11.07.2015 Views

inventarisasi batubara bersistem di daerah muarawahau dan ...

inventarisasi batubara bersistem di daerah muarawahau dan ...

inventarisasi batubara bersistem di daerah muarawahau dan ...

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

INVENTARISASI BATUBARA BERSISTEMDI DAERAH MUARAWAHAU DAN SEKITARNYAKABUPATEN KUTAI TIMUR, PROVINSI KALIMANTAN TIMURLembar Peta No. 1817-31 <strong>dan</strong> 1817-32Oleh:Syufra IlyasSUB DIT. BATUBARAABSTRACTSystematical investigation on coal exploration in the Wahau area is to study and to localizethe coal resources in the Kutai Basin. Administratively the Wahau area belongs to the Muarawahauand Kombeng Districts, Kutai Regency, Kalimantan Timur Province.Geographically the area composed by Marah and Wahau Formation. Based on the presence of coalseam, the Wahau Formation is proposed to <strong>di</strong>vide into two parts, the Upper and the Lower WahauFormation. Six main coal seams are found in the Upper part namely Seam A (45.20 m); Seam B(18.50-24.47 m); Seam C (41.98 m); Seam D (35.00-38.20 m); Seam E (7.50-13.98 m) and the Seam F(6.50 m) thick with a few thin coal seams, whereas in the Lower Part the coal seam is absent. The<strong>di</strong>stribution of the main coal seam highly controlled by the tectonic process to form anticline in thewestern part and syncline into the east with the inclination between 4 0 and 15 0 except in the eastern ofthe structure is 50 0The quality of the coal seams in the Upper Wahau Formation trend to increase from the topto the bottom of the formation. Where the calorific value of the coal seam in the top is 5,135 cal/grand in the lower seam is 5,605 cal/gr. The ash content is less than 4% and the sulphur content is0,15%. The vitrinite reflectance is Rv mean 0.26-0.27%.The coal resources in the area are about 2.193 billion ton with the overburden up to 50 m,and 4.385 billion ton with the overburden up to 100 m. So far, this coal deposits is one of the hugeresources found in deep land. The moisture content is height, nearly 50% and is the problem ontransportation. However, the coal deposits is relatively clean, low sulphur and ash content.SARIInventarisasi <strong>batubara</strong> <strong>bersistem</strong> <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> Muarawahau <strong>dan</strong> sekitarnya <strong>di</strong>tunjang olehpemboran inti bertujuan untuk melokalisir <strong>dan</strong> mengetahui potensi sumberdaya <strong>batubara</strong> <strong>di</strong> dalamCekungan Kutai.Daerah Muarawahau termasuk wilayah administrasi Kecamatan Muarawahau <strong>dan</strong>Kecamatan Kombeng, Kabupaten Kutai Timur, Propinsi Kalimantan Timur. Daerahnya <strong>di</strong>batasi olehkoor<strong>di</strong>nat 1° 00′ 00″ – 1° 15′ 00″ LU <strong>dan</strong> 116° 40′ 00″ – 116° 55′ 00″ BT.Daerah Muarawahau <strong>di</strong>tempati oleh Formasi Marah <strong>dan</strong> Formasi Wahau. Berdasarkankeha<strong>di</strong>ran lapisan <strong>batubara</strong> Formasi Wahau <strong>di</strong>usulkan menja<strong>di</strong> dua bagian, yaitu Formasi WahauBagian Atas <strong>dan</strong> Formasi Wahau Bagioan Bawah. Pada Formasi Wahau Bagian Atas terdapatsebanyak enam lapisan <strong>batubara</strong> utama, dari atas ke arah bawah <strong>di</strong>namakan Lapisan A (45,20 m),Lapisan B (18,50-24,47 m), Lapisan C (41,90 m), Lapisan D ( 35-38,20 m), Lapisan E ( 7,50-13,98m), Lapisan F ( 6,50 m) <strong>dan</strong> beberapa lapisan tipis. Sebaliknya pada Formasi Wahau Bagian Bawahtidak mengandung lapisan <strong>batubara</strong>. Semua lapisan <strong>batubara</strong> utama tersebar mengikuti pola strukturantiklin <strong>di</strong> bagian barat dengan sudut kemiringan 4 0 <strong>dan</strong> 15 0 <strong>dan</strong> sinklin <strong>di</strong> bagian timur.Kualitas <strong>batubara</strong> cenderung meningkat ke arah bawah dengan nilai kalori 5135 kal/gr padalapisan teratas menja<strong>di</strong> 5605 kal/gr pada lapisan terbawah. Kandungan abu kurang dari 4 % <strong>dan</strong>belerang 0,15 %. Nilai reflektan vitrinit berkisar antara 0,26 <strong>dan</strong> 0,27 yang menunjukan rankrendah.Sumberdaya <strong>batubara</strong> sampai tebal lapisan penutup 50 m berjumlah 2,193 miliar ton <strong>dan</strong>4,385 miliar ton dengan tebal lapisan penutup 100 m.Batubara Muarawahau mempunyai sumberdaya tergolong sangat besar dengan kandunganair total mencapai 50% sehingga menja<strong>di</strong> kendala dalam tranportasinya. Endapan <strong>batubara</strong> initergolong <strong>batubara</strong> bersih <strong>dan</strong> memenuhi standar energi ramah lingkungan.Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 200322-1


