11.07.2015 Views

Kerangka Acuan Penulisan Best Practices PAKET - P2KP

Kerangka Acuan Penulisan Best Practices PAKET - P2KP

Kerangka Acuan Penulisan Best Practices PAKET - P2KP

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Acuan</strong> <strong>Best</strong> <strong>Practices</strong> <strong>PAKET</strong>KERANGKA ACUAN PENULISAN BEST PRACTICES <strong>PAKET</strong>A. PrologRentang panjang perjalanan kegiatan <strong>PAKET</strong> sejak lima tahun terakhir (2005) telahmenghasilkan sejumlah cerita sukses. Kisah-kisah keberhasilan tersebut tentu sajaamat potensial menjadi inspirasi bagi implementasi kegiatan sejenis. Kesuksesan tidakmuncul seketika (instant) tanpa kerja keras dan eksperimentasi trial and errorsehingga harus dicoba berulang kali sebelum menemukan formula yang tepat. Inilahmenariknya.Kisah-kisah sukses tentang <strong>PAKET</strong> harus dipastikan diinisiasi oleh para pelaku pada saatmemfasilitasi <strong>PAKET</strong> dengan menggunakan strategi intervensi yang dimiliki. Demimemperkayanya, para pelaku (korkot, fasilitator, POKJA, PAKEM, KBP dan BKM) dapatmengkombinasikan strategi pemberdayaan dengan berbagai potensi local masyarakat.Upaya-upaya tersebut dapat berbentuk kiat, tips dan tricks yang kemudian lebihdikenal dengan best practices.Dalam <strong>P2KP</strong> Advanced, fokus kegiatan <strong>PAKET</strong> adalah penanggulangan kemiskinan yangmengedepankan kemitraan Pemda dengan Masyarakat. Sejauh ini Pemda yang dimotorioleh dinas-dinas telah menjalin kerjasama dengan masyarakat dalam merancang polapembangunan partisipatif. Terbukti bahwa proses penyusunan PJM Pronangkis Kotadibuat dengan mengadopsi proses penyusunan PJM Pronangkis Kelurahan yang dibuatbottom up berbasis kebutuhan riil. Pemda sudah mulai meninggalkan pola pengambilankeputusan yang mengandalkan diskresi (wewenang) sepihak. Beberapa hal yang patutdicatat juga sebagai prestasi adalah sudah terlembaganya proses demokratisasimusrenbang yang dihadiri BKM, menguatnya FK BKM dan PJM Pronangkis kota telahmenjadi acuan bagi pelaksanaan kegiatan.Namun demikian, tidak semua Pemda mampu mensinergikan kebijakannya denganmasyarakat. Faktanya, hingga saat ini meski sebagian kota/kab telah berhasilmelembagakan pola kebijakan bottom up planning akan tetapi belum ditiru olehsebagian Pemda Kota/kab lain. Mereka masih tergagap-gagap beradaptasi karenaberbagai faktor, seperti terbatasnya kemampuan masyarakat dalam meresponkebijakan, ego sektoral dinas masih tinggi, rendahnya rasa percaya (trust) Pemdauntuk mendesentralisasikan, interest politik yang mempengaruhi pengambilankebijakan, anggaran yang tidak mencukupi atau bervariasinya tahap-tahappendampingan <strong>PAKET</strong> antara satu kota/kab dengan kota/kab yang lainDi sisi lain, kalaupun Pemda dan masyarakat telah mampu mencapai prestasi yangpatut dikategorikan sebagai <strong>Best</strong> <strong>Practices</strong>, para pelaku (KMW, Korkot, fasilitator,POKJA, KBP, BKM atau PAKEM) belum mempunyai kesempatan untuk menuliskan successtory tersebut. Berbagai tantangan tersebut dapat dijawab (salah satunya) denganberbagi pengalaman dan pertukaran kisah sukses melalui penulisan <strong>Best</strong> <strong>Practices</strong>.Namun Minimnya tulisan best practices cukup menyulitkan Pemda untuk mencarireferensi.Seandainyapun sempat ditulis, sebagian besar isi kisah best practices yang dilaporkanmasih”biasa-biasa” saja. Belum terlihat dimana pembelajaran keunggulan (best)nya.1


