13.07.2015 Views

laporan akhir penelitian ristek - KM Ristek - Kementerian Riset dan ...

laporan akhir penelitian ristek - KM Ristek - Kementerian Riset dan ...

laporan akhir penelitian ristek - KM Ristek - Kementerian Riset dan ...

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

• •LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISTEKPENGKAJIAN SISTEM PENYEDlAAN KEBUTUHAN BENIH UNGGUL BERMUTU (PADI, JAGUNG, KEDELAI) YANG LEBIH MURAH SECARA BERKELANJUTAN UNTUK MENDUKUNG PROGRAM STRATEGIS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI 01 WlLAYAH SUMATERA BARAT Oleh:ZulIrfan Abd. Aziz Syarif Azwir K. Artuti AM Asril Sahar Yulimasni Yunasri Azwar -BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN SUMATERA BARAT BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN 2010


· .. LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISTEKPENGKAJIAN SISTEM PENYEDlAAN KEBUTUHAN BENIH UNGGUL BERMUTU (PADI, JAGUNG, KEDELAI) YANG LEBIH MURAH SECARA BERKELANJUTAN UNTUK MENDUKUNG PROGRAM STRATEGIS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG DAN KEDELAI DI WlLAYAH SUMATERA BARAT Oleh: ZulIrfan Abd. Aziz Syarif Azwir K. Artuti AM Asril Sahar Yulimasni Yunasri Azwar BAlAI PENGKAJIAN TEKNOlOGI PERTANIAN SUMATERA BARATBALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN 2010


• •LEMBAR PENGESAHAN IJudul PenelitianFokus Bi<strong>dan</strong>g PrioritasKode Produk TargetKode KegiatanLokasi PenelitianPenelitian Tahun Ke" 'keterangan LeJribaga Pelaksana/P ,~ngelola KegiabnIv ._ ­A. Lembaga Pelaksana KegiatanNama Koordinator KegiatanNama Pimpinan -Nama LembagaAlamat--Telepon/Faksimile/E-mail-Jangka Waktu Kegiatan: 1 (satu) tahunBiaya Tahun - 1 : Rp. 150.000.000,-Biaya Tahun - 2Total Biaya : Rp. 150.000.000,­K eglȧ t anBaru,Pengkajian Sistem Penyediaan (>90%) Kebutuhan BenihUnggul Bermutu (Padi, Jagung, Kedelai) yang Lebih Murah(>20%) Secara Berkelanjutan untuk Mendukung ProgramStrategis Peningkatan Produksi Padi (> 10%), Jagung(>20%) <strong>dan</strong> Kedelai (>20%) di Wilayah Sumatera BaratKetahanan Pangan1.061.06.01Provinsi Sumatera Barat1 (satu)Dr.Ir. Zul Irfan, MS,;~,,:;:~"No.Uraian" .lumlah (Rp.)1. Gaji <strong>dan</strong> Upah46.700.0002. Bahan Habis Pakai 21.299.6003. Perjalanan57.418.0144, Lain-Lain24.582.386lumlah biaya tahun \,an~ diusulkan 150.000.000"'''''.j>.. , . '~ .Nama Lembaga/lnstitusiBalai Besar Pengkajian <strong>dan</strong> Pengembangan TeknologiPertanian (BBP2TPlUnit OrganisasiBPTP Sumatera BaratAlamatJln. Raya Pa<strong>dan</strong>g-Solok, Km. 40, Sukarami, Solok,Sumatera BaratTelepon/Faksimile/E-mail Telp. (0755) 31564, Fax. (0755) 31138IE-mail: sum bar b[ltp@_'{ahoo.com, B. Lembaga lain yang terlibatJ_ K-epala Lembaga/lnstitusiBPTP SUmatera Barat,-l ! ~ (,~I rDr: lr. tv1.pfama Yufdy, MSc o ! . ul Irfan, MSNIP ~ 1~~.Q,4,fj10.198603.1.002 NIP. 19560307.198203.1.002• '} j"J< .'I -.. :~~-


• •LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHANIi entltas Lembaga ene Itlan an engem b anganNama LembagaPenelitianIPimpinanIAlamatIBalai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Barat,Ba<strong>dan</strong> Penelitian <strong>dan</strong> Pengernbangan PertanianDr.Ir. M. Prama Yufdy, IVJScJI. Raya Pa<strong>dan</strong>g-Solok, Km. 40, Sukarami, PO Box 34 Pa<strong>dan</strong>g,Sumatera Barat 27366; Telp. 0755-31564; Fax. 0755-31138;E-mail: sumbar _bptp@yahoo.comIdentitas KegiatanJudulAbstraksiPengkajian Sistem Penyediaan (>90%) Kebutuhan BenihUnggul Bermutu (Padi, Jagung, Kedelai) yang Lebih Murah(>20%) Secara Berkelanjutan untuk Mendukung ProgramStrategis Peningkatan Produksi Padi (> 10%), Jagung (>20%)<strong>dan</strong> Kedelai (>20%) di Wilayah Sumatera BaratUpaya pengembangan sistem penyediaan benih komoditaspertanian memerlukan kajian yang menyeluruh. Di SumateraBarat, dengan perbaikan sistem penyediaan benih secaraholistik diharapkan benih padi sawah, jagung <strong>dan</strong> kedelaidapat tersedia pada daerah-daerah sentra produksinya sesuaikebutuhan, sehingga pada <strong>akhir</strong>nya produktivitas <strong>dan</strong>produksi ketiga komoditas tersebut dapat ditingkatkan.Pengkajian sistem penyediaan benih padi, jagung <strong>dan</strong> kedelaiini terdiri dari 3 (tiga) kegiatan yang akan dilaksanakan secarasimultan. Ketiga kegiatan tersebut adalah: (1) KajianKelembagaan <strong>dan</strong> Sistem Perbenihan Padi, Jagung <strong>dan</strong>Kedelai di Provinsi Sumatera Barat; (2) IdentiAkasiKebutuhan <strong>dan</strong> Penyediaan Benih Bermutu Padi, Jagung,Kedelai di Provinsi Sumatera Barat; <strong>dan</strong> (3) Penguatan UnitPengelola Benih Sumber di BPTP Sumatera Barat. Kegiatanketiga ini terbagi atas 3 subkegiatan, yaitu: (a) Peningkatanproduksi benih sumber padi sawah, (b) Peningkatan produksibenih sumber jagung komposit, <strong>dan</strong> (c) Peningkatan produksibenih sumber kedelai .Hasil yang diharapkan dapat dicapai dari pelaksanaanpengkajian ini terdiri dari data <strong>dan</strong> informasi mengenaikelembagaan <strong>dan</strong> sistem penyediaan benih bermutu padi,jagung <strong>dan</strong> kedelai; database kebutuhan <strong>dan</strong> eksistingpenyediaan benih bermutu padi, jagung <strong>dan</strong> kedelai; sertamasing-masing satu ton benih sumber padi, jagung <strong>dan</strong> kedelai.Manfaat minimal yang bisa diperoleh dengan dicapainya hasilpengkajian ini adalah sebagai berikut: (1) Sebagai materi dasardalam merancang langkah-Iangkah pembenahan <strong>dan</strong> penataankelembagaan <strong>dan</strong> sistem penyediaan benih bermutu ketigakomoditas tersebut di masa yang akan datang; (2) DatabaseiIII


• •kebutuhan <strong>dan</strong> eksisting penyediaan benih padi, jagung, <strong>dan</strong>kedelai sangat penting artinya dalam merancang programpengembangan kelompok penangkar benih ketiga komoditaspada masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Baratserta akan sangat bermanfaat bagi pengusaha benih swastadalam rangka mengembangkan aktivitasnya di ProvinsiSumatera Barat; <strong>dan</strong> (3) Benih sumber padi, jagung, <strong>dan</strong>kedelai yang dihasilkan akan dapat menjadi materi penting bagiBBI <strong>dan</strong> kelompok penangkar binaan khusus di ProvinsiSumatera Barat.Pengkajian ini terdiri dari 3 (tiga) kegiatan utama. Kegiatanpertama <strong>dan</strong> kedua dilaksanakan dengan metode survai,se<strong>dan</strong>gkan kegiatan ketiga yang meliputi tiga subkegiatandilaksanakan dengan metode perbanyakan benih.nm Peneliti1. Peneliti Utama Dr.Ir. Zul Irfan, MS I Sistem Usaha Pertanian2. Alamat Komplek Balai Pengkajian Teknologi Pertanian SumateraBarat, JI. Raya Pa<strong>dan</strong>g-Solok, KmAO, Sukarami, Solok,Sumatera Barat3. Anggota Peneliti Dr.Ir. Abd. Aziz Syarif, MS; Ir. Azwir K., MSi; Ir. Artuti AM, MS;Ir. Asril Sahar; Yulimasni, SP; Azwar, SP; Yunasri, SP.Waktu Pelaksanaan 1 Februari 2010 sid 30 November 2010Identitas HasH PenelitianRingkasan HasH Penelitian1. Kelembagaan produsen benih padi, jagung <strong>dan</strong> kedelai di Provinsi Sumatera Barat, Ikhususnya yang dikelola oleh pemerintah <strong>dan</strong> kelompok atau petani penangkar, masihterbatas, baik jumlah maupun kapasitasnya. Oleh karena itu, sistem pengadaan benihketiga komoditas tersebut belum terbangun dengan baik. Kelemahan kelembagaan<strong>dan</strong> sistem perbenihan ini antara lain dipengaruhi oleh intensitas perhatian pihak-pihakyang terkait dengan perbenihan . Kelompok penangkar <strong>dan</strong> petani penangkarperseorangan benih tanaman pangan <strong>dan</strong> yang ada di berbagai kabupaten <strong>dan</strong> kotasecara umum menghadapi masalah keterbatasan modal, sangat kurangnya sarana <strong>dan</strong>prasarana yang dimiliki, <strong>dan</strong> belum tejaminnya pemasaran.Kebutuhan benih padi sawah di berbagai kabupaten <strong>dan</strong> kota di Provinsi SumateraBarat cukup banyak <strong>dan</strong> bervariasi antar kecamatan. Kebutuhan tersebut belum dapatdipenuhi secara optimal sampai saat ini, ba ik melalui produksi benih oleh penangkarsetempat maupun melalui program BLBU oleh pemerintah. Data mengenai kebutuhanini dapat menjadi pedoman bagi antisipasi pengadaan benih bermutu padi sawah kedepan. Hal yang sama terjadi pada kedelai. Satu-satunya surplus benih terdapat padajagung komposit, khususnya di Kabupaten Agam.3. Kegiatan perbanyakan benih sumber padi sawah (4 varietas), jagung komposit (3varietas), <strong>dan</strong> kedelai (1 varietas) sudah berjalan sebagaimana mestinya. Perbanyakanbenih sumber padi sawah dilakukan bekerjasama dengan petani penangkar,se<strong>dan</strong>gkan untuk jagung komposit <strong>dan</strong> kedelai dilaksanakan pad a Kebun PercobaanSukarami. Dalam waktu dekat benih sumber ketiga komoditas akan dapat diperoleh.IIV


• •Pengelolaan. ~- ..... . .1. Sumber Pembiayaan Penelitian <strong>dan</strong> Mitra Kerjaa. APBI'J : Rp. 150.000.000b.APBD: Rp.­c. Mitra Kerja : Rp.­2. Pemanfaatan Sarana <strong>dan</strong> Prasarana Penelitiana. Sarana Benih Penjenis Padi, Jagung, <strong>dan</strong> Kedelai; Alat PengolahTanah; Alat Prosesing Benih, dll.b. Prasarana Kendaraan Dinas, Lahan Kebun Percobaan, Lantai Jemur,Gu<strong>dan</strong>g Benih, dll.Sukarami,30 November 2010Kepala Balai Pengkajian TeknologiPertanian Sumatera Barat,Dr.Ir. M. Prama Yufdi, MScNIP: 19591010 198603 1 002v


• a.RINGKASAN 3. Benih adalah awal dari sebuah generasi <strong>dan</strong> mata rantai paling penting dalam sistemproduksi suatu komoditas pertanian. Upaya pengembangan sistem penyediaan benihkomoditas pertanian memerlukan kajian yang menyeluruh. Di Sumatera Barat, denganperbaikan sistem penyediaan benih secara holistik diharapkan benih padi sawah,jagung <strong>dan</strong> kedelai dapat tersedia pada daerah-daerah sentra produksinya sesuaikebutuhan, sehingga pada <strong>akhir</strong>nya produktivitas <strong>dan</strong> produksi ketiga komoditastersebut dapat ditingkatkan.4. Pengkajian Sistem Penyediaan Kebutuhan Benih Unggul Bermutu (Padi, Jagung,Kedelai) yang Lebih Murah Secara Berkelanjutan untuk Mendukung Program StrategisPeningkatan Produksi Padi, Jagung, <strong>dan</strong> Kedelai di Wilayah Sumatera Barat ini terdiridari 3 (tiga) kegiatan yang dilaksanakan secara simultan. Ketiga kegiatan tersebutadalah: (1) Kajian Kelembagaan <strong>dan</strong> Sistem Perbenihan Padi, Jagung <strong>dan</strong> Kedelai diProvinsi Sumatera Barat; (2) Identifikasi Kebutuhan <strong>dan</strong> Penyediaan Benih BermutuPadil Jagung, Kedelai di Provinsi Sumatera Barat; <strong>dan</strong> (3) Penguatan Unit PengelolaBenih Sumber di BPTP Sumatera Barat. Kegiatan ketiga ini terbagi atas 3 subkegiatan,yaitu: (a) Peningkatan produksi benih sumber padl sawah, (b) Peningkatan produksibenih sumber jagung komposit, <strong>dan</strong> (c) Peningkatan produksi benih sumber kedelai.S. Hasll yang diharapkan dapat dicapai dari pelaksanaan pengkajian ini terdiri dari data <strong>dan</strong>informasi mengenai kelembagaan <strong>dan</strong> sistem penyediaan benih bermutu padi, jagung<strong>dan</strong> kedelai; database kebutuhan <strong>dan</strong> el


. .. 9. Kebutuhan benih padi sawah di berbagai kabupaten <strong>dan</strong> kota di Provinsi SumateraBarat cukup banyak <strong>dan</strong> bervariasi antar kecamatan. Kebutuhan tersebut belum dapatdipenuhi secara optimal sampai saat ini, baik melalui produksi benih oleh penangkarsetempat maupun melalui program BLBU oleh pemerintah. Data mengenai kebutuhanini dapat menjadi pedoman bagi antisipasi pengadaan benih bermutu padi sawah kedepan. Hal yang sama terjadi pada kedelai. Satu-satunya surplus benih terdapat padajagung komposit, khususnya di Kabupaten Agam.10. Kegiatan perbanyakan benih sumber padi sawah (4 varietas), jagung komposit (3varietas), <strong>dan</strong> kedelai (1 varietas) sudah berjalan sebagaimana mestinya. Perbanyakanbenih sumber padi sawah dilakukan bekerjasama dengan petani penangkar,se<strong>dan</strong>gkan untuk jagung komposit <strong>dan</strong> kedelai dilaksanakan pad a Kebun PercobaanSukarami. Dalam waktu dekat hasil benih sumber ketiga komoditas akan dapatdiperoleh .VII


• a.PRAKATA Benih adalah awal dari sebuah generasi <strong>dan</strong> mata rantai paling penting dalamsistem produksi suatu komoditas pertanian. Kelancaran pengadaan benih tanamandipengaruhi secara bersama oleh berbagai unsur dalam sistem perbenihan, baik yangbersifat teknis maupun kelembagaan, termasuk untuk komoditas padi sawah, jagung <strong>dan</strong>kedelai. Di Provinsi Sumatera Barat, kelembagaan <strong>dan</strong> sistem perbenihan padi sawah,jagung, <strong>dan</strong> kedelai masih belum banyak diketahui, serta database kebutuhan benihketiga komoditas tersebut belum terwujud. Sejalan dengan itu, sistem perbenihantanaman pangan akan terkait pula dengan sejauhmana kuatnya dukungan pengadaanoenih sumber masing-masing komoditas.Laporan ini memuat hasil kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam upayaempelajari <strong>dan</strong> menemukan masukan tentang sistem pengadaan benih pad! sawah,l agung, <strong>dan</strong> kedelai di Sumatera Barat. Termasuk di dalamnya identifikasi kebutuhan <strong>dan</strong>'


• •DAFTAR lSIHalaman~EMBAR PENGESAHAN .............................. .. .................. ........ .. ................... ii EMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN ... ..... ..... ... ....... ... .. .... ...... .... ....... ... .... ... iii RlNGKASAN ... .... .. .... ..... ...... ... ....... .... ... .... .. .. .... .. .. ......... ....... .. ... .... .. .................... vi RAKATA ...... ... ... ..... .. .. .. .. ............... .... .... ...... .... ... ... ... .. ....... ...... .. ... ... ...... .... ..... ... . viii AFTAR 151 ....... .. ............ ....... .... ..... ....... ...... .......... ...... ......... .... ..... ... ..... ...... ....... ix DAFTAR TABEL .... ... .... .. ..... ......... ..... ...... .... .... .. ...... .. ..... .... .. ... ... .. ... ... ...... .... ..... ... x PENDAHULUAN ....... ... .... ...... .... .... .. ......... .. .. ... .. ... ........ ..... ..... .. ...... ......... .. 1 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 4 TUJUAN DAN MANFAAT .. .. ............................. .. .. .............................. 7 METODOLOGI .... .. .. ...... ... ........................... . . .. ...... ........ ... . ....... .... .... 8 3.1. Kajian Kelembagaan <strong>dan</strong> Sistem Perbenihan Padi, Jagung <strong>dan</strong> Kedelai di Provinsi Sumatera Barat ................ ............................ 8 3.2. Identifikasi Kebutuhan <strong>dan</strong> Penyediaan Benih Bermutu Padi, Jagung, Kedelai di Provinsi Sumatera Barat ....... .. ... ...... .. .. ........ 9 3.3. Penguatan Unit Pengelola Benih Sumber di BPTP Sumatera Barat .. 10 HASIL DAN PEMBAHASAN ... ... .......................... .............. .. ................ 154.1. Kelembagaan <strong>dan</strong> Sistem Perbenihan Padi, Jagung <strong>dan</strong> Kedelai di Provinsi Sumatera Barat ... ................................. .......... .......... ... 15 4.2. Kebutuhan <strong>dan</strong> Penyediaan Benih Bermutu Pad i, Jagung, Kedelai di Provinsi Sumatera Barat . .... ....... ... ...................................... ..........4.3. Penguatan Unit Pengelola Benih Sumber di BPTP Sumatera Barat .. 55 20 KESIMPULAN DAN SARAN .... ................. ............................ ...... ..... ........5.1 . Kesimpulan ..... .. ...... ......................... ........... .. ....... .................... 57 5.2. Saran .. ..... '" ... ......... ... .. .... .... ................ ...................... . .... ......... 57 57 _.:. =-rAR PUSTAKA ............ ............ .. ................. .... .. .. ....... .. ................... .. .. .. 58 _.: '. PlRAI'J ...... ........... .. .... ...... .. ... . .... .. .. ...... .. ....... ... .. ........... ... .... .. .. .... .. .. ... 61 IX


• •DAFTAR TABELHalamanTabel 1. Lembaga <strong>dan</strong> Perorangan Produsen Benih Padi di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010 .. ................................. ..... ..... ..... ........ 15 abel 2. Lembaga <strong>dan</strong> Perorangan Produsen Benih Palawija di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010 '" ..... ....... ..... ... .. ... ....... .. ... .. .. .. ..... ... ... . 16 -3bel 3. Ketersediaan <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Padi Sawah Berdasarkan Luas Tanam pada 18 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat ................... 21 - abel 4. Ketersediaan <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Jagung Berdasarkan Luas Tanam pada 18 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat ................... 22 -2 el 5. Ketersediaan <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Kedelai Berdasarkan Luas Tanam pada 18 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat ................... 23 -=bel 6.Luas Baku Sawah, Indeks Pertanaman, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Padi Sawah per Kecamatan di Kabupaten Agam24 -== el 7. Luas Tanam Jagung Hibrida <strong>dan</strong> Non Hibrida Tahun 2009 serta Perkiraan Kebutuhan Benih per Tahun di Kabupaten Agam ... ...... 25 --= J€I 8. Luas Tanam Kedelai Tahun 2009 serta Perkiraan Kebutuhan Benih Kedelai per Tahun di Kabupaten Agam ................................. .... 26 --= :-el 9. Luas Sawah, Indeks Pertanaman, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Padi Sawah per Kecamatan di Kabupaten Pasaman .......... 27 -'= Jel 10.Luas Panen, Produksi, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Padi Gogo per Kecamatan di Kabupaten Pasaman .. ................ ...........28 - _ 21 11. Luas Panen, Produksi, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Jagung Hibrida per Kecamatan di Kabupaten Pasaman ...........................-::::; el 12. Luas Panen, Produksi, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Kedelai per Kecamatan di Kabupaten Pasaman ......................................-::: ,=113. Luas Panen, Produksi, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Padi Sawah per Kecamatan di Kabupaten Pasaman Barat ............ .......- =:,=114. Luas Panen, Produksi, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Padi Gogo per Kecamatan di Kabupaten Pasaman Barat .....................-= -,=J 15. Luas Panen, Produksi, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Jagung Hibrida per Kecamatan di Kabupaten Pasaman Barat ..... .............29 30 31 32 32 x


· ..Tabel 16.Tabel 17.Tabel 18.-:-abel 19.Tabel 20.Luas Panen, Produksi, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Kedelaiper Kecamatan di Kabupaten Pasaman Barat ...................... ....... 33Luas Sawah, Produksi, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih PadiSawah per Kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota ................. 34Luas Panen, Produksi, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Jagungper Kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota ........................... 35Luas Sawah, Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Kebutuhan BenihPadi Sawah per Kecamatan di Kabupaten Tanah Datar ... ............ 36Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Jagung perKecamatan di Kabupaten Tanah Datar .......................... ............. 37Ta~el 21. Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Kedelai perKecamatan di Kabupaten Tanah Datar ............................... ........ 38- abel 22. Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Jagung perKecamatan di Kabupaten Solok ................................................. 38-2 el 23. Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Jagung perKecamatan di Kabupaten Solok ..................... ............... ............. 39- _ el 24. Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Kedelai perKecamatan di Kabupaten Solok ................... ..... ............ ............. 40- _ 21 25. Luas Tanam <strong>dan</strong> Perkiraan Kebutuhan Benih Padi Sawah, Jagung,<strong>dan</strong> Kedelai per Kecamatan di Kabupaten Sijunjung ................... 41- _ e! 26. Luas Sawah, Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Kebutuhan BenihPadi Sawah per Kecamatan di Kabupaten Pa<strong>dan</strong>g Pariaman ........ 42- =::>el 27. Luas Panen, Produktivitas, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan BenihJagung per Kecamatan di Kabupaten Pa<strong>dan</strong>g Pariaman ..... ......... 43- _ el 28. Luas Panen, Produktivitas, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan BenihKedelai per Kecamatan di Kabupaten Pa<strong>dan</strong>g Pariaman .............. 43-~ Je l 29. Luas Sawah, Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Kebutuhan BenihPadi Sawah per Kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan ............ 44- _ J 30. Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Jagung perKecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan .. ....... .......... . ................ 45- ~- 31. Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Kedelai perKecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan .................................... 46_: :~ I 32. Luas Panen, Produktivitas, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan BenihPadi Sawah per Kecamatan di Kabupaten Solok Selatan .............. 46X l