1. PENDAHULUANInventarisasi <strong>batubara</strong> <strong>di</strong> wilayahIndonesia secara intensif telah berlangsunghampir empat dasawarsa terutama olehperusahaan swasta asing pada masingmasingwilayah Kontrak Karya <strong>di</strong> PulauKalimantan belum menghasilkan kajiansecara menyeluruh <strong>di</strong> setiap cekunganpengandung <strong>batubara</strong>. Oleh karenanyaDirektorat Jenderal Geologi <strong>dan</strong> SumberDaya Mineral membuat program<strong>inventarisasi</strong> <strong>batubara</strong> <strong>bersistem</strong> <strong>di</strong> setiapcekungan yang terdapat <strong>di</strong> PulauKalimantan. Sementara ini <strong>inventarisasi</strong><strong>batubara</strong> <strong>bersistem</strong> <strong>di</strong>laksanakan padaCekungan Kutai yang telah <strong>di</strong>mulai sejakTahun Anggaran 2002 pada Lembar PetaNo. 1916-11 <strong>dan</strong> 1916-12.Tahun Anggaran 2003 program<strong>inventarisasi</strong> <strong>batubara</strong> <strong>bersistem</strong> <strong>di</strong>lakukanpada <strong>daerah</strong> Marangkayu Lembar Peta No.1915-44, Daerah Buanajaya Lembar Peta1915-43 <strong>dan</strong> Daerah Muarawahau LembarPeta No. 1817-31 <strong>dan</strong> Lembar Peta No.1817-32. Pelaksanaan program tersebut<strong>di</strong>kerjakan oleh Direktorat InventarisasiSumber Daya Mineral <strong>dan</strong> biayanya<strong>di</strong>bebankan pada Anggaran Rutin DaftarIsian Kegiatan Rutin Suplemen (DIK-S)<strong>batubara</strong>.Inventarisasi <strong>batubara</strong> <strong>bersistem</strong><strong>di</strong>maksudkan untuk pengumpulan,pencarian <strong>dan</strong> pemutakhiran informasitentang per<strong>batubara</strong>an guna penyusunanpola penyebaran endapan,bentuk tiga<strong>di</strong>mensi <strong>dan</strong> kualitas <strong>batubara</strong>. Disampingitu <strong>inventarisasi</strong> ini bertujuan untukmelokalisir endapan, penghitungansumberdaya sehingga potensi bahan galiantersebut <strong>di</strong> setiap <strong>daerah</strong> dalam CekunganKutai <strong>di</strong>ketahui. Besar kecilnya potensi iniyang akan menja<strong>di</strong> acuan sehubungandengan rencana pemamfaatan energi <strong>di</strong>masamendatang.Daerah <strong>inventarisasi</strong> termasukdalam wilayah administrasi KecamatanMuarawahau <strong>dan</strong> Kecamatan Kongbeng,Kabupaten Kutai Timur, PropinsiKalimantan Timur atau menempati sebagianLembar Peta No. 1817-31 <strong>dan</strong> Lembar PetaNo. 1817-32. Daerahnya <strong>di</strong>batasi olehkoor<strong>di</strong>nat 1° 00′ 00″ – 1° 15′ 00″ LU <strong>dan</strong>116° 40′ 00″ – 116° 55′ 00″ BT.Daerah Muarawahau <strong>di</strong>lalui olehjalan lintas Kalimantan, ruas Samarinda –Tanjungredeb. Jarak antara Sangata-Muarawahau kurang lebih 180 km denganwaktu tempuh 4-5 jam perjalanan. Jarakantara Tanjungredeb-Muarawahau kuranglebih 150 km. Kon<strong>di</strong>si ruas jalan pada saatpenyeli<strong>di</strong>kan ini <strong>di</strong>laksanakan se<strong>dan</strong>g dalampengerjaan pengerasan dengan aspal .2. KEADAAN GEOLOGIGeologi <strong>daerah</strong> Muarawahautermasuk kedalam Cekungan Kutai yangtelah cukup banyak <strong>di</strong>ketahui sebagai hasilaktifitas eksplorasi minyak bumi olehperusahaan minyak <strong>dan</strong> beberapaperusahaan <strong>batubara</strong> khususnya <strong>di</strong> bagiantimur Pulau Kalimantan.Pemetaan gelologi regional secara <strong>bersistem</strong>dengan skala 1: 250.000 <strong>di</strong>lakukan olehPuslitbang Geologi yang memberikaninformasi pelamparan formasi <strong>dan</strong> beberapastruktur. Penyeli<strong>di</strong>kan terdahulu ini kurangmemberikan informasi tentang per<strong>batubara</strong>an<strong>di</strong> <strong>daerah</strong> Wahau. Daerah ini telah<strong>di</strong>teliti oleh Direktorat Inventarisasi Sumberdaya Mineral, 1996 (Direkorat SumberdayaMineraL) dalam tingkat survey tinjau yangmemberikan informasi keberadaan endapan<strong>batubara</strong> yang terdapat dalam FormasiWahau. Formasi mengandung 4 lapisan<strong>batubara</strong> yang <strong>di</strong>namakan dari bawah kearah atas secara berurutan: Lapisan Wahau I(8,5 m), Lapisan Wahau II ( 8.0 m), LapisanWahau III ( 25.0 m) <strong>dan</strong> Lapisan Wahau IV( 1,50 m).3. HASIL PENYELIDIKAN3.1. Geologi Daerah MuarawahauCekungan Kutai berada <strong>di</strong> bagiantimur Pulau Kalimantan, <strong>di</strong>isi oleh seribatuan se<strong>di</strong>men secara berurutan dari bawahke arah atas Formasi Marah, FormasiBatuayau, Formasi Wahau <strong>dan</strong> FormasiBalikpapan, berumur Eosen hingga MiosenTengah (Tabel 1 ). Dari keempat formasi inihanya Formasi Marah yang bukanpengandung <strong>batubara</strong> <strong>dan</strong> <strong>di</strong> <strong>daerah</strong><strong>inventarisasi</strong> hanya Formasi Marah <strong>dan</strong>Formasi Wahau yang terdapat.Formasi Marah pelamparanterdapat <strong>di</strong> barat laut <strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan.Formasi <strong>di</strong>bangun oleh perselinganbatunapal, batulempung <strong>dan</strong> batupasirkuarsa. Bagian bawah <strong>di</strong>bangun olehkonglomerat <strong>dan</strong> <strong>di</strong>beberapa tempatterdapat batugamping. Formasi ini munculkepermukaan <strong>di</strong>perkirakan akibat a<strong>dan</strong>yasesar normal.Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 200322-2


