan<br />
pUlar emulsifikasi 9000 rpm, TOA 10%<br />
volume dalam FO, larutan Na2COJ 50%.<br />
0,35 0,11 r 0,10 >4<br />
24<br />
= Waktu Il\Vi Istabil<br />
% Volume span-<br />
(minggu) ____ n __<br />
Vo<br />
Dari Table 4 bisa dilihat pada pemakaian<br />
surfaktan yang kurang menyebabkan waktu stabil<br />
kurang <strong>dan</strong> harga r lebih besar dari pemakaian<br />
yang lain. Hal ini disebabkan karena surfaktan yang<br />
membentuk film pada antarmuka but iran kurang<br />
rapat sehingga menyebabkan saat butir-butir<br />
terdispersi bersentuhan dengan sesamanya melalui<br />
tempat yang terbuka akan mudah bergabung, karena<br />
daya kohesi yang kuat. Semakin bertambah<br />
pemakaian surfaktan maka kestabilan membran<br />
juga semakin meningkat karena molekul surfaktan<br />
tersusun lebih rapat <strong>dan</strong> kuat, sehingga<br />
bergabungnya antara sesama butir dapat dieegah.<br />
Dipilih pemakaian surfaktan pada 4% volume di<br />
dalam FO, karena memberikan kestabilan membran<br />
emulsi yang relatif baik.<br />
Proses ekstraksi<br />
Untuk ekstraksi dipakai membran sebagai<br />
hasil penelitian dengan komposisi TOA 10'}'o<br />
volume, surfaktan span-80 4% volume <strong>dan</strong><br />
pengeneer kerosin 86% volume, ketiganya dalam<br />
fasa organik. Larutan Na2C03 pH II digunakan<br />
sebagai fasa air internal sebanyak 50% volume<br />
dalam eampuran bersama fasa organik.<br />
Proslding Pertemuan <strong>dan</strong> Presentasi IImlah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan <strong>dan</strong> Teknologl Nukllr<br />
P3TM-BAT<strong>AN</strong> Yogyakarta, 8 Juli 2003
<strong>AN</strong> Billtarti, dkk. ISSN 0216 - 3128 53<br />
Untuk mengetahui keberhasilan pernisahan<br />
solut yang diinginkan terhadap unsur-unsur yang<br />
terikut dinyatakan dengan factor pisah (a) yaitu<br />
perbandingan antara koefisien distribusi solut<br />
terhadap koefisien distribusi unsur yang terikut baik<br />
di dalam proses ekstraksi maupun stripping/reekstraksi.<br />
Dikenal pula:<br />
Kd oks<br />
Efisiensi ekstraksi (Ee) = -------- x 100% (5)<br />
Kd oks + 1<br />
Kd,<br />
Efisiensi ekstraksi (Ee) = ------- x 100%<br />
Kdr + 1<br />
Eoks E r (solut)<br />
Factor pisah membran (a) = ------------------- (7)<br />
Eoks E r (unsur yang terikut )<br />
~ 100 90 80<br />
.>< iii !!!. .>< ~ 70<br />
OJ a;-<br />
W 60<br />
50 40<br />
CI><br />
OJ 'iij r;:: Wc<br />
•<br />
1,5<br />
• -<br />
Perbandingan FAeIFO<br />
2,5<br />
_Th<br />
_Ce<br />
_Nd<br />
-e-Sm<br />
Gambar 1. Hubungan Perballdingan FA/FO<br />
terhadap Efisiensi Ekstraksi (E,,)<br />
""<br />
~ 40 j<br />
Vi<br />
""~40<br />
w 50 0<br />
-+- ___ -ok- Nd<br />
Th<br />
Sm<br />
I;::<br />
___ Ce<br />
2<br />
Vi 60<br />
2,5 1/1 20 -ok- Nd<br />
0<br />
FA/FO 1,5 Perballdillgall __ -+- ___ Ce Th Sm<br />
I<br />
I<br />
(6)<br />
~ 50<br />
.~ 10<br />
.c 4 ca<br />
1/1<br />
'0. 3<br />
•..<br />
.8 2 ""<br />
ca<br />
U.<br />
5 , ,<br />
o<br />
1,5 2 2,5<br />
