11.07.2015 Views

LAPORAN HASIL PENELITIAN - KM Ristek

LAPORAN HASIL PENELITIAN - KM Ristek

LAPORAN HASIL PENELITIAN - KM Ristek

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

-, <strong>LAPORAN</strong> <strong>HASIL</strong> <strong>PENELITIAN</strong>EKSPLORASI, PEMANFAATAN DAN BUDIDAYA KAYU SONGGAH SEBAGAI BAHAN OBAT ALTERNATIF 01 PROVINS1 NTB DAN BALI PROGRAM INSENTIF RISET DASARFokus Bidang PrioritasKode Produk TargetKode KegiatanPeneliti UtamaTeknologi Kesehatan dan Obat2.03 Bahan Baku (eksipien): Polisakarida,Selulosa, Khitin, dan Khitosan2.03.01 Eksplorasi sumber-sumber bahanbaku fannasi potensial (polisakarida,selulosa,khitin, atau khitosan), sertakarakterisasi sifat kimia-fisik danfannasetik sebagai bahan baku pembantudalam sediaan fannasiDewi Maharani, S. HutDEPARTEMEN KEHUTANAN BADAN <strong>PENELITIAN</strong> DAN PENGEMBANGAN KEHUT ANAN BALAI <strong>PENELITIAN</strong> KEHUTANAN MATARAM JI. Dharma Bhakti No. 7 Desa Langko, Kec. Lingsar - Lombok Barat Telp. (0370) 6573874, Fax (0370) 6573841, email: bpkmataram@vahoo.co.id NOPEMBER 2010


· , KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji syukur atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga laporanen elitian yang berjudul "Eksplorasi, Pemanfaatan dan budidaya Kayu SonggahStrychnos lucida R. Br.) sebagai Bahan Obat Alternatif di Propinsi NTB DAN Bali" dapat.erselaikan dengan ba ik. Laporan ini memuat hasil-hasil penelitian yang diperoleh dalamrangka mengetahui potensi dan pemanfaatan kayu songgah di NTB dan Bali.Hal yang mendasa ri penelitian ini adalah potensi kayu songgah seba gai bahanobat alternatif yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar kawasan hutan.Tujuan da ri penelitian adalah mengetahui potensi tumbuhan songgah di provinsi NTB danBali (potensi tegakan dan kandungan senyawa kimia), kondisi ekologinyaltempatmbuhnya, pemanfaatan nya, pengaruhnya terh adap lin gkungan/kond isi biofisiknya(hidrologi , kesuburan tingkat perkembangan tanah , kandungan karbon), serta teknikpembibitannya.Selama pelaksanaan kegiatan Tim Peneliti dibantu oleh staf Satuan PemangkuanHutan (SPH) Kecamatan Hu'u di Kabupaten Dompu; staf Pengelola Ekosistem Hutan(PEH) pada Balai Taman Nasional Bali Barat; serta masyarakat Oesa Hu'u, KecamatanHu'u, Kabupaten Dompu, masyarakat Desa Prapat Agung dan Sumber Klampok,Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Atas segal a sumbangan waktu, tenaga danpikirannya diucapkan terima kasih .Akhirnya penulis berharap semoga \aporan ini dapat bermanfaat bagi semua yangmem bacanya.Mataram , 20 Nopember 2010PenyusunJ11


· .V.KESIMPULAN DAN SARAN""... .." ... .... ..... " .... ........ .... ........ ... .. ........ .. ...... .. .. .. . .. . . 51 A. Kesimpulan .. " " .. " ... .. " .. .". ... .. . ......." .. .. .. .. ....... .. ........" ... ." .... 51 B. Saran ..... " .......... .. ....... ..... " ......... ...... .. .... .. ." " .. " ....... ... .. .... ,.... ..... .. "." .. .. .."". 52 JAFTAR PUSTAKA .. ..... " ... .. ....... ... .. ... .. " ....... .... ." ... .. .. .." ... .. " ... ... .. ." .. " .. ."".... .. .. 53 Lam piran . .......... ... .. .... .. .. ... ... .. ........ ... .. ... ............. ... .. ........ ..... ... .. ..... .... .... ... .. ... .. ....... 55 jVI


• DAFTAR TABELNemerHalaman1. Rancangan Perlakuan pada Bibit Songgah 9 2. Kondisi trubus dan tunas di petak pengamatan di Desa Hu 'u 15 3. Senyawa kimia akar songgah dan konsentrasinya di Desa Hu'u 17 4. Senyawa kimia dau n songgah dan konsentra sinya di Desa Hu'u 18 5. Has il analisis data curah hujan di Kecamatan Hu 'u Tahun 1985-2009 21 6. HasH Analisa Vegetasi pada Tingkat Pohon di Desa Hu 'u 22 7. Hasil Analisa Vegetasi pada Tingkat Tiang di Desa Hu'u 23 8. Hasil Analisa Vegetasi pada Tingkat Pancang di De sa Hu'u 23 9. Hasil Analisa Vegetasi pada Tingkat Semai di Desa Hu 'u 24 10. Bagian tumbuhan senggah , kegunaan dan prosedurnya di Desa Hu'u 26 11 . Bagian tanaman songgah yang dimanfaatkan untuk pengobatan di 27 Desa Hu'u 12. Hasil analisis kesuburan tanah di Desa Hu'u 32 13. Hasil pengukuran biomassa dan stok karbon pada tanaman songga 34 di Desa Hu'u 14. Hasil analisis data curah hujan di Stasiun Sumber Klampok Tahun 39 1989-2008 15. Hasil Analisa Vegetasi pad a Tingkat Pohon di Dusu n Batu Licin 40 16. Hasil Analisa Vegetasi pada Tingkat Tiang di Dusun Batu Licin 40 17. Hasil Analisa Vegetasi pada Tingkat Pancang di Dusun Batu Licin 41 18. HasH Analisa Vegetasi pada Tingkat Semai di Dusun Batu Licin 41 19. Bagian yang dimanfaatkan untuk pengobatan di Desa Sumber Klampok 43 20. Hasil analisis kesuburan tanah di Desa Prapat Agung , Bali 47 21 . Hasil pengukuran biomas sa dan stok karbon pada tanaman songga 49 di Dusun Batu Licin VII


• DAFTAR GAMBARNomorHalaman1. Tahapan Penelitian 6 2. Metode penentuan sampling kombinasi metode jalur dan petak 7 3. Jumlah dan dimensi tumbuhan songgah di Desa Hu'u 14 4. Pertumbuhan songgah melalui akar (a) dan trubus (b) 25 5. (a) Kayu songgah sebagai bahan baku , (b) cangkir dari kayu songgah 28 6. Hasil pengukuran infiltrasi di di Desa Hu'u 31 7. Hasil pengukuran suhu udara, kelembaban udara dan suhu tanah di 31 Desa Hu'u 8. IIustrasi lapisan tanah pad a plot A (dengan tumbuhan songgah) dan 34 plot B (tanpa tumbuhan songgah) di Desa Hu'u 9. Hasil Analisis karbon pada plot dengan tumbuhan songgah dan tanpa 35 tumbuhan songgah di Desa Hu'u 10 Rata-rata prosentase hidup, tinggi dan diameter tunas pada stek 36 songgah 11. Pertumbuhan stek dan biji songgah 37 12. Rata-rata tinggi dan prosentase hidup kecambah biji songgah 37 13. Jumlah dan dimensi tumbuhan songgah di Dusun Batu Licin , Bali 38 14. Hasil pengukuran infiltrasi di Desa Prapat Agung Bali 46 15. Hasil pengukuran suhu udara, kelembaban udara dan suhu tanah di 47 Bali 16. IIustrasi lapisan tanah pada plot A (dengan tumbuhan songgah) dan 48 plot B (tanpa tumbuhan songgah) di Desa Prapat Agung 17. Hasil Analisis karbon pada plot dengan tumbuhan songgah dan tanpa 49 tumbuhan songgah di Desa Prapat Agung VIII


· . DAFTAR LAMPIRAN NomorHalaman1. Hasil Analisis Tanah di Desa Hu'u 55 2. Hasil Analisis Tanah di Desa Prapat Agung 56 ix


- . I. PENDAHULUANA. Latar BelakangIndonesia memiliki tidak kurang dari 30.000 jenis tumbuhan berbunga di antaranyakurang lebih terdapat 1.100 jenis mempunyai khasiat sebagai obat (Heyne, 1987).Menurut Syukur (2005 , dalam Suharti, 2007) Indonesia mempunyai 7.000 spesiestanaman obat yang tumbuh di dalam maupun di luar kawasan hutan, namun banyaknyaspesies tanaman obat yang hidup di alam belum sepenuhnya diikuti pemanfaatantanaman untuk pengobatan berbagai penyakit. Pemanfaatan tanaman obat yangdiketahui masyarakat umumnya masih berupa jamu tradisional seperti jamu gendong,Jamu rebus dan jamu seduh yang banyak dijual di toko jamu. Berdasarkan Survei SosialEkonomi Nasional tahun 2001 (dalam Santhyami dan Sulistyawati, 2009), 57,7 %penduduk Indonesia melakukan pengobatan sendiri tanpa bantuan medis, 31,7% diantaranya menggunakan tumbuhan obat tradisional, dan 9,8 % memilih cara pengobatantradisional lainnya. Tidak kurang dari 400 etnis masyarakat Indonesia memiliki hubunganyang erat dengan hutan dalam kehidupannya sehari-hari dan mereka memilikipengetahuan tradisional yang tinggi dalam pemanfaatan tumbuhan obat (Amzu, 2003).Sedangkan menurut Zuhud, et al. (1994, dalam Heriyanto dan Subiandono, 2007)tumbuhan obat dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu 1) tumbuhan obattradisional adalah spesies tumbuhan yang diketahui atau dipercaya masyarakatmempunyai khasiat obat dan telah digunakan sebagai bahah baku obat tradisional, 2)tumbuhan modern yaitu spesies tumbuhan secara ilmiah telah dibuktikan mengandungbahan bioaktif yang berkhasiat obat dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkansecara medis dan 3) tumbuhan obat potensial yaitu spesies tumbuhan yang didugamengandung bahan bioaktif yang berkhasiat sebagai obat tetapi belum dibuktikan secarailmiah .Menurut Komar (2003) asumsi bahwa ancaman terhadap sumberdaya alambersumber dari permintaan komersial daripada sekedar kebutuhan konsumsisendiri/subsisten dapat dianggap sesuai, terutama untuk sebagian besar produk yangdihasilkan dari hutan dengan keanekaragaman flora, meski pengambilan kebutuhansubsisten tersebut tidak sepenuhnya dapat menjamin kelestarian untuk beberapa kasus.Akibat meningkatnya perburuan produk-produk hasil hutan menyebabkan perubahanperilaku masyarakat tradisional atau masyarakat di sekitar hutan yang semula subsistenmenjadi masyarakat konsumtif dan materialistis, sehingga untuk melestarikannya perluadanya upaya pengembangan yaitu melalui budidaya atau konservasi. Berdasarkan hasilsurvei dan wawancara yang dilakukan oleh tim peneliti dari Balai Penelitian Kehutanan


• Mataram pada tahun 2009, menemukan bahwa potensi tumbuhan berkhasiat obat diwilayah provinsi NTB salah satunya adalah kayu songgah (Strychnos ligustrina)sedangkan di Bali lebih dikenal dengan kayu pait yang berkhasiat untuk mengobatipenyakit malaria dan untuk penambah stamina pria . Pemanfaatan kayu songgah sebagaiobat sudah pada tahap pemasaran, akan tetapi masih dalam bentuk bahan utuh daribatang utama yang dibentuk menjadi gelas serta tanpa pengolahan lanjut sedangkanpemanfaatan bag ian tumbuhan lainnya belum diketahui. Berdasarkan Data Statistik DinasKehutanan provinsi NTB tahun 2006 daerah penghasil kayu songgah adalah kabupatenDompu dengan produksi pada tahun 2004 mencapai 6.000 ton (Dishut Prov. NTB , 2007),menurut informasi dari Dishut dan masyarakat setempat produksi kayu songgah tersebutdipenuhi dari alam dengan sistem pemungutan yaitu dengan menebang pohonnyalangsung dari dalam kawasan hutan. Dengan sistem pemungutan tersebut dan belumadanya upaya pengembangan atau budidaya dikarenakan terdapat kesulitan dalampembibitannya, hal ini dikhawatirkan akan mengancam ketersediaan jenis tumbuhansonggah. Selain itu banyaknya tumbuhan songgah yang ditebang dkhawatirkan akanberdampak terhadap tempat tumbuhnya antara lain terhadap kondisi hidrologi dantanahnya.Berdasarkan uraian di atas sebelum dilakukan penanaman maka perlu dilakukanpenelitian mengenai eksplorasi potensi tumbuhan songgah di provinsi NTB dan Bali,kondisi tempat tumbuhnya (ekologinya), pemanfaatannya baik secara subsisten maupununtuk komersil, pengaruhnya terhadap lingkungan/kondisi biofisiknya, serta teknikpembibitannya .B. Rumusan MasalahMeningkatnya permintaan pasar terhadap tumbuhan songgah sebagai bahan obatalternatif dikhawatirkan mengakibatkan semakin gencarnya pemungutan apalagi dengansistem pemungutan yang destruktif yaitu dengan penebangan akan dapat mengancamkeberadaan jenis tumbuhan songgah di alam, selain itu keterbatasan informasi tentangtumbuhan songgah baik dari aspek potensi dan ekologilpersyaratan tumbuhnya, bentukpemanfaatannya oleh masyarakat, pengaruhnya terhadap lingkungan serta belum adaupaya budidayanya dapat mengancam kelestarian jenis ini.Berdasarkan hal tersebut, maka masalah penelitian yang akan dijawabmelaluipenelitian ini adalah :1. Bagaimana potensi tegakan dan kandungan senyawa kimia kayu songgah di alam?2 Bagaimana kondisi ekologi/tempat tumbuhnya?2


· .3 Bagaimana pemanfaatannya oleh masyarakat?4 Bagaimana pengaruhnya terhadap lingkungan?5 Bagaimana teknik pembibitannya?C. Tujuan Penelitian dan Sasaran PenelitianTujuan penelitian adalah sebagai berikut :1) Mendapatkan informasi potensi jenis tumbuhan songgah sebagai bahan obatalternatif (potensi tegakan dan kandungan senyawa kimia)2) Mendapatkan informasi tentang kondisi ekologi/tempat tumbuhnya3) Mendapatkan informasi tentang pemanfaatannya oleh masyarakat4) Mengetahui pengaruh jenis tumbuhan songgah terhadap hidrologi, kesuburan dantingkat perkembangan tanah serta kandungan karbonnya pada lingkungan hutan5) Mendapatkan teknik pembibitan yang tepatAdapun sasaran penelitian adalah sebagai berikut :1) Tersedianya data informasi potensi jenis tumbuhan songgah (potensi tegakan dankandungan senyawa kimia)2) Tersedianya data informasi kondisi ekologi/persyaratan tumbuh jenis tumbuhansonggah3) Tersedianya data dan informasi tentang pemanfaatan jenis tumbuhan songgaholeh masyarakat4) Terdapatnya data dan informasi peran jenis tumbuhan songgah bagi lingkungantempat tumbuhnya (hidrologi, kesuburan dan tingkat perkembangan tanah sertakandungan karbonnya).5) Terdapatnya teknik pembibitan tumbuhan songgahD. LuaranLuaran yang diperoleh adalah sebagai berikut :1) Data informasi potensi jenis tumbuhan songgah (potensi tegakan dan kandungansenyawa kimia)2) Data informasi kondisi ekologi/persyaratan tumbuh jenis tumbuhan songgah3) Data dan informasi tentang pemanfaatan jenis tumbuhan songgah olehmasyarakat4) Data dan informasi peran jenis tumbuhan songgah bagi lingkungan tempattumbuhnya (hidrologi, kesuburan dan tingkat perkembangan tanah sertakandungan karbonnya) .3