<strong>Acuan</strong> <strong>Best</strong> <strong>Practices</strong> <strong>PAKET</strong><strong>Best</strong> practices bagaikan rekor dunia dalam olah raga yang selalu menantang untukterus dipecahkan. Pencapaian rekor yang lama dianggap sebagai tantangan yang harusditaklukkan dengan rekor baru. Rasa tidak puas akan hasil yang telah dicapai akanmenjadi cambuk untuk mendapatkan hasil yang lebih sempurna. Dinamika bestpractices adalah konsekuensi dari itikad untuk meningkatkan inovasi dan kreativitasuntuk mencapai hasil optimal dengan cara yang lebih efektif.D. SasaranSasaran KAK <strong>Penulisan</strong> <strong>Best</strong> <strong>Practices</strong> <strong>PAKET</strong> adalah semua pelaku, baik di levelkonsultan maupun di level masyarakat agar memahami penulisan dalam kontekskemitraanF. Indikator <strong>Best</strong> <strong>Practices</strong> <strong>PAKET</strong>Berikut ini adalah beberapa indicator dasar yang dapat dijadikan sebagai indikasiuntuk mengkualifikasikan sebuah kegiatan best practices antara lain :F.1. POKJA <strong>PAKET</strong>1. POKJA bekerja aktif, dinamis dan idealis. Aktivitas dasar sebuah POKJA mestiterpenuhi sebagaimana tupoksi yang dipersyaratkan baik kualitatif maupunkuantitaif (PAD). Salah satunya adalah prasyarat perenserta aktif perempuan.POKJA mesti bekerja aktif, responsive, problem solver dan idealis mengejar citacitakemitraan dalam penanggulangan kemiskinan.2. Kesetaraan dan kerjasama. Tugas utama POKJA adalah mendorong terjadinyakolaborasi kemitraan antara dinas dengan masyarakat yang diwujudkan dalamberbagai kegiatan. Salah satu tugas strategis POKJA adalah verfikasi usulan(proposal) PAKEM. Dalam forum ini nilai-nilai Good Governance dalam pengambilankeputusan diaplikasikan. Oleh sebab itu dalam memverifikasi proposal, POKJAdituntut bekerja kolektif, berperan setara, tidak diskriminatif, demokratis, fair,terbuka terhadap masukan dan tidak didominasi oleh satu atau dua orang saja.3. Memiliki team monev yang bekerja periodic, teamwork dan terjadwal. Sebagaipenanggung jawab kualitas aktivitas <strong>PAKET</strong> di level Kota, POKJA harus melakukanmonev ke lapang untuk mengontrol kualitas kegiatan yang dilakukan oleh PAKEM-PAKEM. Kegiatan supervise tersebut dilakukan secara sistematis berdasarkan actionplan. Monitoring dan evaluasi dijalankan bersama secara team work, tidak hanyadilakukan oleh satu dua orang saja. Koordinator POKJA dan anggotan-anggotanyasaling berbagi peran.4. Komunikasi dan koordinasi dengan dinas-dinas berjalan baik. Sebagairepresentasi TKPKD, POKJA mengkoordinasikan dinas-dinas yang tergabung didalamnya sehingga terjadi sinergi institusional (bukan personal), baik di levelPOKJA maupun di level PAKEM. Tujuannya agar program-program dinas memilikiketerkaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraan dan penanggulangankemiskinan.5. BOP dimanfaatkan sesuai azas good governance. Pengelolaan anggaran adalahhal sensitive dalam sebuah organisasi. Termasuk BOP sebagai indicator utamapenerapan transparansi dan akuntabilitas. Penggunaan BOP mesti transparan,kuntabel dan jelas untuk aktivitas yang menunjang sinergi kebijakan dinas denganperencanaan masyarakat. Fungsi utamanya adalah mendukung pengembangankapasitas, memfasilitasi berbagai forum dan monitoring seluruh kegiatan lapang.6. PJOK transparan mengelola dana. PJOK <strong>PAKET</strong> wajib transparan dalam mengeloladana, baik arus pencairan maupun arus penyaluran BLM. Sebab PJOK adalah bagian3