• •Tabel 33.Tabel 34.Tabel 35.Tabel 36.Tabel 37.Tabel 38.Tabel 39.Tabel 40."7abel 41.label 42.T2jel 43.-::bel 44.-::bel 45.Luas Panen, Produktivitas, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan BenihJagung per Kecamatan di Kabupaten Solok Selatan .................... 47Luas Tanam <strong>dan</strong> Perkiraan Kebutuhan Benih Padi Sawah, Jagung,<strong>dan</strong> Kedelai per Kecamatan di Kabupaten Dharmasraya ........ ...... 48Luas Sawah, Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Kebutuhan BenihPadi Sawah per Kecamatan di Kota Pa<strong>dan</strong>g ............................... 48Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Jagung perKecamatan di Kota Pa<strong>dan</strong>g ....................................................... 49Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Kedelai perKecamatan di Kota Pa<strong>dan</strong>g ....................................................... 49Luas Panen, Produksi, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih PadiSawah per Kecamatan di Kota Bukittinggi .................................. 50Luas Tanam, Produksi, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Jagung Kompositper Kecamatan di Kota Bukittinggi ............................................. 50Luas Panen, Produksi, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih PadiSawah per Kecamatan di Kota Pa<strong>dan</strong>g Panjang ....................... ... 51Luas Tanam, Produksi, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Jagung Manis perKecamatan di Kota Pa<strong>dan</strong>g Panjang ......................................... 51Luas Sawah, Produksi, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih PadiSawah per Kecamatan di Kota Payakumbuh ............................... 52Luas Panen, Produksi, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih JagungHibrida per Kecamatan di Kota Payakumbuh .............................. 52Luas Sawah, Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Kebutuhan BenihPadi Sawah per Kecamatan di Kota Solok ....................... ........... 53Luas Sawah, Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Kebutuhan BenihPadi Sawah di Kota Sawahlunto ......... .. ........ ............... ........ ...... 53- abel 46. Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Perkiraan Kebutuhan BenihJagung Hibrida per Kecamatan di Kota Sawahlunto ................... 54Tabel 47.Tabel 48.Tabel 49.Luas Sawah, Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Kebutuhan BenihPadi Sawah di Kota Pariaman ...... ............................. ................. 54Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Perkiraan Kebutuhan BenihJagung di Kota Pariaman ............................ ............................. 55Parameter Pertumbuhan Tanaman Perbanyakan Benih SumberKedelai Varietas Anjasmoro Kelas FS di KP Sukarami ................. 56XII


. .. I. PENDAHULUAN Benih atau bibit adalah awal dari sebuah generasi <strong>dan</strong> mata rantai paling pentingdalam sistem produksi suatu komoditas, karena perannya sebagai penentu produktivitas,ualitas produk, <strong>dan</strong> sistem agribisnis. Kondisi benih menjadi penentu kapasitas produksisuatu wilayah, keuntungan usahatani, <strong>dan</strong> meraih peluang pasar (Taher, 2005). Dengandemikian, program pengembangan perbenihan harus menjadi salah satu prioritas <strong>dan</strong>perlu mendapat perhatian serius dari berbagai pihak dalam rangka pengembangan sektorertanian secara keseluruhan (Hosen et al., 2005).Sistem perbenihan tanaman pangan di Indonesia melibatkan berbagai institusiatau lembaga, baik institusi pemerintah maupun swasta <strong>dan</strong> kelembagaan petani. Di~m baga-Iembaga <strong>penelitian</strong> kita mengenal a<strong>dan</strong>ya UPBS, sebuah unit yang mengelolaengadaan <strong>dan</strong> perbanyakan benih sumber varietas-varietas unggul tanaman. Di tingkaty ovinsi ada BBI (Balai Benih Induk), lembaga yang fungsinya menyediakan benih dasar:a n2man pangan. Di tingkat kabupaten/kota seharusnya ada BBU (Balai Benih Utama)scbagai lembaga yang berfungsi menyediakan benih pokok tanaman pangan, namun,'eberadaan BBU tanaman pangan pada saat ini masih sangat langka. Selanjutnya di-' gkat petani kita mengenal a<strong>dan</strong>ya penangkar benih, baik secara berkelompok maupun:erorangan, yang fungsinya memproduksi benih sebar untuk memenuhi kebutuhan benih: agi petani di daerahnya <strong>dan</strong> di daerah sekitarnya.Walaupun banyak orang sepakat bahwa ketersediaan benih bermutu sangat: ~n ting dalam membangun usahatani <strong>dan</strong> usaha pertanian, namun permasalahan benih::-::Ium mampu dicarikan solusinya sampai saat ini. Kinerja lembaga-Iembaga yang terlibat': ::Iam penyediaan benih diduga masih terbatas. Data <strong>dan</strong> informasi mengenai perbenihan: __ a masih sangat kurang. Akibatnya, ketersediaan benih belum mampu memenuhi. ' eria enam tepat, yaitu: tepat varietas, tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu, tepat: asi, <strong>dan</strong> harga yang terjangkau oleh pengguna (tepat harga). Hal itu berlaku mulai dari-:: gadaan benih sumber pada lembaga-Iembaga <strong>penelitian</strong> sampai kepada pengadaan.":.:::1 ih sebar oleh para penangkar benih. Pad a awal tahun 2000-an, pemenuhan kebutuhan::::lih berlabel padi, misalnya, masih sekitar 40% (Anwar, 2005) se<strong>dan</strong>gkan di Sumatera::':-at hanya sekitar 20% (Taher, 2005), benih jagung 13% (Anwar, 2005) <strong>dan</strong> di~ _llatera Barat sekitar 14% (Taher, 2005), benih kedelai hanya 8% (Anwar, 2005) <strong>dan</strong> di~ _llatera Barat sekitar 10% (Taher, 2005). Menurut Hosen (2005), alasan petani tidak


· .. Hasil yang diharapkan dapat dicapai dari pelaksanaan · pengkajian ini dapat dibagiatas dua macam, yaitu berupa data <strong>dan</strong> informasi serta berupa prod uk. Rincian target hasilsebagai berikut: (1) Satu set informasi mengenai kelembagaan <strong>dan</strong> sistem perbenihan yangberlaku di Provinsi Sumatera Barat; (2) Satu set informasi mengenai kinerja <strong>dan</strong> hambatanyang dihadapi oleh lembaga-Iembaga produsen benih padi, jagung <strong>dan</strong> kedelai di ProvinsiSumatera Barat; (3) Satu set database volume kebutuhan <strong>dan</strong> eksisting penyediaan benihbermutu (padi, jagung, kedelai) tingkat kecamatan menuju terwujudnya sistem informasiperbenihan di Provinsi Sumatera Barat; (4) Satu unit pengelola benih sumber yang diperkuatdi BPTP Sumatera Barat; <strong>dan</strong> (5) Satu opsi rekomendasi mengenai perbaikan kelembagaan<strong>dan</strong> sistem perbenihan padi, jagung <strong>dan</strong> kedelai di Provinsi Sumatera Barat.3


· .. II; TINJAUAN PUSTAKA Ketersediaan benih bermutu merupakan faktor penting penentu keberhasilanusahatani. Benih sebagai pembawa potensi genetik suatu varietas harus memiliki mutugenetik, fisik, <strong>dan</strong> fisiologik yang tinggi sampai ke petani agar ekspresi dari potensigenetik tersebut diperoleh secara maksimal (Mugnisyah <strong>dan</strong> Setiawan, 1990). Selama inipermasalahan tidak sampainya benih ke petani antara lain karena lemahnya sistemperbenihan yang ada atau tidak sinergisnya antar subsistem pendukung. Menurut Hosen(2005), alasan petani tidak banyak menggunakan benih bermutu adalah karena: (1)harga benih bermutu mahal, (2) tidak selalu tersedia di lokasi sesuai dengan jumlah <strong>dan</strong>waktu yang dibutuhkan, (3) mutu benih berlabel tidak selalu baik, (4) varietas yangdiinginkan petani tidak selalu tersedia, <strong>dan</strong> (5) adakalanya hasil yang diperoleh tidakberbeda antara penggunaan benih sendiri dengan benih berlabel.Pemerintah telah membangun berbagai kelembagaan yang menangani kegiatannerbenihan mulai dari aspek <strong>penelitian</strong> <strong>dan</strong> pemuliaan (Ba<strong>dan</strong> Litbang Pertanian),oe lepasan varietas (BBN), kebijaksanaan <strong>dan</strong> bimbingan teknis (Direktorat Perbenihan),roduksi benih sumber (BB1/BBU), serta pengawasan mutu <strong>dan</strong> sertifikasi benih (BPSB­TPH). Suharyono (2005) menambahkan bahwa untuk merintis penerapan sertifikasiandiri bagi industri benih, pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal TanamanPangan juga telah membentuk Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu Benih Tanaman Panganan Hortikultura (LSSMB-TPH).Kelembagaan perbenihan di sektor pertanian terdapat mulai dari tingkat nasionalsampai ke tingkat kelompok tani <strong>dan</strong> petani. Di tingkat pusat ada Ba<strong>dan</strong> Benih Nasional(BBN), selanjutnya ada Balai Benih Provinsi/Kabupaten (Suharyono, 2005). Menurut-Jngsinya, kelembagaan perbenihan dapat dipilah ke dalam empat kelompok, yaitu: (1) Balai3enih 1nduk (BB1) yang berfungsi untuk menghasilkan benih dasar (BD) yang berasal dari:Jerbanyakan benih bina, (2) Balai Benih Utama (BBU) yang berfungsi untuk menghasilkan:J€ nih pokok (BP) dari hasil pembudidayaan BD, (3) Balai Benih Pembantu (BBP) yang: € rfungsi membantu BBU-BBU menghasilkan BP, <strong>dan</strong> (4) Penangkar benih yang berfungsi"'1enghasilkan benih sebar (BS) atau production seeds yang pengawasan mutunya dilakukaneh Balai Pengawasan <strong>dan</strong> Sertifikasi Benih (BPSB) (Taher, 2005). Benih sebar tanaman:::angan juga diproduksi oleh perusahaan swasta seperti Perum Sang Hyang Seri <strong>dan</strong> PT::Jertani. Selain itu, di lembaga-Iembaga <strong>penelitian</strong> pertanian terdapat unit khusus yang4


... mengelola pengadaan <strong>dan</strong> perbanyakan benih sumber atau benih penjenis (breeder seeds<strong>dan</strong> foundation seeds). Lembaga-Iembaga inilah yang berperan besar dalam mengurusengadaan benih atau bibit bermutu tanaman pertanian.Lembaga-Iembaga perbenihan swasta tampaknya sudah berjalan cukup baik. LainInya dengan lembaga-Iembaga perbenihan yang dikelola oleh pemerintah <strong>dan</strong> yang:::-i elola oleh petani atau kelompok tani, keberadaannya masih sangat terbatas. Kalaupun:: j a, kapasitasnya untuk memproduksi benih bermutu sesuai dengan standar klasifikasi benihsa gat rendah. Di tingkat paling bawah, usaha produksi benih tanaman pertanian pada_ umnya dilakukan oleh petani-petani atau pengusaha benih perorangan <strong>dan</strong> sangat jarang•::-g dilakukan oleh kelompok tani atau bentuk-bentuk organisasi petani lainnya.Menurut Hidayat (2006), arah kebijakan operasional produksi <strong>dan</strong> pereda ran benih_ I asa depan adalah: (1) mendekatkan lokasi industri benih dengan sentra produksij==;: - gguna, (2) mengembangkan usaha-usaha produsen benih berskala kecil melalui. ~, i ' raan, (3) memperkuat sistem manajemen iindustri benih berbasis pada manajemen- _. !J t (4) memperkuat pembinaan <strong>dan</strong> koordinasi serta mempertajam <strong>dan</strong> memperjelas_ ::: c <strong>dan</strong> fungsi, kewenangan <strong>dan</strong> keterkaitan antar lembaga pemerintah, (5)- ~- ' gkatkan peran swasta dalam industri benih nasional yang berkelanjutan, (6)- =­ gkatkan sistem kemitraan antar industri benih nasional <strong>dan</strong> daerah, (7)-=- ;~mbangkan <strong>dan</strong> menerapkan standar mutu <strong>dan</strong> pengawasan, <strong>dan</strong> (8) meningkatkan:=sc_aran petani tentang pentingnya penggunaan benih bermutu.Walaupun banyak orang sepakat bahwa ketersediaan benih sangat penting dalam-=- _a gun usahatani atau usaha pertanian, namun permasalahan benih belum mampu=_--' an solusinya sampai saat ini. Permasalahan besarnya adalah belum tersedianya: . - - ang memenuhi enam tepat, yaitu: tepat varietas, tepat jumlah, tepat mutu, tepat~ ._ , tepat lokasi, <strong>dan</strong> harga terjangkau oleh pengguna (tepat harga). Hal itu berlakuk benih sumber pada lembaga-Iembaga <strong>penelitian</strong> maupun benih sebar pada- ~ angkar benih. Pada awal tahun 2000-an, pemenuhan kebutuhan benih berlabelisalnya, masih sekitar 40% (Anwar, 2005) se<strong>dan</strong>gkan di Sumatera Barat hanya-- -:E - 20% (Taher, 2005), benih jagung 13% (Anwar, 2005) <strong>dan</strong> di Sumatera Barat4% (Taher, 2005), benih kedelai hanya 8% (Anwar, 2005) <strong>dan</strong> di Sumatera Barat- --=:-'0% (Taher, 2005), yang dihasilkan dari perusahaan benih pemerintah.3anyak faktor yang diduga mempengaruhi keberadaan kelompok tani atau organisasi- 3-2oagai penangkar benih tanaman pertanian. Di samping kelembagaan perbenihan5


• a.mumnya masih sangat lemah, kemampuan teknis petani:... ··penangkar dalarrf bi<strong>dan</strong>gperbenihan juga masih sangat terbatas. Akan tetapi, pengembangan kelompok tani ataurganisasi petani lainnya sebagai penangkar benih tanaman berpeluang besar, karenaebutuhan benih bermutu tanaman pertanian sampai sekarang belum terpenuhi <strong>dan</strong> ke~-e pan akan semakin banyak.Untuk pengadaan benih kedelai di Sumatera Barat, pernah dirancang sistem~"" gadaan benih antar lapang <strong>dan</strong> musim yang disingkat dengan JABALSIM. Ternyata-.=si l kajian <strong>dan</strong> penerapan cara Jabalsim cukup ampuh <strong>dan</strong> berhasil menangani:,=>rm asalahan kelangkaan benih kedelai di masing-masing sentra produksi kedelai di, atera Barat (Taher et al., 1995). l'Jamun disayangkan sistem ini tidak berjalan lama,:: - _a ra lain karena kurangnya dukungan <strong>dan</strong> perhatian pemerintah daerah serta animo-~sya rakat bertanam kedelai melemah. Pengembangan kelembagaan perbenihan: :=.-peluang diarahkan kepada terbentuknya Ba<strong>dan</strong> Usaha Milik Petani (BUMP). Menurut5'2. .aka et a/. (2005), keinginan untuk mendirikan perusahaan benih dalam bentuk BUMP--= punyai peluang, tetapi banyak faktor yang harus dikaji sebelumnya .6


· .. -II. TUJUAN DAN MANFAATPada tahun ini dilakukan pengkajian yang berjudul Pengkajian Sistem PenyediaanKebutuhan Benih Unggul Bermutu Padi, Jagung, Kedelai yang Lebih Murah SecaraBerkelanjutan untuk Mendukung Program Strategis Peningkatan Produksi Padi, Jagung<strong>dan</strong> Kedelai di Wilayah Sumatera Barat. Pengkajian ini bertujuan untuk:1. Mengetahui keberadaan kelembagaan <strong>dan</strong> jalannya sistem perbenihan yang berlakupada saat <strong>penelitian</strong> dilakukan di Provinsi Sumatera Barat;2. Mengetahui kinerja <strong>dan</strong> hambatan yang dihadapi oleh lembaga-Iembaga produsenbenih sumber <strong>dan</strong> benih sebar di Provinsi Sumatera Barat;3. Mengetahui gambaran kebutuhan <strong>dan</strong> penyediaan benih padi, jagung, <strong>dan</strong> kedelaibermutu (bersertifikat) di Provinsi Sumatera Barat; <strong>dan</strong>4. Memperkuat lembaga atau unit pengelo!a benih sumber di BPTP Sumatera Barat.Hasil yang diharapkan dapat dicapai dari pelaksanaan pengkajian ini terdiri dari dataca n informasi mengenai kelembagaan <strong>dan</strong> sistem penyediaan benih bermutu padi, jagungan kedelai; database kebutuhan <strong>dan</strong> eksisting penyediaan benih bermutu padi, jagung <strong>dan</strong>edelai; serta masing-masing satu ton benih sumber padi, jagung <strong>dan</strong> kedelai. Manfaatinimal yang bisa diperoleh dengan dicapainya hasil pengkajian ini adalah sebagai berikut:Dengan diketahuinya profil lembaga-Iembaga produsen benih serta status sistempenyediaan benih padi, jagung, <strong>dan</strong> kedelai di Provinsi Sumatera Barat, maka akan dapatdirancang langkah-Iangkah pembenahan <strong>dan</strong> penataan kelembagaan <strong>dan</strong> sistempenyediaan benih bermutu ketiga komoditas tersebut di masa yang akan datang.- Database kebutuhan <strong>dan</strong> eksisting penyediaan benih padi, jagung, <strong>dan</strong> kedelai sangatpenting artinya dalam merancang program pengembangan kelompok penangkar benihketiga komoditas pada masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat. Datatersebut juga akan sangat bermanfaat bagi pengusaha benih swasta dalam rangkamengembangkan aktivitasnya di Provinsi Sumatera Barat ke depan.Benih sumber padi, jagung, <strong>dan</strong> kedelai yang dihasilkan dari kegiatan pengkajian ini akandapat menjadi materi penting bagi BBI <strong>dan</strong> kelompok penangkar binaan khusus diProvinsi Sumatera Barat.7


IV. METODOLOGI Pengkajian Sistem Penyediaan Kebutuhan Benih Unggul Bermutu Padi, Jagung,Kedelai yang Lebih Murah Secara Berkelanjutan untuk Mendukung Program StrategisPeningkatan Produksi Padi, Jagung <strong>dan</strong> Kedelai di Wilayah Sumatera Barat ini terdiri dari3 (tiga) kegiatan utama; 2 (dua) kegiatan survai <strong>dan</strong> 1 (satu) kegiatan lapangan yangmeliputi 3 (tiga) sub kegiatan. Metodologi pelaksanaan dari masing-masing kegiatantersebut disajikan pada uraian berikuti ini.3.1. Kajian Kelembagaan <strong>dan</strong> Sistem Perbenihan Padi, Jagung <strong>dan</strong> Kedelai diProvinsi Sumatera BaratSistem perbenihan pada dasarnya meliputi empat subsistem yang satu samalain saling terkait, yaitu: (1) subsistem penyediaan, (2) subsistem distribusi, (3)sUbsistem pengguna, <strong>dan</strong> (4) subsistem pengawasan <strong>dan</strong> pengaturan. Penelitian iniakan dilaksanakan dengan metode survai menggunakan gabungan pendekatankuantitatif <strong>dan</strong> kualitatif (quantitative and qualitative approach) pada berbagaiinstitusi <strong>dan</strong> lembaga yang terkait dengan subsistem penyediaan serta subsistempengawasan <strong>dan</strong> pengaturan perbenihan padi, jagung <strong>dan</strong> kedelai di ProvinsiSumatera Barat.Dari subsistem penyediaan benih, survai akan dilaksanakan pad a lembagalembagaprodusen benih, seperti UPBS, BBI provinsi, BBU kabupaten, Perum SangHyang Seri, PT Pertani <strong>dan</strong> perusahaan benih (swasta) lainnya, serta lembagaproduksi benih sebar seperti pengusaha <strong>dan</strong> kelompok tani/petani penangkar benihpadi, jagung <strong>dan</strong> kedelai di Provinsi Sumatera Barat. Apabila di satu kabupaten ataukota terdapat banyak pengusaha atau kelompok tani/petani yang melakukanaktivitas penangkaran benih, maka responden akan ditentukan secara purpossive.Jumlah unit responden tergantung jumlah kelompok atau petani penangkar padatiap kabupaten/kota. Dari aspek pengawasan <strong>dan</strong> pengaturan perbenihan survaiakan dilakukan pada Balai Pengawasan <strong>dan</strong> Sertifikasi Benih (BPSB) ProvinsiSumatera Barat serta pihak-pihak lain yang melakukan fungsi yang sama.Data <strong>dan</strong> informasi akan diperoleh melalui desk study <strong>dan</strong> wawancaralangsung secara mendalam (in-depth interview) dengan personil kunci di masingmasinglembaga tersebut (responden) menggunakan daftar pertanyaan sebagai8


. ...pedoman wawancara. Data <strong>dan</strong> informasi yang akan-dikumpulkan meliputi: (i) tugas<strong>dan</strong> fungsi lembaga, (ii) profil lembaga, (iii) kapasitas <strong>dan</strong> kinerja pengadaan benih,(iv) pengetahuan tentang teknologi perbenihan, (v) ketersediaan benih sumber, (vi)sarana <strong>dan</strong> prasarana yang dimiliki, (vii) pemasaran benih yang dihasilkan, (viii)dukungan institusi terkait, (ix) hambatan-hambatan yang dialami, <strong>dan</strong> (ix) maknausaha perbenihan menurut pan<strong>dan</strong>gan mereka. Data akan dianalisis secaradeskriptif menggunakan metode analisis yang relevan.3.2. Identifikasi Kebutuhan <strong>dan</strong> Penyediaan Benih Bermutu Padi, Jagung,Kedelai di Provinsi Sumatera BaratPenelitian akan dilaksanakan dengan metode survai menggunakan gabunganpendekatan kuantitatif <strong>dan</strong> kualitatif (quantitative and qualitative approach). Unitpengamatan meliputi dinas <strong>dan</strong> instansi pertanian tanaman pangan tingkatkabupaten <strong>dan</strong> kota khususnya bi<strong>dan</strong>g perbenihan, petugas BPSB kabupaten, <strong>dan</strong>UPTD perbenihan tanaman pangan (bila ada). Penetapan lembaga/instansi sebagaiunit pengamatan dilakukan secara purpossive dengan memfokuskan pengamatanpada daerah-daerah sentra produksi padi, jagung <strong>dan</strong> kedelai pada semuakabupaten <strong>dan</strong> kota, kecuali Kabupaten Kepulauan Mentawai. Data <strong>dan</strong> informasiakan diperoleh melalui desk study <strong>dan</strong> wawancara langsung secara mendalam (indepthinterview) dengan personil kunci di masing-masing lembaga tersebutmenggunakan daftar pertanyaan sebagai pedoman wawancara. Materi utamawawancara akan diarahkan pada pengumpulan data <strong>dan</strong> informasi kebutuhan benihbermutu berdasarkan wilayah pertanaman <strong>dan</strong> sistem penyediaan yang dilakukanuntuk setiap kecamatan. Pada kesempatan yang sama akan diupayakan mengetahuiharapan mereka mengenai pengembangan sistem penyediaan benih tanamanpangan di daerah mereka di masa yang akan datang.Data <strong>dan</strong> informasi yang diperoleh akan ditabulasi <strong>dan</strong> disajikan dalam bentukdatabase kebutuhan <strong>dan</strong> eksisting penyediaan benih bermutu padi, jagung, <strong>dan</strong>kedelai per kecamatan. Melalui analisis terhadap kebutuhan benih padi, jagung, <strong>dan</strong>kedelai per kecamatan dapat dirancang rekomendasi jumlah <strong>dan</strong> sebaran penangkarbenih ketiga komoditas yang optimal per kabupaten. Keluaran utama pengkajian iniadalah database kebutuhan <strong>dan</strong> penyediaan benih padi, jagung, <strong>dan</strong> kedelai yangberlaku saat ini serta rekomendasi jumlah <strong>dan</strong> sebaran penangkar benih ketigakomoditas yang optimal per kabupaten di Provinsi Sumatera Barat.9