Perbandingan FAe/FO<br />
-+- Nd-Th<br />
__ Nd-Ce<br />
-ok- Nd-Sm<br />
Gambar 3. Hubungan Perbandingan FA/FO<br />
terhadap Factor Pisah (a)<br />
Dari Gambar I, 2 <strong>dan</strong> 3 bisa dilihat bahwa<br />
perbandingan umpan terhadap membran<br />
mempengaruhi proses pemisahan yang<br />
berhubungan dengan sifat fisis membran, Pada<br />
perbandingan 1,5 memberikan hasil pernisahan<br />
yang relatif baik yang berkaitan juga dengan waktu<br />
pisalmya, Untuk perbadingan 1 jika dikenakan<br />
waktu <strong>dan</strong> kecepatan pengadukan agak lama akan<br />
menyebabkan waktu pisahnya juga lama, juga<br />
dipengaruhi hasil pernisahan karena fasa air<br />
ekstemal yang diperoleh tinggal sedikit dari semula<br />
disebabkan ada sebagian yang terjebak sebagai<br />
butiran terdispersi di dalam fasa membran, Dipilih<br />
perbandingan umpan/membran 1,5 dengan<br />
pertimbangan memberikan pernisahan antara Nd<br />
dengan unsur-unsur yang lain relatifbaik.<br />
100<br />
90<br />
80<br />
70<br />
60<br />
50<br />
40<br />
2 4 6 8<br />
Waktu, menit<br />
-+- Th<br />
__ ee<br />
-ok- Nd<br />
_Sm<br />
Gambar 4. Waktu Pengadukan terhadap Efisiensi<br />
Pekstraksi (E,,)<br />
2 4 6 8<br />
Waktu, menit<br />
Gambar 5. Waktu Pengadukan terhadap Efisiensi<br />
re-Ekstraksi (E,)<br />
Prosiding Pertemuan <strong>dan</strong> Presentasilimiah Penelltian Casar IImu Pengetahuan <strong>dan</strong> Teknologl Nukllr<br />
P3TM-BAT<strong>AN</strong>Yogyakarta, 8 Juli 2003
54 ISSN 0216 - 3128 <strong>AN</strong> Billtarti, dkk.<br />
!:j<br />
5<br />
_<br />
0<br />
Nd-Ce<br />
~.<br />
-+- Nd-Th<br />
-.- Nd-Sm<br />
~ 4<br />
VI<br />
'0. 3<br />
5j.--------- ,<br />
i:j~1<br />
2 4 6 8 200 400 600 800<br />
Waktu,menit<br />
Gambar 6. Hubungan Waktu Pellgadukan<br />
terhadap Factor Pisah (a)<br />
Dan Gambar 4, 5, <strong>dan</strong> 6 dapat diamati<br />
bahwa waktu pengadukan mempengaruhi hasil<br />
pernisahan. Dengan bertambahnya waktu<br />
pengadukan , maka kesempatan kontak antara<br />
membran <strong>dan</strong> umpan dapat berlangsung cukup<br />
besar sehingga akan memberikan hasil pernisahan<br />
yang meningkat. Tetapi dengan semakin<br />
bertambahnya waktu kontak menyebabkan waktu<br />
pisah sesudah pengadukan lebih lama <strong>dan</strong> ka<strong>dan</strong>gka<strong>dan</strong>g<br />
tidak dapat dipisahkan lagi. Hal ini<br />
mungkin disebabkan fasa air eksternal atau umpan<br />
masuk menjadi butir-butir terdispersi akibat terkena<br />
pengadukan yang terlalu lama. Dipilih waktu<br />
pengadukan selama 6 menit dengan pertimbangan<br />
selama waktu tersebut memberikan pernisahan yang<br />
relatif baik.<br />
Kecepatan<br />
70<br />
.>< w'"<br />
"J!. w 100 80 60•<br />
Oi Oi 50 40 400 600 800<br />
c;::<br />
1ft ~ 200<br />
pengadukan. rpm.<br />
~<br />
-.-<br />
_8m -+- _Ce<br />
Nd Th<br />
oo~<br />
Gambar 7. Hubullgall Kecepatall Pengadukan<br />
terhadap Efisiellsi Eekl-trakl-i (Ed<br />
100<br />
Oi<br />
~ 80<br />