<strong>Acuan</strong> <strong>Best</strong> <strong>Practices</strong> <strong>PAKET</strong>dari POKJA <strong>PAKET</strong> yang bertugas untuk merancang dan mengelola anggaran BOPPemda. Publikasi demi menegakkan transparansi tidak hanya dilakukan POKJAdengan memberikan informasi kepada PAKEM, tetapi juga kepada khalayak melaluiberbagai media.7. KBP dan FKBKM terlibat aktif di dalam <strong>PAKET</strong>. Kondisi ini harus dipastikanmengingat KBP dan FKBKM adalah forum-forum kerelawanan yang sejak lama telahdiinisiasi oleh kelompok peduli di level Kota dan BKM-BKM di level Masyarakatuntuk mengawal siklus kota, khususnya dalam PPA.F.2. PAKEM1. Dibentuk atas dasar kesadaran kritis untuk bermitra, bukan atas pemaksaankehendak maupun kemauan salah satu pihak. PAKEM dibuat berdasarkan consensusuntuk melaksanakan kegiatan berdasarkan kebutuhan riil yang tertuang dalam PJMPronangkis.2. Keanggotaan tiga pihak. Keanggotaan standar PAKEM adalah terdiri dari Pemda,masyarakat dan swasta atau perguruan tinggi. Kemitraan yang mengakomodasiketiga pihak tersebut akan membuka peluang bagi PAKEM untuk melakukanchanelling sebagai fase ekspansi kemitraan3. Orientasi kegiatan <strong>PAKET</strong> adalah lintas kelurahan, sehingga PAKEM yang bagusadalah yang mampu merealisasikan kegiatan yang bermanfaat bagi lebih dari satukelurahan yang memiliki sejumlah pemanfaat keluarga miskin. Sebagian kelurahanberasal dari kelurahan/desa berdaya4. Kemitraan sejati. Artinya kemitraan yang berlaku dalam PAKEM adalah kemitraanyang dibangun secara utuh meliputi seluruh aspek ideal kolaborasi dinas denganmasyarakat yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga monitoring.5. Indikasi APBD dalam program SKPD tidak dipaksakan sepihak oleh SKPD. SehinggaAPBD yang termuat dalam program SKPD benar-benar dapat dijamin telahdiusulkan melalui proses perencanaan panjang yang mengedepankan partisipasimasyarakat.6. Inovatif dan Melibatkan peranserta wakil semua desa/kelurahan. PAKEMbertugas memfasilitasi terjadinya pelaksanaan kegiatan lintas kelurahan/desasecara adil. Seluruh pihak dari masing-masing desa/kelurahan hendaknyadilibatkan secara aktif dalam proses pengajuan usulan, implementasi kegiatan danmonitoring evaluasi. Selain demokratis dan taat azas, proses dan hasil kegiatanPAKEM mesti memperlihatkan kreativitas dan inovasi.7. Keterlibatan SKPD-SKPD lintas sektoral, akan menentukan seberapa besar kualitaskemitraan dapat dikonsolidasikan. SKPD yang terlibat dalam PAKEM standar adalahPU. Untuk mempermudah sinergi lintas SKPD, maka di dalam sebuah PAKEMhendaknya terpenuhi dua prasyarat, yaitu terdapat minimal 2 SKPD dalam satuPAKEM atau SKPD selain PU telah aktif terlibat sebagai anggota PAKEM8. Channelling dengan pihak swasta. Kendatipun target <strong>PAKET</strong> sementara ini adalahmenciptakan kemitraan antara dinas dengan masyarakat, namun tidak menutupkemungkinan untuk mengembangkan kemitraan dengan pihak swasta. Sebab jarangsekali PAKEM yang mampu menggandeng swasta sebagai mitra.9. Tantangan besar. Keberhasilan menyelesaikan kegiatan di tengah himpitankesulitan dan tantangan yang mengepung adalah sebuah prestasi tersendiri yangpatut diberikan apresiasi sebagai best practices4