· .. 3.3. Penguatan Unit Peogelola Benih Sumber di BPTP Sumatera BaratKegiatan pengkajian penguatan unit pengelola benih surnber (UPBS) di BPTPSumatera Barat dilakukan dengan jalan peningkatan kapasitas produksi benihsumber padi sawah, jagung <strong>dan</strong> kedelai melalui kegiatan perbanyakan benihsumber. Langkah-Iangkah yang akan dilakukan untuk masing-masing komoditasdiuraikan berikut ini.3.3.1. Perbanyakan Benih Sumber Padi SawahKegiatan produksi benih akan dilaksanakan pada lahan petani melaluikerjasama perbanyakan benih, sesuai dengan syarat tumbuh varietas yang benihnyaakan dikembangkan. Varietas padi sawah yang benih sumbernya dikembangkanadalah yang kadar amliosanya tergolong tinggi (rasa nasi pera) sesuai dengankebutuhan <strong>dan</strong> preferensi penduduk Sumatera Barat. Luas pertanaman perbanyakanbenih lebih kurang 0,5 hektar. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat diproduksibenih sumber padi sawah bermutu minimall ton.Benih penjenis (BS) yang digunakan untuk perbanyakan didatangkan dari BalaiBesar Penelitian Tanaman Padi Sukamandi atau dari BPTP Sumatera Barat sendiri.Sebelum pelaksanaan lapangan, kegiatan perbanyakan benih sumber ini didaftarkanke Balai Pengawasan <strong>dan</strong> Sertifikasi Benih Tanaman Pangan <strong>dan</strong> Hortikultura (BPSB­TPH) Provinsi Sumatera Barat. Untuk menentukan layak tidaknya calon lokasiperbanyakan benih, sebelum pengolahan tanah calon lokasi akan ditinjau terlebihdahulu oleh petugas BPSB-TPH.Hal-hal yang akan dipertimbangkan dalam penetapan lokasi pertanamanadalah: kemudahan akses ke lokasi produksi (kondisi jalan, transportasi), kondisifisik lokasi, <strong>dan</strong> isolasi. Kondisi lahan cukup subur dengan air irigasi <strong>dan</strong> salurandrainase yang baik serta bebas dari sisa-sisa tanaman/varietas lain. Dalamkerjasama dengan petani ini, petani dibantu benih penjenis, pupuk, <strong>dan</strong> sedikit gajiupah untuk pekerjaan yang sulit dilakukan petani. Petani didampingi mulai darimenyemai, bertanam, memupuk <strong>dan</strong> panen. Seleksi atau rouging dilakukan timpengkaji dibantu beberapa tenaga terampil.Persiapan lahan untuk pertanaman, tanah diolah sempurna. Penanamandilakukan pada saat bibit berumur 15-21 hari, 1 batang bibit per lubang tanam,10


· .. menggunakan sistem jajadegowo 4 : 1. Bibit yang dipindahkah ke lapar\gan a{i-alahyang memiliki umur fisiologi sama yang dieirikan oleh jumlah daun yang sama.Kesuburan tanah beragam antar lokasi karena perbedaan sifat fisik <strong>dan</strong>kimianya. Dengan demikian kemampuan tanah untuk menyediakan hara bagitanaman juga berbeda-beda. Pemupukan dimaksudkan untuk menarnbahpenyediaan hara sehingga meneukupi kebutuhan tanaman untuk tumbuh <strong>dan</strong>berproduksi dengan baik. Agar efisien, takaran pupuk disesuaikan dengan kondisilahan setempat. Takaran pupuk P <strong>dan</strong> K disesuaikan dengan ketersediaan hara P<strong>dan</strong> K dalam tanah. Se<strong>dan</strong>gkan untuk pupuk Urea, takaran <strong>dan</strong> waktu pemberiannyadisesuaikan dengan kebutuhan tanaman berdasarkan pengamatan Bagan WarnaDaun (BWD). Jika tidak memungkinkan menggunakan BWD, maka akan digunakantakaran pupuk standar berdasarkan kandungan hara tanah.Sejak saat tanam hingga seminggu kemudian, air perlu eukup tersedia untukmendukung pertumbuhan akar tanaman. Namun ketinggian air eukup 2-3 em, untukmendorong pertumbuhan anakan. Tanaman padi umumnya memerlukan aerasi yangbaik, karena itu diupayakan pengairan seeara berselang (intermittent irrigation).Penyiangan dilakukan seeara intensif agar tanaman tidak terganggu oleh gulma.Penyiangan dilakukan pada saat pemupukan susulan pertama atau kedua . Hal inidimaksudkan agar pupuk yang diberikan hanya diserap oleh tanaman padi, karenagulma sudah dikendalikan. Pengendalian hama <strong>dan</strong> penyakit dliakukan seearaterpadu.Salah satu syarat dari benih bermutu adalah memiliki tingkat kemurniangenetik yang tinggi, oleh karena itu rouging dilakukan mulai fase vegetatif tanamansampai <strong>akhir</strong> pertanaman. Rouging dimaksudkan terutama untuk membuangrumpun-rumpun tanaman yang eiri-eiri morfologisnya tidak sama atau menyimpangdari eiri-eiri varietas yang ditanam. Rouging dilakukan oleh tenaga yang terlatih.Saat panen yang tepat adalah pada waktu biji telah masak fisiologis, atauapabila sekitar 90-95% malai telah menguning. Benih padi ketika baru dipanenmasih tereampur dengan kotoran fisik <strong>dan</strong> benih jelek. Oleh karena itu, bilapertanaman benih telah lulus dari pemeriksaan lapangan, masalah mutu benih padisetelah panen biasanya berasosiasi dengan mutu fisiologis, mutu fisik <strong>dan</strong> kesehatanbenih. Untuk menjamin vigor benih yang tinggi, maka dilakukan eara panen yangbaik, perontokan, pembersihan, <strong>dan</strong> eara pengeringan gabah. Faktor yang paling11


· ~utama adalah pengeringan- benih, benih barus dikeringkan sampai kadar- air-:-­meneapai 10-11%. Setelah menjadi benih <strong>dan</strong> siap simpan, benih dikemas seearabaik <strong>dan</strong> disimpan di tempat dengan kondisi khusus untuk penyimpanan.Kondisi penyimpanan yang baik adalah yang mampu mempertahankan mutubenih seperti saat sebelum simpan sepanjang mungkin selama periode simpan.Daya simpan benih dipengaruhi oleh sifat genetik benih, mutu benih awal simpan,<strong>dan</strong> kondisi ruang simpan. Oleh karena itu, hanya benih yang bermutu tinggi yanglayak untuk disimpan. Se<strong>dan</strong>gkan kondisi ruang yang seeara nyata berpengaruhterhadap daya simpan benih adalah suhu <strong>dan</strong> kelembaban ruang simpan.Data yang diamati adalah data agronomi <strong>dan</strong> jumlah benih yang dihasilkanuntuk masing-masing varietas.3.3.2. Perbanyakan Benih Sumber Jagung KompositKegiatan dilaksanakan pada lahan kebun pereobaan BPTP Sumatera Barat diSukarami (ketinggian tempat lebih kurang 950 m dari muka laut). Varietas yangdigunakan adalah Sukmaraga, Bisma, <strong>dan</strong> Lamuru yang berpeluang dikembangkandi Provinsi Sumatera Barat. Benih sumber yang dipakai untuk perbanyakandidatangkan dari Balai Penelitian Tanaman Serealia Maros. Melalui kegiatan inidiharapkan dapat diproduksi benih sumber jagung komposit bermutu minimall ton.Penyiapan lahan diawali dengan penyemprotan herbisida <strong>dan</strong> tanah dicangkul<strong>dan</strong>gkal sebagai tempat penanaman benih <strong>dan</strong> penempatan pupuk dasar sertapemberian Curater. Jumlah benih 20 kg/ha. Untuk menghindari serangan penyakitbulai, sebelum benih ditanam dilakukan seed treatment dengan 2 9 metalaksil(produk) per 1 kg benih. Setiap 2 9 metalaksil dieampur dengan 10 ml air dalamwadah <strong>dan</strong> diaduk merata, kemudian dimasukkan benih sebanyak 1 kg ke dalamwadah tersebut <strong>dan</strong> dieampur merata, dikering anginkan. Penanaman dliakukandengan jarak tanam 80 x 20 em, jumlah benih 1 biji per lubang tanam.Tanaman dipupuk dengan Urea sebanyak 250 kg/ha, SP-36 100 kg/ha, KCI 100kg/ha, serta diberik kapur dolomit <strong>dan</strong> pupuk kan<strong>dan</strong>g masing-masing 1 ton/ha.Dolomit <strong>dan</strong> pupuk kan<strong>dan</strong>g serta pupuk SP-36 dieampur <strong>dan</strong> diinkubasi selama 15hari. Pupuk Urea 1/3 takaran ditambah KCI V2 takaran <strong>dan</strong> pupuk eampuran hasilinkubasi diberikan 7-10 hari setelah tanam dengan jarak 10 em dari rumpunl2


• •tanaman, se<strong>dan</strong>gkan sisa pupuk Urea 2/3 takaran <strong>dan</strong> KC\ 112 takaran diberikan pada -­waktu tanaman sudah berumur 30 hari. Pemeliharaan tanaman dari serangan hamalalat bibit dilakukan dengan aplikasi Curater 12 kg/ha pada lubang tanam padawaktu tanam. Pengendalian hama <strong>dan</strong> penyakit lainnya dengan insektisida ataufungisida yang sesuai. Penyiangan <strong>dan</strong> pembumbunan dilakukan secara manualbersamaan dengan pemberian pupuk susulan pada waktu tanaman berumur 30 hari.Penyiangan selanjutnya dilakukan sebelum tanaman berbunga, tergantung kepadakepadatan gulma.Rouging atau seleksi pertanaman jagung untuk produksi benih dilakukanbeberapa kali, begitu pula seleksi tongkol <strong>dan</strong> biji setelah dipanen. Panen jagungdapat dilakukan setelah masak fisiologis atau kelobot telah mengering berwarnakecoklatan (biji telah mengeras <strong>dan</strong> telah mulai membentuk lapisan hitam atau blacklayer minimal 50% di setiap barisan biji). Pada saat itu biasanya kadar air biji telahmencapai kurang dari 30%. Semua tongkol yang telah lolos seleksi pertanaman dilapangan dipanen, kemudian dijemur di terik matahari sampai kering sambildilakukan seleksi tongkol. Penjemuran tongkol dilakukan sampai kadar air bijimencapai sekitar 16%, selanjutnya dipipil dengan mesin pemipil dengan kecepatanse<strong>dan</strong>g agar biji tidak retak/pecah. Setelah biji terpipil, dilakukan sortasi biji denganmenggunakan saringan yang ukurannya disesuaikan dengan ukuran biji setiapvarietas.Biji-biji terpilih dijemur kembali di terik matahari sampai kadar ai; mencapailebih kurang 10%. Uji daya kecambah dilakukan sebelum benih dikemas dalamwadah kemasan plastik. Secepatnya benih dikemas (agar kadar air tidak naik lagi)ke dalam kemasan plastik putih buram (bukan transparan) dengan ketebalan 0,2mm <strong>dan</strong> dipres. Kemudian kemasan-kemasan benih diberi label (nama varietas,tanggal panen, kadar air benih waktu dikemas, daya kecambah) <strong>dan</strong> disimpan dalamgu<strong>dan</strong>g benih. Pengamatan dilakukan terhadap: hari keluar bunga jantan <strong>dan</strong> betina50%, tinggi tanaman saat panen, komponen hasil, <strong>dan</strong> produksi benih.3.3.3. Perbanyakan Benih Sumber KedelaiKegiatan dilaksanakan pada lahan kebun percobaan BPTP Sumatera Barat diSukarami. Untuk kegiatan ini digunakan varietas unggul kedelai Anjasmoro. Benihsumber yang dipakai untuk perbanyakan didatangkan dari Balai Benih 1nduk (BB1)13


· ...Provinsi · Jambi. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat diproduksi ·bentlT-stmlberkedelai bermutu lebih kurang 1 ton.Benih ditanam menggunakan tugal dengan kedalaman 2-3 em. Jarak tanam40 x 10-15 em, 2 biji/lubang tanam. Pemupukan dilakukan pad a saat tanamanberumur 7-10 hari, dengan eara dilarik dengan jarak 5 em di samping lubang tanam.Takaran pupuk adalah 50 kg Urea, 100 kg SP-36, <strong>dan</strong> 75 kg KCI per hektar.Pemeliharaan tanaman meliputi penyiangan, pembumbunan <strong>dan</strong> pengendalian hama<strong>dan</strong> penyakit selama berlangsungnya kegiatan. Penyiangan dilakukan seearamanual, yaitu dengan menggunakan tenaga manusia pada waktu tanaman berumur3 <strong>dan</strong> 6 minggu setelah tanam. Pengendalian hama lalat bibit menggunakaninsektisida Curater sebanyak 12 kg/ha pada waktu tanam. Pengendalian hamapenggerek daun <strong>dan</strong> buah menggunakan insektisida Ripcort <strong>dan</strong> fungisida Antracolatau pestisida lain yang lebih efektif.Pemeliharaan mutu genetik varietas unggul untuk benih dilakukan sejaksebelum tanam (sumber benih <strong>dan</strong> lahan yang akan digunakan), di pertanaman <strong>dan</strong>selama prosesing. Rouging dilakukan sebanyak 3 kali menggunakan karakterkualitatif sebagai pembeda utama, yaitu pada fase juvenile (tanaman muda), faseberbunga, <strong>dan</strong> fase masak fisiologis.Panen dilakukan saat mutu benih meneapai maksimal yang ditandai bila polongtelah 95% masak <strong>dan</strong> sebagian besar daun telah rontok. Pemanenan dilakukandengan eara memotong pangkal batang, berangkasan langsung dikeringkan untukmenjaga mutu benih yang dihasilkan. Perontokan dilakukan seeara manual ataupunmekanis setelah berangkasan kering (kadar air sekitar 14%). Pengamatan dilakukanterhadap karakter agronomis, komponen hasil, <strong>dan</strong> produksi benih.14


· ~IV. -HASIL DANPEMBAHASAN4.1. Kelembagaan <strong>dan</strong> Sistem Perbenihan Padi, Jagung <strong>dan</strong> Kedelai di ProvinsiSumatera BaratMenurut data BPSB-TPH Provinsi Sumatera Barat, di Sumatera Barat terdapat 83produsen benih padi sawah (Tabel 1), mulai produsen benih sumber sampai produsenbenih sebar. Benih sumber dengan kelas Benih Oasar (BO) atau Foundation Seeds (FS)sebagian besar diproduksi oleh lembaga pemerintah, seperti UPBS BPTP Sumatera Barat,Balai Benih, <strong>dan</strong> UPTO perbenihan. Balai Benih Induk padi sawah terdapat di KabupatenOharmasraya. OiKabupaten Solok terdapat Balai Benih Utama yang dikelola olehpemerintah kabupaten. Oi Kabupaten Lima Puluh Kota, pemerintah daerah membentukUPTO Balai Benih Tanaman Pangan, mirip dengan yang dilakukan oleh pemerintah KotaSolok. Benih penjenis padi sawah yang dijadikan sebagai benih sumber oleh kelimalembaga perbenihan tersebut didatangkan dari Balai Besar Penelitian Padi Sukamandi.Tabel 1. Lembaga <strong>dan</strong> Perorangan Produsen Benih Padi di Provinsi SumateraBarat Tahun 2010.­KABUPATEN/Produsen Benih Padi !IIKOTA I Lembaga Swasta!Kelompok PeroranganI PemerintahPenangkarPasaman - -2 1Pasaman Barat- -1 IIAgam - -6 I 1Lima Puluh Kota1- - -iTanah Oatar -1 12- IPa<strong>dan</strong>g Pariaman -1 4 1Pesisir Selatan -- 3-Solok 21 2 1Solok Selatan - - 8-Sijunjung - - 6-Oharmasraya 1 -12 1Kota Pa<strong>dan</strong>g - - 2-Kota Bukittinggi - --1Kota Payakumbuh - - 1-Kota Pa<strong>dan</strong>g Panjang - -2-Kota Pariaman - -5 1Kota Solok 11 1-Kota Sawahlunto- - - -JUMLAH5 4 67Catatan : Kompiiasi data dad BPSB-TPH Provo Sumbar (2010).7I15


• a.Kelas Henib..:.Dasar tidak hanya diproduksi oleh lembaga pemerintah tersebut diatas, tetapi ada beberapa kelompok penangkar yang sudah mampu memproduksi BenihDasar. Kenyataan itu ditemukan di Kabupaten Agam <strong>dan</strong> Kota Pa<strong>dan</strong>g Panjang. Duakelompok penangkar di Kabupaten Agam secara konsisten memproduksi Benih Dasar padisawah. Hal yang sama kemudian diikuti oleh satu kelompok penangkar di Kota Pa<strong>dan</strong>gPanjang. Selanjutnya, menurut data BPSB-TPH Provinsi Sumatera Barat, benih sebar padisawah di Provinsi Sumatera Barat diproduksi oleh 67 kelompok penangkar <strong>dan</strong> 7penangkar perseorangan. Lembaga produsen benih swasta yang utama di Sumatera Baratadalah Perum Sang Hyang Seri <strong>dan</strong> PT Pertani.Produsen benih palawija di Provinsi Sumatera Barat jauh lebih sedikit dibandingprodusen benih padi sawah. Jumlahnya secara keseluruhan hanya 20 unit, termasuk limalembaga pemerintah yang semuanya merupakan produsen benih sumber (Benih Dasar<strong>dan</strong> Benih Pokok). Menurut data BPSP-TPH Provinsi Sumatera Barat, secara keseluruhankelompok penangkar benih palawija hanya terdapat di 5 kabupaten <strong>dan</strong> 1 kota,se<strong>dan</strong>gkan penangkar benih palawija perorangan hanya satu yang terdapat di KotaPariaman (Tabel 2).Tabel 2.Lembaga <strong>dan</strong> Perorangan Produsen Benih Palawija di ProvinsiSumatera Barat Tahun 2010.KABUPATEN/KOTALembagaPemerintahI Pasaman I - ­Produsen Benih PalawijaSwasta Kelompok, PeroranganPenangkar- -, Pasaman Barat 2 ­ 1-IIAgam - -1-Lima Puluh Kota- - - -Tanah Datar 1 - 4-Pa<strong>dan</strong>g Pariaman- - --Pesisir Selatan - -1-Solok 22--Solok Selatan- - --Sijunjung- - --Dharmasraya - -1-Kota Pa<strong>dan</strong>g- ---Kota Bukittinggi- - - -Kota Payakumbuh- - --Kota Pa<strong>dan</strong>g Panjang -- --Kota Pariaman - -4 1Kota Solok- -- -Kota Sawahlunto- - --JUMLAH 5 it2 12 1Catatan : Komp!/as! data dar! BPSB-TPH Provo Sumbar (2010). 16


·.. Di Provinsi Sumatera Barat terdapat 67 kelompok penangkar <strong>dan</strong> Z~angkarperorangan yang memproduksi benih sebar padi sawah (Tabel 1). Sebaran kelompokpenangkar per kabupaten <strong>dan</strong> kota sangat bervariasi <strong>dan</strong> belum mempertimbangkankebutuhan benih padi sawah pada kabupaten/kota yang bersangkutan. Kenyataan inimenunjukkan bahwa pengadaan benih bermutu secara umum tampaknya belummendapat perhatian utama oleh pemerintah daerah, sehingga penumbuhan <strong>dan</strong>pembinaan kelompok penangkar atau penangkar benih perorangan oleh petugas belumoptimal.Kapasitas lembaga <strong>dan</strong> perorangan produsen benih padi <strong>dan</strong> palawija di SumateraBarat masih sangat terbatas. Hal itu terlihat dari hasil survai yang dilakukan di KabupatenAgam, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat, Kota Bukittinggi, <strong>dan</strong> KotaPa<strong>dan</strong>g Panjang. Lima kelompok penangkar benih padi sawah (KLP Bina Cipta, KLP BatuKuak, KLP Ranah Dencinto, KLP Cemara Tiga, <strong>dan</strong> KLP Indah Sari) serta satu kelornpokpenangkar benih jagung (KLP Harapan) yang diamati di Kabupaten Agam, dua kelompokpenangkar benih padi (KLP Harapan <strong>dan</strong> KLP Kolam Sakato) di Kabupaten Pasaman,masing-masing satu kelompok penangkar benih padi sawah (KLP Batang Lantan) <strong>dan</strong>kelompok penangkar benih kedelai (KLP Bersama) di Kabupaten Pasaman Barat, satupenangkar benih padi sawah (Adek Risdianto) di Kota Bukittinggi, serta satu penangkarbenih padi sawah (Amrizal) di Kota Pa<strong>dan</strong>g Panjang, sama-sama belum mampumemproduksi benih bermutu secara maksimal. Kapasitas produksi benih oleh kelompokpenangkar tersebut sangat bervariasi. Kisarannya di Kabupaten Agam untuk benih padisawah dari 6 ton/tahun (KLP Indah Sari) sampai 100 ton/tahun (KLP Batu Kuak).Se<strong>dan</strong>gkan satu kelompok penangkar benih palawija di kabupaten ini memproduksi benihjagung berkisar 5-20 ton/tahun. Kapasitas maksimal produksi benih padi sawah oleh duakelompok penangkar di Kabupaten Pasaman berkisar 12-30 ton/MT. KLP Bersama diKabupaten Pasaman Barat hanya mampu memproduksi benih kedelai 2,5 ton/tahun.Penangkar benih di Kota Pa<strong>dan</strong>g Panjang mampu memproduksi benih bermutu padisawah sebanyak rata-rata 15 ton/MT, se<strong>dan</strong>gkan penangkar benih di Kota Bukittinggihanya mampu memproduksi benih bermutu padi sawah rata-rata 2,5 ton/tahun.Kelompok penangkar benih padi sawah terbesar di Provinsi Sumatera Barat adalahKLP Batang Lantan di Kabupaten Pasaman Barat. Usaha perbenihan pada KLP ini sudahdilakukan secara cukup profesional, sehingga sudah mampu menampung 8 orang tenagakerja tetap. Kapasitas produksi benih padi sawah KLP Batang Lantan lebih kurang 12517