]! 60<br />
,. 1! 40<br />
°iii<br />
; 20<br />
°iii<br />
~ 0<br />
200 400 600 800<br />
K.ecepatanpengadukan, rpm<br />
-+- Th<br />
__ Ce<br />
-.- Nd<br />
_8m<br />
Gambar 8o Hllblillgan Kecepatan Pellgadllkan<br />
terlwdap Efi.l'iell.l'ire-Ekstraksi (Er)<br />
Kecepatan pengadukan,<br />
rpm.<br />
-+- Nd-Th<br />
-II- Nd-Ce<br />
-.- Nd-Sm<br />
Gambar 8. Hubungan Kecepatan Pengadukan<br />
terhadap Faktor Pisah (a.)<br />
Dari Gambar 7,8 <strong>dan</strong> 9 dapat diamati bahwa<br />
kecepatan pengadukan mempengaruhi hasil<br />
pernisahan. Dalam proses ekstraksi memang<br />
diperlukan tenaga untuk mencampur ke dua fasa<br />
yang tidak saling bercampur. Tenaga ini didapat<br />
dari pengadukan system yang akan memberikan<br />
aliran sehingga umpan masuk <strong>dan</strong> tersebar ke dalam<br />
fasa membran <strong>dan</strong> terjadilah kontak dari kedua<br />
fasa. Kontak kedua fasa akan semakin efektif jika<br />
kecepatan bertambah besar pada harga tertentu,<br />
sebab pada kecepatan yang lebih tinggi lagi justru<br />
akan merusak membran, sehingga hasilnya akan<br />
turun. Dipilih kecepatan pengadukan 400 rpm<br />
karena memberikan pernisahan yang relatif baik.<br />
KESIMPUL<strong>AN</strong><br />
Dari data <strong>dan</strong> pembahasan di atas maka<br />
dapat disimpulkan bahwa pelarut Tri-n-oktilarnin<br />
yang diubah ke bentuk membran emulsi dengan<br />
bantuan zat ketiga sebagai zat pemantap dapat<br />
dipakai untuk ekstraksi unsur-unsur logam tanah<br />
jarang dalam campurannya. Membran yang cukup<br />
stabil mempunyai komposisi TOA 10% volume,<br />
span-80 4% volume <strong>dan</strong> 86% volume kerosin,<br />
ketiganya dalam fasa organik. Larutan Na2C03 pH<br />
11 sebagai fasa air internal sebanyak 50% volume<br />
dalam campurannya dengan fasa organik.<br />
Dalam pemakaiannya untuk ekstraksi<br />
diperoleh kondisi ekstraksi yang relatif baik yaitu<br />
pada perbandingan umpan terhadap fasa organik<br />
1,5 ; waktu pengadukan 6 mcnit <strong>dan</strong> kccepatan<br />
pengadukan 400 rpm. memberikan hasil efisiensi<br />
ckstraksi Nd 78 % ; cfisicnsi rc-ekstraksi 32% <strong>dan</strong><br />
factor pisah (a.) Nd-Th = 2,48; Nd-Ce = 1,44 <strong>dan</strong><br />
Nd-Sm = 1,57.<br />
Prosiding Pertemuan <strong>dan</strong> Presentasi IImiah Penelitian Dasar IImu Pengetahuan <strong>dan</strong> Teknologi Nuklir<br />
P3TM-BAT<strong>AN</strong> Yogyakarta. 8 Juli 2003
<strong>AN</strong> Bi/ltarti, dkk. ISSN 0216 - 3128 55<br />
UCAP <strong>AN</strong> TERIMAKASIH<br />
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada<br />
ibu Suyanti, ibu Suprihati <strong>dan</strong> bapak Purwoto yang<br />
telah membantu penelitian ini hingga selesai.<br />
PUST AKA<br />
1. CUTHBERT.,F,L., Thorium Production<br />
Technology., Addition Wisley Publishing<br />
Company. Inc Massachusette, (1958)<br />
2. PRAKASH. S., " Advanced Chemistry of Rare<br />
Earth Element ••.• 4 ed • S. Chand. Co. Ltd.,<br />
New Delhi (1975).<br />