KALIMANTANAdasMuara WahauMuara KamanTanah MerahSangkinahBONTANGK A L I M A N T A N T I M U RTenggarong Muara BadakSAMARINDASangkulirangTanjung BengalunSepinang1° LU0°PulungMuara PayangPenajamBelimbingBALIK PAPANS E L A T M A K A S A R1° LSLongikis115° BT116° BTTANAH GROGOT 117° BT118° BTLokasi <strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kanGambar 1. Peta situasi <strong>dan</strong> kesampaian <strong>daerah</strong> <strong>inventarisasi</strong>Formasi Wahau terdapat tidakselaras <strong>di</strong> atas Formasi Marah. Di <strong>daerah</strong>penyeli<strong>di</strong>kan Formasi Wahau <strong>di</strong>usulkanuntuk <strong>di</strong>bagi dua yang <strong>di</strong>dasarkan ataskandungan lapisan <strong>batubara</strong> menja<strong>di</strong>Formasi Wahau Bagian Bawah <strong>dan</strong> FormasiWahau Bahian Atas.Formasi Wahau Bagian Bawah<strong>di</strong>bangun oleh perselingan batulempung <strong>dan</strong>batupasir serta <strong>di</strong>tandai oleh keha<strong>di</strong>ranbatugamping. Batulempung berwarna hijautua mengandung fosil <strong>dan</strong> mineral pirit.Tebal formasi bagian bawah ini mencapai450 mFormasi Wahau Bagian Atas batasbawahnya <strong>di</strong>letakan pada dasar lapisan<strong>batubara</strong> menerus paling bawah yaituLapisan F. Bagian atas ini <strong>di</strong>bangunterutama oleh batulempung <strong>dan</strong> sisipanbatupasir <strong>dan</strong> lapisan <strong>batubara</strong>. Pada bagianatas ini kandungan material volkanik kearah atas berkurang se<strong>dan</strong>gkan keha<strong>di</strong>ranlapisan <strong>batubara</strong> meningkat baik jumlahlapisan maupun ketebalannya. Tebal bagianatas terukur kurang lebih 1.250 m <strong>dan</strong>jumlah akumulatif yang <strong>di</strong>tembus olehlubang bor 575 m. Jumlah ketebalan lapisan<strong>batubara</strong> adalah 165 m yang ter<strong>di</strong>ri darienam lapisan <strong>batubara</strong> utama.Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 200322-3