· .. ton/tahun. Di samping benih padi sawah, KLP---Batang -Lantan juga memproduksi benihbermutu kacang tanah.Masalah utama yang dihadapi oleh sebagian besar kelompok penangkar benih padi<strong>dan</strong> palawija di Kabupaten Agam, Pasaman, <strong>dan</strong> Pasaman Barat serta penangkarperorangan di Kota Bukittinggi adalah kurangnya modal serta terbatasnya sarana <strong>dan</strong>prasarana perbenihan yang dimiliki. Semua kelompok penangkar benih tanaman pangantersebut belum memiliki alat pengering (drier) mekanis atau masih tergantung padapengeringan dengan cahaya matahari. Ada beberapa kelompok penangkar yang sudahpernah memperoleh bantuan alat pengering dari pemerintah, namun semuanyamenyatakan bahwa alat tersebut tidak bisa digunakan, karena tidak praktis <strong>dan</strong>membutuhkan biaya operasi yang besar. Semua kelompok penangkar tersebutmengharapkan bantuan <strong>dan</strong> dukungan pemerintah, khususnya dalam hal penguatanmodal, pengadaan fasilitas yang praktis, <strong>dan</strong> pemasaran.Berbeda halnya dengan penangkar perorangan di Kota Pa<strong>dan</strong>g Panjang (Amrizal)<strong>dan</strong> satu penangkar perorangan di Kabupaten Agam (Lainis st. Maruhun). Keduapenangkar benih padi sawah ini menyatakan bahwa mereka memiliki sarana <strong>dan</strong>prasarana yang memadai, diperoleh melalui bantuan pemerintah. Walaupun kapasitasproduksi benih mereka tergolong se<strong>dan</strong>g, namun tampaknya mereka cukup mapan dalammenjalankan usahanya. Tampaknya, perhatian pemerintah daerah cukup besar terhadcpkedua penangkar benih padi tersebut.Hasil survai di Kabupaten Agam menunjukkan bahwa usaha produksi benihtanaman pangan di daerah tersebut tidak dilakukan oleh kelompok penangkar secaramurni. Semua kelompok penangkar benih padi <strong>dan</strong> palawija yang terdaftar di KabupatenAgam ternyata dikelola dalam bentuk usaha pribadi walaupun wadah organisasinyaadalah kelompok. Pada prakteknya, pemilik modal yang umumnya ketua kelompokmenyediakan benih sumber untuk ditangkarkan oleh beberapa anggota kelompok <strong>dan</strong>pinjaman sarana produksi, se<strong>dan</strong>gkan anggota kelompok memakai benih <strong>dan</strong> meminjamsarana produksi tersebut. Setelah panen, anggota kelompok mengembalikan biaya saranaproduksi dalam bentuk gabah <strong>dan</strong> si pemilik modal membeli gabah kering panen daribenih yang ditangkarkan dengan harga sedikit lebih tinggi dibanding harga pasar gabahkonsumsi. Selanjutnya, gabah hasil panen tersebut diolah oleh si pemilik modal (ketuakelompok) sampai menjadi benih bersertifikat yang siap dipasarkan. Semua keuntungandari usaha perbenihan tersebut menjadi milik pemilik modal atau ketua kelompok.18


· ...Kenyat.i;tgD yang berbeda ditemui di Kabupaten Pasaman. Dua kelompok ·penangkar benih padi sawah yang terdapat di kabupaten tersebut melakukan usahaproduksi benih secara berkelompok. Dalam hal ini, ketua kelompok penangkar berfungsisebagai manajer. Untuk mendukung kegiatan secara teknis maka pad a masing-masingkelompok dilatih <strong>dan</strong> dibina beberapa orang anggota yang menjadi tulang punggungpelaksanaan usaha perbenihan. Menurut informasi ketua kelompok penangkar diKabupaten Pasaman, semua aktivitas penangkaran benih yang dilakukan oleh kelompok,termasuk proses pascapanen <strong>dan</strong> pembagian keuntungan dari usaha perbenihan,dimusyawarahkan terlebih dahulu.Sebetulnya di Kabupaten Pasaman terdapat satu Balai Benih Utama (BBU) padisawah yang dulunya merupakan BB1, berlokasi di Tapus. Luas areal BBU ini mencapai 20ha. Akan tetapi, BBU tersebut belum dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Pada saat<strong>penelitian</strong> ini dilakukan, BBU Tapus seakan terlantar, tidak ada kegiatan sama sekali. Dilain pihak, fasilitas yang ada cukup memadai. Di samping lahan, BBU Tapus juga memilikibeberapa traktor untuk pengolahan tanah, silo, alat pengering, gu<strong>dan</strong>g, <strong>dan</strong> bahkan adarumah pegawai. Melalui diskusi dengan Kepala Bi<strong>dan</strong>g Pengembangan Tanaman DinasTanaman Pangan <strong>dan</strong> Hortikultura Kabupaten Pasaman diketahui bahwa belum adaprogram yang jelas mengenai pemanfaatan BBU Tapus ke depan . Akibatnya, sampai saatini BBU Tapus belum bisa mendukung pengembangan perbenihan tanaman pangan diKabupaten Pasaman.Di Kabupaten Pasaman Barat terdapat dua BB1 palawija, yaitu BB1 Sukamenanti<strong>dan</strong> BB1 Kinali. Di antara kedua BB1 tersebut hanya BB1 Kinali yang saat ini memprodu ksibenih sumber bagi penangkar, khususnya di Kabupaten Pasaman Barat. Ha l itudisebabkan karena sangat minimnya kegiatan produksi benih sumber di BB1 Sukamenanti.Pada tahun 2010 ini BB1 Sukamenanti hanya melakukan penangkaran benih kacang tanahseluas 2 hektar <strong>dan</strong> penangkaran benih kedelai seluas 1 hektar, padahal luas areal BB1 inimencapai 520 hektar. Bahkan selama periode 2007-2009 di BB1 Sukamenanti tidak adakegiatan penangkaran benih sama sekali. Di lain pihak BB1 Kinali selalu memperolehprogram perbanyakan benih sumber kacang tanah <strong>dan</strong> kedelai setiap tahun, namunkuantitas kegiatan tahun ini lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya.Di Kota Bukittinggi, satu penangkar benih padi sawah yang terdaftar ternyatamasih bersifat amatiran. Penangkar tersebut atas inisiatif sendiri melakukan kegiatanperbenihan secara sangat sederhana , bahkan benih yang dihasilkan belum ada yang19


• •sampai berseItifikat. Akan tetapi, produksi benih yang dilakukannya sejak tahun 2008­selalu habis terjual, walaupun tanpa sertifikat. Usaha perbenihan pribadi juga dilakukanoleh satu penangkar benih padi sawah di Kota Pa<strong>dan</strong>g Panjang. Usahanya berjalan lancar<strong>dan</strong> tergolong sukses. Penangkar ini bahkan beberapa kali melakukan kerjasama denganPT Pertani dalam memproduksi <strong>dan</strong> memasarkan produksi benihnya.4.2. Kebutuhan <strong>dan</strong> Penyediaan Benih Bermutu Padi, Jagung, Kedelai di ProvinsiSumatera Barat4.2.1. Provinsi Sumatera BaratKenyataan menunjukkan bahwa kesadaran petani akan pentingnya menggunakanbenih bermutu semakin meningkat, terutama untuk padi sawah. Buktinya, seluruh benihsebar padi sawah bersertifikat yang diproduksi oleh penangkar benih di 18 kabupaten/kota diProvinsi Sumatera Barat selalu habis terjual, tidak ada yang sampai kadaluarsa <strong>dan</strong> menjadigabah konsumsi. Secara keseluruhan, jumlah petani padi sawah yang respon terhadappenggunaan benih bersertifikat di Provinsi Sumatera Barat mencapai rata-rata 60%. Jumlahini memang bervariasi antar kabupaten/kota <strong>dan</strong> antar kecamatan dalam kabupaten/kota .Berdasarkan realisasi luas tanam pada tahun 2009, maka total kebutuhan benih padisawah di Sumatera Barat rata-rata lebih 11.000 ton/tahun. Kebutuhan benih lebih 1.000ton/tahun terdapat di 7 kabupaten, yaitu: Pasaman, Agam, lima Puluh Kota, Tanah Datar,Solok, Pa<strong>dan</strong>g Pariaman, <strong>dan</strong> Pesisir Selatan. Apabila hanya mengandalkan kapasitasproduksi benih dari petani <strong>dan</strong> petani penangkar, maka hanya 17,20% saja dari kebutuhanbenih tersebut yang dapat dipenuhi. Pemerintah telah berupaya membantu penyediaanbenih unggul padi sawah melalui Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) yang jumlahnyauntuk Provinsi Sumatera Barat mendekati 2.000 ton. Dengan an<strong>dan</strong>ya BLBU tersebut makapemenuhan kebutuhan benih padi sawah di Sumatera Barat mencapai 34,67% (Tabel 3).Secara keseluruhan, kekurangan benih unggul padi sawah di Sumatera Barat apabila tidakada BLBU mencapai 9.402,39 ton <strong>dan</strong> dengan BLBU sebanyak 7.410,48 ton per tahun. Suatuangka kekurangan yang sangat besar <strong>dan</strong> memerlukan upaya serius untuk memenuhinya dimasa yang akan datang.Untuk membantu upaya pengadaan benih padi sawah, di Provinsi Sumatera Baratberoperasi 2 perusahaan benih, yaitu Perum Sang Hyang Seri <strong>dan</strong> PT Pertani. Pada tahun2009, Perum Sang Hyang Seri memproduksi benih sebar padi sawah sebanyak 4.226,60520


· ~ton <strong>dan</strong> PT Pertani sebanyak 750 ton. _Apabila semua produksi -benih kedua perusahaantersebut disalurkan di Sumatera Barat, maka kekurangan benih padi sawah hanya sebanyak4.425J85 ton (38,84%).Tabel 3. Ketersediaan <strong>dan</strong> kebutuhan benih padi sawah per tahun berdasarkanluas tanam pada 18 kabupaten/kota di Sumatera Barat (dlkompi/asi daridata tahun 2009).Ketersediaan Benih Kebutuhan Rata-Rata Kekurangan(ton)Benih(ton/tahun)No. Kabupaten/KotaTanpa Dengan (ton/tahun) Tanpa Dengan1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.18.PasamanPasaman BaratAgamLima Puluh KotaTanah DatarSolokSijunjungPa<strong>dan</strong>g PariamanPesisir SelatanSolok SelatanDharmasrayaiBLBU BLBU37,00 238,91250,00 352,50189,00 414,00450,00 650,00217,00 417,0055,60 280,60226,95 326,95296,84 521,8452,00 252,0013,92 138,9270JO 120JO1.197,18537J81.350,151.129,831.057J31.378,80484,451.243,681.326J5603,65270,60BLBU BLBU1.160,18 958,27287,78 185,281.161,15 936,15679,83 479,83840J3 640J31.323,20 1.098)0257,50 157,50946,84 721,841.274J5 1.074J5589J3 464,73199,90 149,90!308J8 277,5314,35 14,3516,25 16,25146,35 121,3565,59 , 40,5932,78 7,7896,70 65,45Kota Pa<strong>dan</strong>gKota Pa<strong>dan</strong>g Panjang36,1230,0067,3730,00I 344,9044,35Kota Bukittinggi3,00 3,00 19,25Kota Payakumbuh5,00 I 30,00 151,35Kota SolokKota SawahluntoKota Pariaman0,290,0060,0025,2925,0091,2565,8832,78156,70JUMLAH 1.993,42 3.985,33 11.395,81 9.402,39 7.410,48IIUntuk komoditas jagung, berdasarkan realisasi luas tanam pad a tahun 2009, totalkebutuhan benih mencapai 1.061,35 ton/tahun (Tabel 4), terdiri dari benih jagung hibrida<strong>dan</strong> non hibrida. Pada saat ini, jagung hibrida sudah banyak ditanam di berbagaikabupaten/kota. Kabupaten Pasaman Barat yang paling luas pertanaman jagungnya,hampir semuanya berupa jagung hibrida. Daerah-daerah yang masih banyak ditemukanpertanaman jagung komposit adalah di Kabupaten Agam <strong>dan</strong> Dharmasraya serta KotaBukittinggi <strong>dan</strong> Kota Pa<strong>dan</strong>g. Pada Tabel 4 juga terlihat bahwa Kabupaten Agam adalahsatu-satunya daerah yang surplus benih jagung (produksi <strong>dan</strong> ketersediaan benihjagungnya melebihi kebutuhan). Hal ini didukung oleh keberadaan satu kelompokpenangkar benih jagung komposit di daerah tersebut, salah satu dari hanya dua kelompokpenangkar benih jagung yang ada di Sumatera Barat. Kekurangan benih jagung yang21


• a.mencapai lebih 1.000 ton/tahun- (tanpa BLBU) secara operasional dapat dipenuhi- olehperusahaan benih jagung hibrida.Tabel 4. Ketersediaan <strong>dan</strong> kebutuhan benih jagung per tahun berdasarkanluas tanam pada 18 kabupaten/kota di Sumatera Barat (dikompi/asiNo.1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.dari data tahun 2009 ~Ketersediaan Benih(ton)Kabupaten/KotaTanpaPasamanPasaman BaratAgamLima Puluh KotaTanah DatarSolokSijunjungPa<strong>dan</strong>g PariamanPesisir SelatanSolok SelatanDharmasrayaBLBUBLBU- 5,40- -20,00 5,40- 5,4020,00 5,40- -- -- -- 9,45- -- -KebutuhanBenih(ton/tahun)28,49667,3812,0350,7856,649,094,8024,68170,4312,3013,18Kelebihan/Kekura nganlton/tahun)Tanpa DenganBLBU BLBU(28,49) (23,09)(667,38) (667,38)7,97 13,37(50,78) (45,38)(36,64) (31,24)(9,09) (9,09)(4,80) (4,80)(24,68) (24,68)(170,43) (160,98)(12,30) ( 12,30)(13,18) (13,18)12.13.14.15.16.17.18.Kota Pa<strong>dan</strong>gKota Pa<strong>dan</strong>g PanjangKota BukittinggiKota PayakumbuhKota SolokKota SawahluntoKota PariamanJUrvlLAH- -- -- -- -- -- -- -40,00 31,05I0,090,901,787,29-0,650,841.061,35(0,09) (0,09)(0,90) (0,90)(1,78) (1,78)(7,29) (7,29)- -(0,65) (0,65)(0,84) (0,84)( 1.021,35) (990,30)I:Kebutuhan benih kedelai berdasarkan realisasi luas tanam pada tahun 2009berjumlah 48(28 ton/tahun (Tabel 5). Tanpa BLBU kekurangan benih kedelai sekitar 44ton/tahun <strong>dan</strong> dengan BLBU kekurangan hanya sekitar 4 ton/tahun. Data menunjukkanbahwa kebutuhan akan benih kedelai di Kabupaten Pasaman Barat <strong>dan</strong> Pesisir Selatanlebih tinggi dibanding kabupaten lainnya. Di Provinsi Sumatera Barat, pertanaman kedelaiyang selalu ada setiap tahun, walaupun tidak ada program pemerintah, hanya terdapat diKabupaten Pasaman Barat, Pesisir Selatan, <strong>dan</strong> Agam. Se<strong>dan</strong>gkan pada kabupaten <strong>dan</strong>kota lainnya, pertanaman kedelai hanya apabila ada program pemerintah. Bahkan diKabupaten Pasaman Barat luas areal pertanaman kedelai selalu menurun dari tahun ketahun, karena komoditas ini kalah bersaing dengan tanaman jagung hibrida yang nilaiekonomisnya jauh lebih tinggi. Apabila nilai ekonomi usahatani kedelai tidak ditingkatkanmaka dikhawatirkan pertanaman kedelai di Provinsi Sumatera Barat akan habis.22


· ~_Tabel 5. Ketersediaan <strong>dan</strong> kebutuhan benih kedelai per-tahun berdasarkatl-­luas tanam pada 18 kabupaten/kota di Sumatera Barat (dikompi/asidari data tahun 2009).Ketersediaan Benih Kebutuhan Kelebihan/Kekurangan(ton)Benih(ton/tahun)No. Kabupaten/KotaTanpa BLBU (ton/tahun) Tanpa DenganBLBUBLBU BLBUl. Pasaman - 10,00 - - 10,002. Pasaman Barat4,25 10,00 20,44 (16,19) (6,19)3. Agam - 4,00 0,80 (0,80) 3,204. Lima Puluh Kota- - - --5. Tanah Datar - - 1,52 ( 1,52) (1,52)6. Solok- - 3,64 (3,64) (3,64)7. Sijunjung- - 1,56 (1 ,56) (1,56)8. Pa<strong>dan</strong>g Pariaman- - 0,68 (0,68) (0,68)9. Pesisir Selatan- 10,00 13,56 (13,56) (3,56)10. Solok Selatan- - 2,20 (2,20) (2,20)1l. Dharmasraya - 6,00 3,20 (3,20) 2,80-12. Kota Pa<strong>dan</strong>g - 0,68 (0,68) (0,68)13. Kota Pa<strong>dan</strong>g Panjang- - -- -14. Kota Bukittinggi- - -- -15. Kota Payakumbuh- - --I-16. Kota Solok- - - --17. Kota Sawahlunto- -- - -18. Kota Pariaman - I ­-JUMLAH- -4,25 40,00 I 48,28i(44,03) (4,03)I4.2.2. Kabupaten AgamBerdasarkan data luas tanam padi sawah tahun 2009 dengan indeks pertanamanberkisar 115,95 - 252,05, maka kebutuhan maksimal benih bermutu padi sawah diKabupaten Agam kuantitasnya mencapai lebih 1.350 ton per tahun. Apabila 90% saja dariluas tanam tersebut memakai benih bermutu, maka kebutuhan benih bersertifikat diKabupaten Agam mencapai 1.215 ton per tahun. Kebutuhan itu bervariasi antarkecamatan, yang tertinggi di Kecamatan Lubuk Basung yaitu mencapai lebih 212 ton <strong>dan</strong>yang terendah di Kecamatan Sungai Puar (28,78 ton) (Tabel 6). Suatu angka kebutuhanbenih yang sangat tinggi dibanding ketersediaan benih bersertifikat saat ini. Limakelompok penangkar <strong>dan</strong> satu penangkar perorangan yang ada di Kabupaten Agam saatini hanya mampu memproduksi benih sebar padi sawah bermutu lebih kurang 167ton/tahun.Untuk tanaman jagung, petani di Kabupaten Agam lebih menyukai jagung hibridadibanding jagung komposit. Data pada Tabel 7 menunjukkan bahwa luas arealpertanaman jagung hibrida di kabupaten tersebut pada tahun 2009 mencapai 69,24%.23


· .. Tabel 6. LuasBaku Sawah,-lndeks Pertanaman, Luas Tanam,-aan KebutuhanBenih Padi Sawah per Kecamatan di Kabupaten Agam (dlkompi/asi daridata tahun 2009).No.KecamatanLuas BakuLuas KebutuhanSawah 1P Tanam Benih(ha)(ha) (ton/thn)l. Tanjung Mutiara 1.190 213,61 2.698 67,452. Lubuk Basung4.665 172,71 8.489 212,233. Ampek Nagari 1.790 191,01 3.414 85,354. Tanjung Raya 2.510 183,23 4.758 118,955. Matur 1.430 159,37 2.512 62,806. Ampek Koto 1.149 252,05 2.493 62,337. Malalak 883 172,93 1.472 36,808. Banuhampu 1.212 149,67 1.932 48,309. Sungai Puar 997 115,95 1.151 28,7810. Ampek Angkek 1.695 155,04 2.746 68,6511. Canduang 1.483 184,42 2.718 67,9512. Baso 1.510 172,19 2.670 66,7513. Tilatang Kamang2.036 197,99 4.081 102,0314. Kamang Magek 1.805 191,80 3.833 95,8315. Palembayan 3.281 200,37 6.468 161,7016. Palupuh 1.046 I 235,95 : 2.570 64,25 IJUMLAH!28.682 - 54.005 1.350,15IISumber Dtnas Penanlan Tanaman Pangan <strong>dan</strong> Honlkuftura Kab Agam.Data tersebut juga menggambarkan bahwa di era dominansi jagung hibrida di berbagaidaerah saat ini, di Kabupetan Agam jagung komposit masih mendapat tempat. Menurutketua KLP Harapan, satu-satunya penangkar benih jagung komposit di Kabupaten Agam,penanaman jagung komposit di Kabupaten Agam terutama untuk mernproduksi jagungmuda. Luas pertanaman jagung komposit terluas di Kabupaten Agam terdapat diKecamatan Ampek Angkek.Berdasarkan data luas tanam tahun 2009, kebutuhan benih jagung komposit diKabupaten Agam sebanyak 5,66 ton, se<strong>dan</strong>gkan kebutuhan benih jagung hibridamencapai 6,37 ton (Tabel 7). Kebutuhan benih jagung hibrida dipenuhi oleh pihak swastayang memproduksi benih B1SI-816, B1SI-16, NT-10, Pioneer, <strong>dan</strong> lain-lain. Jumlahkebutuhan benih jagung komposit di Kabupaten Agam tergolong sedikit, sehingga akandapat dipenuhi oleh hanya satu kelompok penangkar benih yang sudah ada. Produksibenih jagung komposit oleh KLP Harapan yang bisa mencapai 20 ton/tahun sudah jauhmelebihi kebutuhan benih di daerahnya. Untuk menyalurkan kelebihan produksi benihnya,ketua KLP Harapan berupaya membangun kerjasama pemasaran dengan penangkar benih24


· ~TabeL 7. Luas Tanam Jagung .lfibr-ida <strong>dan</strong> Non Hibrida~Tahun -2009 serta Perkiraan Kebutuhan Benih per Tahun di Kabupaten Agam. Jagung HibridaJagung Non HibridaNo. Kecamatan Luas Kebutuhan Luas KebutuhanTanam Benih 1 ) Tanam Benih 2 )(ha?) (kg/thn) (ha)3) (kg/thn)1. Tanjung Mutiara 165 1.650 25 5002. Lubuk Basung 113 1.130 - -3. Ampek Nagari 176 1.760 - -4. Tanjung Raya 16 160 - -5. Matur - - 24 4806. Ampek Koto - - 21 4207. Malalak - - - -8. Banuhampu - - 3 609. Sungai Puar - - 3 6010. Ampek Angkek 41 410 139 2.78011. Canduang - - 20 40012. Baso 16 160 22 44013. Tilatang Kamang 35 350 23 46014. Kamang Magek - - 3 6015. Palembayan 45 450 - -16. Palupuh 30 300 - I -JUMLAH637 I 6.370 283 5.660 IICatatan: 'Perhltungan kebutuhan bemh 10 kg/ha2)Perhitungan kebutuhan benih 20 kg/ha.3)Sumber . Dinas Pertanian Tanaman Pangan <strong>dan</strong> Hortikultura Kab Agamdi kabupaten'kota lain seperti Kota Bukittinggi serta Kabupaten Tanah Datar <strong>dan</strong> PesisirSelatan. Tidak jarang produksi benih KLP Harapan dipasarkan ke luar Provinsi SumateraBarat seperti Riau <strong>dan</strong> Jambi. Dalam jangka panjang, usahatani jagung komposit diSumatera Barat diragukan keberlanjutannya .Pertanaman kedelai di Kabupaten Agam pada tahun 2009 hanya terdapat di tigakecamatan, yaitu Kecamatan Tanjung Mutiara, Baso, <strong>dan</strong> Palupuh (Tabel 8). Akan tetapipada tahun 2010 ini pertanaman kedelai yang utama terdapat di Kecamatan TanjungRaya <strong>dan</strong> sedikit di Kecamatan Lubuk Basung <strong>dan</strong> Tanjung Mutiara. Pertanaman kedelai diKecamatan Tanjung Raya ini dapat dikatakan selalu ada setiap tahun, karenaketerbatasan air irigasi untuk persawahan di Nagari Koto Sani. Dengan pengaturanpemakaian air irigasi yang teratur, maka pertanaman kedelai selalu ada di Nagari KotoSani pada setiap musim tanam. Hasil survai di tiga kabupaten menunjukkan bahwapenangkar benih kedelai hanya terdapat di Kabupaten Pasaman Barat <strong>dan</strong> tidakditemukan di Kabupaten Agam <strong>dan</strong> Kabupaten Pasaman.25