• 5) Data dan informasi teknik pembibitan tumbuhan songgahE. Ruang LingkupRuang lingkup kegiatan penelitian adalah sebagai berikut :1) Inventarisasi potensi jenis kayu songgah di wilayah sebarannya2) Kajian ekologi/persyaratan tempat tumbuhnya3) Analisis kandungan senyawa kimia pada akar dan daun tumbuhan songgah4) Kajian pemanfaatannya oleh masyarakat5) Analisis pengaruh jenis tumbuhan songgah terhadap lingkungannya (hidrologi,kesuburan dan tingkat perkembangan tanah serta kandungan karbon)6) Pembibitan jenis tumbuhan songgah4


• II.METODOLOGIA. Waktu dan TempatPenelitian dilaksanakan selama 10 bulan mulai bulan Februari - Nopember 2010j j Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu (Provinsi NTB) dan di Kecamatan Gerokgak,-'abupaten Buleleng (Provinsi Bali) sedangkan pembibitan dilaksanakan di Persemaian::PK Mataram (NTB).8. Bahan dan AlatBahan yang diperlukan dalam kegiatan ini berupa kuisioner, plastik sampel,-:antong plastik, tali rafia, karton, alumunium fOil, polibag, top soil, rootone-F dan lain-lain .Alat yang diperlukan antara lain : alat dokumentasi, alat tulis kantor, GPS,:hermometer tanah, hygrometer, double ring infiltrometer, mistar besi, jerigen, ember,;ayung, meteran, haga , plastik sampel , ring tanah, sekop, cetok, parang, pisau lapanganan kaliper.C. Rancangan Penelitian:::Oenelitian ini dibagi menjadi 4 kelompok kegiatan penelitian sebagai berikut :Kegiatan penelitian ekologilpersyaratan tumbuh- Pengukuran potensi tegakan tumbuhan songgah- Pengamatan kondisi iklim mikro dan analisa vegetasiAnalisa sifat fisik dan kimia tanah - Pengamatan trubusan tumbuhan songgah Analisa kandungan senyawa kimia tumbuhan songgah Kegiatan penelitian pemanfaatan produk oleh masyarakatWawancara dan pengamatan perilaku masyarakat dalam memanfaatkan produktumbuhan songgahKegiatan penelitian lingkungan/biofisik yaitu meliputi- Membandingkan kondisi hidrologi, kesuburan dan tingkat pengembangan tanahpada petak yang ada tegakan tumbuhan songgah dan tidak ada tegakantumbuhan songgah- Mengukur dan analisa kandungan karbon pad a tegakan tumbuhan songgahAnalisa hidrologi serta sifat fisik dan kimia tanah Kegiatan penelitian pembibitan - Pengumpulan stek batang dan biji dalam kawasan hutan Pembibitan dengan menggunakan 2 media semai yang berbeda5


•Perkecambahan dilakukan dengan 2 cara yaitu langsung di polybag dan di baktaburPemeliharaan dan pengukuran pertumbuhan bibitTahapan kegiatan penelitian dapat dilihat dalam diagram alir pad a Gambar 1.I :IPengukuran - Wawancara - Membandingkanpotensi dan dan kondisi hidrologi,pengamatan pengamatan kesuburan dantrubus - perilaku-perkembanganPengamatan masyarakat tanahkondisi tanah, dalam - M engukurik lim, vegetasi pemanfaatan kandungan karbonAnalisa vegetasi- Analisa hasil- Analisa hidrologi,Analisa sifat wawancara sifat fisik danfisik dan kimiadankimia tanahtanah pengamatan - Analisaperilakukandunganmasyarakatkarbon- Pengumpulan stekbatang- Pemberian-perlakuanperendaman stekpada larutanrootone-F- Penanaman stekpada polibagdengan mediaberbedaI- Penanaman bibitdalam polybag- PemeliharaanbibitPengukuranpertumbuhanbibitIIEksplorasi, Pemanfaatan dan Budidaya KayuSonggah sebagai Bahan Obat AlternatifGambar 1. Tahapan PenelitianD. Teknik Pengumpulan Datad.1. PraeksplorasiPraeksplorasi yaitu kegiatan pengumpulan informasi dari masyarakat sekitar hutan:an instansi terkait serta studi literatur yang mendukung.d.2. EksplorasiEksplorasi yaitu kegiatan mencari dan mengumpulkan bahan untuk pembibitan3itu berupa stek batang langsung di lapangan langsung yang dilaksanakan di dalam. 3wasan hutan yang telah ditentukan. Pengambilan sam pel dilakukan secara purposive:.:ampling yaitu hanya di daerah yang diketahui terdapat tegakan kayu songgah.6


..Sedangkan metode penentuan sampling mengunakan metode jalur (transek) yangdikombinasikan dengan petak. Jalurltransek dibuat lurus dengan arah memotong:opografi atau mengikuti jalur yang biasa dibuat masyarakat. Lebar jalur 20 m danJanjangnya 160 m, kemudian sepanjang jalur dibuat petak pengamatan ukuran 20 x 20 msebanyak 3 petak dengan jarak antar petak 100 m. Jalur dan petak yang akan dibuatapat dijelaskan seperti Gambar 2.10m20mI10m100 m 10Gambar 2. Metode penentuan sampling kombinasi metode jalur dan petakd.3. Inventarisasi, Identifikasi dan Analisa VegetasiInventarisasi yaitu mengukur diameter dan tinggi pohon , lebar tajuk dan lain-lain.:!entifikasi yaitu pengamatan morfologi tumbuhan langsung di lapangan serta pembuatan- erbarium untuk diidentifikasi lebih lanjut. Analisa vegetasi yaitu mengamati struktur danmposisi vegetasi. Inventarisasi, identifikasi dan analisa vegetasi dilaksanakan dalam: etak yang telah dibuat..4 . Pengamatan kondisi ekologil persyaratan tumbuhPengamatan meliputi kegiatan pengamatan kondisi tanah/lokasi, iklim sertandisi vegetasinya .Kondisi tanah/lokasiKondisi tanah/lokasi ya itu untuk mengetahui jenis tanah , kedalaman solum, sifatfisika dan kimia tanah, drainase, kelerengan, topografi , ketinggian tempat dan letakgeografis. Sifat fisika yang diamati antara lain suhu, struktur, tekstur danpermeabilitas, sedangkan sifat kimia yaitu mengamati unsur pH , H20, KCI, N, P, K,Ca, Mg, KTK, Kejenuhan basa yang dilakukan di laboratorium terkait. Kedalamansolum dan drainase dilakukan dengan mengamati langsung di lapangan/lokasi padaprofil tanah berukuran 1x1 x1 ,5m . Pembuatan dan penentuan profil diperkirakanmewakili luasan dimana kayu songgah itu berada. Kelerengan diamati denganmenggunakan clinometer, topografi diamati langsung dilapangan , ketinggian tempatdan letak geografisnya menggunakan GPS. Sam pel tanah yang diambil berasal darilapisan atas dan lapisan bawah .7


., ,b) Kondisi iklimKondisi iklim yang diamati adalah kondisi iklim mikro atau iklim yang terdapat didalam daerah yang cukup kec il. Parameter iklim yang diamati antara lain, suhu dankelembaban.c) Kondisi vegetasiKondisi vegetasi adalah keadaan vegetasi sekitar kayu songgah tumbuh, karenavegetasi merupakan lingkungan biotik yang turut menentukan struktur dan kualitastempat tumbuh . Suatu kelompok jenis akan berasosiasi membentuk satu komunitas,atas dasar itulah bahwa kehadiran suatu jenis tumbuhan atau masyarakat tumbuhantertentu dapat dijadikan satu indikator dalam menentukan kualitas tempat tumbuhbagi suatu jenis tumbuhan lainnya (Sidiyasa, 1989).d) Pengamatan trubus tumbuhan songgahPengamatan ini dimaksudkan untuk mengetahui lama waktu tumbuh dan jumlahtumbuhan dari sejak trubusan sampai menjadi tumbuhan songgah yang dapatdipanen. Pengamatan dan pengukuran dilakukan setiap bulan satu kali selama satutahun penelitian yaitu dengan mengukur tinggi, diameter dan jumlah trubusan dari 3pohon bekas tebang dalam setiap petak pengamatan . Pengamatan hanyadilaksanakan pada 1 lokasi penelitian yaitu di hanya di kabupaten Dompu (NTB).d.5, Kajian pemanfaatanMetode survey dengan wawancara semi terstruktur menggunakan alat bantuuisioner. Responden ditentukan secara sengaja (Purposive Sampling) denganempertimbangkan kondisi masyarakat sekitar hutan, masyarakat pengumpul,masyarakat pengolah, masyarakat kota serta pengusaha kayu songgah. Jumlahresponden masyarakat 30 orang dari 3 desa sekitar lokasi kawasan hutan tempat jenismbuhan songgah berada.d.G. Analisis Lingkungan/biofisikLokasi penelitian ditentukan secara purposive, dimana lokasi yang dipilih adalahawasan hutan yang terdapat hamparan tumbuhan songgah dan kawasan hutan yang:idak terdapat tumbuhan songgah sebagai pengontrol. Pengukuran aspek hidrologiilakukan pada keduanya dengan intensitas masing-masing 3 (tiga) kali pengukuran.:>engukuran aspek kesuburan dilakukan dengan pengambilan sampel tanah untuk3nalisis aspek-aspek kesuburan (C-org, Ca, Na, K, N-tot, P, KTK) serta pengukuran tinggi::an diameter tanaman songga untuk analisis biomassa secara allometrik. Pengukuran~ nggi dan diameter dilakukan dengan membuat plot berbentuk bujur sangkar yang8


• :erukuran 20 m x 20 m. Pengamatan tingkat perkembangan tanah dilakukan dengan earai embuat profil tanah pada lantai hutan dengan hamparan tanaman songga dan tanpa:anaman songga, kemudian mengamati sifat-sifat fisik tanah pada setiap lapisan tanah; ang ada dan mengambil sampel tanah pada setiap lapisan tanah .d.7. PembibitanKegiatan pembibitan dimaksudkan untuk mengetahui teknik pembibitan yang tepat_ tara pembibitan di alam (dari trubusan) dengan di persemaian. Raneangan penelitian: ada kegiatan pembibitan menggunakan raneangan faktorial 2 perlakuan media semai} -ang digunakan x 3 ulangan yang dijelaskan pada Tabel 1.-abel 1. Raneangan Perlakuan pada Sibit Songgah\lo. Perlakuan media Perbandingan Jumlah Stek Jumlah Siji1 . Tanah Pasir 3 : 2 30 stek x 3 50 butir x 3 ulangan(control) ulangan =90 bib it =150 bibit2 Tanah Pasir 3:2:1 30 stek x 3 50 butir x 3 ulanganPupuk Kandang ulangan =90 bibit =150 bibitDari tabel di atas dijelaskan bahwa pada kegiatan pembibitan di persemaian- enggunakan stek batang dan biji dengan 2 perlakuan media semai yang digunakan.5:ek yang diperlukan untuk setiap perlakuan adalah 90 batang, sehingga total stek yang: Jerlukan adalah 180 stek. Satang yang digunakan untuk stek berasal dari eabang_:ama yang dipotong sepanjang 10 - 20 em. Sedangkan untuk bibit dari biji, tiap ulangan- enggunakan 50 butir biji sehingga jumlah biji yang digunakan sebanyak 300 butir.5:; :::ara rinei kegiatan pembibitan di persemaian terdapat beberapa tahapan antara lain :Pembibitan di persemaian menggunakan stek batang dan bij i, dimana pengumpulanstek dan biji dari kawasan hutan di kabupaten Dompu dilaksanakan bersamaandengan kegiatan eksplorasi yaitu dengan memilih pohon induk dengan penampilandiameter paling besar, tinggi pohon dan tinggi bebas eabang paling tinggi serta tajukkompak diantara pohon songgah disekitarnya. Karena belum diketahui potensi danpenyebaran sebenarnya, sehingga pohon induk yang dipilih yaitu pohon yang beradadalam petak pengamatan atau di sekitarnya.Pembibitan dari stek batang maupun dari biji langsung dilakukan dalam polibagberukuran 20 em x 25 em yang selanjutnya diletakkan pad a bedeng semai berukuran1 m x 3 m x 20 em.9


Sebelum stek batang ditanam dalam polybag dilakukan perlakuan perendaman stekdalam larutan air 1 liter + rootone-F 5 gr selama 1 jam. Biji yang dikumpulkanmerupakan biji segar dari buah yang baru diunduh dimana sebelum disemaikandiekstrasi terlebih dahulu dengan direndam selama 30 menit dan kemudian dicucidengan air bersih serta dijemur dengan diangin-anginkan.Media tanam dalam polybag terdiri 2 media yang berbeda yaitu tanah + pasir halus(control) dan tanah + pasir halus + pupuk kandang . Pasir hal us yang digunakanadalah pasir yang telah diayak dan disterilkan dengan dijemur selama 30 menit.Penyiraman dilakukan setiap hari dengan menggunakan gembor, kemudian bedengsemai ditutup dengan paranet dengan intesitas cahaya 40 %. Pemberian perlakuanmedia dalam polybag dijelaskan pada rancangan penelitian.Perkecambahan biji songgah dilakukan dengan 2 cara yaitu perkecambahanlangsung di polibag dan bak tabur dengan media pada bak tabur berupa campuranpasir dan tanah dengan komposisi 3 : 1.Pengamatan dan pengukuran bibit yaitu dengan mengamati dan menghitungprosentase hidup, diukur diameternya menggunakan kaliper, tingginya menggunakanpenggaris, serta dihitung jumlah daunnya.E. Teknik Analisis Datae.1. Data Primer yaitu :1. Aspek ekologi, antara lain:a) Hasil inventarisasi dan identifikasi serta hasil pengamatan trubus ditabulasidan dianalisa secara deskriptifb) Sampel herbarium diidentifikasi lanjut di Herbarium Bogorensis atau di KebunRaya Eka Balic) Data vegetasi dianalisa dengan mencari kerapatan, frekuensi, dominansidan Indeks Nilai Penting Jenis dan asosiasi vegetasi yang menggunakanpersamaan (Ferianita, 2007) sebagai berikut :% Kerapatan (K) = jumlah individu dalam semua petak ukurLuas semua petak ukur% Kerapatan relatif (KR) = jumlah kerapatan suatu jenis x 100%jumlah kerapatan seluruh jenis% Frekuensi (F) =jumlah petak ukur yang mempunyai suatu jenisjumlah semua petak ukur% Frekuensi relatif (FR) = jumlah frekuensi suatu jenis x 100%jumlah nilai frekuensi seluruh jenis10


