tinggi dibandingkan dengan yang terjadi disektor-sektor perekonomian lainnya. Perkembanganekspor pertanian dalam periode 2004-2005memiliki pertumbuhan lebih rendah dibandingkandengan periode 2000-2004, namun ekspor masing-masingsubsektor menunjukkan pertumbuhanyang signifikan, yaitu bisa melebihi 10%/th.Sedangkan pada sisi impor, pertumbuhan imporpertanian untuk tahun 2000-2004 lebih besar dari2004-2005. Di sisi lain, NTP-BPS tidak cocokdijadikan sebagai penanda kesejahteraan petanikarena mengandung dua kelemahan mendasar.Secara konseptual NTP-BPS tidak memiliki hubunganlangsung dan tegas dengan nilai maupundaya beli pendapatan petani. Secara empiris,NTP-BPS hanya mengakomodir pendapatan rumahtangga tani dari usahatani tanaman (bahanmakanan dan perkebunan rakyat).Selama periode tahun 2004-2005, tingkatkonsumsi penduduk <strong>Indonesia</strong> secara umumsemakin baik, ditinjau dari segi kuantitas dankualitasnya yang direpresentasikan oleh peningkatankonsumsi energi dan protein, maupun darisegi keanekaragamannya yang direpresentasikanoleh peningkatan skor pola pangan panganharapan (PPH). Namun demikian, aksesibilitaspenduduk terhadap pangan selama periodetahun 2004-2005 masih merupakan masalahbesar, yang diindikasikan oleh masih relatif besarpenduduk <strong>Indonesia</strong> yang masuk ke dalamkategori rawan pangan maupun sangat rawanpangan.Pola perkembangan harga beras, baik ditingkat internasional maupun dalam negeri,sudah terintegrasi. Harga dalam negeri, baik ditingkat perdagangan besar dan petani, meningkattajam pada tahun 2005. Harga internasionalmelandai di tahun 2005-2006, harga perdaganganbesar melandai di tahun 2006, akan tetapiharga GKP tingkat petani terus menaik hinggatahun 2006. Dalam kaitannya dengan produksi,upaya akselerasi produksi dipengaruhi beberaparisiko utama, yaitu sumberdaya lahan dan air,kemampuan produksi industri pupuk nasional,serta sistem perbe-nihan nasional.DAFTAR PUSTAKABlyn, G. 1973. Price Series Correlation As a Measuresof Market Integration. Indian Journal ofAgricultural Economics 28(2):56-59.Diakossavvas, D. 1995. How Integrated are WorldBeef Markets? The Case of Australian andU.S. Beef Markets. Agricultural Economics12:37-53.Goletti, F. and S. Babu. 1994. Market Liberalizationand Integration of Maize Markets in Malawi.Agricultural Economics 11:311-324.Hermanto. 2005. Pengentasan Kemiskinan MelaluiPemberdayaan Masyarakat dalam ProgramKetahanan Pangan. Badan KetahananPangan, Departemen <strong>Pertanian</strong>. Jakarta.Heytens, P.J. 1986. Testing Market Integration. FoodReearch Institute Studies 20(1):25-41.Honma, M. And T. Hagino. 2001. A Comparative Studyon Agricultural Exports of Three SoutheastAsian Countries. JCER DISCUSSION PAPERNo.71. Japan Center For EconomicResearch. Tokyo, JapanKlitgaard, T. 1999. Exchange Rates and ProfitMargins: The Case of the JapaneseExporters. Federal Reserve Bank of NewYork Economic Policy Review 5(1):41-54.Maxwell, S. and T.R. Frankenberger. 1992. HouseholdFood Security: Concepts, Indicators,Measurement. A Technical Review. JointlySponsored by United Nation Children’s Fundand International Fund for AgriculturalDevelopment.Mendoza, M.S. and M.W. Rosegrant. 1995. PricingConduct of Spatially Differentiated Markets. InG.J. Scott (Ed.), Prices, Products, andPeople. Analyzing Agricultural Markets inDeveloping Countries, p.343-357. LynneRienner Publishes, Boulder, USA, incooperation with the International PotatoCenter (CIP), Lima, Peru.Nainggolan K. 2006. Program Akselerasi PemantapanKetahanan Pangan Berbasis Pedesaan.Dalam Prosiding Seminar Revitalisasi KetahananPangan: Membangun KemandirianPangan Berbasis Pedesaan Analisis, hal 114-121. <strong>Pusat</strong> Analisis <strong>Sosial</strong> <strong>Ekonomi</strong> danKebijakan <strong>Pertanian</strong>, Badan Penelitian danPengembangan <strong>Pertanian</strong>, Departemen <strong>Pertanian</strong>.Ravallion, M. 1986. Testing Market Integration.American Journal Agricultural Economics68(1):102-109.Taylor, E.L., D.A. Bessler, M.L. Waller, and M.E.Rister. 1996. Dynamic Relationship BetweenUS and Thai Rice Prices. AgriculturalEconomics 14:123-133.Timmer, C.P. 1987. Corn Marketing. In C.P. Timmer(Ed.), The Corn Economy of <strong>Indonesia</strong>,p.201-234. University Press, Ithaca, N.Y.,U.S.A.106
Tschirlcy, D.L. 1995. Using MicrocomputerSpreadsheets for Spatial and Temporal PriceAnalysis: An Application to Rice and Maize inEcuador. In G.J. Scott (Ed.), Prices, Products,and People: Analyzing Agricultural Markets inDeveloping Countries, p.277-300. LynneRiener Publishes, Boulder, USA incooperation with the International PotatoCenter (CIP), Lima, Peru.107