_ Tabel 8. Luas Tanam Kedelai Tahun 2009 serta Perkiraan Kebutuhan Senih--Ked e I ai I!er Ta h un d' I K a b upaten Agam.No.KecamatanLuas Tanam (ha) Kebutuhan Benih 1 )(kgjthn)1.2,3.Tanjung MutiaraBasoPalupuh1235480120200JUMLAH 20 800Catatan : 1) Perhltungan kebutuhan bemh 40 kg/ ha.2) Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan <strong>dan</strong> Hortikultura Kab. Agam.Pada tahun 2010 ini di Kabupaten Agam ada program Bantuan Langsung BenihUnggul (BLBU) padi sawah, jagung, <strong>dan</strong> kedelai yang terkait dengan program SekolahLapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTI) ketiga komoditas tersebut. Bantuanbenih itu direalisasikan melalui PT Pertani <strong>dan</strong> Perum Sang Hyang Serio Bantuan benihunggul padi sawah sebanyak 225 ton untuk luasan 9.000 hektar yang terdapat pada 360lokasi. Di samping padi sawah juga terdapat bantuan benih unggul padi gogo sebanyak25 ton untuk luasan 1.000 hektar. Sejalan dengan itu terdapat pula bantuan benih ungguljagung hibrida sebanyak 5,4 ton untuk luasan 360 hektar <strong>dan</strong> bantuan langsung benihunggul kedelai sebanyak 4 ton untuk luasan 100 hektar (Kepala Dipertahort Kab . Agam,2010).4.2.3. Kabupaten PasamanDi Kabupaten Pasaman, luas baku lahan sawah 17.208 hektar yang tersebar disemua kecamatan. Indeks pertanaman sangat bervariasi, mulai hanya 32,65 sampai345,67 (Distanhort Kab. Pasaman, 2009). Luas tanam padi sawah di Kabupaten Pasamanpada tahun 2009 mencapai 47.887 hektar. Apabila semua petani menggunakan benihbermutu untuk padi sawah, maka kebutuhan maksimal benih bersertifikat padi sawah diKabupaten Pasaman kuantitasnya mencapai lebih 1.197 ton per tahun. Apabila 90% sajadari luas tanam tersebut memakai benih bermutu, maka kebutuhan benih bersertifikat diKabupaten Pasaman mencapai 1.077 ton per tahun, tertinggi di Kecamatan Panti yaitumencapai lebih 236 ton <strong>dan</strong> yang terendah di Kecamatan Mapat Tunggul (0,80 ton)(Tabel 9). Di lain pihak, kemampuan maksimal kelompok penangkar di KabupatenPasaman menghasilkan benih padi bermutu hanya 72 ton/tahun. Akan tetapi, kenyataandi lapangan menunjukkan bahwa sebagian petani padi sawah di Kabupaten Pasamanbelum merasa pentingnya menggunakan benih bermutu. Karena itulah, dua KLP benih26


• lO.padi sawah di Kabupaten Pasaman~ampir100% menjual produksL benihnya kepadaperusahaan benih swasta CPT Pertani <strong>dan</strong> Perum Sang Hyang Seri).Tabel 9. Luas Sawah, Indeks Pertanaman, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan BenihPadi Sawah per Kecamatan di Kabupaten Pasaman (dikompi/asi daridata tahun 2009).Luas Baku Luas KebutuhanNo. Kecamatan Sawah IP Tanam Benih(ha) (ha) (ton/thn)1. Tigo Nagari 2.823 206,06 6.408 160,202. Bonjol 1.463 204,65 3.094 77,353. Simpang Alahan Mati 598 228,43 1.368 34,204. Lubuk Sikaping 1.546 345,67 5.897 147,435. Duo Koto 1.410 205,67 2.850 71,256. Pan t i 2.526 316,59 9.442 236,057. Pa<strong>dan</strong>g Gelugur 1.758 329,58 6.245 156,138. Rao 2.025 213,73 4.788 119,709. Rao Utara 1.281 261,51 3.350 83,7510. Rao Selatan 1.480 269,59 3.990 99,7511. Mapat Tunggul 98 32,65 32 0,8012. Mapat Tunggul Selatan 200 178,00 I 423 10,58I!JUMLAH 17.208 I- 47.887I1.197,18Sumber: Dmas Tanaman Pangan <strong>dan</strong> Hortlku/tura Kab. Pasaman (2009).Di samping padi sawah, Kabupaten Pasaman merupakan salah satu daerahpenanaman padi gogo. Pada tahun 2009, luas pertanaman padi gogo di Kabupaten Pasamanmencapai 2.058 hektar (Tabel 10) dengan kebutuhan benih sebanyak 51,86 ton (DistanhortKab. Pasaman, 2009). Perhitungan jumlah benih sebanyak 25 kg/ha. Luas areal pertanamanpadi gogo terluas terdapat di Kecamatan Mapat Tunggul, diikuti oleh Kecamatan MapatTunggul Selatan, Tigo Nagari, <strong>dan</strong> Rao Selatan. Hampir semua petani padi gogo diKabupaten Pasaman menanam varietas lokal, terutama karena belum a<strong>dan</strong>ya varietasunggul padi gogo yang rasa nasinya sesuai dengan selera masyarakat Sumatera Barat. Benihpadi gogo yang dipakai oleh petani pada umumnya berasal dari hasil pertanaman sendiri,karena belum a<strong>dan</strong>ya penangkar benih padi gogo di Kabupaten Pasaman <strong>dan</strong> bahkan diProvinsi Sumatera Barat, sampai saat ini. Benih unggul padi gogo yang dihasilkan olehperusahaan benih juga sangat jarang ditemukan di kios-kios sarana produksi pertanian, olehkarena itu pada umumnya petani menanam padi gogo varietas lokal atau benih bantuan daripemerintah.27


· .. Tab_eL 10. Luas Panen, Produksir-luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih PadiGogoper Kecamatan di Kabupaten Pasaman (dikompi/asi dari data tahun2009).No.KecamatanLuas Panen(ha)Produksi(ton)LuasTanam(halKebutuhanBenih(ton/thn)1. Tigo Nagari 160 380 187 4,682. Bonjol - - - -3. Simpang Alahan Mati 21 50 17 0,434. Lubuk Sikaping 61 145 45 1,135. Duo Koto 37 88 36 2,886. Pan t i 90 214 100 0,907. Pa<strong>dan</strong>g Gelugur - - - -8. Rao - - - -9. Rao Utara 106 252 106 2,6510. Rao Selatan 149 355 175 4,3811. IVlapat Tunggul 678 1.613 873 21,8312. Mapat Tunggul Selatan 535 1.273 519 12,98JUrvlLAH 1.837 4.370 2.058 51,86Sumber : Dinas Tanaman Pangan <strong>dan</strong> Hortiku/tura Kab. Pasaman (2009).Data menunjukkan bahwa komoditas jagung terdapat pada semua kecamatan diKabupaten Pasaman. Pertanaman jagung terluas terdapat di Kecamatan Tigo Nagari,diikuti oleh Kecamatan Rao, Rao Selatan, Panti, <strong>dan</strong> Lubuk Sikaping. Areal pertanamanjagung yang paling sedikit terdapat di Kecamatan Mapat Tunggul (Tabel 11). MenurutKepalaBi<strong>dan</strong>g Pengembangan Tanaman Dinas Tanaman Pangan <strong>dan</strong> HortikulturaKabupaten Pasaman, boleh dikatakan semua petani jagung di daerah ini menanam jagunghibrida <strong>dan</strong> sangat sulit menemukan petani yang menanam jagung komposit. Sehubungandengan itu, petani jagung di daerah ini sangat tergantung pada perusahaan produsenbenih jagung hibrida.Pada tahun 2009, luas areal pertanaman jagung hibrida di Kabupaten Pasamanmencapai 1.899 hektar (Tabel 11). Total kebutuhan benih jagung untuk luas pertanamantersebut mencapai 28,485 ton/tahun. Varietas yang dominan (83,33%) adalah Pioneer.Kecenderungan pilihan varietas ini sama dengan yang ditemukan di Kabupaten PasamanBarat yang kawasannya berdekatan dengan Kabupaten Pasaman serta beberapakabupaten lain di Provinsi Sumatera Barat. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwapenampilan pertumbuhan varietas Pioneer ini memang jauh lebih baik dibanding jagungkomposit <strong>dan</strong> bahkan juga lebih baik dibanding penampilan pertumbuhan varietas jagunghibrida produksi dalam negeri.28


· ~Tabel 11. Luas Panen, Produksi, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan Beflih-JagungHibrida per Kecamatan di Kabupaten Pasaman Tahun 2009.I'lo.KecamatanLuas Panen(ha)Produksi(ton)LuasTanam(ha)KebutuhanBenih(ton/thn)1. Tigo Nagari 431 1.903 573 8,5952. Bonjol 95 387 89 1,3353. Simpang Alahan Mati 44 154 52 0,7804. Lubuk Sikaping 181 704 173 2,5955. Duo Koto 45 163 45 0,6756. Pan t i 166 648 196 2,9407. Pa<strong>dan</strong>g Gelugur 67I234 82 1,2308. Rao 260 1.106 285 4,2759. Rao Utara 126 483 121 1,81510. Rao Selatan 143 539 235 3,52511. Mapat Tunggul 1 4 6 0,09012. Mapat Tunggul Selatan 22 87 42 0,630JUMLAH 1.581 6.412 1.899 28,485Sumber : Dinas Tanaman Pangan <strong>dan</strong> Honiku/tura Kab. Pasaman (2009).Pada tahun 2009, pertanaman kedelai juga terdapat pada semua kecamatan diKabupaten Pasaman, yang terluas (135 hektar) terdapat di Kecamatan Panti (Tabel 12).Secara keseluruhan luas pertanaman kedelai di Kabupaten Pasaman pada tahun 2009mencapai 435 hektar dengan kebutuhan benih 17,4 ton/tahun. Varietas yang banyakditanam adalah Anjasmoro. Untuk pertanaman kedelai di Kabupaten Pasaman,ketersediaan benih di tingkat petani sangat terbatas. Hal ini antara lain disebabkan karenabelum a<strong>dan</strong>ya penangkar benih kedelai di daerah tersebut. Semua benih kedelai yangdipakai oleh petani pada tahun 2009 merupakan bantuan pemerintah melalui program SL­PTT Departemen Pertanian.Kabupaten Pasaman juga mendapat kepercayaan untuk melaksanakan program SL­PTT padi sawah, padi gogo, jagung hibrida, <strong>dan</strong> kedelai pada tahun 2010 ini. Melaluiprogram tersebut, kelompok tani peserta SL-PTI memperoleh bantuan benih unggul padisawah sebanyak 225 ton untuk luasan 9.000 hektar yang terdapat pada 360 lokasi, bantuanbenih unggul padi gogo sebanyak 62,5 ton untuk luasan 2.500 hektar, bantuan benih ungguljagung hibrida sebanyak 5,4 ton untuk luasan 360 hektar, <strong>dan</strong> bantuan langsung benihunggul kedelai sebanyak 10 ton untuk luasan 250 hektar (Kepala Distanhort Kab. Pasaman,2010).29


· .. Tabel 12. Luas Panen, P..-OOuksi, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebuttthan Benih Kedelai perKecamatan di Kabupaten Pasaman Tahun 2009,No.1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.KecamatanTigo NagariBonjolSimpang Alahan MatiLubuk SikapingDuo KotoPan t iPa<strong>dan</strong>g GelugurRaoRao UtaraRao SelatanMapat TunggulMapat Tunggul SelatanLuas Panen(ha)26165153014557645332540Produksi(ton)29166173018058045382540iILuasTanam(ha)271810122513577440222540KebutuhanBenih(tonjtahun)1,080,720,400,481,005,400,282,961,600,881,001,60JUMLAH 461 511 435 17,40Sumber: Dinas Tanaman Pangan <strong>dan</strong> Hortlkultura Kab. Pasaman (2009).4.2.4. Kabupaten Pasaman BaratDi Kabupaten Pasaman Barat, luas pertanaman padi sawah pada tahun ter<strong>akhir</strong>(2009) adalah 21.511 hektar (Dipertahor Kab. Pasaman Barat, 2009), sehingga kebutuhanbenih sebanyak 537,775 tonjtahun. Luas tanam bervariasi antar kecamatan, yang terluasdi Kecamatan Lembah lV1elintang (4.391 hektar) <strong>dan</strong> yang paling sedikit di KecamatanSasak Ranah Pasisie (264 hektar) (Tabel 13). Apabila 90% saja dari luas tanam per tahunmemakai benih bermutu, maka kebutuhan benih bersertifikat di Kabupaten PasamanBarat mencapai sekitar 484 ton per tahun. Kapasitas KLP Batang Lantan, satu-satunyapenangkar benih di Kabupaten Pasaman Barat, memproduksi benih padi sawah lebihkurang 125 tonjtahun. Berarti bahwa lebih kurang hanya 25,83% kebutuhan benih padisawah di Kabupaten Pasaman Barat yang bisa dipasok oleh KLP setempat. Menurut KetuaKLP Batang Lantan, kesadaran petani di Kabupaten Pasaman Barat akan pentingnyamenggunakan benih bermutu sudah cukup tinggi, diperkirakan mencapai lebih 80%. Olehkarena itu, KLP Batang Lantan sudah banyak memasarkan produksi benihnya melalui kioskios<strong>dan</strong> kelompok tani di Kabupaten Pasaman Barat. Di sam ping itu, perusahaan benihswasta seperti PT Pertani <strong>dan</strong> Perum Sang Hyang Seri juga cukup aktif memasarkanbenihnya di Kabupaten Pasaman Barat, seperti terlihat pada kios-kios sarana produksipertanian di kabupaten tersebut.30


· '":-.::-=-..Tabel 13. Luas Panen,Produksi, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan Be-nih Padi Saw~ ­per Kecamatan di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009.No.KecamatanLuas Panen(ha)Produksi(ton)LuasTanam(ha)KebutuhanBenih(ton/thn)1. Talamau 2.912 16.622 2.835 70,8752. Pasaman 3.986 25.351 3.740 93,5003. Luhak Nan Dua 1.498 10.246 1.628 40,7004. Sasak Ranah Pasisie 443 1.683 264 6,6005. Kinali 3.295 20.429 3.100 77,5006. Gunung Tuleh 1.239 6.071 1.096 27,4007. SungaiAur 1.238 4.828 1.388 34,7008. Lembah Melintang 2.623 10.177 4.391 109,7759. Koto Balingka 411 1.603 406 10,15010. Sungai Beremas 480 1.766 638 15,95011. Ranah Batahan 1.705 7.843 2.025 50,625JUMLAH 19.830 106.619 21.511 537,775Dtkomptlasi dari data Dipertahort Kab. Pasaman Barat (2009).Kabupaten Pasaman Barat juga terkenal sebagai daerah sentra padi gogo. Padatahun 2009, luas pertanaman padi gogo di Pasaman Barat mencapai 5.044 hektar (Tabel14), jauh melebihi luas pertanaman padi gogo pada kabupaten lainnya di Provinsi SumateraBarat. Luas areal pertanaman padi gogo terluas terdapat di Kecamatan Ranah Batahan,diikuti oleh Kecamatan Koto Balingka <strong>dan</strong> Lembah Melintang. Kebutuhan benih padi gogopada tahun 2009 mencapai 136,13 ton, perhitungan jumlah benih 25 kg/ha. Sama dengankabupaten lainnya di Sumatera Barat, sampai saat ini belum ada penangkar benih padi gogodi Kabupaten Pasaman Barat. Oleh karena itu, pada umumnya petani di Pasaman Baratmenanam varietas lokal yang memang pertumbuhan <strong>dan</strong> produksinya cukup tinggi, yaituSigu<strong>dan</strong>g. Benih diperoleh melalui pertukaran antar petani secara berkelanjutan.Di samping padi gogo, Kabupaten Pasaman Barat juga terkenal sebagai daerahsentra tanaman jagung. Hamparan pertanaman jagung yang luas dapat dilihat pada semuakecamatan. Pertanaman jagung terluas pada tahun 2009 terdapat di Kecamatan Kinali(19.812 hektar). Luas pertanaman jagung yang kurang dari 1.000 hektar pada tahun 2009hanya terdapat di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Talamau, Sungai Beremas, <strong>dan</strong> GunungTuleh (Tabel 15). Boleh dikatakan hampir semua petani jagung di Kabupaten Pasaman Barattelah menanam jagung hibrida yang benihnya berasal dari perusahaan swasta internasional.Sehubungan dengan itu, tidak diperoleh data pertanaman jagung komposit di KabupatenPasaman Barat.31


· ~Tabel 14. Luas Panen, Produksi, Luas Tanam, <strong>dan</strong>:J(ebutuhan Benih-Padi Gogo - ­per Kecamatan di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009.Luas Panen Produksi Luas KebutuhanNo. Kecamatan(ha) (ton) Tanam Benih(ha) (ton/thnl1. Talamau 259 751,10 209 5,232. Pasaman286 1.401,40 281 7,033. Luhak Nan Dua 36 107,39 30 0,754. Sasak Ranah Pasisie 98 215,60 84 2,105. Kinali311 870,80 304 7,606. Gunung Tuleh 365 985,50 313 7,837. Sungai Aur 497 1.123,22 598 14,958. Lembah Melintang 522 1.472,04 713 17,839. Koto Balingka 741 1.765,80 783 19,5810. Sungai Beremas 283 646,09 395 9,8811. Ranah Batahan 1.143 2.838,07 1.734 43,35JUMLAH 4.541 12.678,47 5.444 136,13IDikompilasi dad data Dipertahort Kab. Pasaman Barat (2009).Tabel 15. Luas Panen, Produksi, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih JagungHibrida per Kecamatan di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009.IKecamatan1. Talamau2. Pasaman3. Luhak Nan Dua4. i Sasak Ranah Pasisie5. ! Kinali6. I Gunung Tuleh7. Sungai Aur8. Lembah Melintang9. Koto Balingka10. Sungai Beremas11. Ranah BatahanILuas Panen(ha)5635.3744.2391.17121.8531.2731.6014.3151.9625521.890Produksi(ton)3.490,6045.211,4638.223,068.735,66192.306,407.128,809.766,1033.881,3811.379,603.201,6010.962,00!ILuasTanamha5405.8094.3511.08819.8128651.4804.1492.7527102.936IKebutuhanBenih(ton/thn)8,10087,13565,26516,320297,18012,97522,20062,23541,28010,65044,040IJUrvlLAH 44.793 312.907,61 44.492 667,380Dikompllasl dart data Dlpertahort Kab. Pasaman Barat (2009).Padatahun 2009, pertanaman kedelai juga terdapat pada hampir semuakecamatan di Kabupaten Pasaman Barat, kecuali Kecamatan Luhak Nan Duo <strong>dan</strong> SungaiAur. Pertallaman kedelai terluas (163 hektar) terdapat di Kecamatan Koto Balingka (Tabel16). Secara keseluruhan luas pertanaman kedelai di Kabupaten Pasaman Barat padatahun 2009 mencapai 511 hektar dengan kebutuhan benih 20,44 ton. Di Kabupaten32


• •Pasaman ~Barat sebetuJD¥a-ada satu kelompok penangkar . benih kedelai yang apabiladikondisikan dapat membantu pengadaan benih kedelai bersertifikat di kabupatentersebut. Namun kenyataannya, benih yang diproduksi oleh kelompok penangkar tersebut(KLP Bersama) selalu tidak terjual selama dua tahun ter<strong>akhir</strong>. Pada tahun 2009 sebanyak2 ton benih kedelai bersertifikat yang diproduksi oleh KLP Bersama kadaluarsa <strong>dan</strong>terpaksa dijual dalam bentuk konsumsi. Pada saat <strong>penelitian</strong> ini dilakukan terdapat 2,5 tonbenih kedelai bersertifikat pad a KLP Bersama yang belum tersalurkan.Tabel 16. Luas Panen, Produksi, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Kedelai perKecamatan di Kabupaten Pasaman Barat Tahun 2009.Luas Panen Produksi Luas KebutuhanNo. Kecamatan (ha) (ton) Tanam Benih(ha) (ton/thn)1. Talamau 3 8,4 3 0,122. Pasaman 54 183,6 53 2,123. Luhak Nan Duo - - - -4. Sasak Ranah Pasisie 12 33,6 15 0,605. Kinali 89 338,2 76 3,046. Gunung Tuleh 8 24,8 10 0,407. Sungai Aur - - - -8. Lembah Melintang 62 192,2 53 2,129. Koto Balingka 170 578,0 I 163 6,5210. Sun ai Beremas 36 122,4 ! 32I, 9 128 ,11. Ranah Batahan 111 399,6 106 4,24I JUMLAH 545 1.880,8 511 20,44Dikompi/asi dari data Dipertahort Kab. Pasaman Barat (2009).Kabupaten Pasaman Barat juga melaksanakan program SL-PTI padi sawah, padigogo, jagung hibrida, <strong>dan</strong> kedelai pada tahun 2010 ini. Melalui program tersebut, kelompoktani peserta SL-PTI di Kabupaten Pasaman Barat akan memperoleh bantuan benih unggulpadi sawah sebanyak 125 ton untuk luasan 5.000 hektar yang terdapat pada 200 lokasi,bantuan benih unggul padi gogo sebanyak 62,S ton untuk luasan 2.500 hektar yang terdapatpad a 100 lokasi, bantuan benih unggul jagung hibrida sebanyak 5,4 ton untuk luasan 360hektar pada 24 lokasi, <strong>dan</strong> bantuan langsung benih unggul kedelai sebanyak 10 ton untukluasan 250 hektar pada 25 lokasi (Kepala Distanhort Kab. Pasaman, 2010). Apabila luastanam keempat komoditas sama dengan tahun 2009, maka masih terdapat kekuranganbenih unggul bermutu untuk padi sawah sebanyak 234 ton, padi gogo 73,63 ton, jagunghibrida sekitar 662 ton, <strong>dan</strong> kedelai 10,44 ton...,..,JJ