-. Basal area/pohon = Y. X TT x Diamete~% Dominansi (D) = jumlah basal area suatu jenis jumlah luas semua petak ukur % Dominansi relatif (DR) = nilai dominansi satu jenis x 100%jumlah seluruh nliai dominansi semua jenisSedangkan untuk mengetahui Indeks Nilai Penting (INP) menggunakanpersamaan di bawah ini :INP =KR + FR + DR d) Analisa sifat fisika dan kimia tanah dilakukan di laboratorium terkait e) Analisa senyawa kimia dilakukan di laboratorium terkait 2. Aspek pemanfaatan yaitu :- Hasil wawaneara ditabulasi dan dianalisis seeara deskriptif.3. Aspek lingkungan/biofisik, antara lain:a) Aspek hidrologi- Suhu tanah dan kelembaban dirata-rata kemudian dilakukan analisiskomparasi pada tiap lokasi pengukuran. Analisis komparasi dapat dilakukanberdasarkan tabel atau grafik yang dibuat dari hasil pengukuran padakawasan hutan dengan tanaman songga dan tanpa tanaman songga.Pengaruh tanaman songga terhadap suhu dan kelembaban dapat diketahuidari pola yang digambarkan pad a masing-masing lokasi pengukuran tersebut.- Kapasitas infiltrasi diperoleh dari rumus Horton (1939) sebagai berikut :dimanaf =fe + (fo - fe) e- kt=kapasitas infiltrasi atau laju maksimum infiltrasi pad asuatu saat (em/jam)fe =kapasitas infiltrasi pada saat infiltrasi telah konstanfo =kapasitas infiltrasi pada permulaan hujank =konstanta= waktu e =2,71828 Selanjutnya masing-masing kapasitas infiltrasi dirata-rata kemudian dilakukananalisis komparasi pada tiap lokasi pengukuran. Analisis komparasi dapatdilakukan berdasarkan tabel atau grafik yang dibuat dari hasil pengukuranpada kawasan hutan dengan tanaman songga dan tanpa tanaman songga.II


... Pengaruh tanaman songga terhadap kapasitas infiltrasi dapat diketahui daripola yang digambarkan pada masing-masing lokasi pengukuran tersebut.b) Aspek kesuburanHasil analisis kimia terhadap sampel tanah pada masing-masing lokasipengukuran dilakukan scoring, kemudian dilakukan analisis komparasi.Analisis komparasi dapat dilakukan berdasarkan tabel atau grafik yangdibuat dari hasil scoring pada kawasan hutan dengan tegakan kayu songgahdan tanpa tegakan kayu songgah. Pengaruh tegakan songgah terhadapkesuburan dapat diketahui dari pola yang digambarkan pada masing-masinglokasi pengukuran tersebut.- Analisis biomassa dari unsur C-organik tanah dilakukan perhitunganmenggunakan rumus MacDicken (1997) sebagai berikut :C tanah (Mglha) =BD x 200 kglm 2 x konsentrasi C (%) x 10Analisis biomassa dari tanaman songga dilakukan perhitunganmenggunakan rumus Vademicum Kehutanan (1976) berikut :V = (rr)(D/2)2H.(045)6 =(4.3)V PC =0456dimana V =volume D =diameter pohon H =tinggi pohon 6 =biomassa p =berat jenis kayu Selanjutnya untuk memperoleh nilai karbon total dilakukan penjumlahan nilaikarbon dari hasil anal isis biomassa dari unsur C-org tanah dan tanamansongga. Pengaruh tanaman songga terhadap simpanan karbon dapatdiketahui melalui analisis komparasi. Analisis komparasi dapat dilakukanberdasarkan tabel atau grafik yang dibuat dari hasil perhitungan nilai karbonpada kawasan hutan dengan tanaman songga dan tanpa tanaman songga.c) Aspek perkembangan tanah :Pengaruh tanaman songga pada perkembangan tanah dapat diketahui darianalisis komparasi terhadap komponen-komponan sifat fisik dan kimia tanahdari profil tanah di lapangan .4. Data pertumbuhan bibitTinggi, diameter, bobot kering, top root ratio dan kualitas bibit yang dihasilkandiamati di persemaian, ditabulasi dan dianalisa secara deskriptif. Kualitas bibityang dihasilkan dihitung dengan menggunakan rumus : Dickson et ai, (1960).12


· .sOuality index (01) =(h/d)+(tlr)Dimana s = berat kering bibit (g); h = height (em), d = diameter (em) , tlr = toproot ratioe.2. Data Sekunder yaitu :Data eurah hujan dan iklim yang diperoleh dari Badan Meteorologi , dan tulisantulisanatau makalah hasil penelitian sejenis yang mendukung .13


A .III. <strong>HASIL</strong> DAN PEMBAHASAN111.1. Kabupaten Dompu, Propinsi Nusa Tenggara BaratA. Potensi Tumbuhan SonggahBidara laut atau dengan nama lokal songgah termasuk dalam family Loganiaceaedengan nama botani menurut hasil indentifikasi tim laboratorium botani PusatPengembangan dan Penelitian Hutan dan Konservasi Alam yaitu bernama Strychnosiucida R. Br., sedangkan menurut Heyne (1987) bernama Strychnos lingustrina BL .,namun kedua nama tersebut diduga mempunyai spesies yang sama karena mempunyaieiri-eiri dan manfaat yang sama yaitu sebagai obat demam/obat malaria. Heyne (1987)llenjelaskan lebih lanjut tumbuhan songgah banyak terdapat di Pulau Flores dan pulau­;Julau sekitarnya termasuk wilayah Bima (P. Sumbawa), sedangkan di kabupaten Dompusendiri terdapat di seluruh kawasan hutan kabupaten Dompu (Pemkab Dompu, 2010).-\kan tetapi pengukuran potensi pada kegiatan ini hanya dilakukan di wilayah kawasanutan yang termasuk wilayah administratif Desa Hu'u, Keeamatan Hu'u. Pengukuranotensi dimaksudkan untuk mengetahui jumlah tegakan atau stok yang tersisa di alam.~engukuranpotensi meliputi inventarisasi dan pengukuran dimensi tumbuhan songgah.Ga mbar 3 merupakan gambaran jumlah individu dan dimensi tumbuhan songgah yangJerhasil diukur dari total luasan 1.200 m 2 .3 02015105o3Petilk p engamiltanGambar 3. Jumlah dan dimensi tumbuhan songgah di Desa Hu'uBerdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa pengukuran potensiukan pada 3 petak pengamatan dengan masing-masing mempunyai luas 400 m 2=sda petak pengamatan 1 jumlahnya lebih sedikit dari petak lainnya (26 dan 24 individu):: t hanya 7 individu, sedangkan dimensi tumbuhan digambarkan melalui diameter dan~~gi tumbuhan dimana tumbuhan songgah pada petak pengamatan 1 mempunyai rata­",:a diameter batang dan tinggi lebih besar yaitu 4,13 em dan 2,21 m dari petak lainnya14


-. (petak 2 = 2,68 em dan1 ,81 m; petak 3 = 3,84 em dan 2,10 m) . Hal ini diduga karenapetak 1 dibuat pada jalur lintas yang biasa digunakan masyarakat ketika mengambil kayubakar maupun memanen tumbuhan songgah tersebut sehingga menyebabkan kondisivegetasi lebih terbuka dibanding kondisi vegetasi di petak lainnya dan tumbuhan songgahDun mendapatkan ruang dan eahaya matahari lebih. Menurut gam bar di atas diketahuioahwa rata-rata diameter dan tinggi yang berkisar antara 2,68 - 4,13 em dan 1,81 - 2,21'Tl menunjukkan bahwa tumbuhan songgah yang mendominasi lokasi tersebut berada:)ada tingkat paneang (0engukuranAgustus1/4 5 - - 41 0,12 43,805 3 - - 22 0,66 113,916 6 - - 18 0,89 177,39:>2ngukuranSeptemberIII7 4 - - 24 0,33 53,208 3 - - 18 0,89 116,839 6 - - 20 1,20 147,2215


. , 1Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dari setiap petak pengamatanditentukan 3 titik sampel trubusan dengan setiap titik sam pel mempunyai jumlah trubusberbeda-beda mulai dari 3 - 6 trubus . Pada pengukuran II dan III tidak dilakukanpengukuran trubus ulang dikarenakan diduga sama, akan tetapi dari hasil pengukuranpertama dimensi trubus pada petak 1 mempunyai diameter dan tinggi rata-rata yaitu 5,52em dan 20,80 em, sedangkan petak 2 dan 3 masing-masing mempunyai rata-ratadiameter 6,08 em dan 6,58 em serta rata-rata tinggi 20,67 em dan 19,50 em. Hal inimenunjukkan bahwa teknik memanen songgah yang biasa dilakukan masyarakat yaitudengan menebang batang pad a ketinggian 15 em lebih dari permukaan tanah, dimanadiduga bertujuan agar dari trubusan tersebut dapat tumbuh tunas batang baru.Tunas adalah batang baru yang tumbuh dari trubusan , apabila dilihat dari rata-ratajumlah tunas tumbuh paling banyak terjadi pada petak pengamatan 2 dan 3 yaitu 19,3dan 19 tunas per trubus . Sedangkan petak 1 jumlah tunas yang tumbuh rata-rata hanya7,1 tunas per trubus, hal ini diduga disebabkan petak 1 berada pad a lintasan jalan yangbiasa digunakan masyarakat sehingga seeara tidak langsung pertumbuhan tunasterganggu oleh aktivitas manusia. Dugaan lain yang menyebabkan perrtumbuhan tunasterganggu yaitu pada petak 1 penutupan tajuk lebih terbuka dibanding petak lainnyasehingga tunas kurang mendapat naungan. Menurut Soerianegara dan Indrawan (2005)anakan pohon seringkali bersifat toleran tetapi selanjutnya mungkin menjadi light demandatau intoleran. Kemudian apabila dilihat dari rata-rata diameter dan tinggi tunas pad aketiga petak umumnya mengalami fluktuasi , hal ini diduga telah terjadi persaingan dalammendapatkan ruang dan eahaya matahari antar tunas dalam satu trubus. Menuruteksono (2007), tumbuhan berkompetisi dalam memperebutkan eahaya matahari, air,utrisi serta pollinator yang terkait dengan ruang .Selain potensi tumbuhan songgah yang dijelaskan melalui pengukuran trubus,Jotensi tumbuhan songgah juga dilakukan dengan penelusuran terhadap unsur senyawa-;imia yang dalam hal ini diwakili oleh akar dan daun, dengan menggunakan metodeanalisis pirolisis GC-MS. Tumbuhan songgah merupakan tumbuhan yang berkhasiatsebagai oba!. Khasiat obat tumbuhan songgah berasal dari jenis-jenis senyawa kimia/ ang terkandung di dalamnya Hasil analisis menunjukkan bahwa pada akar terdapat 32. enis senyawa kimia sedangkan pada daun terdapat 34 jenis senyawa kimia yang~ asing-masing mempunyai konsentrasi yang beragam. Adapun jenis-jenis senyawa kimiaj an konsentrasi masing-masing dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.16


.. Tabel 3. Senyawa kimia akar songgah dan konsentrasinya di Desa Hu'uNo.Jenis senyawa aktifKonsentrasi(%)1 Carbon dioxyde (cas) dry ice 22,942 Butan-3-enoic acid methyl ester 1,363 Acetic acid CcasL ethylic acid 5,794 No name 2,755 2 (2ropanone 1 h'tdroxy-(cas) acetol 8,946 Butanedial (cas) succinaldehyde 1,817 propanoic acid, 2-oxo-methyl ester (cas) methylpyruvate 2,498 2(5H) furanone 1,829 1,2-cyclopentanedione 3,7710 2,4-imidazolidinedione,3 methyl (cas) 3-methyl hidantoin 1,4011 2-cyclopenten-1-one, 2-hydroxy-3-methyl (cas)corylon 1,9312 phenol, 2-methoxy (cas) guaiacol 2,9713 cyclopropyl carbinol 5,9714 3-ethyl-2-hydroxy-2-cyclopenten-1-one 1,0615 octanal (cas) n octanal0,9416 benzene, 1 ,4-dimethoxy- (cas)DMB 4,7017 2-propenoic acid, 2-methyl-, ethyl ester(CAS) ethyl metacrylate 0,9818 3-methoxy-pY'TOcatechol1,14~ 9 phenol, 4-eth}'l-2-methox}':' (cas) ~-ethY'lguaiacol1,4320 phenol, 4-eth}'l-2-methoxy­ 3,7721 phenol, 2,6-dimethox't'Jcas) 2,6-dimethox~/Qhenol2,85phenol, 2-methoxy-3(2-prophenyl)-( cas) phenol, 3-allyl-2-methoxy­22 (cas) 3 0,5223 phenol, 2-methoxy-4-propyl-(cas) 5-propyl-guaiacol0,4424 I phenol, 2-methoxy-4-( 1-prophenyl)-(E)-( cas) (E)- isoeugenol0,5125 ' 1,2,4-trimethoxybenzene 1,51phenol, 2 -methoxy-3(2-prophenyl)-( cas) phenol, 3-allYI-2-methoxy- 126 (cas) 3 1,98'27 1 ,6-anhydro-beta-D-glucopyranose (Ievoglukosan) 4,2128 . benzene, 1 ,2,3-trimethoxy-5-methyl (cas) toluene, 3,4,5 trimethoxy0,992-propanone, 1-( 4-hydroxy-3-methoxyphenyl)( cas)1-( 4-hyd roxy -3­29 methyl0,61~ ) I 4-methyl-2,5-dimethoxybenzaldehyde 3,04No name 0,73-­phenol, 2 ,6-dim ethoxy-4(2-prophenyl)-( cas) 4-a IIyl-2 , 6­dimethoxyphenol 1,54- ~- - .~3 phenol, 4-(3-hydroxy-1-prophenyl)-2-methoxy-(cas) coniferyl alcohol1,34-,- 2,4-hexadienedioic acid , 3,4-diethyl ester, (ZZ) (CAS) CIS , CIS -00,76-- 3-(2,5-DIMETHOXY-PHENYL)-PROPIONIC ACID1,01--- .=:el 4. Senyawa kimia daun songgah dan konsentrasinya di Desa Hu'u:1 Konsentrasi' , ) . Jenis se~awa aktif (%)T rans-beta-io non-5, 6-expoxide 0,37i - Carbon dioxyde (cas) dry ice 33,13.3 Butan-3-enoic acid methyl ester 2,617


.. ,KonsentrasiNo. Jenis se nyawa aktif (%)4 Butanoic acid (CAS) n-Butryric acid 0,765 Acetic acid (cas) ethylic acid 5,8 16 2 propanone 1 hydroxy-(cas) acetol 3,87 2 propanone 1-phenyl-(cas) Phenylacetone 1,628 Acetic ac id, anhydride (CAS) Acetic oxide 0,739 1,2-cyclopentanedione 1,510 Penol (CAS) Izal 2,311 1 ,2-Cycloxanedicarboxaldehyde (CAS) 2,5812 Phenol, 2-methoxy- (CAS) Guaiacol 0,9613 Cycloprophyl carbinol 1,2314 Benzene, -( 1-Formylethyl) 1,0115 Guanosine (CAS) Guo 0,8216 2,3 Dihidro-Benzofuran 1,8217 1 ,4-Benzenediol (CAS) Hydroquinone 1,4618 Piperidinium , 1,1-dimethyl-, bromide (CAS) 1,1­Dymethylpiperidinium bromide 1,319 1 H-Indole (CAS) Indole 0,9920 phenol, 4-ethyl-2-methoxy­ 3,2221 phenol , 2,6-dimethoxy- (cas) 2,6-dimethoxyphenol 0,4422 1 H-Indole, 3-meth}'i- (CAS) 3-Methyindole 0,54phenol, 2-methoxy-3(2-prophenyl)-(cas) phenol, 3-allyl-2-methoxy­23 (cas) 3 0,6224 1 ,2,3,4-Cyclopentanetetrol, (1.alpha, 2.beta, 3.beta, 4.alpha)- (CAS)1,2,3,4 1,3625 9-Phosphabicyclo[3.3.1]nonan, 9-Hydroxy 2,082 6 Quinic acid 6,9327 Mome inositol 7,63~8 1 R-Acetamido-4C-Acetoxy-2,3C-Expoxy-Cyclohexane 3,42phenol, 2, 6-dimethoxy-4(2 -prophenyl)-( cas) 4-allyl-2,6­29 dimethoxyphenol 0,472-Hexadecen-1-ol, 3,7,11 ,15-tetramethyl­ [R-[R* ,R*-(E)Jl-(CAS)~O Phytol 4,01~ 1 2-Hexadecene, 3,7,11 , 15-tetramethyl- [R-[R*, R*-(E)]]­ 0,55:'2 Neophytadiene 1,97~ 1--' Oxacycloheptadec-8-en-2-one (CAS) Ambrettolide 1,13~ A 1,3-Tetradecadiene 0,84: ~ erapa jenis senyawa aktif di atas yang berhasil diperoleh keterangannya di antaranya=,=,:.agai berikut.Benzene, 1 ,4-dimethoxy- (cas) DMBDimethoxybenzene digunakan pada sebagai bagian sintesis intermediet dalam dunia:armasi sebaik molekul-molekul organic. Senyawa ini digunakan dalam beberapa catdan sebagai pewarna oranye. Dalam dunia kosmetik senyawa ini digunakan padakulit berminyak, dan dengan sulfur digunakan untuk mengatasi jerawat atau untuk18


