e) Memberikan alokasi dana APBN lebih besaruntuk mengoptimalkan lahan pertanian, pengembangan,penelitian, dan penerapan teknologipertanian.f) Memberikan alokasi dana APBN lebih besaruntuk pembukaan lahan pertanian baru diLuar Jawa, serta memberikan insentif bagiusaha swasta untuk melaksanakan hal yangsama.Data secara nasional menunjukkan bahwalebih dari 10,5 juta (53%) rumah tanggapetani menguasai lahan kurang dari 0,5 ha, danlebih dari 6 juta (30%) menguasai lahan kurangdari 0,25 ha. Dari hasil Sensus <strong>Pertanian</strong> (SP)1993, jumlah rumah tangga tani sebanyak 20 jutarumah tangga (RT) pada SP 2003 meningkatmenjadi 25,4 juta RT. Jumlah RT petani guremdengan penguasaan lahan kurang dari 0,5 ha,baik milik sendiri maupun menyewa, meningkatdari 10,8 juta kepala keluarga (KK) tahun 1993menjadi 13,7 juta KK tahun 2003 (2,6%/th). PersentaseRT petani gurem terhadap RT pertanianpengguna lahan juga meningkat, dari 52,7%(1993) menjadi 56,5% (2003). Kondisi penguasaanlahan di Jawa makin memprihatinkan karenatidak mampu mencapai skala usaha yangekonomis, sehingga usaha pertanian di Jawamenghadapi ancaman stagnasi. Hasil penelitianPatanas (2000) menunjukkan bahwa di Jawa,sekitar 88% rumah tangga petani menguasailahan sawah kurang dari 0,5 ha dan sekitar 76%menguasai lahan sawah kurang dari 0,25 ha.Sawah masih menjadi basis produksipangan dan hortikultura ke depan. Sebagian besar(41%) jaringan irigasi berlokasi di Jawa(Tabel 7), sementara laju konversi lahan sawahdi Jawa terus berlangsung untuk memenuhikebutuhan perumahan dan tapakan infrastruktur.Dari 6,7 juta ha jaringan irigasi yang terbangun,1,5 juta ha (22 %) diantaranya rusak. Sebagianbesar (90%) sumber air irigasi berasal dari sungaiyang dibendung sebanyak 11.547 buah, diantaranya 49 buah rusak. Sisanya (10%), sumberair irigasi berasal dari waduk dan embungsebanyak 273 buah, diantaranya 19 buah rusak(Tabel 8). Kerusakan jaringan dan sumber air irigasiselain disebabkan minimnya biaya operasionaldan pemeliharaan, juga disebabkan olehrusaknya catchment area (daerah tangkapan air)akibat penggundulan hutan dan praktek pertaniandi wilayah berlereng yang seharusnya bukanuntuk kegiatan budidaya tanaman. BerdasarkanRencana Strategis Departemen PekerjaanUmum, sasaran rehabilitasi jaringan irigasi selamaperiode 2005-2009 adalah (a) rehabilitasijaringan yang rusak seluas 2.679.450 ha, (b)pembangunan atau peningkatan seluas 700.000ha, (c) operasional dan pemeliharaan seluas3.490.500 ha, dan (d) pencetakan sawah seluas279.680 ha. Realisasi perbaikan jaringan irigasiTabel 7. Penyebaran Jaringan Irigasi Berdasarkan Pulau, 2006.Provinsi Luas lahan %Jawa 3.27 48.09Sumatera 1.83 26.91Sulawesi 0.79 11.62Kalimantan 0.46 6.76Nusa Tenggara – Bali 0.39 5.74Maluku – Papua 0.06 0.88Total 6.80 100.00Sumber : Ditjen Sumberdaya Air, Departemen pekerjaan Umum, 2006.96Tabel 8. Kondisi Jaringan Irigasi, 2006PrasaranaKondisiKeandalan AirJumlah UnitTerbangunRusak berat Rusak ringan Waduk Non WadukJaringan irigasi 6.771.826 Hektar 341.327 1.178.548 719.173 6.052.653(0,05%) (17,4%) (10,62) (89,38)Bendung 11.547 BH 49 - - -(0,24%)Waduk 273 BH 14 5 - -(5,1%) (1,8)Sumber : Ditjen Sumberdaya Air, Departemen pekerjaan Umum, 2006.