Formasi Wahau <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kanmembentuk struktur lipatan yang ter<strong>di</strong>ri dariantiklin <strong>di</strong> bagian barat <strong>dan</strong> sinklin <strong>di</strong>bagian timur. Struktur antiklin mempunyaisayap yang relatif simetris sudut kemiringansayap berkisar antara 5° <strong>dan</strong> 15° se<strong>dan</strong>gkansturktur sinklin mempunyai sayap yang tidaksimetris <strong>di</strong>mana sayap bagian timurmempunyai sudut kemiringan mencapai 50°.3.1.1. Sebaran Lapisan <strong>batubara</strong>Dalam <strong>inventarisasi</strong> ini <strong>di</strong>temukansingkapan <strong>batubara</strong> sebanyak 75 singkapan<strong>dan</strong> beberapa puluh singkapan batuan sertatujuh lubang bor (Gambar 2 ). Berdasarkandata ini <strong>di</strong>susun pola sebaran lapisan<strong>batubara</strong> sehingga <strong>di</strong>ketahui bahwa <strong>di</strong> <strong>daerah</strong>Muarawahau terdapat paling se<strong>di</strong>kit 6lapisan <strong>batubara</strong> utama <strong>dan</strong> beberapa lapisantipis. Penyebaran batuan <strong>dan</strong> lapisan<strong>batubara</strong> <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan membentukpola penunjaman antiklin <strong>di</strong> bagian barat<strong>dan</strong> pencuatan sinklin <strong>di</strong> bagian timur(Gambar 3). Penamaan lapisan <strong>batubara</strong>utama <strong>di</strong>gunakan sistem alpabetis secaraberurutan dari atas ke arah bawah sebagaiberikut : Lapisan A, Lapisan B, Lapisan C,Lapisan D, Lapisan E <strong>dan</strong> Lapisan F.Pembahasan terhadap masingmasinglapisan <strong>batubara</strong> <strong>di</strong> <strong>daerah</strong>Muarawahau sebagai berikut <strong>di</strong> bawah :Lapisan A terutama tersingkappada aliran Sungai Kenden Kecil <strong>dan</strong>cabang-cabangnya, <strong>di</strong>antara pada lokasi OS.23; OS 24; OS 25; OS 26; MW19 <strong>dan</strong> MW20 serta <strong>di</strong>tembus oleh lubang bor BW.04.Lapisan ini terdapat dalam batulempungabu-abu kehijauan. Di bagian selatan <strong>di</strong>sekitar Desa Dabeq arah jurus lapisan adalahN30E dengan sudut kemiringan 6°, ke arahutara yaitu pada lokasi OS 23 <strong>dan</strong> OS 24berubah menja<strong>di</strong> N70-80E <strong>dan</strong> sudutkemiringan berkurang menja<strong>di</strong> 4°.Selanjutnya pada lokasi OS 26 berarahN135°E/10° an <strong>di</strong> MW 19 <strong>dan</strong> MW 20lapisan berarah N175 0 E15 o Hasil pengukuranarah lapisan yang menutup inimencerminkan bentuk pecuatan sumbusinklin. Panjang sebaran lapisan kuranglebih 6 km <strong>dan</strong> tebal lapisan rata-rata 45,20mLapisan B tersingkap pada 6 lokasi<strong>di</strong>antaranya pada aliran Sungai KendenKecil <strong>di</strong> lokasi OS 4T sebagai batas atas <strong>dan</strong>OS 5 B sebagai batas Bawah serta <strong>di</strong>tembusoleh lubang bor BW. 03. Arah jurus <strong>dan</strong>sudut kemiringan lapisan relatif sejajardengan Lapisan A. Lapisan mempunyai polapenyebaran relatif simetris dengan LapisanA <strong>dan</strong> berada 150 m <strong>di</strong> bawahnya. Panjangsebaran yang <strong>di</strong>ketahui mencapai 8 km <strong>dan</strong>tebal lapisan 18,50 pada lubang bor BW. 03<strong>dan</strong> 24,47 m <strong>di</strong> singkapan.Lapisan C terutama tersingkappada aliran sungai Kenden Kecil <strong>dan</strong> cabangSungai Kenden Besar, singkapannyabejumlah 7 buah <strong>di</strong>antaranya <strong>di</strong> lokasi OS.11, OS. 12 , MW. 03 <strong>dan</strong> ST. 43 serta<strong>di</strong>tembus oleh lubang bor BW. 05. Sebaranlapisan relatif simetris dengan Lapisan B<strong>dan</strong> berada 90 m <strong>di</strong> bawahnya. Panjangsebaran dapat <strong>di</strong>telusuri sejauh 10 km <strong>dan</strong>membentuk sinklin dengan sayap <strong>di</strong> bagianbarat mempunyai sudut kemiringan 4 o- 6 ose<strong>dan</strong>gkan <strong>di</strong>bagian timur 25 o Tebal lapisanbaik <strong>di</strong> singkapan maupun <strong>di</strong> lubang borhampir sama yaitu 41,90 m.Lapisan D terutama tersingkap <strong>di</strong>Sungai Embung, Sungai Telen <strong>dan</strong> SungaiKenden Kecil serta <strong>di</strong>tembus oleh lubangbor BW. 02. Pada Sungai Embung arah juruslapisan adalah N40°E dengan sudutkemiringan 5°, ke arah utara <strong>di</strong> lokasi MW.10 arah jurus lapisan berubah menja<strong>di</strong>N25°E <strong>dan</strong> sudut kemiringan menja<strong>di</strong> 15°.Selanjutnya <strong>di</strong> Sungai Kenden Kecil menja<strong>di</strong>N70°E/4° <strong>dan</strong> Sungai Wahau terja<strong>di</strong>pembalikan arah kemiringan. Ketebalanlapisan <strong>di</strong> Sungai Embung kurang lebih 45m <strong>dan</strong> <strong>di</strong> lubang bor BW.02 adalah 38,20 m.Sebarannya dapat <strong>di</strong>telusuri sejah 12 kmdengan pola sebaran relatif sejajar denganLapisan C <strong>dan</strong> berada 265 m <strong>di</strong> bawahnya.Lapisan E tersingkap pada SungaiTelen lokasi MW. 39. MW.40 denganketebalan terukur lebih besar dari 7,5 m <strong>dan</strong>menja<strong>di</strong> 13,98 m <strong>di</strong> lokasi MW.05, MW.07<strong>dan</strong> OS.22. Arah sebaran lapisan relatifsejajar dengan Lapisan D <strong>dan</strong> berada 157 m<strong>di</strong> bawahnya, panjang sebaran yang dapat<strong>di</strong>telusuri sejauh 14 km dengan sudutkemiringan bervariasi antara 4° <strong>dan</strong> 15° <strong>di</strong>bagian barat <strong>daerah</strong> <strong>dan</strong> sampai 45° <strong>di</strong>bagian timur sumbu sinklin.Lapisan F tersingkap pada SungaiTelen <strong>dan</strong> beberapa cabang ke arah hulu,lokasi MW.41, MW.42.MW.43, MW. 44<strong>dan</strong> MW. 45. Lapisan batibara ini berada235 m <strong>di</strong> bawah Lapisan E. Pada lokasiMW.41 ketebalan terukur pada singkapanadalah 6,50 m <strong>dan</strong> menipis ke arah utara.Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 200322-4