.. ,mengatasi ketombe. Karena memiliki bau floral, senyawa ini banyak digunakansebagai pengharum dan pemberi aroma.2. 2-propenoic acid, 2-methyl-, ethyl ester(CAS) ethyl metacrylateEthyl methacrylate monomer (EMA) adalah bentuk ester dari methacrylic acid. EMAsecara fisik bersifat jernih, tidak berwarna, cairan mudah menguap dengan bau/aroma khas, sedikit larut dalam air dan dapat bercampur dengan hampir semuapelarut organic. 8eberapa contoh penggunaan EMA adalah sebagai berikut:• Resin dan penyebar untuk cat, vernis dan tinta• Pengencer untuk textiles and kulit• plastics and synthetic resin (acrylic sheets)• synthetic karet dan kisi-kisiEMA juga digunakan untuk minyak tambahan yang baik dalam obat-obatan dankedokteran gigi untuk membuat rancangan prostetik dan sebagai pengisi keramikatau semen .3. Cyclopropyl carbinolCyclopropyl Carbinol digunakan pada tahap intermediate kegiatan sintesis dalamdunia farmasi , agrokimia maupun sintesis organic lainnya.seperti untuk aplikasi kimiaelektronik, aditif polimer, pembungkusan, perekat, surfaktan dan aplikasi lainnya.4. 2(5H) FuranoneFuranones secara luas digunakan sebagai pengendali biofilm pada kateter medis danberbagai bidang lainnya. Senyawa ini dapat digunakan sebagai alternative untukstrategi pengendali kimia saat ini untuk pengendali pencemaran biologis pada systemmembran.;). 4-methyl-2, 5-dimethoxybenzaldehyde2,5-Dimethoxybenzaldehyde adalah persenyawaan organic dan turunan benzaldehid .. salah satu kegunaannya adalah untuk menghasilkan 2,5-dimethoxyphenethylamineyang juga dikenal dengan 2C-H. 2C-H ini digunakan untuk memproduksi berbagaiobat-obat psychoactive seperti 2C-8 , 2C-1 dan 2C-C.3. Kondisi ekologi/persyaratan tumbuh jenis tumbuhan songgahMenurut Indriyanto (2006) telah diketahui bahwa ekologi merupakan ilmu yang- empelajari hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungannya. Komponen-gkungan tersebut terdiri dari biotik ya itu satwa , tumbuhan lainnya dan manusia, serta::iotik yaitu tanah, cahaya, air, udara, dan lain-lain . Keberadaan satwa dapat berperan~b agai predator maupun pendukung pertumbuhan misalnya dalam proses penyerbukan: _ ga dan penyebaran biji , sedangkan tumbuhan lainnya pada umumnya merupakan19


· , pesaing dalam memperebutkan cahaya matahari serta sebagai sumber makanan bagimahluk lainnya. Unsur abiotik yang berpengaruh langsung salah satunya adalah tanahyaitu sebagai media pertumbuhan, sumber air dan sumber makanan bagi tumbuhandiatasnya. Cahaya matahari membantu tumbuhan dalam proses fotosintesa, airmembantu pengangkutan unsur hara dari dalam tanah ke seluruh organ tumbuhan sertaudara yang didalamnya terkandung macam-macam gas dan diantaranya dapatmembantu proses fotosintesa seperti oksigen dan karbondioksida (Wirakusumah, 2003)Pengamatan kondisi ekologi pada kegiatan ini hanya me lip uti kondisi tanah, iklim danondisi vegetasi lainnya serta terbatas pada luasan petak pengamatan.1) Kondisi tanahDalam mendukung kehidupan tanaman, tanah memiliki empat fungsi utama yaitumemberi unsur hara dan sebagai media perakaran; menyediakan air dan sebagaitempat penampungan air; menyediakan udara untuk respirasi akar; serta sebagaitempat bertumpunya tanaman (Novizan, 2005). Sedangkan menurut Sutejo (2002)dalam mendukung produksi tanaman, tanah mempunyai 3 sifat antara lain sifat fisik(tekstur, struktur, konsistensi, tata air, tata udara, temperatur dan warna tanah), kimiatanah adalah pengaruh ion terhadap tumbuh tanaman dan pHnya, serta biologi tanahyaitu tentang jasad-jasad renik dalam tanah. Kemudian juga menurut Sutanto (2005)sifat tanah yang penting dalam mempengaruhi pertumbuhan tanaman adalahkesesuaiannya sebagai media pertumbuhan akar tanaman (ruang tumbuh perakaran):air, udara, penyerapan panas, dan pasokan unsur hara dimana keadaan tersebutmenentukan tingkat kesuburan tanah. Sedangkan kondisi tanah dalam kegiatan initerbatas pada sifat fisik dan kimia tanah. Berdasarkan hasil analisa dari LaboratoriumPengujian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB, diketahui bahwa tumbuhansonggah tumbuh pada kondisi tanah dengan tekstur lempung liat berpasir, lempungdan lempung berpasir, dengan pH tanah rata-rata dalam kondisi kemasaman sedangyaitu berkisar antara 5,6 - 5,98 kecuali pad a petak I lapisan pertama memiliki pH~ anah 6,17 (sedikit masam). Kandungan N pad a ketiga petak menunjukkan rendah ­sedang (0,17 - 0,34 %) sedangkan C organik pada petak I dan " menunjukkansedang (2 ,59 dan 2,85 %) pada lapisan pertama dan rendah (1 ,96 dan 1,56 % padaapisan kedua serta petak III tinggi (3,62 %)- -


• hari. Musim hujan berlangsung rata - rata antara bulan Oktober sampai dengan April ,sedangkan musim kemarau terjadi antara bulan April sampai dengan Oktober setiaptahunnya. Pada Musim Hujan rata-rata curah hujan dalam sebulan adalah sebanyak12,5 hari dengan curah hujan tertinggi terdapat di Kecamatan Hu'u dan curah Hujanterendah terdapat di Kecamatan Kilo. Curah hujan tertinggi terjadi pad a bulanPebruari dan terendah terjadi pada bulan Oktober. Bila dilihat dari rata-rata curahhujan di kabupaten Dompu yaitu 140,33 mm, yang tertinggi terdapat di KecamatanHu'u sekitar 144 mm, dan terendah di Kecamatan Kempo 90 mm. Curah hujantertinggi pada bulan Desember yaitu 358 mm terdapat di Kecamatan Dompu danterendah pada bulan Oktober yaitu 10 mm yang terdapat di Kecamatan Kilo (PemdaDompu, 2010).Hasil analisis curah hujan tahun 1985-2009 dari Dinas Pertanian Propinsi NTB dilokasi penelitian yang termasuk dalam Kecamatan Hu'u menunjukkan bahwa tipeiklimnya adalah 0 (sedang) dengan rata-rata bulan kering 3 dan rata-rata bulan basah3,8 sehingga nilai gradientnya adalah 79,7. Curah hujan rata-rata tahun sebesar1.418,1 mm. Hujan terbesar terjadi pad a 475 mm yang terjadi pada bulan April 2000.Hasil anal isis selengkapanya dapat dilihat pada Tabel 5.-abel 5. Hasil analisis data curah hujan di Kecamatan Hu'u Tahun 1985-2009-ahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jml'985 - - - - 61 15 30 - - - 106 212'986 216 171 387'987 0' 988 0' S89 0· ",~ O \ 0. ~9 1 0' :: 32 155 265 140 77 25 0 - x 0 2 169 71 904I' ::,,3 65 27 13 - - 27 - - - - 0 77 209',,94 266 289 205 - - - - - - 5 49 - 814- :: ::15 223 141 177 198 - 6 - - - 64 167 167 1143- ~ ~5 461 361 155 93 2 - - - - x 141 388 1601-·:: ~7 306 359 22 73 0 0 0 - - - - 257 1017=:: 3 I 174 74 335 266 14 63 20 - - 416 416 287 2065;~ 9 I 247 233 187 115 2 2 - 3 71 324 324 344 1852: ::) i 261 326 198 475 107 - 0 0 0 231 231 38 1867I-- - ..-- ­ 243 93 108 47 0 113 0 0 0 16 161 78 859::: 2 215 367 36 8 x x x x - 18 18 115 777"""':: : 3 135 270 82 17 2 0 - - - 22 22 98 648Ratarata53193.590A34 .8162.8142.9228.7127.1206.5168.4169.771 .61117221


• ITahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jml2004 10 229 149 19 20 8 - - - 4352005 36 123 97 114 - - - - - - - 3702006 244 135 102 - 10 125 6162007 02008 35 165 197 69 108 13 13 285 8852009 184 172 356Jml 3476 3800 2203 1571 351 359 50 3 71 1111 1817 2205 17017Ratarata72.592.5123.2110 617 81418.13) Kondisi vegetasiKondisi vegetasi adalah keadaan vegetasi sekitar songgah tumbuh, karena vegetasimerupakan lingkungan biotik yang turut menentukan struktur dan kualitas tempattumbuh . Suatu kelompok jenis akan berasosiasi membentuk satu komunitas, atasdasar itulah bahwa kehadiran suatu jenis tumbuhan atau masyarakat tumbuhantertentu dapat dijadikan satu indikator dalam menentukan kualitas tempat tumbuhbagi suatu jenis tumbuhan lainnya (Sidiyasa, 1998), Menurut Ferianita (2007) untukmengetahui komposisi dan struktur vegetasi dalam suatu tempat, perlu dilakukananalisa vegetasi, Komposisi vegetasi itu sendiri dapat diartikan sebagai variasi jenis,bentuk, keliling batang dan tinggi vegetasi (tumbuhan) dalam komunitas/ekosistem.Sedangkan struktur vegetasi merupakan hasil dari penataan ruang secara alami olehsuatu komunitas/masyarakat tumbuhan, dimana didalamnya terdapat stratifikasi danpenutupan vegetasi yang digambarkan melalui keadaan diameter, tinggi danpenyebaran dalam ruang , keanekargaman tajuk serta kesinambungan jenis, Aspekaspekvegetasi yang perlu diketahui antara lain ada atau tidak adanya jenistumbuhan tertentu, luas basal area, luas daerah penutup, frekuensi, kerapatan,dominansi dan nilai penting. Di bawah ini adalah hasil analisa vegetasi mulai daritingkat pohon sampai semai yang merupakan gambaran kondisi vegetasi di sekitartumbuhan songgah yang terbatas pada petak pengamatan,Tabel 6. Hasil Analisa Vegetasi pada Tingkat Pohon di Desa Hu'uNoNamaLokalJenis KR FR DR INPNama Botani %1 Pune Antedesma Buniius (L) Spreng 25 25 34 ,30 84,30I 2 Asam Tamarin indicus 25 25 27,42 77,423 Empade A/bizia retusa Benth 25 25 19,44 69,444 Luhur Schoutenia ovaLa Korth 25 25 18,84 68,84Jumlah 100 100 100 30022


IiiTabel 7. Hasil Analisa Vege as, . ada Tingkat Tiang di Desa Hu'uj Jenis KR FR DR INPNo NamaNama Botani%Lokal1 Pasi 4,55 4,17 2,83 11 ,542 Mampah 4,55 4,17 2,28 10 ,993 Seriuk Leucaena glauca 4,55 4,17 5,63 14,344 Luhur Schoutenia ovata Korth 40,91 37,50 36,06 114,475 Kafah 4,55 4,17 3,44 12 ,156 Seridit Wrightia caycina Dc. 4,55 4,17 2,03 10,747 Empade Albizia retusa Benth 4,55 4,17 6,26 14 ,978 Rino Grewia criocarpus Juss 9,09 8,33 9,33 26,769 Kempasi Kompassia maccensis Mainq. 9,09 16,67 18,01 43 ,77Melanolepsis multiglandulosa10 Wamba Rich. 9,09 8,33 7,44 24,8711 Bune Antedesma Buniius (LJ Spreng 4,55 4,17 6,70 15,41Jumlah 100 100 100 300Tabel 8. Hasil Analisa Vegetasi pad a Tingkat Pancang di Desa Hu'uNoNamaLokalJenis KR FR DR INPNama Botani %1 Seridit Wrightia caycina Dc. 3,57 3,57 3,76 10,912 Luhur Schoutenia ovata Korth 15,48 15,48 17,21 48,173 Songgah Strychnos lucida R.Br. 48,81 48,81 41,66 139,284 Loka Pterospermum elenqi 2,38 2,38 3,18 7,955 Senggiu Serianthes minahassae (Koord .) 1,19 1,19 0,58 2,96Merr. & Perry6 Ndao Oracontomelon spp. 13 ,10 13 ,10 10,17 36,36Melanolepsis multiglandulosa7 Wamba Rich . 2,38 2,38 2,63 7,39I 8 Sariqi Crataeva nurvala Ham. 1,19 1,19 0,47 2,85I 9 Tatanga 3,57 3,57 10,97 18,1110 Kempasi Kompassia maccensis Mainq. 1,19 1,19 2,17 4,5511 Rino Grewia criocarpus Juss 2,38 2,38 i 3,60 8,3712 Pano 1,19 1,19 2,17 4,5513 Awe 1,19 1,19 0,38 2,7614 Feli 2,38 2,38 1,05 5,81I Jumlah 100 100 100 30023


• Tabel 9, Hasil Analisa Vegetasi pada Tingkat Semai di Desa Hu 'uNoNamaLokalJenis KR FR DR INPNama Botani1 Safare Homalium tomentosum 2,27 2,27 0,32 4,872 Serea Zanthoxxllum rhetsa (Roxb) Dc 2,27 2,27 0,32 4,873 Senggiu Serianthes minahassae 2,27 2,27 0,03 4,57(Koord,)Merr, & Perry4 Taride Lantana camara Linn , 2,27 2,27 2,63 7,175 Kempasi Kompassia maccensis Maing, 6,82 6,82 3,40 17,036 Ruimoro Plectronia horida Schum, 4,55 4,55 5,31 14,4036,3 68,7 141,47 Songgah Strychnos lucida RBr, 36 ,36 6 6 88 Ndao Dracontomelon spp, 2,27 2,27 2,13 6,679 Lokaaral Mezzetia spp, 2,27 2,27 0,42 4,97kawaaik10 Sarigi Crataeva nurvala Ham , 6,82 6,82 1,22 14,8513,611 Luhur Schoutenia ovata Korth 13,64 4 8,64 35,9112 Seridit Wrightia caycina Dc, 6,82 6,82 5,63 19,2613 Rino Grewia criocarpus Juss 2,27 2,27 0,06 4,6014 Kamonca Alangium villosum 4,55 4,55 0,49 9,5815 Pampa Lygustrum sp, 2,27 2,27 0,66 5,20I 16 Kesambi Schleichera oleosa 2,27 2,27 0,01 4,55Jumlah 100 100 100 300%Berdasarkan hasil analisa vegetasi di atas, pada lokasi tersebut diketahui tumbuhansonggah hanya terdapat pada tingkat pancang dan semai, Hal ini menguatkan bahwatumbuhan songgah termasuk pada golongan tumbuhan perdu, Apabila dilihat dariIndeks Nilai Penting (INP), pad a tingkat pohon jenis yang mendominasi adalah pune(Antedesma Buniius (L) Spreng) yaitu 84 ,30 %, pada tingkat tiang adalah jenis luhur(Schoutenia ovata Korth) yaitu 114,47 %, serta pad a tingkat pancang dan semaididominasi oleh songgah (Strychnos lucida RBr,) yaitu 139,28 % dan 141,48 %, Halini menunjukkan bahwa tumbuhan songgah mempunyai proses regenerasi yang baik,kondisi ini diperkuat dengan hasil pengamatan di lapangan bahwa songgah dapatbereproduksi secara generatif yaitu melalui trubus dan akar seperti pad a Gambar 4,Jenis lain yang mempunyai kemampuan regenerasi yang baik adalah jenis luhur(Schoutenia ovata Korth) karena terdapat pada semua tingkat vegetasi yaitu mulaidari tingkat semai sampai tingkat pohon, Sedangkan apabila dilihat dari kehadiran ,jenis-jenis yang terdapat pad a ketiga petak selain jenis tumbuhan songgah adalah24