Tabel 9. Ketersediaan Air dan Permintaan Aktual Untuk Keperluan Rumah Tangga, Perkotaan, Industri dan IrigasiNoProvinsiKetersediaanPermintaan Saat Ini (2002)Rata-rata R.Tangga Perkotaan Industri Irigasi Total- m3/det -1 NAD 3.042,21 9,34 3,98 - 126,54 139,862 Sumatra Utara 2.948,79 87,46 37,32 9,42 166,51 300,713 Sumatra Barat 1.670,69 8,00 3,41 93,01 - 104,424 Riau 5.020,67 15,76 6,73 - 74,42 96,915 Jambi 2.680,65 6,17 2,63 - 31,14 39,946 Sumsel (Bangka/Belitung) 4.793,82 26,96 11,50 - 62,67 101,137 Bengkulu 1.662,20 2,97 1,27 - 41,96 46,208 Lampung 1.528,41 17,82 7,60 - 94,67 120,09SUMATRA 23.347,44 174,48 74,44 102,43 597,91 949,269 DKI Jakarta 317,45 31,41 13,77 14,14 75,85 135,1710 Banten 252,38 1,11 0,49 1,59 29,05 32,2411 Jawa Barat 2.171,14 24,00 9,00 20,00 372,00 425,0012 Jawa Tengah 1.665,18 17,95 7,87 - 337,28 363,1013 DI Yogyakarta 175,23 3,89 1,71 - 50,01 55,6114 Jawa Timur 1.354,95 24,99 10,96 11,55 419,26 466,76JAWA 5.936,33 103,35 43,80 47,28 1.283,45 1.477,88JAWA+BALI 6.109,24 105,25 44,59 47,28 1.374,40 1.571,5215 Kalbar 10.154,14 3,51 1,47 - 5,17 10,1516 Kalsel 5.668,41 5,69 2,38 - 7,18 15,2517 Kalteng 5.824,04 8,96 3,75 - 0,38 13,0918 Kaltim 10.318,37 14,41 6,03 - 3,26 23,70KALIMANTAN 31.964,96 32,57 13,63 0,00 15,99 62,1919 Bali 172,91 1,90 0,79 90,95 93,6420 NTB 404,90 1,90 0,79 - 164,65 167,3421 NTT 907,98 1,52 0,64 - 23,70 25,86BALI+ N.TENGGARA 1.485,79 5,32 2,22 0,00 279,30 286,84N.TENGGARA 1.312,88 3,42 1,43 0,00 188,35 193,2022 Sulawesi Utara 1.003,93 2,13 0,89 - 42,69 45,7123 Gorontalo 221,91 0,81 0,34 - 11,22 12,3724 Sulteng 3.683,12 8,92 3,74 - 71,97 84,6325 Sultra 217,69 0,71 0,30 - 6,04 7,0526 Sulsel 2.698,76 9,05 3,79 1,10 232,03 245,97SULAWESI 7.825,41 21,62 9,06 1,10 363,95 395,7327 Maluku Utara 1.324,00 0,28 0,12 - 0,80 1,2028 Maluku 1.994,17 5,78 2,42 - 10,02 18,2229 Irian 27.786,00 13,41 5,62 - 2,32 21,35MALUKU dan IRIAN 31.104,17 19,47 8,16 0,00 13,14 40,77INDONESIA 101.664,10 356,81 151,31 150,81 2.553,74 3.212,67Sumber: Sub Direktorat Hidrologi, Direktorat Pemanfaatan Sumberdaya Air, Dep.Kimpraswil (2003).tersebut diharapkan akan memperkuat basis produksilima tahun ke depan.Rusaknya daerah tangkapan air, akibatpenggundulan hutan dan praktek pertanian di wilayahberlereng yang seharusnya bukan untukkegiatan budidaya tanaman, juga telah menyebabkankerusakan sumberdaya air untuk irigasidan kebutuhan industri serta rumah tangga. Sam-97