Tabel 1. Stratigrafi <strong>daerah</strong> Muara Wahau <strong>dan</strong> sekitarnya, kalimantan TimurU M U RFORMASIPEMERIANINTRUSIKUARTERHOLOSENQaALUVIAL, Berupa hasil pelapukanbatuan yang lebih tua <strong>dan</strong> endapansungai, ter<strong>di</strong>ri dari kerakal, kerikil,pasir, lumpur <strong>dan</strong> sisa tumbuhan.T E R S I E RE O S E N OLIGOSEN MIOSENPLIOSENAtasTengahBawahAtasTengahBawahAtasTmbTomwTeaTemFm. BALIKPAPAN, ter<strong>di</strong>ri daribatupasir kuarsa berselingandengan lanau karbonan, sisipantipis lignit <strong>dan</strong> <strong>batubara</strong>,mengandung, batuan limonit,setempat tufa mengandung sisatumbuhan.Fm. WAHAU, ter<strong>di</strong>ri dariperselingan batulempung <strong>dan</strong>batupasir kuarsa.Fm. BATU AYAU, bagian ataster<strong>di</strong>ri dari batupasir halus, bagianbawah ter<strong>di</strong>ri dari batupasir kasarsampai konglomeratan berselingandengan batulumpur karbonan,setempat lignit <strong>dan</strong> <strong>batubara</strong> tebalkurang dari 3 m.Fm. MARAH, ter<strong>di</strong>ri dariperselingan napal, batulempung<strong>dan</strong> gamping.I N T R U S I A T A NBawahP A L E O S E NK A P U RY U R AJKmBatuan Bancuh Telen- Kilinjau ,ter<strong>di</strong>ri dari batusabak,batugamping, rijang, batupasirmalih <strong>dan</strong> batuan ultramafik.Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 200322-5


RINGKASAN PENAMPANG BOR INTIBORE NUMBER : BW-01COORDINATBORE NUMBERCOORDINAT: BW-02 BORE NUMBER : BW-03COORDINATBORE NUMBER : BW-04COORDINATBORE NUMBER : BW-05COORDINATDIP: 6° DIP : 15° DIP : 6° DIP : 6° DIP : 6°SEAM D SEAM B SEAM A SEAM C10101010.40 m 101011.65 m20202020203030303030404040404044.40 m52.96 m505054.55 m505051.63 m5057.12 m606058.80 m60606038.20 m58.98 m59.11 m70707019.49 m707068.94 m45.07 m82.60 m808084.57 m 8078.60 m 808086.70 m84.86 m86.75 m97.80 m909090909041.95m100 99.00 m 100100104.89 m104.99 m103.75 m110113.91 m114.24 m114.72 m120114.86 m100.80 m100110115.70 m96.70 m0.10 m100110116.00 m110.89 m130140150155.45 mBORE NUMBERCOORDINATDIP :Soil10Aluvium15.00m: BW-06BORE NUMBERCOORDINAT: BW-07DIP : 50°Soil10Aluvium20304050Perselingan60batulempung<strong>dan</strong> batulanau708090100110116.60 m0000000Gambar 2. RINGKASAN PENAMPANG BOR INTIKolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 200322-6