-0 jenis luhur (Schoutenia ovata Korth) , ndao (Dracontomelon spp.) dan kempasi(Kompassia maccensis Maing). Hal ini menunjukkan bahwa jenis tumbuhan songgahdapat beradaptasi dan berasosiasi dengan ketiga jenis tersebut.Gambar 4. Pertumbuhan songgah melalui akar (a) dan trubus (b)::: . Pemanfaatan Tumbuhan SonggahSonggah adalah tanaman yang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat- kecamatan Hu'u. Masyarakat Hu 'u memanfaatkan songgah baik dalam upaya=encegahan maupun pengobatan terhadap penyakit. Berdasarkan wawancara yang: eneliti lakukan, didapatkan informasi bahwa songgah telah dikonsumsi secara turun''''m urun oleh masyarakat Hu'u. Abdul Malik yang juga kepala dusun di desa Fanda, Hu'u-enyatakan bahwa pengetahuan tentang songgah dan khasiatnya diperoleh dari orang'_a . Orang tua mereka sendiri mewarisi pengetahuan itu dari nenek moyang.:::engetahuan tentang khasiat songgah sendiri diperoleh dari proses kreatif masyarakat:::alam berinteraksi dengan alam. Bagi masyarakat Hu'u, keterbatasan akses akan' 3 nologi farmasi modern telah melahirkan pengetahuan terhadap teknologi farmasi:: :ernatif. Teknologi farmasi tersebut pad a masanya bahkan merupakan arus utama,•,,-ena keberadaannya menjadi tumpuan dalam pengobatan masyarakat Hu'u, sebelum: enalnya teknologi farmasi modern dalam bentuk obat-obatan dalam kemasan_ 9 praktis.Masyarakat Hu'u memanfaatkan songgah untuk mengobati berbagai penyakit.'cnurut penuturan beberapa warga Hu'u, penyakit yang dapat diobati dengan songga25


· , antara lain malaria, sakit perut, mual, sakit gigi, darah tinggi, dan demam. Selainberkhasiat mengobati berbagai penyakit tersebut, songgah juga dapat digunakan untukmengobati usus buntu tanpa perlu dilakukan operasi. Di samping khasiat tersebut,songgah masih memiliki banyak khasiat lain . Khasiat songgah sebagai obat sudahmenjadi pengetahuan umum dan dipraktekkan seluruh masyarakat Hu'u. Hal tersebutdibuktikan dari hasil wawancara peneliti terhadap beberapa anggota masyarakat.Sebagian besar masyarakat menyatakan mengenal dan memanfaatkan songgah untukmengobati penyakit yang mereka derita. Bagian yang dapat dimanfaatkan untuk bahanobat hampir mencakup seluruh bag ian tanaman . Bagian tumbuhan songgah yang dapatdimanfaatkan untuk pengobatan dapat dilihat pada Tabel 10.Tabel10. Bagian tumbuhan songgah, kegunaan dan prosedurnya di Desa Hu'uNo Bagian Tanaman Kegunaan Prosedur1 . Kulit Obat sakit gigil Dimasukkan ke gigi berlubang yang sakit.gigi berlubang.2. Kulit Obat usus Kulit songga dicampur akar Tamba,buntu.direbus, airnya diminum 3 x sehari.3. KulitObat luka luar Ditumbuk lalu dioleskan ke bag ian yangluka4. AkarSakit perut Direbus, airnya 1 gelas diminum sebelum5. Biji Obat Malariasara~an.Dikonsumsi 2 - 3 biji/hari.6. Biji Mencegah Dikonsumsi 3 biji untuk satu tahun keMalariadepan.7. Biji Obat Mencret Dikonsumsi 2 biji satu kali minum, sampaisembuh.8. BijiPegallinu Diminum 2-3 biji 1 x Ihari9.BatangSumber: Analisls data pnmerObat MalariaBatang direbus, air 1 gelas diminum 3x/hari.Meskipun sebagian besar bagian tumbuhan songgah dapat dimanfaatkan untuk:: engobatan, namun sebagian besar masyarakat Hu'u hanya menggunakan biji songgahntuk keperluan pengobatan Dari para responden diketahui bahwa 40% respondeniemanfaatkan biji songgah untuk mengobati penyakitnya, sedangkan 60% yang lainemanfaatkan tumbuhan songgah dari berbagai bagian tumbuhan. Hasil analisis3elengkapnya dapat dilihat pad a Tabel 11.26


.. ,Tabel 11. Bagian tanaman songgah yang dimanfaatkan untuk pengobatan di Desa Hu'uBagian yang dikonsumsi Jumlah %Biji 12 40Batang 2 6,7Batang, biji 8 26,7Batang , kulit 0 0Batang , biji, kulit 0 0Kulit 0 0Akar, biji 3 10Akar, batang 0 0Akar, batang, biji 2 6,7Akar, batang , biji , kulit 1 3,3Akar, batang , biji, daun , kulit 2 6,7Jumlah 30 100Sumber : Anallsls data pnmer':"nalisis selanjutnya menunjukkan bawa masyarakat yang memanfaatkan biji songgahntuk pengobatan akan semakin tinggi jika ditambahkan dengan mereka yang tidak'-anya mengkonsumsi biji songga saja. Jumlah responden bertambah menjadi 28 orang2tau 93,3% dari sampel. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Hu 'u-'engkonsumsi biji songga sebagai obat, baik mereka yang juga memanfaatkan bag ian- ;0 aman yang lain maupun mereka yang hanya memanfaatkan bijinya .=3da awal tahun 2000-an, songgah mulai banyak dikenal oleh masyarakat dari luar Hu'u .. " asiat obat yang terdapat di dalam songga menarik masyarakat luar untuk- smanfaatkannya sebagai obat. Ketertarikan masyarakat terhadap khasiat songgah2' udian dimanfaatkan oleh beberapa orang sebagai peluang bisnis. Pengusaha melihat-= : -ggah dari sisi ekonomi dengan menitikberatkan pada bagaimana memperoleh laba~-g sebesar-besarnya. Pemanfaatan songgah tidak hanya dilakukan dengan bahan::.= ., namun juga dalam bentuk lain, yaitu mengubah kayu songgah menjadi cangkir.- .es tasi pengusahaan cangkir songgah kemudian berkembang . Pusat-pusat_:=- uatan kerajinan cangkir songga di Dompu antara lain terdapat di kecamatan=- =:\ dan Kota Dompu. Sumber bahan baku utama kayu songga berasal dari Hu'u.- ~ loitasi terhadap kayu songgah kemudian berjalan di Hu 'u.27


-. Gambar 5. (a) Kayu songgah sebagai bahan baku, (b) eangkir dari kayu songgah:landangan masyarakat terhadap songgah kemudian mulai berubah. Jika pad a awalnyasonggah menjadi aset budaya dalam konteks budaya kesehatan masyarakat, makasekarang ini telah berubah menjadi komoditas ekonomi yang lebih dinilai dari sisieuntungan ekonomi yang diperoleh . Perubahan eara pandang masyarakat terhadaps{)nggah kemudian memengaruhi perilaku masyarakat dalam memanfaatkan songgah.:'eperti telah dipaparkan sebelumnya, akibat perubahan pandangan tersebut masyarakatenjadi sangat ekspansif dalam berburu songgah. Jika hal ini terus berlanjutj ikhawatirkan akan berpengaruh terhadap kelestarian songgah di alam dan mengganggueseimbangan ekosistem yang ada.Jika dilihat dari sisi ekonomi , sebenarnya masyarakat pemburu songgah tidak:ukup diuntungkan. Berdasarkan wawaneara dengan masyarakat pemburu songgah diYu'u, kayu songgah dengan diameter 15 - 20 em , dan panjang 100 em dihargai olehpengepul songgah senilai Rp. 3.000,- s.d. Rp. 9.000,-. Sementara itu ketika penelitimewawanearai pengepul kayu songgah diperoleh informasi bahwa mereka menjual kayutersebut kepada pengusaha senilai Rp . 4.000,- s.d. Rp. 10.000,-. Setelah mendapatkannformasi tersebut kemudian dilakukan penelusuran informasi terhadap pengusahacangkir songgah. Dari penelusuran tersebut diperoleh informasi bahwa satu batang kayusonggah dengan panjang 100 em dapat dibuat menjadi 10 buah eangkir. Satu buahcangkir songgah dengan diameter 15-20 em, panjang 10 em dihargai antara Rp. 5.000,­s.d. Rp. 10 .000,- sampai di tangan distri butor. Sampai di tangan konsumen harganyadapat meneapai Rp. 20.000.- sd Rp. 50.000.-, bahkan ada yang meneapai Rp. 75.000,­28


eoper buah. Dari informasi yang ada dapat dilihat bahwa pemburu songgah tidakmendapatkan hasil yang sepadan jika dibandingkan dengan akibat yang harusditanggung oleh masyarakat dan ekosistem di Hu'u. Keuntungan berlipat justru diperolehpengusaha cangkir songgah yang bukan merupakan masyarakat Hu'u .Songgah memiliki posisi yang penting dalam kehidupan masyarakat Hu'u. Seiringdengan perubahan sosial ekonomi masyarakat, pandangan terhadap songgah jugamengalami pergeseran. Songgah yang sebelumnya memiliki posisi tinggi, yakni sebagaiaset budaya, dalam perkembangannya bergeser menjadi komoditas ekonomi. Haltersebut tentu menurunkan nilai dan penghargaan masyarakat terhadap songgah.Keadaan ini pada akhirnya akan mengancam kelestarian songgah di alam dankeseimbangan ekosistem sehingga diperlukan upaya untuk mengkonservasi songgahberikut nilai budayanya . Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan menggali>raktek minum songgah semacam itu dirasakan cukup efektif untuk mencegah penyakitalaria. Tidak ada standar baku atau kesepakatan bersama tentang jumlah biji yang: leh dikonsumsi, bergantung pad a kondisi fisik seseorang. Dari hasil wawancara: dapatkan informasi bahwa jika terlalu banyak mengkonsumsi songgah, dapat berakibat:arah rendah dan badan menjadi kurus.Buah songgah sendiri memiliki musim berbuah pada bulan-bulan Juni s.d .- ustus. Masyarakat memetik buah dan memakan bijinya pada bulan-bulan tersebut.a pada bulan-bulan dimana buah songgah tidak berbuah, maka masyarakat memotong:-3tang songgah sebagai obat. Batang yang dipotong tidak harus dari pokok batangnya,. ~ api dapat juga dari cabangnya. Pemotongan batang songgah pun dalam jumlah yang=--batas, sesuai dengan kebutuhan pengobatan. Masyarakat berpendapat bahwa yang29


. , diperlukan sebenarnya adalah rasa pahit dari batang songgah yang diyakini berkhasiatmenyembuhkan penyakit.Masyarakat Hu'u selama ini bermata peneaharian nelayan sehingga mereka lebihmenggantungkan hidupnya pada laut. Untuk itulah, ke depannya masyarakat lebih tepatjika mengembangkan praktek-praktek nelayan yang selama ini menjadi mata peneaharianutamanya. Jika praktek nelayan dilakukan seeara optimal maka pendapatan masyarakatakan meningkat sehingga mampu meneukupi kebutuhan hidup sesuai standar kehidupanyang layak. Seiring dengan itu masyarakat tidak akan meneari tambahan penghasilan diluar mata peneaharian utamanya seperti misalnya berburu songgah. Songgah lebih bijakditempatkan sebagai aset budaya dalam upaya menjaga kesehatan masyarakat lokal.D. Pengaruh Tumbuhan Songgah Pada LingkunganAspek lingkungan yang diteliti dalam kegiatan ini meliputi kondisi biofisik , iklimmikro, kesuburan tanah , tingkat perkembangan tanah dan simpanan karbon . Aspeklingkungan tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh keberadaan tumbuhansonggah terhadap lingkungannya. Hasil analisis terhadap aspek lingkungan dilakukandengan mengambil sampel pada dua kelompok plot pengamatan, yaitu plot yang terdapattumbuhan songgah dan plot yang tidak terdapat tumbuhan songgah sebagai kontrol.Hasil pengamatan diuraikan sebagai berikut :a. Kondisi biofisikPengamatan kondisi biofisik dilakukan pada dua plot, yaitu plot dengan tumbuhansonggah (A) dan plot tanpa tumbuhan songgah sebagai kontrol (8). Parameterbiofisik yang diamati di antaranya adalah kondisi tanah, hidrologi, batuan , kemiringanlereng , serta penutupan lahan . Hasll identifikasi biofisik menunjukkan bahwatumbuhan songgah tumbuh pad a daerah dengan kemiringan lereng yang datarhingga landai (0-8%), berbatu-batu, dekat alur sungai, dekat pantai, ketebalan tanahrelatif tipis (0-30 em) , penutupan lahan sedang hingga rapat. Hal ini agak berbedadengan kontrol, dimana lokasinya tidak banyak singkapan batuan dan tanahnyarelatif lebih tebal (> 50 em).Seeara fisiologi, lokasi penelitian berada pada dataran kaki pergunungan 8eliling(Analisis Land System NT8, Repprot, 1986). Jenis batuan yang mendominasi adalahandesit dan basalt. Penampakan hidrologi terlihat pada banyaknya alur sungai disekitar lokasi penelitian yang hanya terisi pada sa at terjadi hujan. Tanah di lokasipenelitian termasuk dalam klasifikasi kompleks Haplustults, Dystropepts danHaplustalfs. Sebagai lahan yang berada di dataran pantai, kebanyakan teksturtanahnya mempunyai kandungan pasir yang relatif banyak (> 35%). Hal ini30


- . berpengaruh pada kemampuan tanah dalam menyimpan air. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pada lokasi yang terdapat tumbuhan songgah (plot A) laJ uinfiltrasinya yang sedikit lebih besar dari pada lokasi tanpa tumbuhan songgah (plotB). Sedangkan kapas itas infiltrasinya mempunyai nilai yang sebaliknya, yaitu padaplot A lebih kecil dibandingkan plot B. Hasil pengukuran infiltrasi di lokasi penelitiandapat dilihat pada Gambar 6.G.Ou!I i ~' Iii r;(jE~ 5.0.~.; J 0S~ 3.0"~ .' JI ,oor>oGambar 6. Hasil pengukuran infiltrasi di di Desa Hu'ub. Iklim mikroParameter iklim mikro yang dianalisis adalah suhu tanah , kelembaban tanah, suhuudara dan kelembaban udara. Hasil analisis menunjukkan bahwa pada plot dengantumbuhan songgah (A) suhu udara, kelembaban udara, dan suhu tanah lebih rendahdibandingkan pada plot tanpa tumbuhan songgah (B) dengan selisih masing-masing1,3 °C, 1,4 % dan 0,2 °C Hal ini dapat dilihat pada Gambar 7.83 .6 25302S .7 28,0 23.2'S ulH! t.)ll."fh ( C!Gambar 7. Hasil pengukuran suhu udara, kelembaban udaradan suhu tanah di Desa Hu'u31