4.2.5. Kabupaten Lima-Puluh KotaLuas areal pertanaman padi sawah di Kabupaten Lima Puluh Kota jauh lebih tinggidibanding Kabupaten Pasaman Barat, seimbang dengan di Kabupaten Pasaman, tetapilebih rendah dibanding Kabupaten Agam. Pada tahun 2009, luas tanam padi sawah diKabupaten Lima Puluh Kota mencapai 45.193 hektar dengan perkiraan kebutuhan benih1.129,83 ton/tahun. Luas tanam bervariasi antar kecamatan, yang terluas di KecamatanPayakumbuh (7.439 hektar) diikuti oleh Kecamatan Guguak (5.730 hektar), yang palingsedikit di Kecamatan Pangkalan (724 hektar) (Tabel 17).Tabel 17. Luas Sawah, Produksi, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih PadiSawah per Kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota (d/komp//asi <strong>dan</strong>"data tahun 2009).Luas Produksi Luas KebutuhanNo. Kecamatan Sawah(ha)(ton) Tanam(ha)Benih(ton/thn)1.2.3.4.5.6.Gunuang OmehSulikiBukik BarisanGuguakMungkaPayakumbuh9251.1952.1582.6618051.98122.27118.9479.73028.53113.55033.244i II4.5723.6902.3165.7303.4427.439114,3092,2557,90143,2586,05185,987. Akabiluru1.595 , 23.225 4.566 114,15II8. Luak1.592 8.295 2.209 55,239. Situjuah Limo Nagari1.693 I 13.481 2.863 71,5810. Lareh Sago Halaban2.830 ! 20.202 4.605 115,1311. Harau3.418 9.497 1.985 49,6312.13.PangkalanKapur IX5438263.9114.0907241.05118,1026,28JUMLAH 22.222 208.974 45.193 1.129,83IIIIIIKabupaten Lima Puluh Kota secara keseluruhan membutuhkan benih bermutu padisawah sebanyak 1.129,83 ton/tahun dengan variasi yang cukup besar antar kecamatan.Walaupun ketersediaan benih sesuai kebutuhan masih kurang, namun kekurangantersebut tidak begitu terasa. Hal itu dimungkinkan karena pemerintah Kabupaten LimaPuluh Kota telah mempunyai satu lembaga produsen benih padi sawah yang cukup kuat,yaitu Unit Pelaksana Teknis Balai Benih Tanaman Pangan (UPT BBTP) Situjuh. Bekerjasamadengan 17-19 kelompok penangkar setiap musim tanam di kabupaten tersebut,BBTP Situjuh telah mampu memproduksi benih padi sawah rata-rata 450 ton/tahun.Ditambah dengan benih BLBU <strong>dan</strong> tingkat pemakaian benih unggul oleh petani yang baru34


mencapai lebih kurang 80%, maka kekurangan bEl-Aih padi sawah · di Kabupaten kima ­Puluh Kota tidak begitu terasa . Perusahaan benih seperti PT Pertani <strong>dan</strong> Perum SangHyang Seri bahkan tidak jarang membeli benih padi sawah dari UPT BBTP ini.Luas areal pertanaman jagung di Kabupaten Lima Puluh Kota jauh lebih rendahdibanding Kabupaten Pasaman Barat, tetapi lebih tinggi dari di Kabupaten Pasaman <strong>dan</strong>Kabupaten Agam. Pada tahun 2009, luas areal tanam jagung di Kabupaten Lima PuluhKota 3.385 hektar, yang terluas di Kecamatan Payakumbuh (905 hektar) <strong>dan</strong> palingsedikit di Kecamatan Pangkalan (16 hektar). Luas areal tanam antar kecamatan sangatbervariasi (Tabel 18). Untuk pertanaman tersebut dibutuhkan benih jagung hibrida lebih50 ton/tahun yang boleh dikatakan semuanya dipenuhi oleh produsen benih swasta.Tabel 18. Luas Panen, Produksi, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Jagung perKecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota (dlkompilasi dari data tahun2009).ILuas Produksi Luas KebutuhanNo. Kecamatan Panen(ha)(ton) Tanam(ha)Benih(tonjthn)1. Gunuang Omeh117 585,0 101 1,5152. Suliki i 25 150,0 53 OJ953. Bukik Barisan 19 98,8 36 0,5404. Guguak309 1.809,2 245 3,6755. Mungka449 2.573,7 426 6,3906. Payakumbuh554 3.024,8 905 13,5757. Akabiluru187 1.247,5 245 3,6758. Luak9. , Situjuah Limo Nagari10. Lareh Sago Halaban11. Harau12. Pangkalan13. Ka[2ur IX1977415045491.182,0456,0972,3270,022,040,S16911318974816139I2,5351,6952,83511,2200,2402,085JUMLAH 2.139 12.431,9 3.385 50,775II,I4.2.6. Kabupaten Tanah DatarDibanding Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Tanah Datar mempunyai arealsawah yang lebih luas tetapi luas areal tanam lebih sedikit. Hal itu menunjukkan bahwaindeks pertanaman padi sawah di Kabupaten Tanah Datar lebih rendah dibandingKabupaten Lima Puluh Kota. Di lain piha k, produktivitas padi sawah di Kabupaten TanahDatar tergolong tinggi, pada semua kecamatan lebih 5 ton/ha <strong>dan</strong> bahkan di Kecamatan35


· ~Batipuh Selatan- - mencapai 6,65 ton/ha. Areal tanam padi sawah terluas terdapat diKecamatan Batipuh diikuti oleh Kecamatan Sungai Tarab.Data pada Tabel 19 menunjukkan bahwa jumlah kebutuhan benih padi sawah diKabupaten Tanah Datar secara keseluruhan mencapai hampir 1.058 ton/tahun. Variasikebutuhan benih cukup besar antar kecamatan. Varietas unggul yang banyak ditanamadalah Batang Piaman. Sebagian besar kebutuhan benih dipenuhi dari benih dari luarkabupaten, karena kemampuan berproduksi penangkar benih di kabupaten tersebuthanya sebanyak 217 ton/tahun. Artinya, penangkar benih lokal hanya mampu memenuhikebutuhan benih padi sawah sekitar 20,51%. Di lain pihak, menurut informasi pejabatDinas Pertanian setempat, animo petani untuk memakai benih unggul berlabel cukuptinggi.Tabel 19. Luas Sawah, Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih PadiSawah per Kecamatan di Kabupaten Tanah Datar (dlkompi/asi dari datatahun 2009) . .IINo.KecamatanLuasSawah(ha)!ILuasTanam(ha)Produktivitas(t/ha)KebutuhanBenih(ton/thn)1. X Koto 2.103 3.203 5,98 80,0752. Batipuh2.367 5.685 5,50 142,1253. Batipuh Selatan1.106 1.518 6,65 37,9504. Pariangan I 3.512 3.814 I 5,50 95,3505. Rambatan2.253 3.351 5,60 83,7756. Limo Kaum I 1.617 2.799 5,50 69,9757. Tanjung Ameh I 1.205 3.813 5,50 95,3258. Pa<strong>dan</strong>g Gantiang 1.310 1.716 5,50 42,9009. Lintau Buo 3.815 2.185 I 5,50 54,62510. Lintau Buo Utara 2.048 3.956 5,88 98,90011. Sungayang 1.132 2.207 5,62 55,17512. Sungai Tarab 2.540 4.015 5,77 100,37513. Salimpauang 1.582 2.446 5,50 61,15014. Tanjung Baru 848 1.601 5,50 40,025JUMLAH 27.438 42.309 - 1.057,725I,IIITanah Datar merupakan salah satu kabupaten yang luas areal pertanaman jagungkompositnya masih cukup luas di Sumatera Barat. Jenis jagung komposit bahkan menjadipilihan utama bagi petani di daeran sentra produksi jagung yaitu Kecamatan Rambatan.Luas areal pertanaman jagung di kecamatan ini jauh melebihi kecamatan lainnya. Varietasyang banyak ditanam adalah Sukmaraga. Jagung hibrida, terutama yang rasanya manis36


· ~atau jagung manis (sweet corn) dengan tujuan untuk panen muda, banyak :ditanam diKecamatan Salimpaung <strong>dan</strong> Sungai Tarab. Kebutuhan benih jagung komposit untukKecamatan Rambatan lebih 23 ton/tahun (Tabel 20). Hampir semua kebutuhan ini(85,31 %) dipenuhi oleh satu SSI <strong>dan</strong> satu kelompok penangkar pada kawasan yangsama. Di lain pihak, kebutuhan akan benih jagung hibrida dipenuhi oleh lembagaprodusen benih swasta.Tabel 20. Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Perkiraan Kebutuhan Benih Jagungper Kecamatan di Kabupaten Tanah Datar (dlkompi/asi dari data tahun2009).No. KecamatanLuas Tanam Prod u ktivitas Kebutuhan Senih(ha)(t/ha)(ton)1. X Koto 52 4,00 0,7802. Satipuh 148 5,50 2,2003. Satipuh Selatan 66 5,60 0,9904. Pariangan 925,20 1,3805. Rambatan 1.563 5,9023,4456. Limo Kaum 276 5,00 4,1407. Tanjung Ameh 116 4,00 1,7408. Pa<strong>dan</strong>g Gantiang 32 4,00 0,4809. Lintau Suo 26 5,00 0,39010. Lintau Suo Utara 1485,00 2,22011. Sungayang 137 , 5,102,05512. Sungai Tarab 337 5,20 I 5,05513. Salimpauang 611 5,109,16514. Tanjung Saru I 173 5,10 2,595-JUMLAH 3.777\56,635Catatan : Perhitungan kebutuhan benth 15 kg/ ha.iIDi Kabupaten Tanah Datar terdapat areal pertanaman kedelai, tetapi dengan luasareal yang terbatas. Pada tahun 2009, areal pertanaman kedelai di kabupaten ini hanya34 hektar (Tabel 21). Kebutuhan benih untuk pertanaman tersebut hanya 1,52 ton yangsemuanya dipenuhi dengan benih dari luar daerah. Serbeda dengan di Kabupaten Agamyang usahatani kedelai dilakukan atas kemauan petani sendiri, di Kabupaten Tanah Datarpenanaman kedelai hanya dilakukan apabila ada program pemerintah. Petani engganmenanam kedelai antara la in karena biaya produksinya yang tinggi <strong>dan</strong> pemasaran sertaharga hasilnya yang tidak terjamin. Dibandingkan dengan jenis tanaman pangan lainnya,kedelai tergolong tanaman yang memerlukan pemeliharaan intensif <strong>dan</strong> biaya produksitinggi.37


· .. Tabel 21. Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Perkiraan Kebutuban Benih Kedelaiper Kecamatan di Kabupaten Tanah Datar (dikompi/asi dari data tahun2009).No.1.2.3.4.KecamatanBatipuh SelatanTanjung AmehPa<strong>dan</strong>g GantiangSalimpauangLuas Tanam(ha)122123Produktivitas(t/ha)1,251,301,40-Kebutuhan Benih(ton)0,040,880,480,12JUMLAH 34 - 1,52Catatan : Perhltungan kebutuhan benih 40 kg/ha.4.2.7. Kabupaten SolokKapupaten Solok merupakan salah satu dari beberapa kabupaten di SumateraBarat yang variasi luas tanam, produktivltas, <strong>dan</strong> kebutuhan benih padi sawah yangtinggi, seperti terlihat pad a Tabel 22. Variasi yang tinggi tersebut terutama disebabkankarena topografinya yang sangat beragam. Wilayah Kabupaten Solok terhampar mulaidari dataran rendah sampai dataran tinggi. Sampai saat ini lahan sawah dataran tinggibelum produktif, antara lain karena sangat terbatasnya varietas unggul padi sawah yangadaptif pada ketinggian lebih 1.000 meter dari muka laut. Itulah penyebab masihrendahnya produksi padi sawah di Kecamatan Lembah Gumanti, Tigo Lurah, <strong>dan</strong> DanauKembar «4 ton/ha) (Tabel 22).Tabel22. Luas Tanam,Produktivitas, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Padi Sawah perKecamatan di Kabupaten Solok (dikompJ/asi dari data tahun 2009).l\lo.KecamatanLuas Tanam Produktivitas ! KebutuhanI(ha)(t/ha) Benih (ton/thn)1. Pantai Cermin 3.669 4,52 91,7252. Lembah Gumanti 1.444 3,1036,1003. Hiliran Gumanti 2.777 5,05 69,4254. Payung Sekaki 3.187 4,8079,6755. Tigo Lurah 2.447 3,98 61,1756. Lembang Jaya 6.2214,51 155,5257. Danau Kembar 50 3,451,2508. Gunung Talang 8.282 6,98207,0509. Bukit Sundi 7.752 6,21193,80010. IX Koto Sei. Lasi 2.317 5,1057,92511. Kubung 7.7166,20 192,90012. X Koto Diatas 2.429 4,64 60,72513. X Koto Singkarak 5.147 5,60 128,67514. Junjung Sirih 1.714 5,8442,850JUMLAH55.170 - 1.378,800I38


· .. Secara . keseluruhan, total keb-utahan benih padi sawah di Kabupaten~olok lebih - :~1.378 tonjtahun (Tabel 22). Kapasitas produksi penangkar benih beserta BBI kabupaten,khususnya untuk padi sawah dataran rendah, hanya mencapai 55,60 tonjtahun. Akantetapi, keberadaan cabang Perum Sang Hyang Seri di kabupaten ini cukup membantupengadaan benih padi sawah dataran rendah, walaupun harga benih yang harus dibayaroleh petani cukup tinggi. Varietas padi sawah dataran ren<strong>dan</strong> yang banyak ditanam diKabupaten Solok adalah Anak Daro, salah satu varietas unggul yang asalnya varietas lokalKabupaten Sol ok.Tanaman jagung terdapat pada semua kecamatan di Kabupaten Solok. Pada tahun2009 luasnya lebih 600 hektar. Areal pertanaman terluas terdapat di Kecamatan JunjungSirih <strong>dan</strong> yang paling sedikit di Kecamatan Hiliran Gumanti (Tabel 23). Di Kabupaten Solokini banyak petani yang menanam jagung hibrida varietas NT-10 <strong>dan</strong> N-35. Kedua varietasini serta benihnya dihasilkan oleh salah satu lembaga produksi benih jagung hibrida dalamnegeri yang pusat kegiatannya berada di Kabupaten Solok. Banyak petani di daerah iniyang bekerjasama dengan perusahaan tersebut dalam memproduksi benih jagung hibrida.Di Kabupaten Solok pada tahun 2009 terdapat pertanaman kedelai pada hampirsemua kecamatan, terutama pada Kecamatan Payung Sekaki, X Koto Diatas, <strong>dan</strong> Kubung.Luas areal pertanaman secara keseluruhan hanya 34 hektar. Untuk pertanaman tersebutTabel 23. Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Perkiraan Kebutuhan Benih Jagungper Kecamatan di Kabupaten Solok (dikompi/asi dari data tahun 2009).I '! L uas Tanam P ro d u kf IVI "tas I K e b u t u han B enl -hNo. Kecamatan (ha) (tjha) I (tonjthn)1. Pantai Cermin 64 5,85 l 0,9602. Lembah Gumanti 27 - 0,4053. Hiliran Gumanti 19 4,40 0,2854. Payung Sekaki 25 - 0,3755. Tigo Lurah 34 3,20 0,5106. Lembang Jaya 50 4,44 0,7507. Danau Kembar 48 3,40 0,7208. Gunung Talang 66 5,63 0,9909. Bukit Sundi 26 5,20 0,39010. IX Koto Sei. Lasi 32 4,24 0,48011. Kubung 25 5,30 0,37512. X Koto Diatas 40 4,92 0,60013. X Koto Singkarak 64 6,44 0,96014. Junjung Sirih 86 6,54 1,290JUMLAH 606 9,090Catatan : Perhttungan kebutuhan bemh 15 kg/ha.I39


. .... Tabel 24. Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Perkiraan Kebutuhan Bellin Kedelaiper Kecamatan di Kabupaten Solok (dlkompi/asi dad data tahun 2009).No. KecamatanLuas Tanam Prod u ktivitas Kebutuhan Benih(ha) (t/ha) (ton/thn)1. Pantai Cermin 1 1,48 0,042. Hiliran Gumanti 5 - 0,203. Payung Sekaki 22 1,60 0,884. Lembang Jaya 8 1,65 0,325. Danau Kembar 1 - 0,046. Gunung Talang 3 1,65 0,127. Bukit Sundi 8 1,58 0,328. IX Koto Sei. Lasi 3 1,76 0,129. Kubung 18 1,70 0,7210. X Koto Diatas 19 1,62 0,7611. Junjung Sirih 3 1,52 0,12JUMLAH 34 3,64Catatan : Perhitungan kebutuhan benth 40 kg/ha.dibutuhkan benih sebanyak 3,64 ton (Tabel 24). Benih tersebut biasanya didatangkan dariluar daerah, karena lembaga produsen benih kedelai di Kabupaten Solok belum ada.Keberadaan usahatani kedelai di Kabupaten Solok dapat dikatakan hanya dalam rangkamelaksanakan program pemerintah.4.2.8. Kabupaten SijunjungDibandingkan dengan kabupaten lain yang diuraikan sebelumnya, luas tanam <strong>dan</strong>kebutuhan benih padi sawah, jagung, <strong>dan</strong> kedelai di Kabupaten Sijunjung tergolongsedikit. Dari data pada tahun 2009 terlihat bahwa luas tanam padi sawah hanya 19.378hektar dengan kebutuhan benih 484,450 ton/tahun. Sementara itu luas tanam jagunghanya 240 hektar dengan kebutuhan benih 4,80 ton <strong>dan</strong> luas tanam kedela; hanya 39hektar dengan kebutuhan benih 1,56 ton (TabeJ 25). Hamp;r separoh (46,85%) dar;kebutuhan benih padi sawah dipenuhi dengan produksi penangkar setempat, sisanya dariprogram BLBU <strong>dan</strong> dari swasta. Untuk jagung <strong>dan</strong> kedelai, semua kebutuhan benihnyadipenuhi melalui benih dari luar.Dari hasil survai diketahui bahwa di Kabupaten Sijunjung terdapat enam kelompokpenangkar benih padi sawah dengan kapasitas produksi benih yang bervariasi. Kelompokpenangkar Lubuk Ngalai di Kecamatan Tanjung Ga<strong>dan</strong>g mampu memproduksi benih 50ton/tahun, sementara KLP Sungai Bayua di Kecamatan Sijunjuang hanya 1 ton/tahun.40


Tabel 25. Luas Tanam<strong>dan</strong> Perkiraan -Kebutuhan Benih Padi Sawah, Jagung,<strong>dan</strong> Kedelai per Kecamatan di Kabupaten Sijunjung (dikomptlasi daridata tahun 2009).No. KecamatanPadi Sawah Jagung Kedelailuas Kebutuh­ luas Kebutuh­ luas Kebutuh-Tanam an Benih Tanam an Benih Tanam an Benih(ha) (ton) (ha) (ton) (ha) (ton)1. Kupitan 1.881 47,025 10 0,20 3 0,122. IV Nagari 1.938 48,450 62 1,24 13 0,523. Koto VII 3.199 79,975 8 0,16 7 0,284. Sumpur Kudus 2.460 61,500 4 0,08 0 0,005. Sijunjung 3.331 83,275 40 0,80 0 0,006. Lubuk Tarok 1.815 45,375 17 0,34 1 0,047. Tanjung Ga<strong>dan</strong>g 1.949 48,725 24 0,48 3 0,128. Kamang Baru 2.805 70,125 75 1,50 12 0,48JUMLAH 19.378 484,450 240 4,80 39 1,564.2.9. Kabupaten Pa<strong>dan</strong>g PariamanData pada Tabel 26 menunjukkan bahwa Kabupaten Pa<strong>dan</strong>g Pariaman memilikiareal sawah yang tergolong luas yaitu 24.064 hektar. Dengan IP 207 maka luas tanampadi sawah mencapai 49.747 ha/tahun. Dari 17 kecamatan, hanya di Kecamatan PadaSago saja yang luas tanam padi sawahnya di bawah 1.000 ha/tahun. Produktivitas padisawah pada sebagian besar kecamatan sudah melebihi 5 ton/ha (Tabel 26).Total kebutuhan benih padi sawah di Kabupaten Pa<strong>dan</strong>g Pariaman mencapai1.243,675 ton/tahun. Pada tiga kecamatan yaitu Kecamatan Lubuk Alung, Satang Anai,<strong>dan</strong> VII Koto Sungai Sarik, kebutuhan benih melebihi 100 ton/tahun (Tabel 26). Untukmendukung pemenuhan kebutuhan benih tersebut, kelompok penangkar benih yangterdapat pada Kabupaten Pa<strong>dan</strong>g Pariaman secara total hanya mampu memproduksibenih bersertifikat mendekati 300 ton/tahun. Pemenuhan kebutuhan benih banyakdibantu oleh Perum Sang Hyang Seri yang lokasinya berada dalam kawasan KabupatenPa<strong>dan</strong>g Pariaman. Hal itu terlihat dari banyaknya benih produksi Perum Sang Hyang Seriyang dapat ditemui pada kios-kios sarana produksi pertanian. Dari survai juga diketahuibahwa sebagian besar petani di Kabupaten Pa<strong>dan</strong>g Pariaman sudah terbiasa memakaibenih padi sawah bersertifikat yang mereka peroleh di kios-kios. Di daerah ini varietasunggul baru padi sawah belum banyak berkembang. Sebagian besar petani masihmenyukai varietas IR 42 <strong>dan</strong> Cisokan, varietas lainnya yang ditanam tetapi dalam arealyang terbatas adalah Satang Piaman <strong>dan</strong> Anak Daro.41