01°15' LU01°00' LS5000-500S.SkulSlSe n kS ..S.T eb u hi e nn jil eu n geJ.niubSke ae lS .N gT eS .le nS .G eun gsS . B e n je ne alS.SustBW-02BBW-02ASBW-01.Telen.SSengeaS.Jungklul100S .100J en iu k100S. Telen S. TelenS .J eBW- 02 BW- 01 BW- 05 BW- 03 BW- 04 BW- 06 BW- 07CBAltS .T el entS.Tn b e s a remanS. Wa hau5000-50001°15' LU01°00' LSKubumesaiLongbohs.BohS.mahakamAdasLongtops.kayaniurSambuahMuaralawa116°00 ' 117°00 ' 118°00 'MarimunGaritanS.belavans.telenMuaralesanMuaramayangMuarawahauMuaraatapLongnoranMuaraancalongKahalaMerahMuarabengkalMuarakamanMuara AmuntaiMerapuSepasuBontangSangkulirangBerebesSengataSangkimahBatuputihTalisanMuarakayanganLb. TutungKerayanP.Tanjungbuayar ang2°00' LU1°00' LU0°00' LU462.917116°40' BT465.000 470.000 475.000 480.000 485.000 490.000 490.729100S .P uh ua n gS . JS .Puhus k e c i116°55' BTT e l. S ang k u l i135.000135.000100TemSAMARINDAPETA PETUNJUKTomwTomwU130.000130.000100100h wSKALA 1 : 50.000S . k e n d e0 1 2 3 4 5 Km. Ngb u hKUTAIMUARAWAHAUK E T E R A N G A N125.000AS . S e m b u n g125.000Endapan AluviumS . Pe p aJaib<strong>dan</strong>Formasi WahauFormasi Marahl amp angSumbu AntiklinS . B e d aLongbauSP. I Wahau TimurS . KS . Le a rSumbu SinklinRimbanusantaray e nSesar120.000Em bTg. BengjiengBenhes lawasBenhesBW-05S . K e nd e n k e c iKelapa120.000BW-06Titik BorBlok Perhitungan Sumberdaya BatubaraTomwBW-03D. BeangleangD. TanjungbatuSP. II Wahau TimurSungaiDiaklayKontur ketinggianBW-04D. SebluJalanBW-07D. SengeaBW-06SP. I PantunD. Guak DabekJuknakMuarawahau115.000Longwehea115.000K aS . S u a tTomwD. DinglanD. BauhlangBD. JanggarJakluay116°40' BT110.532462.914465.000470.000475.000480.000485.000116°55' BT490.000 490.729PENAMPANG GEOLOGIA - BHORISONTALSKALA 1 : 50.000VERTKALABA B C D E F F E DDEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBERDAYA MINERALDIREKTORAT JENDERAL GEOLOGI DAN SUMBERDAYA MINERALDIREKTORAT INVENTARISASI SUMBER DAYA MINERALDAFTAR ISIAN KEGIATAN SUPLEMEN (DIK-S) TA. 2003PETA GEOLOGI DAN SEBARAN BATUBARADAERAH MUARA WAHAU DAN SEKITARNYAPROVINSI KALIMANTAN TIMURDisusun: Ir. Syufra IlyasDigambar : AndreasDiperiksa : Ir. Sukar<strong>di</strong>Disetujui : Dr.Ir. Agus Pujobroto, MScTahun : 2003No. Peta : 1Gambar 3. PETA GEOLOGI DAN SEBARAN BATUBARA, DAERAH MUARA WAHAU, KALTIM3.1.2. Kualitas <strong>batubara</strong> WahauKualitas <strong>batubara</strong> <strong>di</strong>tentukanberdasarkan analisa kimia <strong>dan</strong> petrografi.Conto yang <strong>di</strong>analisa terutama <strong>batubara</strong> asalinti bor <strong>dan</strong> beberapa asal singkapan.Analisa kimia <strong>di</strong>lakukan terhadap 36 conto“ply sample” <strong>dan</strong> 4 conto komposit. Analisapetrografi <strong>di</strong>lakukan terhadap 4 contokomposit yang <strong>di</strong>maksudkan untukmengetahui komposisi maseral <strong>dan</strong> nilaireflektan vitrinit. Kedua jenis analisa ini<strong>di</strong>laksanakan oleh Laboratorium KimiaMineral <strong>dan</strong> Fisika Mineral, Sub<strong>di</strong>t.Konservasi, Direktorat InventarisasiSumberdaya Mineral.3.1.3.Analisa kimiaAnalisa kimia yang <strong>di</strong>lakukanter<strong>di</strong>ri dari proksimat (Tabel 2) dengan dasarKolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 2003kering udara, ultimat (Tabel 3) dengan dasarbebas abu <strong>dan</strong> komposisi abu sertapenentuan nilai indek kekerasan atau HGI.Hasil analisa kimia <strong>batubara</strong>Muarawahau dapat <strong>di</strong>pelajari dalam tabel 2<strong>dan</strong> <strong>di</strong>uraikan secara singkat berikut <strong>di</strong>bawah.Kandungan air total (TM) tergolongtinggi yang berkisar antara 4,40 % <strong>dan</strong> 49,60%. Kandungan air ini merperlihatkankecederungan berkurang ke arah lapisan<strong>batubara</strong> lebih dalamKandungan air tertambat (Inh. M)menunjukan kecenderungan menurun untuksetiap lapisan dari atas ke arah bawah.Angka-angka tersebut berkisar antara13,65% <strong>dan</strong> 17,46 %.Kandungan zat terbang (VM)berkisar antara 42,35 % <strong>dan</strong> 45,35 % yang22-7