.. . Lebih rendahnY:


• Tabel di atas menunjukkan bahwa kondisi kesuburan pada plot A dan B relatifsama. Hal ini selain dilihat dari nilai-nilai parameter juga dilihat dari harkat nilai padamasing-masing plot. Beberapa parameter yang mempunyai nilai dan harkat berbedaantara lain pada kedalaman solum tanah, N-Total, C-Organik, P 2 0 S , dan KTK. Padaplot A, kedalaman solum lebih rendah daripada plot B. Hal ini disebabkan karenapad a plot A terdapat banyak singkapan batuan yang muncul pada kedalamantertentu.Pad a plot A, nilai N-Total, C-Organik, P 2 0 S sedikit berada di atas plot B, sedangkanuntuk nilai KTK, plot B jauh lebih tinggi dari plot A. Namun demikian, secara umumdapat dikatakan bahwa kesuburan tanah pada plot A dan B sama-sama mempunyaikesuburan yang kurang baik karena sebagian besar parameter mempunyai nilaiekstrim , baik sangat rendah maupun sangat tinggi. Apabila dihubungkan denganklasifikasi tanah di lokasi penelitian, maka kemungkinan tanah ini termasuk bagiandari jenis Dystropepts, yaitu tanah yang berkembang dengan kesuburan rendah.Pada unsur hara makro, parameter kesuburan mempunyai nilai yang sangat tinggisedangkan pad a unsur kesuburan mikro nilai parameter mempunyai nilai yangsangat rendah sehingga mempengaruhi pertumbuhan tanaman yang ada di lokasitersebut. Berdasarkan hasil survei, jenis tumbuhan yang ada pad a lokasi penelitianmengalami pertumbuhan yang kurang baik, yaitu seperti daun berwarna pucat sertadiameter batang dan daun yang kecil. Menurut Winarso (2005), hal ini merupakansalah satu ciri tumbuhan kekurangan unsur hara mikro.d. Tingkat perkembangan tanahTingkat perkembangan tanah dapat dilihat dari perkembangan profil tanah di lokasipenelitian. Dari pengamatan terhadap profil tanah di lokasi penelitian, pad a plot yangterdapat tumbuhan songgah (plot A) masing-masing profil mempunyai karakteristikyang hampir sama yaitu terdiri dari dua lapisan (horison A dan B), sedangkan padaplot tanpa tumbuhan songgah (B) mempunyai tiga lapisan namun lapisan atasnyabukan berupa horizon A murni namun merupakan horison pengolahan (Ap). Plot Amaupun plot B dapat dikatakan termasuk tanah yang sudah berkembang, yaitudicirikan oleh adanya diferensiasi horison, yaitu dari horison A dan B. Adanya horisonB selain dikenali dengan perbedaan kekerasan tanah pada saat pengenalan profiljuga diperkuat dengan hasil analisis tanah , dimana pada horizon B terdapat kenaikannilai persentase liat yang selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. lIustrasi lapisantanah pada masing-masing plot dapat dilihat pada Gambar 8.33


· .- AR 5 emA >-J3em A 13 em-28 emB 13,5 em B21 em~ O"mAA~BB~Gambar 8. IIustrasi lapisan tanah pad a plot A (dengan tumbuhan songgah)dan plot B (tanpa tumbuhan songgah) di Desa Hu'u15 eme. Simpanan karbonAnalisis terhadap simpanan karbon dllakukan dengan dua cara, yaitu simpanankarbon yang berasal dari tumbuhan songgah dan simpanan karbon yang berasal daritanah. Analisis terhadap simpanan karbon yang berasal dari tumbuhan songgahdilakukan pad a tiga plot pengukuran tanaman songga. Pengukuran dilakukan denganmenggunakan metode Vademicum Kehutanan (1976). Hasil analisis dapat dilihatpada Tabel 13.Tabel 13. Hasil pengukuran biomassa dan stok karbon pad a tanaman songgadi Desa Hu'uNo Plot Biomassa Karbon (ton/ha)1 I 0,08 0,042 II 0,15 0,073 III 3,67 1,65Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa biomassa dan stok karbon terbesar adapada plot pengukuran III, dimana pada plot tersebut dapat menyimpan karbonsebesar 1,65 ton/ha, sedangkan yang paling kecil adalah pada plot I. Selaindisebabkan jumlah tanaman songgah yang lebih banyak, ukuran tinggi dan diameterkayu songgah yang ada di plot III juga lebih besar sehingga biomassa dan simpanankarbonnya juga lebih besar.Pad a pengukuran simpanan karbon yang berasal dari tanah, pengukuran dilakukandengan menggunakan anal isis C-organik dari sampel tanah yang diambil pada plotdengan tegakan karbon dan plot tanpa tegakan karbon. Hasil anal isis dapat dilihatpada Gambar 9.34


... -;;.r;-- c160140 1201001J3 .! E80c 6 1.660.D 60, •• 1::;'" 40 - . :';200A 8- -'-,A. Oengan tumbuhan so nggah 8 . TJnpil tumbuhan songgahGambar 9. Hasil Analisis karbon pada plot dengan tumbuhan songgahdan tanpa tumbuhan songgah di Desa Hu 'uHasil analisis di atas menunjukkan bahwa nilai simpanan karbon tanah pada plotdengan tumbuhan songgah (A) lebih tinggi bila dibandingkan dengan plot tanpatumbuhan songgah (B) , dim ana nliai simpanan karbon pada plot A adalah 143,1ton/ha sedangkan pada plot B adalah 61 ,66 ton/ha. Hal ini dapat dikatakan bahwaadanya tumbuhan songgah telah menyebabkan nilai simpanan karbonnya menjadilebih besar. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya akar songgah yang mampumenembus lapisan tanah sampai ke bawah sehingga menambah unsur karbondalam tanah mengingat hasil analisis kimia terhadap akar karbon menunjukkanbahwa senyawa karbon dalam akar karbon adalah sebesar 22,94 % dalam tiapsatuan akar.E. Teknik Pembibitan Tumbuhan SonggahSilvikultur intensif meliputi kegiatan pen ana man yang bertujuan mendapatkan produksitinggi yang dicapai melalui penyediaan bibit yang bermutu tinggi (unggul), pemanfaatanlahan secara optimal dan manipulasi tempat tumbuh yang diterapkan pada saatpelaksanaan penanaman dan pemeliharaan guna menghasilkan produksi secara lestari(BPTH, 2006). Pembibitan merupakan rangkaian kegiatan silvikultur yang bertujuan untukmenyediakan bibit yang bermutu tinggi. Demikian pula dengan kegiatan pembibitantumbuhan songgah dimaksudkan untuk mengetahui teknik pembibitan yang tepat.Pembibitan tumbuhan songgah dilakukan secara generatif yaitu dengan biji dan vegetatifyaitu dengan stek . Pembibitan melalui stek mengalami perkembangan yaitu denganmengamati tunas yang tumbuh dari batang stek tersebut. Tunas tumbuh terlihat padamur 14 hari setelah stek ditanam pada polybag tersebut. Rata-rata prosentase hidup,li nggi dan diameter tunas pada stek dari 3 ulangan dengan masing-masing ulangan35


.. sebanyak 30 stek dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar tersebut menjelaskan bahwastek batang ditanam pada polybag dengan media berbeda yaitu campuran tanah tanpapupuk/kontrol (PO) dan campuran tanah dengan pupuk kandang (P1). Pengukuran Idilakukan pada umur tunas 8 minggu 4 hari, pengukuran II dan III masing-masing 2 bulan10 hari dan 4 bulan 3 hari setelah penanaman Prosentase hidup tanpa pupuk (PO) padapengukuran III mengalami penurunan 11,11 % dari pengukuran sebelumnya dengan rataratatinggi dan diameter cenderung stabil sedangkan dengan pupuk (P1) prosentasehidupnya mengalami peningkatan 2,22 % dengan rata-rata tinggi juga mengalamipeningkatan tetapi rata-rata diameter mengalami penurunan. Hal ini menunjukkan bahwadengan media campuran tanah dan pupuk kandang dapat meningkatkan pertumbuhanbibit songgah dari stek ..=1. 025.2 0~l '._ 'Jo ()~_____ P I1 0-,0'"'J rI'~ ( • .1g OJE-g O.?• PO0 1o'"Peng uk.ur.l nI"Gambar 10. Rata-rata prosentase hidup, tinggi dan diameter tunas pada stek songgahPembuatan bibit selain dari stek juga menggunakan biji , media yang digunakansama yaitu campuran tanah tanpa pupuk (PO) dan campuran tanah dengan pupukkandang (P1). Biji berkecambah ditandai dengan tumbuhnya batang dan daun sepertiditunjukkan pada Gambar 11 ,36


eo •Gambar 11. Pertumbuhan stek dan biji songgahAdapun rata-rata tinggi dan prosentase hidup kecambah biji songgah pada polybag dari 3ulangan dengan masing-masing ulangan 50 biji dapat dilihat pada Gambar 12 .700060.0050 00~ 40.00Z 30.00~ PcngLlk uran 1II PC ll guku ( Jll 2-, PClllil,lj.., ur .1n 320.0010.000 .00T T %POPIPefl.1ku.:mGambar 12. Rata-rata tinggi dan prosentase hidup kecambah biji songgah.Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa rata-rata prosentase hidupkecambah biji songgah setelah 8 minggu pada PO lebih besar dari P1 , sedangkan rataratatinggi pada P1 mengalami penurunan Hal ini diduga pada P1 terdapat campuranpupuk kandang yang menyebabkan kelembaban pada media tinggi sehingga bijiberkecambah lebih lambat daripada biji pad a PO.37


-. 111.2. Kabupaten Buleleng, Propinsi BaliA. Potensi Tumbuhan SonggahPengukuran potensi dimaksudkan untuk mengetahui jumlah tegakan atau stokyang tersisa di alam, Pengukuran potensi meliputi inventarisasi dan pengukuran dimensitumbuhan songgah, Gambar 13, merupakan gambaran jumlah individu dan dimensitumbuhan songgah yang berhasil diukur dari total luasan 1,200 m 2 ,35302520IS10o3Petak peng


· , lempung, lempung berpasir, lempung berliat dan pasir berlempung dengan pH tanahrata-rata dalam kondisi netral yaitu berkisar antara 6,5 -7,2. Kandungan N pad aketiga petak menunjukkan rendah - sedang (0,17 - 0,3 1 %) sedangkan C organikpada menunjukkan kelas sedang - tinggi (1, 61 - 4,25 %)2) Kondisi IklimKondisi iklim di lokasi penelitian diperoleh dari hasil analisis data curah hujan tahun1989-2008 dari BMKG Propinsi Bali di stasiun Sumber Klampok yang merupakanstasiun terdekat dengan lokasi penelitian. Hasil analisis menunjukkan bahwa tipeiklimnya adalah E (agak kering) dengan rata-rata bulan kering 5,65 dan rata-rata bulanbasah 5,05 sehingga nilai gradientnya adalah 111 ,9. Curah hujan rata-rata tahunsebesar 1.190 mm. Hujan terbesar terjadi pada 417,5 mm yang terjadi pada bulanFebruari 2004. Hasil analisis selengkapanya dapat dilihat pada Tabel14.Tabel14. Hasil analisis data curah hujan di Stasiun Sumber Klampok Tahun 1989-2008Tahun Ja n Feb Mart Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des1989 231 224 166 70 149 127 70 9 66 42 109 931990 165 113 124 41 89 20 47 7 34 9 2 1691991 208 281 33 188 17 0 0 0 11 0 63 741992 193 179 146 181 10 0 0 0 13 0 112 1671993 256 160 103 87 21 34 14 0 0 0 25 1901994 390 389 231 86 38 5 0 0 0 14 30 2621995 106 276 399 67 55 35 18 2 0 30 105 2141996 136 156 149 88 0 11 8 16 2 37 158 1751997 189 121 42 101 16 9 19 0 93 12 25 1491998 244 138 131 150 36 75 96 19 21 153 145 3341999 181 356 .5 210 194 36 46 22 30 0 104 210 2132000 104.5 159 206 152.5 155.5 30 2 0 18 104 123.5 93 .52001 215.5 86 114.5 118.5 54.5 87.5 74 0 49 30 98.5 227.52002 218 253.5 184.5 138.5 21 0 0 9 46 0 44 1292003 265 366.5 123.5 86 198 52 .5 0 0 39 4 56 1732004 332 417 .5 220 90 43.5 6 1.5 6 41 0 33.5 102.52005 42 115 289 155 53 10 14 260 0 8 19 5832006 264 282 199 130 24 0 0 0 0 67 7 2252007 34 122 369 152 62 45 8 0 12 45 22 1732008 147 214 215 149 76 2 0 17 33 188 112 302Jumlah 3921 4409 3654.5 2424.5 1154.5 595 393.5 375 478 847 1499.5 4048 .5Rata2 196.1 220.5 182.7 121.2 57.7 29.8 19.7 18.8 23 .9 42.4 75.0 202.4Total135682087510018901445130793677615421602.51148.51155.5104351363.51293.5154811981044145523800119039


• 3) Kondisi vegetasiKayu songgah (Strychnos lucida R.BR ) atau yang sering juga disebut kayu ular, kayupait merupakan tanaman semak, berkayu dengan rata-rata tinggi 2 meter dan tumbuhtegak. Songgah sendiri sudah mulai dikenal sebagai tanaman obat terutama obatmalaria. Bagian yang sering digunakan adalah kayunya, meskipun bag ian lain jugabisa digunakan. Pengambilan sampel petak ukur dilakukan pada Taman Nasional BaliBarat Dusun Batu Licin, Desa Prapat Agung, Kec. Gerokgak. Pengambilan sam pel inidiperlukan untuk analisis vegetasi, sehingga dapat diketahui struktur tegakan dan jenistegakan di sekitar tempat tumbuh songgah. Pada anal isis vegetasi, dapat diketahuikerapatan (individu/Ha), frekuensi dan dominansi (m 2 /Ha) dan indeks nilai penting darimasing-masing jenis.Dalam penelitian digunakan metode petak ukur kuadrat dengan jarak antar petak ukur100 m . untuk tingkat pohon sebesar 20 m x 20 m, tiang 10 m x10 m, pancang 5 m x 5m, dan semai 2 m x 2 m. Jumlah petak ukur yang diambil sebanyak 3 petak ukur.Berikut merupakan hasil perhitungan INP dari tiap tingkatan vegetasi.Tabel 15. Hasil Analisa Vegetasi pada Tingkat Pohon di Dusun Batu Licin, BaliNoNamaLokalJenis KR FR DR INPNama Botani %1 Talok Grewia koordersiana 87.5 87.5 91.08 253.58Cinnamomum iners Reinw. ex.2 Ki Tejo BI. 12.5 12.5 8.92 46.42Jumlah 100 100 100 300Tabel16. Hasil Analisa Vegetasi pada Tingkat Tiang di Dusun Batu Licin, BaliNoJenis KR FR DR INPNama Lokal Nama Botani %1 Kayu Pait Strychnos lucida R.Br. 27.66 17 .65 4.89 50.192 Putian S}'mQlocos javanica Kurz 31.91 17.65 9.13 58.693 Kapasan Croton argyratus Blume 12.77 11.76 18.16 42.694 Talok Grewia koordersiana 8.51 17.65 49.74 75.905 Serut Streblus asper 6.38 5.88 12.44 24.70(Retzius). Louleira6 Pule Pandak Alstonia spectabiIJis 4.26 5.88 0.44 10.587 Walikukun Shoutenia ovata 2.13 5.88 0.13 8.148 Ka~alan Hoya latifoliaG. Don. 2.13 5.88 0.58 8.599 Ket-Ket Rubus lineatus 2.13 5.88 2.48 10.4910 Trenggayungan Grewia sp. 2.13 5.88 2.02 10.03Jumlah 100 100 100 30040