3. RlTCEY GM and ASHBROOK AW., Solvent<br />
Extraction., ESPC, New York. (1979).<br />
4. GUN<strong>AN</strong>JAR dkk., Ekstraksi Zr <strong>dan</strong> Hf<br />
menggunakan TOA., Prosiding PPI. PPNY<br />
BAT<strong>AN</strong>, Yogyakarta. (1987).<br />
5. R.VOIGHT., " Buku Pelajaran Teknologi<br />
Farmasi"., UGM. Press. (1994).<br />
6. MOH. <strong>AN</strong>IF ., " Emulsi"., Fak. Farmasi.<br />
UGM. (1983).<br />
7. MELZNER. CS.," Selective extraction of<br />
Metals by the liquid membrane technique".,<br />
Institu fur Technische der Universitat<br />
Hannover. Callinstrasse .• 3 D-3000 Hannover<br />
(1984).<br />
8. JOH<strong>AN</strong>NES.H ., Pengantar klmia Koloid <strong>dan</strong><br />
Kimia Permukaan., UGM. Press., Yogyakarta.<br />
(1973).<br />
9. ABOU NEM<strong>EH</strong> and V<strong>AN</strong> PATHEGEN.,<br />
membran Recycling in The Liquid Surfactant<br />
membrane Process .• Ind. Eng Qum. Res .• pp<br />
32 143-147. (1993).<br />
T<strong>AN</strong>YAJAWAB<br />
Sumining<br />
Berapa lama waktu yang dibutuhkan agar<br />
membran dapat mengekstraksi secara optimum<br />
Apakah diteliti perbedaan hasil ekstraksi antara<br />
ekstraksi biasa dengan membran<br />
Bagaimana cara mengambil membran setelah<br />
terjadi ekstraksi<br />
A.N. <strong>Bintarti</strong><br />
Dwi Retnani<br />
Dari penelitian untuk variasi<br />
ekstraksi diperoleh waktu<br />
memberikan hasil ekstraksi yang<br />
baik pada 6 meni!.<br />
waktu<br />
yang<br />
relatif<br />
Diteliti perbedaannya terhadap ekstraksi<br />
biasa yaitu pada membran emulsi hanya<br />
diperlllkan sedikit salven.<br />
Sesudah ekstraksi membran dipisahkan<br />
dari fasa air memakai eorong pisah<br />
sesudah itu membran dipeeah melalui<br />
earn fisika atall kimia dengan<br />
penambahan butanol atau dengan earn<br />
mekanik untuk memisahkan fasa<br />
mengalldllllg solut.<br />
Pada proses ekstraksi ini diberikan efisiensi<br />
ekstaksi <strong>dan</strong> U ekstraksi. Mengapa tidak<br />
diberikan hasil akhimya saja atau mungkin<br />
karena faktor yang diekstraksi hasil atau sisa<br />
ekstraksilrafinat.<br />
A.N. <strong>Bintarti</strong><br />
Efisiensi ekstrnksi perlu ditampilkan<br />
dengan makslld untuk menunjukkan<br />
kemampuan membran melakukan proses<br />
ekstraksi <strong>dan</strong> efisie/lsi re-ekstraksi juga<br />
ekstraksi dengan eara mekanik. fisika,<br />
kimia atau ketiganya seeara bersamaan.<br />
Kemampuan membran emulsi yang<br />
didapat sebagai hasil penelitian dengan<br />
meneoba beberapa variabel untuk<br />
mendapatkan kondisi membran emulsi<br />
yang eukup stabil untuk proses ekstraksi<br />
<strong>dan</strong> diharapkan mendapatkan hasil<br />
ekstraksi yang lebih meng/(ntungkan baik<br />
dari segi penghematan bahan maupun<br />
tingkat pemisahan.<br />
Prosiding Pertemuan <strong>dan</strong> Presentasi IImiahPenelitlan Dasar IImu Pengetahuan <strong>dan</strong> Teknologl Nuklir<br />
P3TM-BAT<strong>AN</strong>Yogyakarta, 8 Juli 2003