· ~Tabel 26. Luas Sawah, luaslanam,-Produktivitas, <strong>dan</strong> Kebutuhan Bellih-Palf-iSawah per Kecamatan di Kabupaten Pa<strong>dan</strong>g Pariaman (dikompi/asi daridata tahun 2009).Luas Sawah Luas Produk- KebutuhanNo. Kecamatan (ha) Tanam tivitas Senih(ha) (t/ha) (ton/thn)1. Satang Anai 2.463 5.256 5,15 131,4002. Lubuk Alung 3.794 6.737 5,97 168,4253. Sintuk Toboh Ga<strong>dan</strong>g 1.266 1.916 5,35 47,9004. Ulakan Tapakis 1.810 3.591 4,96 89,7755. Nan Sabaris 1.698 3.754 5,55 93,8506. 2 x 11 Enam Lingkung 912 2.573 5,78 64,3257. Enam Lingkung 1.185 2.769 5,55 69,2258. 2 x 11 Kayu Tanam 1.643 3.805 5,55 95,1259. VII Koto Sungai Sarik 1.547 4.070 5,55 101,75010. Patamuan 1.251 2.181 4,91 54,52511. Pa<strong>dan</strong>g Sago 382 947 4,35 23,67512. V Koto Kampung Dalam 1.013 2.106 5,55 52,65013. V Koto Timur 709 1.132 4,95 28,30014. Sungai Limau 1.178 2.222 5,25 55,55015. Satang Gasan 749 1.709 5,35 42,72516. Sungai Geringging 1.015 2.150 4,85 53,75017. I IV Koto Aur Malintang 1.449 2.829 4,85 II 70,725r-­IJUMLAH 24.064 49.747 - ! 1.243,675 !Tanaman jagung dibudidayakan pada semua kecamatan di Kabupaten Pa<strong>dan</strong>gPariaman dengan luas areal penanaman yang bervariasi antar kecamatan. Total luas arealtanam jagung pada tahun 2009 mencapai 1.645 hektar dengan kebutuhan benihmancapai 24,675 ton/tahun (Tabel 27). Kenyataan di lapang menunjukkan bahwapengadaan benih yang kuantitasnya cukup banyak itu tidak bermasalah, karena hampirsemua petani membudidayakan jagung hibrida (Pioneer <strong>dan</strong> SISI) yang benihnya banyakdiperjualbelikan melalui kios-kios sarana produksi pertanian.Serbeda dengan tanaman jagung, petani di Kabupaten Pa<strong>dan</strong>g Pariaman tampaknyajuga kurang tertarik untuk membudidayakan tanaman kedelai, walaupun produktivitaskedelai di daerah ini cukup tinggi (>2 ton/ha). Pada tahun 2009 tanaman kedelai hanyaditanam pada empat kecamatan saja yaitu di Kecamatan Ulakan Tapakis, 2 x 11 EnamLingkung, Enam Lingkung, <strong>dan</strong> 2 x 11 Kayu Tanam. Luas areal penanaman hanya 17hektar dengan jumlah kebutuhan benih hanya 0,68 ton (Tabel 28). Sesar kemungkinanbahwa pertanaman kedelai ini ada karena a<strong>dan</strong>ya program pemerintah pada kabupatentersebut.42


Tabel 27. Luas Pan en, Produktivitas, Luas Tanam,-da~Kebutohal'ftrenihJagung- 'per Kecamatan di Kabupaten Pa<strong>dan</strong>g Pariaman (dikompilasi dari datatahun 2009).Luas Panen Produk- Luas KebutuhanNo. Kecamatan (ha) tivitas Tanam Benih(t/ha) (ha) (ton/thn)1. Batang Anai 121 5,47 118 1,7702. Lubuk Alung 180 6,25 198 2,9703. Sintuk Toboh Ga<strong>dan</strong>g 130 4,95 155 2,3254. Ulakan Tapakis 72 4,85 85 1,2755. Nan Sabaris 80 4,85 83 1,2456. 2 x 11 Enam Lingkung 60 5,00 97 1,4557. Enam Lingkung 102 5,00 95 1,4258. 2 x 11 Kayu Tanam 78 6,18 75 1,1259. VII Koto Sungai Sarik 95 4,79 98 1,47010. Patamuan 39 5,21 68 1,02011. Pa<strong>dan</strong>g Sago 40 4,95 42 0,63012. V Koto Kampung Dalam 59 4,39 55 0,82513. V Koto Timur 63 4,85 40 0,60014. Sungai Limau 64 4,85 79 1,18515. Batang Gasan 48 4,85 87 1,30516. Sungai Geringging 155 4,53 175 2,62517. IV Koto Aur Malintang 75 4,05 95 1,425!JUMLAH 1.461 , - 1.645 I 24,675:Tabel 28. Luas Panen, Produktivitas, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan BenihKedelai per Kecamatan di Kabupaten Pa<strong>dan</strong>g Pariaman (dlkompl/asidari data tahun 2009).No.1.2.3.4.KecamatanUlakan Tapakis2 x 11 Enam LingkungEnam Lingkung2 x 11 Kayu TanamLuasPanen(ha)21057Produktivitas(t/ha)1,952,152,152,25!ILuasTanam(ha)1835I KebutuhanBenih(ton)0,040,320,120,20JUMLAH 24 - 17 0,68':4,2,10, Kabupaten Pesisir SelatanKabupaten Pesisir Selatan juga memlliki areal sawah yang tergolong luas (29.410hektar), lebih luas dibanding sawah yang ada di Kabupaten Pa<strong>dan</strong>g Pariaman. Luas arealtanam padi sawah juga melebihi luas tanam di Kabupaten Pa<strong>dan</strong>g Pariaman, yaitumencapai 53.070 hektar pada tahun 2009. Akan tetapi, produktivitas padi sawah di43


· ...Kabupaten Pesisir Selatan -Iebih rendall, -rata-rata hanya 4,6-7tbnjha (TaDel - ~:gr Hal itumenunjukkan bahwa lahan sawah di daerah ini tergolong kurang subur atau a<strong>dan</strong>yagangguan hama <strong>dan</strong> penyakit yang lebih tinggi.Tabel 29. Luas Sawah, Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih PadiSawah per Kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan (dlkompi/asi daridata tahun 2009).Luas Sawah Luas Produk- KebutuhanNo. Kecamatan (ha) Tanam tivitas Benih(ha) (t/ha) (ton/thn)1. Koto XI Tarusan 2.226 4.265 4,67 106,6252. Bayang 2.264 4.984 4,67 124,6003. Bayang Utara 750 1.616 4,67 40,4004. IV Jurai 1.291 3.289 4,67 82,2255. Batang Kapas 1.862 3.434 4,67 85,8506. Sutera 3.032 6.359 4,67 158,9757. Lengayang 3.562 7.070 4,67 176,7508. Ranah Pesisir 3.416 5.728 4,67 143,2009. Linggo Sari Baganti 3.036 4.847 4,67 121,17510. Pancung Soal 3.232 4.961 4,67 124,025 I11. BAB Tapan 2.429 4.050 4,67 101,250 !12. Lunanq Silaut 2.310 2.467 4,67 ! 61,675 :JUMLAH 29.410 53.070 1.326,750\ I \Berdasarkan data luas areal tanam pada tahun 2009 diperoleh angka kebutuhanbenih padi sawah di Kabupaten Pesisir Selatan rata-rata 1.326 ton/tahun (Tabel 29),bervariasi antar kecamatan. Hampir seluruh kebutuhan benih padi sawah tersebutdipenuhi oleh perusahaan seperti Perum Sang Hyang Seri <strong>dan</strong> PT Pertani. Pada saat ini,kelompok penangkar yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan hanya mampu memproduksibenih padi sawah sekitar 50 ton/tahun. Di lain pihak, menu rut informasi pejabat DinasPertanian Kabupaten Pesisir Selatan, sekitar 80% petani padi sawah di daerah ini sudahmemakai bernih berlabel. Lebih lanjut dikatakan bahwa para petani ternyata lebihmenyukai membeli benih di kios-kios sarana produksi dibanding yang diproduksi olehkelompok penangkar di daerah mereka. Hal itu menggambarkan bahwa kepercayaan parapetani terhadap produksi penangkar benih setempat kurang. Hasil wawancara denganpara penangkar menunjukkan bahwa semua benih yang mereka produksi dijual kepadaPT Pertani <strong>dan</strong> Perum Sang Hyang Serio Varietas yang dominan adalah Cisokan, IR 66,<strong>dan</strong> Batang Lembang.44


Kabupaten Pesisir -Selatan juga memiliki areal pertanaman jagung yang---c:ukup -Iuas(11.362 ha/tahun), urutan kedua terluas di Sumatera Barat di bawah Kabupaten PasamanBarat. Untuk luasan tersebut dibutuhkan benih rata-rata lebih 170 ton/tahun. Sekitar 80%pertanaman memakai benih jagung hibrida, karena itu petani sangat tergantung padalembaga produksi benih swasta. Varietas yang banyak ditanam adalah Pioneer <strong>dan</strong> BISI,seperti halnya di Kabupaten Pasaman Barat. Varietas jagung komposit yang biasanyaditanam oleh petani adalah Sukmaraga. Produktivitas jagung di Kabupaten Pesisir Selatantergolong tinggi, yaitu rata-rata >6 ton/ha (Tabel 30).Tabel 30. Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Perkiraan Kebutuhan Benih Jagungper Kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan (dlkomplJasi dari datatahun 2009).Luas Tanam Prod u ktivitas Kebutuhan BenihNo. Kecamatan (ha) (t/ha) (ton/thn)1. Koto XI Tarusan 21 6,624 0,3152. Bayang 601 6,656 9,0153. Bayang Utara 77 5,932 1,1554. IV Jurai 185 6,345 2,7755. Batang Kapas 105 6, 125 1,5756. Sutera 768 6,479 11,5207. Lengayang 245 6,675 3,6753,4209. Linggo Sari Baganti 1.431 6,674 21,465I10. Pancung Soal 2.651 6,85639,765I 8. Ranah Pesisir 228 6,678 IiI 11. BAB Tapan 2.765 6,690I41,475 I,12. Lunanq Silaut 2.285 6,889 34,275JUMLAH 11.362 - 170,430!Catatan : Perhitungan kebutuhan bemh 15 kg/ ha.Di Kabupaten Pesisir Selatan terdapat salah satu daerah sentra produksi kedelai,yaitu Kecamatan Lunang Silaut. Pada tahun 2009 luas pertanaman kedelai di kecamatanterse but mencapai 173 hektar dengan produktivitas hasil 1,4 ton/ha (Tabel 31). Satukecamatan la innya yang areal pertanaman kedelainya cukup luas adalah Basa AmpekSalai (BAS) Tapan, pada tahun 2009 seluas 97 hektar. Secara keseluruhan, KabupatenPesisir Selatan membutuhkan benih kedelai rata-rata 13,5 ton/tahun. Akan tetapi, sampaisaat ini belum ada penangkar benih kedelai di kabupaten tersebut. Artinya, seluruh benihkedelai yang dibutuhkan oleh petan i di Kabupaten Pesisir Selatan didatangkan dari luarmelalui lembaga produksi benih swasta. Varietas kedelai yang dominan ditanam adalahAnjasmoro.45


Tabel 31. Luas-Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Perkiraan Kebutuhan Benih Kedelai ­per Kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan (dikompJlasi dari data tahun2009).Luas Tanam Produktivitas Kebutuhan BenihNo. Keeamatan (hal (t/ha) (ton/thn)l. IV Jurai 7 1,00 0,282. Sutera 1 1,40 0,043. Ranah Pesisir 10 1,00 0,404. Linggo Sari Baganti 24 1,00 0,965. Paneung Soal 27 1,40 1,086. BAB Tapan 97 1,40 3,887. Lunang Silaut 173 1,40 6,92JUMLAH 339 - 13,56Catatan : Perhitungan kebutuhan benih 40 kg/ha.4.2.11. Kabupaten Solok SelatanDi Kabupaten Solok Selatan luas areal sawah tergolong sedikit dengan luas tanamsekitar 24.000 ha/tahun. Produktivitas padi sawah di kabupaten ini juga tergolong rendah,pada tahun 2009 rata-rata hanya 4,64 ton/ha (Tabel 32). Dari hasil perhitungan diperolehangka kebutuhan benih padi sawah di Kabupaten Solok Selatan sekitar 600 ton/tahun. Disamping ada petani yang memakai benih yang berasal dari pertanaman sendiri, sebagianbesar kebutuhan benih tersebut dipenuhi oleh swasta. Di lain pihak, kapasitas produksibenih kelompok penangkar di daerah ini masih sangat terbatas, jumlah produksi hanyasekitar 14 ton/tahun. Varietas padi sawah yang dominan di kabupaten ini adalah PB 42<strong>dan</strong> Anak Daro. Varietas unggul baru lainnya belum banyak dikenal <strong>dan</strong> belum diadopsioleh petani.Tabel 32. Luas Panen, Produktivitas, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih PadiSawah per Kecamatan di Kabupaten Solok Selatan (dikompJlasi daridata tahun 2009).Luas Produk- Luas KebutuhanNo. Keeamatan Panen tivitas Tanam Benih(ha) (t/hal (ha) (ton/thn)l. KP Ga<strong>dan</strong>g Diateh 7.094 4,64 6.850 171,252. Sungai Pagu 6.697 4,64 7.354 183,853. Sangir 6.954 4,64 7.274 181,854. Sangir Jujuan 2.582 4,64 2.388 59,705. Sangir Batang Hari 403 4,64 280 7,00JUMLAH 23.730 - 24.146 603,6546


Areal pertanaman jagun-g - ~bupaten Solok Selatan cukup luas, pa:da tahun 2009mencapai 820 hektar. Sebaliknya, comoditas kedelai ditanam dalam jumlah areal yangterbatas yaitu hanya 55 hektar. Akan tetapi, produktivitas jagung tergolong sangat rendah(1,80 ton/ha) <strong>dan</strong> produktivitas kedelai tergolong tinggi (2,5 ton/ha) (Tabel 33). Varietasjagung yang banyak ditanam adalah NT-10 (hibrida nasional) yang semua benihnyadiperoleh dari lembaga produksi benih swasta. Se<strong>dan</strong>gkan varietas kedelai yang banyakditanam adalah Anjasmoro yang benihnya didatangkan dari luar daerah, karena belumada penangkar benih kedelai di daerah tersebut. Sebaliknya, di Kabupaten Solok Selatanterdapat penangkar benih jagung yang aktivitasnya beketjasama dengan swasta untukmemproduksi benih varietas NT-10.Tabel 33. Luas Panen, Produktivitas, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Jagung<strong>dan</strong> Kedelai di Kabupaten Solak Selatan (dikompt/asi dari data tahun2009).Luas Produk- Luas KebutuhanNo. Komoditas Panen tivitas Tanam Benih! (ha) (t/ha) (hal (ton/thn)1. Jagung 680 1,80 820 12,302. Kedelai I 56 2,50 55 2,20Ii4.2.12. Kabupaten DharmasrayaDibandingkan dengan kabupaten lain yang diuraikan sebelumnya, luas tanam <strong>dan</strong>kebutuhan benih padi sawah, jagung, <strong>dan</strong> kedelai di Kabupaten Dharmasraya tergoloilgsedikit. Dari data pada tahun 2009 terlihat bahwa luas tanam padi sawah hanya 10.824hektar dengan kebutuhan benih 270,6 ton/tahun, padahal di kabupaten ini terdapat irigasiBatang Hari yang kapasitasnya cukup besar. Permasalahannya adalah program cetaksawah baru di daerah ini tidak betjalan lancar. Target pencetakan sawah baru yangluasnya lebih 10.000 hektar terhalang oleh enggannya petani manjadikan lahanperkebunan mereka menjadi lahan sawah. Selanjutnya, areal tanam jagung komposit diKabupaten Dharmasraya pada tahun 2009 seluas 659 hektar dengan kebutuhan benih13,18 ton <strong>dan</strong> areal tanam kedelai seluas 80 hektar dengan kebutuhan benih 3,2 ton(Tabel 34). Sekitar 26% dari kebutuhan benih padi sawah dipenuhi dengan produksipenangkar benih setempat, sisanya dari program BLBU <strong>dan</strong> dari swasta. Untuk jagung<strong>dan</strong> kedelai, semua kebutuhan benihnya dipenuhi melalui benih dari luar. Varietas jagungkomposit yang dominan adalah Sukmaraga <strong>dan</strong> kedelai varietas Anjasmoro.47


·"Tabel 34. Luas--Tanam <strong>dan</strong> Perk.iraa-n Kebutuhan Benih Padi Sawah, -Jagung, - - -: :-~-~ - --::­<strong>dan</strong> Kedelai per Kecamatan di Kabupaten Dharmasraya (dikompi/asidari data tahun 2009).No.KecamatanluasTanam(ha)Padi Sawah Jagung Komposit KedelaiKebutuhanBenih(ton)luasTanam(ha)KebutuhanBenih(ton)luasTanam(ha)KebutuhanBenih(ton)1. Sungai rumbai 0 0 12 0,24 7 0,282. Koto Besar 57 1,425 10 0,20 2 0,083. Asam Jujuhan 0 0 9 0,18 9 0,364. Koto Baru 805 20,125 27 0,54 15 0,605. Koto Salak 1.666 41,650 329 6,58 0 06. Tiumang 2.404 60,100 124 2,48 4 0,167. Pa<strong>dan</strong>g Lawas 355 8,875 5 0,10 18 0,728. Sitiung 2.406 60,150 137 2,74 25 1,009. Timpeh 584 14,600 3 0,06 0 010. Pulau Punjung 1.819 45,475 3 0,06 0 011. IX Koto 728 18,200 0 0 0 0JUMLAH 10.824 270,600 659 13,18 80 3,204.2.13. Kota Pa<strong>dan</strong>gDibandingkan dengan seluruh kota yang ada di Sumatera Barat, Kota Pa<strong>dan</strong>gmemiliki luas areal pertanian yang terluas, terutama lahan sawah. Luas areal sawah dikota ini mencapai 6.659 hektar dengan areal tanam padi pada tahun 2009 seluas 13.796hektar (Tabel 35). Untuk areal pertanaman seluas itu dibutuhkan benih lebih kurang 345ton/tahun.Tabel 35. Luas Sawah, Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih PadiSawah per Kecamatan di Kota Pa<strong>dan</strong>g (dikompi/asi dari data tahun 2009).No.1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.KecamatanBungus TI. KabungLubuk KilanganLubuk BegalungPa<strong>dan</strong>g selatanPa<strong>dan</strong>g TimurPa<strong>dan</strong>g UtaraNanggaloKuranjiPauhKoto TangahLuasSawah(ha)79058148510104152512.0581.0771.288LuasTanam(ha)1.1851.16267920166185024.7332.3692.962Produktivitas(t/ha)6,985,187,495,195,604,906,405,065,425,30KebutuhanBenih(t/thn)29,62529,05016,9750,5004,1500,45012,550118,32559,22574,050JUMLAH 6.659 13.796 - 344,90048


-Kel-ornpok penangkar di Kot-a -P..a<strong>dan</strong>~ l:Janya mampu::-:memproduksl -ben:lh -~padt- -- - -- - --~:­sawah lebih kurang 10% dari kebutuhan. Dengan kata lain, sekitar 90% benih padi sawahdipenuhi oleh swasta yang dapat dibeli oleh petani pada kios-kios sarana produksipertanian. Dalam hal jagung, di Kota Pa<strong>dan</strong>g tidak ditemukan jagung hibrida. Jenis jagungkomposit yang ditanam petani luasnya juga sangat terbatas, sekitar 6 ha/tahun dengankebutuhan benih hanya 90 kg/tahun (Tabel 36). Areal pertanaman kedelai ternyata lebuhluas dibanding jagung, yaitu 17 hektar pada tahun 2009 (Tabel 37). Sentra pertanamanterdapat di Kecamatan Bungus Teluk Kabung. Benih jagung <strong>dan</strong> kedelai semuanyadiperoleh petani melalui kios <strong>dan</strong> BLBU.Tabel 36. Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Jagung Non Hibridaper Kecamatan di Kota Pa<strong>dan</strong>g (d/kompi/asi dari data tahun 2009).No.1.2.KecamatanLubuk KilanganPa<strong>dan</strong>g selatanLuas Tanam(ha)33JUMLAH 6IProduktivitas(t/ha)2,672,67Kebutuhan Benih(kg/thn)4545- 90Tabel 37. Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Kedelai perKecamatan di Kota Pa<strong>dan</strong>g (d/kompi/asi dari data tahun 2009).No. KecamatanLuas Tanam Produktivitas Kebutuhan Benih(hal(t/ha)(t/thn) I1. Bungus Teluk Kabung 100,81 0,40 !2. Lubuk Kilangan 3- , 0,1213. Lubuk Begalung22,50 0,08I4. Nanggalo 1 2,000,045. Kuranji 1 1,80 0,04JUMLAH 17 -0,684.2.14. Kota BukittinggiLuas sawah di Kota Bukittinggi pada tahun 2009 mendekati 380 hektar, padaumumnya sawah beririgasi setengah teknis <strong>dan</strong> irigasi sederhana (Dinas Pertanian KotaBukittinggi, 2010). Dengan luasan tersebut, luas tanam padi sawah pada tahun 2009mencapai 770 hektar. Apabila semua areal sawah menggunakan benih berlabel, makadibutuhkan benih bermutu lebih kurang 19,25 ton/tahun (Tabel 38). Jika 90%pertanaman memakai benih bermutu maka kebutuhan benih mencapai 17,32 ton/tahun.49


· .. Di lain pihak, prQduksi benih ."..oleh.penangkar di kota ini hanya .2,7-5- ton/tahun . Artinya,Kota Bukittinggi akan mengalami kekurangan benih padi bersertifikat sebanyak lebihkurang 14,5 ton/tahun atau 75)2%.Tabel 38. Luas Panen, Produksi, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Padi Sawahper Kecamatan di Kota Bukittinggi (dikompi/asi <strong>dan</strong>" data tahun 2009).No.1.2.3.KecamatanGuguk PanjangMandiangin Koto SelayanAur Birugo Tigo BalehLuasPanen(ha)36474291Produksi(ton)205,62891,41687,8LuasTanam(ha)40431299KebutuhanBenih(ton/thn)1,00010,7757,475JUMLAH 801 4784,8 770 19,250Dikomp/lasi dari data Dinas Pertanian Kota Bukittinggi (2009).Menurut Kepala Bi<strong>dan</strong>g Perencanaan Dinas Pertanian Kota Bukittinggi (komunikasipribadi) di beberapa kawasan Kota Bukittinggi petani menanam jagung. Berbeda dengandi daerah lain, petani Kota Bukittinggi umumnya menanam jenis jagung komposit <strong>dan</strong>jagung lokal dengan tujuan untuk dipanen muda. Luas tanam jagung di Kota Bukittinggipada tahun 2009 hanya 89 hektar (Tabel 39). Benih yang dibutuhkan untuk luas tanamtersebut hanya 1,78 ton/tahun. Sumber benih lebih banyak dari pertanaman sendirinamun ada juga yang berasal dari KLP Harapan (Kabupaten Agam).Tabel 39. Luas Tanam, Produksi, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Jagung Komposit perKecamatan di Kota Bukittinggi (dikompi/asi <strong>dan</strong>" data tahun 2009).Luas Produksi Luas KebutuhanNo. KecamatanPanen (ton) Tanam Benih I(ha)(ha) (ton/thn)1.2.3.Guguk PanjangMandiangin Koto SelayanAur Birugo Tigo Baleh93632361441281140380,220,80OJ6JUMLAH 77 308 89 1J8Dikomp!Yas/ <strong>dan</strong> data D/f7as PertanJan Kota Bukltt/f7gg/ (2009).4.2.15. Kota Pa<strong>dan</strong>g PanjangKota Pa<strong>dan</strong>g memiliki lahan sawah seluas 690 hektar dengan indeks pertanamanrata-rata 2,5. Pada tahun 2009, luas tanam padi sawah di Kota Pa<strong>dan</strong>g Panjang tercatat1.774 hektar. Sebagian besar areal persa vvahan terdapat di Kecamatan Pa<strong>dan</strong>g Panjang50