· .Tabel17. Hasil Analisa Vegetasi pada Tingkat Pancang di Dusun Batu Licin, BaliNoJenis KR FR DR INPNama Lokal Nama Botani %1 Kayu Pait Strychnos lucida R.Br. 100 100 100 300Jumlah 100 100 100 300Tabel 18. Hasil Analisa Vegetasi pada Tingkat Semai di Dusun Batu Licin , BaliNoNamaLokalJenis KR FR INPNama Botani %1 Kayu Pait Strychnos lucida R.Br. 50 50 1002 Putian Symplocos javanica Kurz 50 50 100Jumlah 100 100 200Pada ketiga petak ukur dapat dilihat bahwa songgah memiliki persebaran yang cukupbanyak, dengan nilai INP pada tingkatan semai sebesar 100 % yang berarti songgahmemiliki permudaan yang cukup baik pada daerah ini. Pad a tingkat pancang, dapatdikatakan didominasi oleh songgah dimana nilai INP-nya sebesar 300 %. Untuktingkatan tiang, besaran INP songgah sebesar 50,14 % dan berada pada urutan ke 3tertinggi INP selain Talok (Grewia koordersiana) dan Putian (Symplocos javanicaKurz). Dalam tingkatan pohon, tidak didapatkan jenis kayu paitlsonggah . karena jenisini termasuk tanaman berkayu bukan pohon. Nilai INP yang cukup besar menandakan bahwa keberadaan tanaman songgah ini memiliki nilai yang cukup penting bagi sistem ekologi pada daerah penelitian. Songgahmuncul pad a setiap petak penelitian meskipun hanya terdapat pada 3 tingkatantanaman. Hal ini menunjukkan adanya kesesuaian jenis songgah dengan tempattumbuh. Selain songgah pada setiap petak ukur terdapat pula tanaman kapalan (Hoyalatifolia G.Don.), pule pandak, talok (Grewia koordersiana) dan putian (Symp/ocosjavanica Kurz), hal ini menandakan songgah dapat tumbuh dan beradaptasi dengantanaman-tanaman tersebut. Songgah merupakan tanaman yang heterogen, di manajenis ini tidak terlalu mendominasi pada tingkat tiang yang dapat dilihat dari nilaidominansi relatif tidak terlalu besar. Untuk tingkat pancang pada petak ukur didominasioleh songgah, begitu pula pada tingkat semai. Dapat dikatakan permudaan songgahpada daerah Batu licin ini berlangsung dengan baik. Apabila songgah ini hilang makadapat dikatakan ekosistemnya menjadi terganggu.41


.. C. Pemanfaatan Tumbuhan SonggahSongga merupakan istilah lokal di Dompu dan Bima untuk menyebut bidara laut.Penyebutan istilah tersebut oleh masyarakat Bali juga berbeda. Masyarakat Balimenyebutnya bidara laut dengan istilah kayu pait. Persebaran kayu pait banyak terdapatdi sekitar kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB) terutama di pantai utara Bali .Sebaran tumbuhan songgah antara lain berada di hutan musim sepanjang Prapat Agung ,Banyuwedang , Labuhan Lalang , Teluk Trima, Sumber Klampok, Cekik, sampai SumberSari . Kayu pait banyak dikenal masyarakat di daerah permukiman di sekitar TNBB, salahsatunya di Desa Sumber Klampok, tempat dimana peneliti melaksanakan penelitian .Desa Sumber Klampok merupakan desa enclave di dalam kawasan TNBB. Desa SumberKlampok masuk dalam Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Bagi masyarakatDesa Sumber Klampok kayu pait telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, didapatkan informasi bahwa kayu pa ittelah dikonsumsi secara turun temurun oleh masyarakat Sumber Klampok. Masyarakatmemanfaatkan kayu pait baik dalam upaya pencegahan maupun pengobatan penyakit.Seperti halnya di Hu'u, Kabupaten Dompu, pengetahuan mengenai khasiat kayupait di Desa Sumber Klampok berasal dari proses kreatif masyarakat dalam berinteraksidengan alam . Interaksi yang intens dengan alam memunculkan pemahaman mengenaitumbuhan-tumbuhan tertentu yang memiliki khasiat obat, salah satunya kayu pait. Hasilinteraksi tersebut menumbuhkan hubungan yang bersifat mutualisme. Masyarakatmemanfaatkan beragam tumbuhan yang ada untuk berbagai keperluan, namun di sisi lainmasyarakat juga menjaga keberadaan lingkungan alamnya agar tidak mengalamikerusakan dan terus dapat dimanfaatkan. Masyarakat Sumber Klampok memanfaatkankayu pait untuk mengobati berbagai penyakit. Menurut penuturan beberapa warga ,penyakit yang dapat diobati dengan kayu pait antara lain asma, darah tinggi , maag,kencing manis, malaria, pegal linu, badan lemah lesu, penambah stamina, gatal-gatal,anti nyamuk. Di samping khasiat tersebut, songga masih memiliki banyak khasiat lain .Dalam pemanfaatan kayu pait , masyarakat mendefinisikan khasiatnya menurutbagian-bagian tanaman kayu pait. Pendefinisian khasiat bagian-bagian kayu pait sendirisesuai dengan pengalaman masing-masing orang sehingga memiliki keberagamanpendapat. Dari wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa bag ian yang dapatdimanfaatkan untuk bahan obat hampir mencakup seluruh bagian tanaman. Namun,mayoritas masyarakat Sumber Klampok lebih banyak menggunakan batangnya daripadabagian lain. Dari hasil wawancara terhadap 30 sampel respond en diperoleh bahwa 60 %responden menggunakan batang kayu paitnya saja untuk keperluan pengobatan. Jikaditambah dengan mereka yang menambahkan jawabannya dengan selain batang kayu42


... pait, maka jumlahnya meneapai 23 orang atau 76,7% dari sam pel. Responden yangmelakukan pengobatan dengan menggunakan bag ian tanaman yang lain memiliki jumlahdan prosentase yang relatif kecil. Responden ada yang menggunakan kulitnya saja untukpengobatan dengan jumlah 5 responden atau 16,7% dari sampel yang diteliti. Selain ituada juga yang memakai bijinya saja untuk pengobatan berjumlah 2 orang atau 2,7% darisampel. Sementara itu responden yang memakai batang dan biji sejumlah 3 orang atau10% dari sampel. Responden yang memakai batang, biji dan kulit sejumlah 2 orang atau2,7% dari sam pel. Di Sumber Klampok tidak ada responden yang menggunakan akarsonggah untuk pengobatan . Hal itu berlaku juga untuk penggunaan akar dengantambahan bagian tanaman yang lain seperti batang , biji, maupun daun. Bagiantumbuhan songgah yang dimanfaatkan oleh responden dapat dilihat pada Tabel19.Tabel 19. Bagian yang dimanfaatkan untuk pengobatan di Desa Sumber KlampokBijiBagian yang dikonsumsiJumlah%2 2,7Batang 18 60Batang, biji 3Batang, kulitBatang, biji, kulit 2Kulit 5Akar, biji100 02,716,70 0Akar, batang 0 0Akar, batang, biji 0 0Akar, batang, biji, kulit 0Akar, batang, biji, daun, kulit 0 0Sumber: Ana!Jsls data prtmerJumlah 30 1000Pemanfaatan kayu pait menggunakan eara yang hampir sama, yaitu dengan earadiminum seeara langsung (buah), juga dengan eara direbus (kulit kayu, batang).Sebagian masyarakat memanfaatkannya sebagai obat, bukan untuk peneegahan,dengan intensitas pemakaian rata-rata 2-3 kali seminggu dan diminum setiap pagi dansore. Masyarakat mengambil kayu songgah rata-rata sepanjang 10 em dari kawasanhutan yang ada di sekitar tempat tinggalnya.43


.. . Upaya pelestarian kayu pait sangat membutuhkan peran serta masyarakatSumber Klampok . Sejatinya masyarakat Sumber Klampok harus menjadi tulangpunggung dalam upaya pelestarian kayu pait. Hal ini senada dengan temuan penelitianyang dilakukan oleh tim peneliti . Masyarakat Sumber Klampok ternyata memiliki peranyang cukup siginifikan dalam upaya pelestarian tanaman kayu pait. Kawasan desaSumber Klampok memang berada dalam kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB) ,namun mereka sangat menjaga kelestarian alam di kawasan ini. Dari hasil wawancaradengan petugas TNBB yang kemudian diklarifikasi kepada warga masyarakat SumberKlampok didapatkan informasi bahwa pada tahun 2000-an, atau bertepatan dengan awalreformasi terjadi banyak pencurian kayu dan sumber daya hutan lainnya di kawasanTNBB. Namun dari sekian banyak pencurian yang terjadi, sebagian besar dilakukan olehmasyarakat dari luar Sumber Klampok. Mereka kebanyakan berasal dari seberang(Jawa) Salah satu yang menjadi incaran adalah kayu pait. Kayu pait banyak diincarkarena khasiatnya sudah dikenal luas oleh masyarakat, bahkan sampai ke pulau Jawa.Tim peneliti kemudian melakukan penelusuran di lapangan. Dari hasil penelusurantersebut didapatkan jejak pencurian berupa kayu pait yang dipotong dan menyisakanbanyak terubusan berukuran kecil.Masyarakat Sumber Klampok sendiri memanfaatkan kayu pait dalam keseharianmereka. Namun pemakaian kayu pait hanya sebatas untuk keperluan mereka sendiri,yaitu untuk mengobati penyakit yang mereka derita. Di Sumber Klampok, masyarakatlebih banyak memanfaatkan batang kayu paitnya daripada bijinya. Meskipun begitudalam pemakaiannya masyarakat hanya membatasi diri untuk keperluan pengobatandengan kuantitas seperlunya. Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwamasyarakat tidak memiliki tendensi ekonomi dalam memandang kayu pait. Pihak-pihakyang memanfaatkan kayu pait demi kepentingan ekonomi justru datang dari luar desaSumber Klampok . ltupun hanya berlangsung beberapa tahun pasca reformasi, akhir-akhirini hal tersebut sudah tidak nampak lagi. Berkat kesadaran masyarakat yang diiringidengan partisipasi masyarakat dalam upaya menjaga kelestarian hutan, lingkungan dikawasan TNBB tetap terjaga kelestariannya. Ketegasan pihak petugas TNBB dalammenangani setiap upaya gangguan terhadap ekosistem juga sangat berperan dalammenjaga kelestariannya.Pelestarian kayu pait di TI\JBB selama ini lebih banyak menggunakan pendekatankeamanan , baik dengan mengandalkan patroli dari para petugas, maupun melibatkanmasyarakat sekitar TNBB. Sejalan dengan itu, perlu dikembangkan upaya untukmelestarikan kayu pait dengan langkah yang lebih maju. Salah satu jalan yang layakdiupayakan adalah dengan membudidayakan kayu pait. Budidaya kayu pait minimal44


.. . memiliki dua sasaran yang saling berkaitan, Penama , mengantisipasi pihak-pihak yangberniat mengambil kayu pait di kawasan untuk kepentingan pribadi, Kedua, untukmeningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar kawasan, Untuk sasaran yang kedua,budidaya dapat dilakukan di lahan milik masyarakaL Sebagaimana diketahui, kayu paitmemiliki nilai ekonomi yang eukup menjanjikan jika dikelola dengan manajemen yangbaik, Jika masyarakat melakukan budidaya kayu pait dengan diberikan keterampilanmanajemen pemasaran yang memadai sehingga memberikan manfaat ekonomi, makamasyarakat tidak akan masuk ke kawasan untuk mengambil kayu pait karenaketersediaannya di lahan milik sudah meneukupi Sejauh wawaneara yang penelitilakukan terhadap masyarakat dan pihak TNBB didapatkan informasi bahwa budidayakayu pait belum pernah dilakukan oleh kedua belah pihak, Upaya melakukan budidayasudah pernah dilakukan oleh pihak TNBB, namun belum ditemukan teknologi yang tepatagar tanaman kayu pait berhasil tumbuh dengan baik,D. Pengaruh Tumbuhan Songgah Pada LingkunganAspek lingkungan yang diteliti dalam kegiatan ini meliputi kondisi biofisik, iklim mikro,kesuburan tanah, tingkat perkembangan tanah dan simpanan karbon, Aspek lingkungantersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh keberadaan tumbuhan songgahterhadap lingkungannya, Hasil analisis terhadap aspek lingkungan dilakukan denganmengambil sampel pada dua kelompok plot pengamatan, yaitu plot yang terdapattumbuhan songgah dan plot yang tidak terdapat tumbuhan songgah sebagai kontrol.Hasil pengamatan diuraikan sebagai berikut :a, Kondisi biofisikPengamatan kondisi biofisik dilakukan pada dua plot, yaitu plot dengan tumbuhansonggah (A) dan plot tanpa tumbuhan songgah sebagai kontrol (B), Parameterbiofisik yang diamati di antaranya adalah kondisi tanah, hidrologi, batuan, kemiringanlereng, serta penutupan lahan, Hasil identifikasi biofisik menunjukkan bahwatumbuhan songgah tumbuh pada daerah dengan kemiringan lereng yang datarhingga landai, dekat pantai, ketebalan tanah relatif tipis (0-30 em), penutupan lahansedang hingga rapat. Hal ini tidak berbeda dengan lokasi kontrol. Hanya saja padalokasi kontrol tanahnya lebih lembab dan berwarna lebih gelap,Berdasarkan Analisis Land System NTB (Repprot, 1986), seeara fisiologi lokasipenelitian berada pada teras kars (tilted strongly dissected karstic terraces in dryareas) Jenis batuan yang mendominasi adalah limestone dan marl. Tidak adapenampakan hidrologi di sekitar lokasi penelitian keeuali pantai yang berada tidakjauh dari lokasi penelitian, Tanah di lokasi penelitian termasuk dalam klasifikasi45


•kompleks Calciustolls, Usthorthents, Haplustalfs. Sebagai lahan yang berada didataran pantai , kebanyakan tekstur tanahnya mempunyai kandungan pasir yangrelatif banyak (40-79%). Hal ini berpengaruh pada kemampuan tanah dalammenyimpan air. Tanah yang berpasir akan lebih cepat melolaskan air dibandingkantanah berlempung. Hasil pengukuran infiltrasi di lokasi penelitian dapat dilihat padaGambar 14 .0 0.1OOa -;; ~ 003 S ~ SOO1 0.0 3£


· .7 230.0 2 ~ 30 0 29Gambar 15. Hasil pengukuran suhu udara, kelembaban udaradan suhu tanah di Desa Prapat Agung , Balic. Kesuburan tanahKesuburan merupakan parameter yang dilihat untuk mengetahui pengaruh tumbuhansonggah terhadap lingkungan. Hasil analisis kesuburan tanah pada plot yangterdapat tumbuhan songgah (A) dan plot tanpa tumbuhan songgah (B) dapat dilihatpada Tabel 20.Tabel 20. Hasil analisis kesuburan tanah di Oesa Prapat AgungParameterKedalamansolum tanahRata-rata Nilai dalam plotHarkat dalam plotA B A B20 - 29 18 Sangat Oangkal Sangat OangkalpH H 2 O 6,89 8,79 Netral Agak alkalisN-Total (%) 0,24 0,19 Rendah RendahC-Org (%) 2,75 5,32 Sedang Sangat tinggiKTK(cmoil1 OOg r)Permeabilitas (cm/jam)26,23 26,20 Tinggi Tinggi145,23 24,10 Cepat CepatTabel di atas menunjukkan bahwa kondisi kesuburan pada plot A relatif lebih baikdibandingkan kesuburan pada plot B. Hal ini ditunjukkan oleh adanya parameter yangmempunyai harkat sedang (netral) yaitu pada pH dan C-Organik, serta nilai KTKyang tinggi. Nilai KTK yang tinggi berarti bahwa tanah pada lokasi A akan lebihbanyak menjerap dan menyediakan unsur hara dibandingkan tanah dengan KTKrendah. Pada plot B, parameter yang membuat kesuburan tanah lebih rendahdibandingkan plot A adalah pH yang agak alkalis dan C-organik yang sangat tinggi.47