tergolong sangat tinggi sehingga <strong>di</strong>perlukanpenangan khusus karena <strong>batubara</strong> jenis inimudah terbakar.Jumlah karbon tertambat (FC)tercatat 36,70 % sampai 39,10 %.Kandungan abu hampir seluruhlapisan memberikan nilai kecil, rata-ratakurang dari 3 % <strong>dan</strong> kandungan belerangyang <strong>di</strong>analisa secara proksimat <strong>dan</strong> ultimatmemberikan nilai kurang dari 0,2 %. Nilaikandungan abu <strong>dan</strong> belerang yang rendah iniuntuk <strong>batubara</strong> Muarawahau akanmenciptakan peluang sebagai sumber energiramah lingkungan.Nilai panas dari seluruh conto baikdalam satu lapisan maupun lapisan berbedadari atas ke arah bawah menunjukankecenderungan peningkatan yang berkisarantara 5135 cal/gr sampai 5605.cal/gr.SEAMFM%(ar)Tabel 2. Kualitas Batubara <strong>daerah</strong> Muarawahau tiap SeamTM%(ar)Inh.M%(adb)VM%(adb)FC%(adb)Ash%(adb)S Tot%(adb)SGTon/m 3CV(adb)Cal/grA 17.46 42.32 37.34 2.88 0.13 1.38 5135 65B 41.70 49.60 15.36 43.30 38.10 3.24 0.14 1.40 5265 63C 41.20 49.50 15.63 42.77 39.14 2.46 0.11 1.40 5265 63D 41.20 49.40 15.96 42.70 39.10 2.24 0.13 1.39 5305 58E 32.90 44.40 14.80 45.20 36.70 3.30 0.29 1.39 5330 42F 38.30 46.30 13.65 45.35 38.70 2.30 0.31 1.38 5605 50Tabel. 3 Hasil analisa ultimat setiap Lapisan Batubara <strong>daerah</strong> MuarawahauSEAMC%dafH%dafN%dafS%dafO%dafA 70.68 4.87 0.73 0.17 23.55B 70.64 4.96 1.13 0.18 23.09C 70.81 4.77 0.91 0.13 23.38D 71.15 4.88 0.90 0.15 22.92HGI3.1.3. Analisa PetrografiBatubara pada hakekatnya ter<strong>di</strong>ridari unsur organik <strong>dan</strong> anorganik serta airdalam berbagai perban<strong>di</strong>ngan. Besarnyaangka perban<strong>di</strong>ngan ini akan menentukankualitas <strong>batubara</strong>. Unsur organik pada garisbesarnya ter<strong>di</strong>ri dari tiga kelompok maseralse<strong>dan</strong>gkan unsur anorganik ter<strong>di</strong>ri darimineral-mineral silikat. Dalam analisapetrogarfi terutama penentuan persentasekandungan maseral <strong>dan</strong> nilai reflektan darivitrinit. Hasil analisa petrografi dapat<strong>di</strong>pelajari dalam Tabel 4Tabel 4 . Komposisi maseral tiap lapisan <strong>dan</strong> reflektan vitrinit <strong>daerah</strong> Muarawahau.Seam Reflektan % Komposisi maseral MineralKisaran Rata V L I Mm PyB 0,22-0,32 0,27 93,25 1,25 0,25 5,25 0,25C 0,21-0,38 0,29 92,75 1,0 0,25 6 0D 0,20-0,31 0,22 97,00 0,5 0,0 2,25 0E 0,22-0,32 0,26 95,75 1,25 0,25 0 2,75F 0,22-0,29 0,26 93,50 1 0,75 3,25 1,503.1.4. Sumberdaya <strong>batubara</strong> WahauPerhitungan sumberdaya <strong>batubara</strong>dalam <strong>inventarisasi</strong> <strong>bersistem</strong> ini <strong>di</strong>dasarkanatas konstruksi sebaran lapisan dari datasingkapan atau permukaan <strong>dan</strong> bawahpeermukaan atau data pemboran.Berpedoman kepada peta konstruksi sebaranlapisan <strong>batubara</strong> maka <strong>di</strong> <strong>daerah</strong>Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 200322-8


Muarawahau <strong>dan</strong> sekitarnya terdapat enamlapisan <strong>batubara</strong> utama yang mempunyaiketebalan lebih besar dari 5.0 m. Selanjutnyapenghitungan sumberdaya <strong>daerah</strong> ini <strong>di</strong>bagimenja<strong>di</strong> empat blok yang <strong>di</strong>dasarkan atasketebalan <strong>dan</strong> sudut kemiringan lapisan.Sumberdaya <strong>di</strong>hitung berdasarkanluas <strong>daerah</strong> pengaruh yang <strong>di</strong>tentukan olehbeberapa parameter. Batas <strong>daerah</strong> pengaruhadalah batas atas zona sebaran lapisan ataugaris interpolasi batas atas suatu lapisan,se<strong>dan</strong>gkan ke arah bawah permukaan atau“down <strong>di</strong>p” adalah garis proyeksioverburden 50 m <strong>dan</strong> 100 m. Batas ke arasjurus <strong>di</strong>tentukan sejauh 1.000 m darisingkapab terluar dari sebaran <strong>batubara</strong>yang dapat <strong>di</strong>korelasikan. Volume endapan<strong>batubara</strong> <strong>di</strong>hitung dari hasil perkalian luasbi<strong>dan</strong>g proyeksi dengan tebal semu rata-ratalapisan <strong>batubara</strong>. Angka berat adalah hasilperkalian volume dengan berat jenis yang<strong>di</strong>tetapkan <strong>di</strong> laboratorium yang berkisarantara 1,38 ton/m 3 <strong>dan</strong> 1,40 ton/m 3Tabel 5. Sumberdaya <strong>batubara</strong> setiap lapisan <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> Wahau sampai overburden 50 mSeamBlokJumlahI II III IVtonA 55.144.800 353.970.000 - 101.875.050 409.114.800B 66.150.000 199.300.500 16.195.788 23.776.200 305.422.488C 80.640.000 459.747.750 50.946.210 38.392.970 629.727.930D 140.841.750 358.515.750 72.835.305 27.800.695 599.993.500E 3.654.310 171.004.750 - - 174.659.060F 13.599.900 60.306.000 - - 73.905.900T o t a l 2.192.822.678Perhitungan sumberdaya <strong>batubara</strong> denganklasifikasi tereka sampai overburden 50 mmemberikan angka 2.192.822.678 ton atau4.385.645.356 ton pada overbrden 100 m.Perhitungan overburden 100 m ini akanmemberikan ratio sangat besar misalnyauntuk lapisan yang mempunyai ketebalanlebih basar dari 40 m.3.1.5. Prospek <strong>batubara</strong> WahauBatubara Muarawahau mempunyaisumberdaya raksasa yang dapat<strong>di</strong>perhitungkan mengingat ter<strong>di</strong>ri daribanyak lapisan <strong>dan</strong> ketebalannya mencapaiempat puluhan meter dalam satu lapisanserta relatif konsisten dalam jarak belasankilometer , kemiringan relatif kecil sampaidatar <strong>dan</strong> menempati struktur sinklin <strong>dan</strong>antiklin. Lapisan <strong>batubara</strong> Muarawahauterdapat pada Formasi Muarawahau bagianatas dengan ketebalan 1250.m, kuranglebih165 m adalah endapan <strong>batubara</strong>.Sumberdaya <strong>batubara</strong> terin<strong>di</strong>kasidalam penyeli<strong>di</strong>kan ini sampai lappisanpenutup 100 m mencapai kurang lebihempat miliar ton. Batubara ini tergolongbersih dengan kandungan abu <strong>dan</strong> belerangsangat rendah sehingga mempunyai peluangsebagai sumber energi yang ramahlingkungan. Di samping sebagai sumberenergi yang ramah lingkungan <strong>batubara</strong> inijuga angka perban<strong>di</strong>ngan antara hidrogen(H) <strong>dan</strong> Karbon (C) cukup tinggi sehinggamenghasilkan cairan minyak denganpersentase cukup tinggi pula.4. KESIMPULANDaerah Wahau <strong>di</strong>tempati olehFormasi Marah Dan Formasi Wahau.Formasi Wahau <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> penyeli<strong>di</strong>kan<strong>di</strong>bagi menja<strong>di</strong> dua bagian berdasarkankakeha<strong>di</strong>ran lapisan <strong>batubara</strong>. Bagian yangmengandung <strong>batubara</strong> <strong>di</strong>sebut Formasiwahau bagian atas <strong>dan</strong> tanpa keha<strong>di</strong>ran<strong>batubara</strong> <strong>di</strong>sebut Formasi Wahau bagianbawah.Fomrmasi Wahau Bagian Bawah<strong>di</strong>bangun oleh perselingan batulempunghijau <strong>dan</strong> batupasir serta sisipanbatugamping, tebal bagian bawah ini yangtersingkap <strong>di</strong> <strong>daerah</strong> Wahau kurang lebih475 m.Formasi Wahau Bagian Atas<strong>di</strong>bangun oleh perselingan antarabatulempung abu-abu kehijauan <strong>dan</strong>batupasir serta sisipan 6 lapisan <strong>batubara</strong>utama. Kandungan material volkanik daribawah ke arah atas adalah berkurangse<strong>dan</strong>gan keha<strong>di</strong>ran atau volume <strong>batubara</strong>bertambah ke arah yang sama.Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 200322-9