<strong>Acuan</strong> <strong>Best</strong> <strong>Practices</strong> <strong>PAKET</strong>F.3. PEMANFAATDitinjau dari aspek kemanfaatan, kegiatan <strong>PAKET</strong> harus menunjang beberapa halpenting sesuai misi utama <strong>PAKET</strong>, yaitu :1. Menjangkau pemanfaat KK Miskin. Pelaksanaan kegiatan <strong>PAKET</strong> hendaknyameningkatkan pendapatan, taraf hidup, layanan dan kemudahan bagi keluargamiskin, terutama mereka yang telah terdaftar dalam PS2. Hal ini setidaknyaterlihat dari perbedaan kondisi sebelum dan sesudah kegiatan dilaksanakan. Jikakegiatan tersebut ternyata tidak menimbulkan efek apa-apa terhadap keluargamiskin tentu patut dipertanyakan efektivitas pelaksanaan kegiatan di lokasitersebut.2. Peningkatan Pendapatan. Dengan dibangunnya infrastruktur atau fasilitas lainyang memberikan kemudahan bagi keluarga miskin tentunya diharapkan dapatmeningkatkan pendapatan keluarga miskin dalam berbagai sektor. MisalnyaNelayan semakin mudah melaut dan memasarkan ikan. Demikian halnya denganpedagang, dengan dibangunnya jembatan maka semakin memperlancar transaksi dipasar.3. Kelancaran akses. Pasca dibangunnya fasilitas, harapan utamanya adalahkelancaran akses berbagai sector seperti ekonomi, perdagangan, pertanian,perikanan, peternakan, pendidikan, kesehatan, dan air bersih. Terbukanya akseslintas sector juga menandai keterbukaan akses geografis yang dimulai denganterhubungnya kegiatan lintas desa/kelurahan. Bersamaan dengan komunikasi daninformasi, kelancaran akses adalah keniscayaan dalam pembangunan.4. Terlaksananya kegiatan lain. Jika Kegiatan tersebut tidak dilaksanakan maka akanmenghambat kegiatan lain. Artinya realisasi kegiatan tersebut akan mempermudahdimulainya kegiatan yang lain. Misalnya pembangunan jembatan mempermudahkelanjutan pembangunan jalan. Pembangunan jalan akan mempermudahdimulainya pembangunan Pasar desa dst.5. Kegiatan yang dilaksanakan harus lintas desa. Jika PAKEM bersama masyarakatmasih melaksanakan kegiatan yang hanya bermanfaat untuk desa/kelurahannyamasing-masing maka belum diperoleh nilai tambah yang dapat digunakan sebagaibahan belajar (lesson learned). Sebab sesungguhnya kegiatan bagi keluarga miskindi internal desa/kelurahan telah dituntaskan pada siklus regular sebelum <strong>PAKET</strong>.G. Mekanisme <strong>Penulisan</strong>Pengiriman tulisan oleh Korkot Advanced kepada KMP Advanced dapat dimulai setelahpelaksanaan 50 % <strong>PAKET</strong> tahap 1 (100% pemanfaatan APBD) selesai. Untukmemudahkan, maka tulisan dikirimkan secara terjadwal tiap bulan berdasar cluster(dikoordinir oleh koordinator cluster). Untuk tahun 2010 ini dimulai pada Bulan Maret.Setiap Korkot mengirimkan minimal 2 tulisan.Jadwal Pengiriman Tulisan <strong>Best</strong> <strong>Practices</strong>No Bulan Cluster1. Maret Cluster 12. April Cluster 23. Mei Cluster 34. Juni Cluster 45. Juli Cluster 56. Agustus Cluster 17. September Cluster 28. Oktober Cluster 35


<strong>Acuan</strong> <strong>Best</strong> <strong>Practices</strong> <strong>PAKET</strong>9. November Cluster 410. Desember Cluster 5H. PenutupMelalui program <strong>PAKET</strong>, upaya Pemda dan masyarakat untuk saling berintegrasi takberhenti berproses. Sejumlah inovasi dan kreativitas terus diproduksi demimerealisasikan sinkronisasi peran antara Pemda dengan masyarakat. Sinergi dinas(SKPD) dengan masyarakat adalah langkah dasar yang diharapkan mendorong gerakanyang lebih luas, yaitu kemitraan tiga pilar antara Pemda, Masyarakat dan Swasta.Orientasi strategis kemitraan bahkan bermimpi menggandeng swasta lebih intens agarpembangunan berkelanjutan senantiasa mengakomodasi tiga hal utama yang disebutJohn Elkington dengan triple bottom line yaitu masyarakat (people), keuntunganbenefit dan atau (profit) dan lingkungan (planet). Sebab ketiga elemen tersebutmenunjang perubahan positif menuju kepada perbaikan pola pembangunanberkelanjutan secara holistik.Perubahan besar akan lebih optimal dan mudah untuk dirawat sustainabilitynya jikaberlangsung secara bertahap (gradual) dibanding perubahan massif (radikal) yangberlangsung seketika (instant). Oleh sebab itu totalitas perubahan sistemik yangdibangun secara evolutif dari serangkaian langkah-langkah continue, bertahap danajeg akan lebih kokoh. Pekerjaan kecil, rutin dan parsial tidak selayaknya dipandangsebelah mata, sebab perubahan kecil amat menentukan perubahan besar. Besarkecilnya skala perubahan sistem ditentukan oleh besar kecilnya perubahan instrumeninstrumennya.Sehingga yang pantas diakomodasi dalam best practices tidak hanyacerita keberhasilan kolosal, melainkan kesuksesan kecil dan instrumental juga.TIPS dan TRiCKSSebelum menulis <strong>Best</strong> <strong>Practices</strong>, coba selalu kaitkan denganpertanyaan-pertanyaan kunci berikut :1. Apa saja keunggulan-keunggulannya?2. Mengapa begini? Mengapa Begitu?3. Bukti-buktinya apa saja?4. Apa yang harus bias dipelajari oleh orang lain (kreativitas danInovasi) ?6

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!