· .pH tanah yang alkalis disebabkan oleh jenis batuan yang menyusun tanah plot B,yaitu jenis limestone yang termasuk dalam batuan yang bersifat basa. Adapunkandungan C-Organik yang sangat tinggi terse but kemungkinan disebabkan olehkelebaban tanah yang lebih tinggi dan banyaknya seresah pada plot B sehinggadekomposisi mineral yang terjadi lebih intensif.d. Tingkat perkembangan tanahTingkat perkembangan tanah dapat dilihat dari perkembangan profil tanah di lokasipenelitian. Dari pengamatan terhadap profil tanah di lokasi penelitian, baik pad a plotyang terdapat tumbuhan songgah (A) maupun plot yang tidak terdapat tumbuhansonggah (B) masing-masing profil mempunyai karakteristik yang hampir sama yaituterdiri dari dua lapisan (horison A dan B) meskipun ketebalan tanahnya sangat tipis,yaitu berkisar 0 - 30 em. Hal ini menunjukkan bahwa tanah di lokasi penelitian sudahberkembang karena sudah ada diferensiasi horizon. Adanya horison B selain dikenalidengan perbedaan kekerasan tanah pada saat pengenalan profil juga diperkuatdengan hasil analisis tanah, dimana pada horizon B terdapat kenaikan nilaipersentase liat yang selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. lIustrasi lapisan tanahpada masing-masing plot dapat dilihat pada Gambar 16.,---­- A 6em ,---­A (6 em A ~em A 6 c- r­AB itm f-B 14.5emB 15 em B~ B~1 sm ~.JA ~ B2emGambar 16. lIustrasi lapisan tanah pada plot A (dengan tumbuhan songgah)dan plot B (tanpa tumbuhan songgah) di Desa Prapat Agunge. Simpanan karbonAnalisis terhadap simpanan karbon dilakukan dengan dua eara, yaitu simpanankarbon yang berasal dari tumbuhan songgah dan simpanan karbon yang berasal daritanah. Analisis terhadap simpanan karbon yang berasal dari tumbuhan songgahdilakukan pada tiga plot pengukuran tanaman songga Pengukuran dilakukan denganmenggunakan metode Vademieum Kehutanan (1976). Hasil analisis dapat dilihatpada Tabel 21 . Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa biomassa dan stok karbon48


· , terbesar ada pada plot pengu kuran III , dimana pad a plot tersebut dapat menyimpankarbon sebesar 1,55 tontha , sedang kan yang pa ling kecil adalah pada plot I. Selaindisebabkan jumlah tanaman songgah yang lebih banyak , ukuran tinggi dan diameterkayu songgah yang ada di plot III juga lebih besar sehingga biomassa dan simpanankarbonnya juga lebih besar.Tabel21 . Hasil pengukuran biomassa dan stok karbon pada tanaman songgadi Dusun Batu LicinNo Plot Biomassa Karbon (tontha)1 I 2,25 1,012 II 2,42 1,093 III 3,45 1,55Pada pengukuran simpanan karbon yang berasal dari tanah, pengukuran dilakukandengan menggunakan analisis C-organik dari sampel tanah yang diambil pada plotdengan tegakan karbon dan plot tanpa tegakan karbon . Hasil analisis dapat dilihatpada Gambar 17 .30023 1.7250ro.s::....... 200c£c 0 .J:J'"""15010050149.520BA . Den gan tumbuhiln songgah B. Tanpo tumbuhan songgilhGambar 17. Hasil Analisis karbon pada plot dengan tumbuhan songgahdan tanpa tumbuhan songgah di Desa Prapat AgungHasil analisis di atas menunjukkan bahwa nilai simpanan karbon tanah pad a plottanpa tumbuhan songgah (B) lebih tinggi bila dibandingkan dengan plot dengantumbuhan songgah (A) , dimana nilai simpanan karbon pada plot B adalah 281 ,7tontha sedangkan pada plot B adalah 149,52 tontha . Hal ini berbeda dengan kond isikarbon tanah di Desa Hu'u, Kabupaten Dompu dimana plot A mempunyai simpanan49


· , karbon yang lebih besar disbanding plot B. Pada lokasi di Bali, kondisi inikemungkinan disebabkan pada plot B mempunyai seresah dan kelembaban tanahyang lebih besar dibandingan plot A sehingga dekomposisi tanah lebih intensif yangberakibat pada simpanan karbon tanah lebih besar. Dengan demikian dapatdikatakan bahwa adanya tumbuhan songgah tidak memberikan pengaruh terhadapsimpanan karbon tanah di suatu tempat.50


.. . IV. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan1. Potensi tumbuhan songgah di Desa Hu'u, Kabupaten Dompu dan Dusun BatuLicin, Kabupaten Buleleng berada pada tingkat pancang dan semai sehinggadapat dikatakan bahwa songgah mempunyai tingkat permudaan yang baik .Potensi senyawa kimia pad a tumbuhan songgah terdiri dari 32 jenis senyawakimia pada akar dan 34 jenis senyawa kimia pada daun.2. Analisis ekologi di Desa Hu'u, Kabupaten Dompu menunjukkan bahwa padatingkat pohon didominasi pune (Antedesma Buniius (L) Spreng) dengan INP84,30%, tingkat tiang adalah luhur (Schoutenia ovata Korth) yaitu 114,47%, sertapada tingkat pancang dan semai didominasi oleh songgah yaitu 139,28% dan141,48%; sedangkan INP di Batu Licin, Bali pada tingkat pohon didominasi ki tejo(Cinnamomum iners Reinw. ex. BI.) yaitu 253.58 %, tingkat tiang talok (Grewiakoordersiana) yaitu 75.90 % serta tingkat pancang dan semai adalah songgahyaitu 300% dan 100%.3. Pemanfaatan tumbuhan songgah di Desa Hu'u, Kabupaten Dompu sebagianbesar berasal dari biji (93%) dan sisanya dari bagian lain (batang, daun, akar),sedangkan di Desa Sumber Klampok, Kabupaten Buleleng sebagian besar (60%) memanfaatkan batang untuk pencegahan dan pengobatan penyakit.4. Adanya tumbuhan songgah tidak banyak berpengaruh pad a aspeklingkungan/kondisi biofisik, baik iklim mikro, kesuburan tanah, perkembangantanah maupun simpanan karbon .5. Hasil pembibitan tumbuhan songgah melalui stek dan biji diperoleh bahwa pad aumur 4 bulan bibit tanpa perlakuan (PO) mengalami penurunan prosentase hidup11,11 %, sedangkan bibit dengan perlakuan (p 1) mengalami kenaikan prosentasihidup sebesar 2,22 %.51


- . B. Saran1. Hasil penelitian memerlukan tidak lanjut untuk mengamankan potensi tumbuhansonggah agar keberadaannya di alam tetap lestari.2. Hasil penelitian memerlukan tindak lanjut berupa kajian terhadap pemanfaatantumbuhan songgah dalam kaitannya dengan pemanfaatan senyawa kimia yangterkandung dalam tumbuhan songgah untuk tujuan komersial.3. Hasil penelitian memerlukan tindak lanjut berupa pembudidayaan tumbuhansonggah dengan melibatkan masyarakat dan stake holder yang terkait.52


· -V. DAFTAR PUSTAKAAmzu, E. 2003. Pengembangan Tumbuhan Obat Berbasis Konsep Bioregional (AplikasiAzas Keunikan Sistem Kedirian) : Contoh Kasus Taman Nasional Meru Betiri, diJawa Timur. Makalah Individu Pengantar Falsafah Sains (PPS702) PogramPascasarjana / S3, Institut Pertanian BogorArsyad, S. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Institut Pertanian Bogor. BogorDarmawijaya, I. 1997. Klasifikasi Tanah, Dasar Teori Bagi Pene/iti Tanah dan PelaksananPertanian di Indonesia. Cetakan Ketiga. Gadjah Mada university Press.Yogyakarta.Dinas Kehutanan Provo NTB. 2007. Statistik Dinas Kehutanan Provinsi NTB Tahun 2006.Mataram. NTB.Ferianita, M. F. 2007. Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara. Jakarta.Hardjowigeno, S. 1987. IImu Tanah. Medyatama Sarana Prakarsa. Jakarta.Heriyanto, N.M., dan Endro Subiandono. 2007. Pemanfaatan jenis Tumbuhan Obat olehMasyarakat di Sekitar Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur. Info Hutan Vol IVNo. 5 Tahun 2007. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan KonservasiAlam. Bogor.Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid III. Badan Litbang Kehutanan.Departemen Kehutanan. Jakarta.Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1990 Tentang PengelolaanKawasan Lindung tanggal 25 Juli 1990. JakartaKomar, T. E. 2004. Pelestarian dan Pemanfaatan Keanekaragaman Flora. ProsidingEkspose Hasil-hasil Penelitian: Pemanfaatan Jasa Hutan dan Non Kayu BerbasisMasyarakat sebagai Solusi Peningkatan Produktivitas dan Pelestarian Hutan,Cisarua 12 Desember 2003. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan danKonservasi Alam. Bogor.Lindsay, J. M. 2000. Creating Legal Space for Community-based Management: Principlesand Dilemmas. Decentralization and Devolution of Forest Management in Asiaand the Pacific. M. Victor. Bangkok, RECOFTC: 23-38.Muktasam.dkk. 2006. Studi Dinamika Kebijakan Kehutanan di Nusa Tenggara: Peluangdan Tantangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perdesaan (P3P)Universitas Mataram.Nugroho, R. 2004. Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi dan Evaluasi. Jakarta,Gramedia.Rocher dalam George Ritzer dan Douglas J.Goodman. 2005. Teori Sosiologi Modern. hal127 -128. Prenada Media.Jakarta.Santhyami dan Dr.Endah Sulistyawati. 2009. Etnobotani Tumbuhan Obat olehMasyarakat Adat Kampung Dukuh, Garut, Jawa Barat. ITB. Bandung53


- , Seidman, A, R. B. Seidman, et al. 2001 . Penyusunan Rancangan Undang-Undang dalamPerubahan 50sial yang Oemokratis. Jakarta, ELiPS II.Sidiyasa, K. 1989. Mengenal Flora Langka 5awokecik (Manilkara kauki (L. ) Dubard)Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam . BogorSubarsono, A 2005. Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi. Yogyakarta.Pustaka Pelajar.Suharti, S. 2007. Konservasi Sumber Daya Hutan Melalui Pengembangan Usaha TaniWanafarma. Prosiding Ekspose Hasil-hasil Penelitian: Konservasi dan Rehabilitasi5umberdaya Hutan , Padang 20 September 2006. Pusat Penelitian danPengembangan Hutan dan Konservasi Alam. Bogar.Suharto, E. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Panduan Praktis Mengkaji Masalah danKebijakan 50sial. Bandung , Alfabeta .Winarso , S. 2005. Kesuburan Tanah : Oasar Kesehatan dan Kualitas Tanah. PenerbitGava Media. Yogyakarta .54


__Lampiran 1. Hasil Analisis Tanah di Desa Hu'uNoParameterKode SampelIA IB IIA liB lilA IVAp IVA IVB1 Ketebalan (em) 13 13.5 13 21 14 5 28.5 >152 pH H2O 6.17 5.98 5.83 5.92 5.6 6.18 5.98 6.023 KA (%) 24.95 2247 36.78 2702 32.74 20.04 2106 21 .364 N-Total (%) 0.18 0.17 0.19 0.23 0.34 0.22 0.07 0.075 C-Org (%) 2.59 1.96 2.85 1.56 3.62 247 041 0.616 BO (%) 447 3.38 4.91 2.69 6.24 4.26 9~ 1.057 P205 Bray (ppm) 8.57 8.22 15.25 10.28 18.16 10.96 11 .31 6.348 Pasir (%) 49.2 51.2 55.2 47.2 57.2 57.2 55 .2 35.2;-­9 Debu (%) 18.88 30.88 42 .88 40.88 40.88 32.88 42.88 25 .8810 liat (%) 31.92 17.92 1.92 11.92 1.92 9.92 1.92 38 .92lempunglempung liat lempung lempunglempung lempung11 Tekstur lempung (l) lempung (l) berpasirberpasir (SCl) berpasir (Sl) berpasir (Sl)berpasir (Sl) berliat (Cl)(Sl)12 KTK (emol/1 OOg) 22.2 174 25.8 30.2 254 27.8 29.8 30.213 K (emoll1 OOg) 1.02 106 115 0.63 1.32 2.76 145 0.9214 Na (emoll1 OOg) 0.99 2.5 3.49 5.16 6.07 9.88 6.92 9.0115 Ca (emoll1 OOg) 12.49 13.39 12.69 5.82 15.79 15.89 7.01 12.2916 Mg (emoll1 OOg) 3.92 4.32 4.22 2.35 5.1 5.02 3.2 3.817 KB (%) 0.83 1.22 0.84 0.46 1.11 1.21 0.62 0.8618 Fe (ppm) 7.6 7 8.8 74 11.4 10.6 9 7.819 Mn (ppm) 21.2 19.8 22.8 15.2 35.2 25 .8 5.2 9.420 Cu (ppm) 1 1 0.8 1.4 1.4 2.2 1.8 2.221 Zn (ppm) 04 1 2 1 1.2 3.2 1 1.822 S (ppm) 505 442 4.42 2.53 6.31 5.68 2.53 1.26Permeabilitas23 (em/jam} ___ 3.66 '--­ __ ~94~9j).~ 7.55 4.07 2412.52 92.47 56.62- _ . _---­ - - _ ._-­ -t55


Lampiran 2. Hasil Analisis Tanah di Desa Prapat AgungNoParameterKode SampelIA IB IIA IIAB liB lilA IIIB IVA IVB1 Ketebalan (em) 6 14.5 6 7 16 5 15 6 122 pH H2O 7.22 6.54 6.88 6.71 6.69 7.36 6.83 8.7 8.883 KA (%) 15.55 16.64 14.9 18.4 18.81 12.44 14 .1 50 .95 40.134 N-Total (%) 0.29 0.17 0.25 0.19 0.17 0.27 0.31 0.19 0.185 C-Org (%) 3.94 1.61 3.21 203 1.64 4.25 2.54 8.12 2.51- - -6 BOJ%) 6.79 2.78 5.53 3.50 2.83 7.33 4.38 14 .00 4.3 3-­ f­7 Pasir (%) 54 51 43 40 40 75 71 79 ._-­ 6 /8 Debu (%) 32 37 31 35 30 23 26 16. . -319 Liat (%) 14 12 26 25 30 2 3 5 2Lempung LempungLempung Pasir Lempung PasirLempung LempungLempung10 Tekstur berpasir berpasirberliat berlempung berpasir berlempung berpasir(L) (L)(SL) (SL) (CL) (LS) (SL) (LS) CSL)11 KTK (emol/1 ~Og) 22.4 20 .4 27.2 39.2 26.4 28 .8 19.2 26 26.412 Permeabilitas (em/jam) 180.21 222.43 88.42 122.18 265.56 125.14 12.69 46 .30 1.90--•56

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!