11.07.2015 Views

Indikator Makro Sektor Pertanian Indonesia - Pusat Sosial Ekonomi ...

Indikator Makro Sektor Pertanian Indonesia - Pusat Sosial Ekonomi ...

Indikator Makro Sektor Pertanian Indonesia - Pusat Sosial Ekonomi ...

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

sanakan berbagai program, seperti bantuanberas untuk masyarakat miskin (raskin), bantuanlangsung tunai (BLT), dan lain sebagainya. Paradigmapenanggulangan kemiskinan ke depandifokuskan pada pemberdayaan masyarakat,yaitu dengan cara memandirikan masyarakatlewat perwujudan potensi dan sumberdaya yangdimiliki, sehingga rumah tangga miskin mampumenolong dirinya sendiri untuk meningkatkankesejahteraannya (Nainggolan, 2006). Strateginyaadalah mengurangi beban pengeluaran masyarakatmiskin dan meningkatkan pendapatanmasyarakat miskin.KONSUMSI PANGAN PENDUDUKKuantitas dan kualitas konsumsi panganpenduduk biasanya direpresentasikan oleh tingkatkonsumsi energi dan protein. Selama periodetahun 2004-2005, konsumsi energi pendudukkota dan desa mengalami peningkatan, dari 1986kkal/kapita/hr pada tahun 2004 menjadi 1996kkal/kapita/hr pada tahun 2005, atau meningkat10 kkal/kapita/hr (Susenas, BPS, 2006). Demikianpula dalam kurun waktu yang sama, konsumsiprotein juga mengalami peningkatan, dari 54,7gr/kapita/hr pada tahun 2004 menjadi 55,3 gr/kapita/hr pada tahun 2005, atau naik 0,6 gr/kapita/hr (0,09 %). Walaupun tingkat konsumsienergi mengalami peningkatan, namun tingkatkonsumsi energi tersebut masih dibawah tingkatkonsumsi normatif (anjuran) sebesar 2000kkal/kapita/hr. Sebaiknya, tingkat konsumsi proteintelah melampaui tingkat konsumsi normatif(anjuran) sebesar 52 gr/kapita/hr. Jadi, ditinjaudari kuantitas dan kualitasnya, tingkat konsumsipangan penduduk <strong>Indonesia</strong> selama periodetahun 2004-2005 secara umum semakin baik.Aspek lain konsumsi pangan pendudukyang menarik untuk dibahas adalah mutu dankeanekaragaman konsumsi pangan penduduk.Mutu dan keanekaragaman konsumsi panganpenduduk biasanya direpresentasikan oleh skorpola pangan harapan (PPH). Skor PPH pendudukkota dan desa pada tahun 2005 mencapai79,10, atau 2,20 lebih tinggi dibandingkan denganskor pada tahun 2004 (Susenas, BPS,2006). Hal ini semakin memperkuat fakta bahwaselama periode tahun 2004-2005 tingkat konsumsipangan penduduk <strong>Indonesia</strong> secara umumsemakin baik.Aksesibilitas penduduk terhadap pangandirepresentasikan oleh jumlah penduduk yangmasuk kategori rawan pangan maupun sangatrawan pangan. Menurut Maxwell dan Frankenberger(1992), rawan pangan transien adalahkondisi rawan pangan yang dihadapi rumahtangga, karena untuk sementara waktu tidakmampu memenuhi kebutuhan pangan mereka.Selama periode tahun 2004-2005, jumlah pendudukkategori rawan pangan turun dari 74.695.770orang pada tahun 2004 menjadi 54.297.060orang pada tahun 2005, sedangkan jumlah pendudukkategori sangat rawan pangan meningkatdari 15.600.330 orang pada tahun 2004 menjadi51.053.240 orang pada tahun 2005 (BPS, 2006).Fenomena ini mengindikasikan bahwa ada pendudukyang sebelumnya masuk kategori rawanpangan, namun karena mengalami penurunandaya beli akhirnya masuk kategori sangat rawanpangan. Secara agregat, jumlah penduduk yangmasuk kategori rawan pangan dan sangat rawanpangan naik dari 90.296.100 orang pada tahun2004 menjadi 105.350.300 orang pada tahun2005. Angka ini secara implisit menunjukkanbahwa, selama periode tahun 2004-2005, aksesibilitaspenduduk terhadap pangan masih menjadimasalah besar. Perlu diketahui bahwa kerawananpangan berkorelasi positif dengan kemiskinan.Dengan demikian, fokus pembangunanpada saat ini diarahkan pada penanganan masalahkerawanan pangan dan kemiskinan (Hermanto,2005). Sejalan dengan hal tersebut, salahsatu rencana aksi program ketahanan panganmasyarakat adalah penurunan tingkat kemiskinanpedesaan dan pemenuhan kebutuhan pangansampai tingkat rumah tangga. Ketahanan pangandiwujudkan bersama oleh masyarakat dan dikembangkanmulai tingkat rumah tangga. Bilasetiap rumah tangga sudah mencapai ketahananpangan, maka secara otomatis ketahananpangan masyarakat, daerah, dan nasional akantercapai.HARGA GABAH DAN BERASPerkembangan harga internasional (FOBBangkok 25% broken) selama periode 2001-2006 cenderung meningkat dengan pola yangberbeda antartahun, yaitu tahun 2001-2003 cenderungmeningkat landai, tahun 2004 meningkattajam, dan tahun 2005-2006 kembali meningkatdengan landai (Gambar 2). Hal ini menunjukkan90

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!