Endapan <strong>batubara</strong> terdapat 6lapisan dengan penyebaran mengikuti polastrukur antiklin <strong>dan</strong> sinklin. Penyebarannyamemperlihatkan kecenderungan penebalandari arah barat ke timur <strong>dan</strong> utara ke selatandemikian juga intensitas keha<strong>di</strong>ran <strong>batubara</strong>meningkat ke arah atas yang terbukti dariempat lapisan teratas mempunyai ketebalantotal mencapai 145 m <strong>dan</strong> kemiringanberkisar antara 4° <strong>dan</strong> 15°.Penamaan lapisan secara berurutandari atas ke arah bawah sebagai berikut :Lapisan A ( 45,20 m), Lapisan B (18,5-24,47 m), Lapisan C ( 41,90 m), Lapisan D(35-38,20 m), Lapisan E (7,50-13,98 m) <strong>dan</strong>Lapisan F (6,5 m).Kualitas <strong>batubara</strong> cenderungmeningkat ke arah bawah dengan nilai kalori5135 kal/gr pada lapisan paling atas <strong>dan</strong>5605 kal/gr pada lapisan paling bawah.Kandungan abu <strong>dan</strong> belerang sangat keciluntuk seluruh lapisan, kadungan abu rataratakurang dari 4 % <strong>dan</strong> belerang tertinggi0,15 %. Nilai reflektan vitrinit berkisarantara 0,26 <strong>dan</strong> 0,27 yang menunjukan<strong>batubara</strong> Wahau termasuk rank lignit.Sumberdaya <strong>batubara</strong> yang<strong>di</strong>hitung terhadap 6 lapisan utama sampailapisan penutup 50 m memberikan angka2,192 miliar ton <strong>dan</strong> 4,385 miliar ton sampailapisan penutup 100 m.Batubara Wahau mempunyaisumberdaya raksasa dengan ketebalan relatifkonsisten dalam jarak belasan kilometer <strong>dan</strong>ketebalan total sampai 165 m dalam lapisanpembawa 1250 m. Kemiringan lapisanumumnya relatif kecil yang berkisar antara4° <strong>dan</strong> 15° dengan strukur sederhana.Batubara ini tergolong bersih dengankandungan abu <strong>dan</strong> belerang memenuhistandar energi ramah lingkungan.DAFTAR PUSTAKAAtmawinata S, Ratman, N., 1990; PetaGeologi Permulaan LembarMuaraancalong, Kalimantan , Skala1 : 250.000, Puslitbang Geologi,Bandung.Ilyas S., 1997, Eksplorasi Endapan Batubara<strong>di</strong> Daerah Muarawahau <strong>dan</strong>Sekitarnya, Kabupaten Kutai,Propinsi Kalimantan Timur.Luki Samuel, Muchsin, S., 1975;Stratigraphy and Se<strong>di</strong>mentation inthe Kutai Basin, Kalimantan,Procee<strong>di</strong>ng Indonesian PeroleumAssociation, 4 th AnnualConvention, Jakarta hal. 27-39.Robertson Reseach; 1978, Coal Resourcesof Indonesia.Sam Supristna, 1990, Peta GeologiPermulaan Lembar Muarawahau,Kalimantan, Skala 1 : 250.000,Puslitbang Geologi, Bandung.Kolokium Hasil Kegiatan Inventarisasi Sumber Daya Mineral – DIM, TA. 200322-10

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!