· ~Timur-(Tabel 40). Apabila90% dari-Flertanaman tersebut menggunakan gen~h bermutur· · -- ­maka kebutuhan benih bersertifikat di Kota Pa<strong>dan</strong>g Panjang mendekati 40 ton/tahun.Pengadaan benih bermutu padi sawah di Kota Pa<strong>dan</strong>g Panjang tampaknya tidak akanbermasalah, karena satu penangkar perorangan yang ada di kota ini telah mampumemproduksi benih berlabel padi sawah sebanyak rata-rata 37,5 ton/tahun. Artinya,kekurangan benih yang jumlahnya hanya 2,5 ton/tahun (6,25%) akan bisa dipenuhi.Tabel 40. Luas Panen, Produksi, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Padi Sawahper Kecamatan di Kota Pa<strong>dan</strong>g Panjang (dikompi/asi dari data tahun2009).No .1.2.KecamatanPa<strong>dan</strong>g Panjang BaratPa<strong>dan</strong>g Panjan~ TimurLuasPanen_(hal2971.602Produksi(ton)1.4908.039LuasTanam(ha)2931.481KebutuhanBenih(ton/thn)7,32537,025JUMLAH 801 9.529 1.774 44,350Sumber: Statistik Pertanian Kota Pa<strong>dan</strong>g Panjang (2010).Sebagian petani di Kota Pa<strong>dan</strong>g Panjang membudidayakan tanaman jagung manis(sweet corn). Luas areal pertanaman jagung manis pad a tahun 2009 tercatat 90 hektar,sebagian besar terdapat di Kecamatan Pa<strong>dan</strong>g Panjang Timur (Tabel 41). Kebutuhanbenih jagung manis untuk luasan terse but lebih kurang 900 kg/tahun. Di Kota Pa<strong>dan</strong>gPanjang, <strong>dan</strong> bahkan di Sumatera Barat, belum ada produsen benih jagung manis sampaisaat ini. Oleh karena itu, benih jagung manis biasanya didatangkan dari luar SumateraBarat oleh para pedagang. Benih jagung manis tersebut cukup banyak tersedia di kioskiossarana produksi pertanian di Sumatera Barat, termasuk di Kota Pa<strong>dan</strong>g Panjang.Produksi jagung manis di Kota Pa<strong>dan</strong>g Panjang banyak diolah menjadi pergedel yangmerupakan salah satu produk makanan khas kota ini. Oleh karena itu diperkirakanpertanaman jagung manis akan selalu ada di Pa<strong>dan</strong>g Panjang.Tabel 41. Luas Tanam, Produksi, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih Jagung Manis perKecamatan di Kota Pa<strong>dan</strong>g Pan"ang (dikompi/asi dari data tahun 2009).No. KecamatanLuasPanen(ha)Produksi(ton)LuasTanam(ha)KebutuhanBenih(ton/thn)1.2.Pa<strong>dan</strong>g Panjang BaratPa<strong>dan</strong>g Panjang Timur266675,4191,426640,260,64JUMLAH 92 266,8 90 0,9051


• •4.2.16~ -Kota PayakumbuhKota Payakumbuh juga memiliki lahan sawah yang cukup luas, pada tahun 2009tercatat 4.841 hektar. Luas tanam padi sawah pada tahun yang sama tercatat 6.054hektar (Tabel 42). Artinya, indeks pertanaman padi sawah di kota ini baru 125 yangberpeluang besar untuk ditingkatkan di masa datang. Untuk pertanaman padi sawahdibutuhkan benih lebih 151 ton/tahun. Hanya 3% saja dari kebutuhan benih tersebutyang disuplai oleh penangkar benih setempat, lainnya diperoleh melalui UPT BBTP Situjuh<strong>dan</strong> BLBU .Tabel 42. Luas Sawah, Produksi, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih PadiSawah per Kecamatan di Kota Payakumbuh (dikompi/asi dad datatahun 2009).Luas Produksi Luas KebutuhanNo. KecamatanSawah (ton) Tanam Benih(ha) (ha) (ton/thn)1. Payakumbuh Barat 726 4.463 1.170 29,2502. Payakumbuh Timur 865 7.149 1.875 46,8753. Payakumbuh Utara 865 3.550 931 23,275I 4. Payakumbuh Selatan 1.822 4.255 1.116 27,900I5. Lamposi Tigo Nagori 563 3.667 962 24,050 .IJUMLAH 4.841 23.084 ! 6.054 151,3501IOi Kota Payakumbuh terdapat pertanaman jagung yang arealnya lebih luasdibanding Kota Pa<strong>dan</strong>g. Pada tahun 2009 luas areal tanam jagung mencapai 486 hektardengan kebutuhan benih 7,29 ton/tahun (Tabel 43). Menurut informasi pejabat OinasPertanian setempat, seluruh pertanaman jagung tersebut memakai jagung hibrida.Tabel 43. Luas Panen, Produksi, Luas Tanam, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih JagungHibrida per Kecamatan di Kota Payakumbuh (dikompi/asi dad data tahun2009).No.1.2.3.4.5.KecamatanPayakumbuh BaratPayakumbuh TimurPayakumbuh UtaraPayakumbuh SelatanLamposi Tigo NagoriLuasPanen(ha)611065712973Produksi(ton)231403214488276LuasTanam(ha)501287415084KebutuhanBenih(ton/thn)0,751,921,112,251,26JUMLAH 426 1.612 486 7,29Catatan : 5emuanya jagung Hibnda.52


· ~ 4.2.17. Kota SolokLuas sawah di Kota Solak tercatat 1.254 hektar dengan luas tanam pada tahun2009 tercatat 3.148 hektar (Tabel 44). Artinya, indeks pertanaman padi sawah di kota inimencapai 251 (cukup tinggi). Kebutuhan benih padi sawah pada tahun 2009 65,875 ton.Belum ada penangkap benih padi sawah di Kota Solak, karena itu kebutuhan benihdipenuhi oleh swasta (PT Pertani <strong>dan</strong> Perum Sang Hyang Seri). Karena lahan yangterbatas maka tidak ada data mengenai pertanaman jagung <strong>dan</strong> kedelai di Kota Solak.Tabel 44. Luas Sawah, Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih PadiSawah per Kecamatan di Kota Solok (dlkompi/asi dari data tahun 2009).No. KecamatanLuasSawah(ha)LuasTanam(ha)Produktivitas(t/ha)KebutuhanBenih(ton/thn)1.2.Lubuk SikarahTanjung Harapan9473072.3288207,485,8458,2007,675JUMLAH 1.254 3.148 - 65,8754.2.18. Kota SawahluntoKota Sawahlunto memiliki areal sawah seluas 1.682 hektar, sebagian besarterdapat di Kecamatan Talawi <strong>dan</strong> Berangin. Akan tetapi, indeks pertanaman padi sawahdi daerah ini masih sangat rendah, terutama disebabkan karena terbatasnya jaringanirigasi sehingga sebagian besar berupa lahan sawah tadah hujan. Dengan luas tanam1.611 hektar pada tahun 2009 dibutuhkan benih sebanyak 32,775 ton (Tabel 45). Padaumumnya benih tersebut didatangkan dari luar daerah karena belum ada penangkarbenih padi sawah di Kota Sawahlunto, di samping itu sebagian petani biasanyamenggunakan benih yang berasal dari pertanaman sendiri.Tabel 45. Luas Sawah, Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih PadiSawah di Kota Sawahlunto (dlkompi/asi dar! data tahun 20091.No. KecamatanLuasSawah(ha)LuasTanam(ha)Produksi(ton)KebutuhanBenih(ton/thn)1.2.3.4.TalawiBeranginLembah SegarSilungkang807593132150810270141904.0781.38057849020,2506,7503,5252,250JUMLAH 1.682 1.611 6.526 32,77553


• •Disamping padi sawahi-tli Kota Sawahlunto juga terdapat areal pertanaman - ­jagung yang pad a tahun 2009 luasnya 43 hektar dengan kebutuhan benih sebanyak 0,645ton (Tabel 46). Pada umumnya petani menanam jagung hibrida, karena itu kebutuhanbenih dipenuhi oleh pedagang. Produktivitas jagung rata-rata 4,40 t/ha.Tabel 46. luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Perkiraan Kebutuhan Benih JagungHibrida per Tahun di Kota Sawahlunto (dikompi/asi dari data tahun 2009).No. KecamatanLuas Tanam Produksi Kebutuhan Benih(ha) (ton) (ton/thn)1. Talawi 19 lOS,S 0,2852. Berangin 1035,0 0,1503. Lembah Segar 11 38,S 0,1654. Silungkang 3 10,5 0,045JUMLAH 43 189,5 0,645Catatan : Perhltungan kebutuhan benih 15 kg/ ha.4.2,19. Kota PariamanLuas sawah di Kota Pariaman hampir dua kali lipat dibanding di Kota Sawahlunto,yaitu 2.833 hektar. Indeks pertanaman padi sawah juga jauh lebih tinggi yaitu 221. Luastanam padi sawah pada tahun 2009 tercatat 6.268 hektar dengan kebutuhan benihsebanyak 156,7 ton (Tabel 47). Di kota ini terdapat beberapa kelompok penangkar benihyang bisa memasok kebutuhan benih sekitar 38%. Sumber benih lainnya adalah PerumSang Hyang SerioTabel 47. luas Sawah, luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Kebutuhan Benih PadiSawah di Kota Pariaman (dlkompi/asi dari data tahun 2009).Luas Luas Produk- KebutuhanNo. Kecamatan Sawah Tanam tivitas Benih(ha) (ha) (t/hal (ton/thn)1. Pariaman Utara 1.145 3.327 4,90 83,1752. Pariaman Tengah 786 1.093 5,30 27,3253. Pariaman Selatan 902 1.848 5,30 46,200JUMLAH 2.833 6.268 - 156,700Di samping padi sawah, di Kota Pariaman juga tercatat areal pertanaman jagung,terutama jagung hibrida. Pada tahun 2009 luas areal tanaman jagung hibrida tercatat 56hektar terutama di Kecamatan Pariaman Selatan dengan kebutuhan benih 0,84 ton (Tabel54


• a.·48). Se<strong>dan</strong>gkan pertanaman kedelai h-anya terdapat di -Kecamatan Pariaman Tengah - -- ­dengan luas tanam yang sangat terbatas yaitu hanya 5 hektar <strong>dan</strong> kebutuhan benih lebihkurang 200 kg. Produktivitas kedelai di Kota Pariaman tercatat 1,43 t/ha.Tabel 48. Luas Tanam, Produktivitas, <strong>dan</strong> Perkiraan Kebutuhan Benih Jagung di Kota Pariaman (dlkompllasi dari data tahun 2009). No. KecamatanLuas Tanam Produktivitas Kebutuhan Benih(ha)(t/hal(ton/thn)1.2.3.Pariaman UtaraPariaman TengahPariaman Selatan1113324,134,134,130,1650,1950,480JUMLAH 56 - 0,840Catatan : Perhitungan kebutuhan benih 15 kg/ ha.4.3. Penguatan Unit Pengelola Benih Sumber di BPTP Sumatera Barat4.3.1. Perbanyakan benih sumber padi sawahLokasi kegiatan perbanyakan benih sumber padi sawah terdapat di Bukit Tan<strong>dan</strong>g,Kecamatan Bukit Sundi, Kabupaten Solok. Ada 4 va rietas unggul padi sawah yangdikembangkan <strong>dan</strong> diproduksi benih sumbernya (kelas FS), ya itu: Batang Piaman, IR-66,Logawa, <strong>dan</strong> Tukad Unda. Luas pertanaman perbanyakan benih lebih kurang 0,5 hektar.Benih penjenis keempat varietas tersebut diperoleh dari Balai Besar Penelitian PadiSukamandi.Dalam pelaksanaannya, penyemaian benih telah dilakukan pada tanggal 5 Juli 2010<strong>dan</strong> pemindahan bibit ke lapangan dilaksanakan pada tanggal 26 Juli 2010. Rouging <strong>dan</strong>pemeliharaan tanaman dilakukan secara intensif. Sampai saat ini tiga varietas diantaranya(IR 66, Tukan Unda, <strong>dan</strong> Batang Piaman) sudah dipanen <strong>dan</strong> dalam proses pengeringan <strong>dan</strong>sertifikasi. Se<strong>dan</strong>gkan varietas Logawa akan dipanen dalam bulan November ini juga . Hasilpemantauan BPSB, benih keempat varietas itu sudah lulus dari evaluasi lapangan. Dalamwaktu yang tidak lama tentunya akan keluar hasil pemeriksaan laboratorium sebagai syaratuntuk memperoleh sertifikat benih.4.3.2. Perbanyakan benih sumber jagungKegiatan perbanyakan benih sumber jagung komposit dilakukan di KP Sukarami,menggunakan 3 varietas unggul yaitu: Sukm araga, Bisma, <strong>dan</strong> Lamuru. Luas pertanaman55


• •lebih kurang 1 hektar. Penanarncm pertama telah dilakukan pada tanggal 2 Agustus 2010.Kondisi <strong>dan</strong> penampilan pertumbuhan tanaman sampai saat ini tergolong bagus. Menurutperkiraan, panen pertanaman perbanyakan benih jagung komposit ini akan bisa dilakukanpada awal sampai pertengahan bulan Desember 2010.4.3.3. Perbanyakan benih sumber kedelaiKegiatan pertanaman perbanyakan benih sumber kedelai dilaksanakan di KPSukarami. Varietas yang diperbanyak benihnya adalah Anjasmoro. Luas pertanaman lebihkurang 0,6 hektar. Benih sumber didatangkan dari Balai Benih 1nduk (BB1) Provinsi Jambi.Penanaman dilakukan pada tanggal 30 Agustus 2010. Penampilan pertumbuhan tanaman dilapangan eukup baik. Hasil pengematan sementara pada Tabel 49 menunjukkan bahwatinggi tanaman rata-rata 69,3 em, jumlah eabang rata-rata 6,7 per batang, <strong>dan</strong> jumlahpolong rata-rata 37,4 per batang.Tabel 49. Parameter pertumbuhan tanaman perbanyakan benih kedelaivarietas Anjasmoro kelas FS di KP Sukarami (umur 71 HST).Nomor Tinggi tanaman Jumlah eabang Jumlah polong ,Sampel (em) per batang per batang i ,! 1 79 730I2 77 8 493 61 6 324 67 7 415 58 7 486 87 8 427 85 8 408 74 6 359 50 4 2610 55 6 31Jumlah 693 67 374Rata-rata 69,3 6,7 37,4Diperkirakan pertanaman perbanyakan benih surnber kedelai ini bisa dipanen padaawal sampai pertengahan bulan Desember 2010. Pemeliharaan pertanaman kedela i inidilakukan sangat intensif, karena kondisi euaea di lokasi penanaman yang tidak menentu(ka<strong>dan</strong>g-ka<strong>dan</strong>g eurah hujan sangat tinggi disertai angin keneang).56


-41. KESIMPULAN DAN SARAN ­5.1. KesimpulanBeberapa kesimpulan sementara yang didukung oleh data kuantitatif sesuai denganvariabel pengamatan yang menjadi tujuan kajian antara lain, adalah:1. Kelembagaan produsen benih padi, jagung <strong>dan</strong> kedelai di Provinsi Sumatera Barat,khususnya yang dikelola oleh pemerintah <strong>dan</strong> kelompok atau petani penangkar, masihterbatas, baik jumlah maupun kapasitasnya. Oleh karena itu, sistem pengadaan benihketiga komoditas tersebut belum terbangun dengan baik. Kelemahan kelembagaan <strong>dan</strong>sistem perbenihan ini antara lain dipengaruhi oleh intensitas perhatian pihak-pihak yangterkait dengan perbenihan. Kelompok penangkar <strong>dan</strong> petani penangkar perseoranganbenih tanaman pangan <strong>dan</strong> yang ada di berbagai kabupaten <strong>dan</strong> kota secara umummenghadapi masalah keterbatasan modal, sangat kurangnya sarana <strong>dan</strong> prasarana yangdirniliki, <strong>dan</strong> belum tejaminnya pemasaran.2. Kebutuhan benih padi sawah di berbagai kabupaten <strong>dan</strong> kota di Provinsi Sumatera Baratcukup banyak <strong>dan</strong> bervariasi antar kecamatan. Kebutuhan tersebut belum dapatdipenuhi secara optimal sampai saat ini, baik melalui produksi benih oleh penangkarsetempat maupun melalui program BLBU oleh pemerintah. Data mengenai kebutuhan inidapat menjadi pedoman bagi antisipasi pengadaan benih bermutu padi sawah ke depan.Hal yang sama terjadi pada kedelai. Satu-satunya surplus benih terdapat pada jagungkomposit, khususnya di Kabupaten Agam.3. Kegiatan perbanyakan benih sumber padi sawah (4 varietas), jagung komposit (3varietas), <strong>dan</strong> kedelai (1 varietas) sudah berjalan sebagaimana mestinya. Perbanyakanbenih sumber padi sawah dilakukan bekerjasama dengan petani penangkar, se<strong>dan</strong>gkanuntuk jagung komposit <strong>dan</strong> kedelai dilaksanakan pada Kebun Percobaan Sukarami.Dalam waktu dekat hasil benih sumber ketiga komoditas akan dapat diperoleh.5.2. SaranSistem <strong>dan</strong> kelembagaan perbenihan tanaman pangan perlu dibenahi secara serius.Lembaga-Iembaga perbenihan pemerintah sudah sepantasnya diberdayakan. Peran lembagaitu bisa ditingkatkan sehingga mendukung penangkar-penangkar be nih di wilayahnya.Sejalan dengan itu, perlu ada lembaga atau unit kerja tertentu di tingkat kabupaten/kota <strong>dan</strong>provinsi yang mengkoordinasikan <strong>dan</strong> membenahi sistem perbenihan di wilayahnya.57


• a.DAFTAR PUSTAKA-- ·Anwar, A. 2005. "Model <strong>dan</strong> Sistem Agribisnis Perbenihan." Dalam: Prosiding Seminar NasionalAkselerasi Pembangunan Pertanian Melalui Sistem Perbenihan <strong>dan</strong> Teknologi Pendukung,Pa<strong>dan</strong>g, Indonesia. Him. 24-33.BPTP Sumbar-Diperta Sumbar-Balitsa. 2008. Perjanjian Kerjasama Nomor: 1473/HM.240/1.3.1/8/2008 tentang Produksi <strong>dan</strong> Penyaluran Benih Kentang Kelas GO <strong>dan</strong> G1 diSumatera Barat.Hosen, N. 2005. Keragaman Varietas <strong>dan</strong> Status Penggunaan Benih Padi Sawah oleh Petani diKabupaten Pa<strong>dan</strong>g Pariaman. Da/am: Prosiding Seminar Nasional AkselerasiPembangunan Pertanian Melalui Penguatan Sistem Perbenihan <strong>dan</strong> TeknoloiPendukung, Pa<strong>dan</strong>g, Indonesia. Him. 78-83.Hosen, N., A. Taher, <strong>dan</strong> A.M. Bamualim. 2005. "Kontribusi BPTP dalam PengembanganKelembagaan Perbenihan di Sumatera Barat." Dalam: Prosiding Seminar NasionalAkselerasi Pembangunan Pertanian Melalui Sistem Perbenihan <strong>dan</strong> Teknologi Pendukung,Pa<strong>dan</strong>g, Indonesia. Him. 53-61.Taher, A. 2005. "Peran <strong>dan</strong> Strategi Pembangunan Industri Benih di Sumatera Barat." Dalam:Prosiding Seminar Nasional Akselerasi Pembangunan Pertanian Melalui Sistem Perbenihan<strong>dan</strong> Teknologi Pendukung, Pa<strong>dan</strong>g, Indonesia . Him. 34-52.Suharyono. 2005. "Kebijakan Pengembangan Perbenihan Tanaman Pangan." Dalam: ProsidingSeminar Nasional Akselerasi Pembangunan Pertanian Melalui Sistem Perbenihan <strong>dan</strong>Teknologi Pendukung, Pa<strong>dan</strong>g, Indonesia. Him. 7-23.Dipertahort Kab. Agam. 2009. Statistik Pertanian Kabupaten Agam Tahun 2009. Dinas PertanianTanaman Pangan <strong>dan</strong> Hortikultura Kaupaten Agam, Lubuk Basung.Dipertahort Kab. Agam. 2010. Petunjuk Teknis Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu(SL-PTT) Padi Non Hibrida, Padi Lahan Kering, Jagung Hibrida, Kedelai, <strong>dan</strong> KacangTanah. Dinas Pertanian Tanaman Pangan <strong>dan</strong> Hortikultura Kaupaten Agam.Distan Kota Bukittinggi. 2010. Statistik Pertanian Kota Bukittinggi Tahun 2009. Dinas PertanianKota Bukittinggi, Bukittinggi.Distan Kota Pa<strong>dan</strong>g Panjang. 2010. Statistik Pertanian Kota Pa<strong>dan</strong>g Panjang Tahun 2009. DinasPertanian Kota Pa<strong>dan</strong>g Panjang, Pa<strong>dan</strong>g Panjang.Distanhort Kab. Pasaman. 2010a. Surat Keputusan Kepala Dinas Tanaman Pangan <strong>dan</strong>Hortikultura Kabupaten Pasaman Nomor: 521/785/Distanhort/V/2010 TentangPenetapan Kelompok Tani Penerima Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) SL­PTI/PTS Padi Sawah Non Hibrida Kabupaten Pasaman Tahap I Satker Tanaman PanganDinas Tanaman Pangan <strong>dan</strong> Hortikultura Kabupaten Pasaman Tahun Anggaran 2010.Distanhort Kab. Pasaman. 2010b. Surat Keputusan Kepala Dinas Tanaman Pangan <strong>dan</strong>Hortikultura Kabupaten Pasaman Nomor: 521/2011/Distanhort/VI/2010 TentangPenetapan Kelompok Tani Penerima Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) SL­PTI/PTS Padi Sawah Non Hibrida Kabupaten Pasaman Tahap III Satker TanamanPangan (03) Dinas Tanaman Pangan <strong>dan</strong> Hortikultura Kabupaten Pasaman TahunAnggaran 2010.58


Distanhort Kab. pasaman. 2010c. Surat Keputusan Kepala Dinas Tanaman Pangan <strong>dan</strong>Hortikultura Kabupaten Pasaman Nomor: 521/952/Distanhort/V/2010 TentangPenetapan Kelompok Tani Penerima Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) SL­PTT/PTS Padi Sawah Non Hibrida Kabupaten Pasaman Tahap II Satker Tanaman PanganDinas Tanaman Pangan <strong>dan</strong> Hortikultura Kabupaten Pasaman Tahun Anggaran 2010.Distanhort Kab. Pasaman . 2010d. Surat Keputusan Kepala Dinas Tanaman Pangan <strong>dan</strong>Hortikultura Kabupaten Pasaman Nomor: 521/787/Distanhort/V/2010 TentangPenetapan Kelompok Tani Penerima Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) SL-PTTPadi Gogo Kabupaten Pasaman Tahap I Satker Tanaman Pangan (03) Dinas TanamanPangan <strong>dan</strong> Hortikultura Kabupaten Pasaman Tahun Anggaran 2010.Distanhort Kab. Pasaman. 2010e. Surat Keputusan Kepala Dinas Tanaman Pangan <strong>dan</strong>Hortikultura Kabupaten Pasaman Nomor: 521/956/Distanhort/V/2010 TentangPenetapan Kelompok Tani Penerima Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) SL-PTTPadi Gogo Kabupaten Pasaman Tahap II Satker Tanaman Pangan (03) Dinas TanamanPangan <strong>dan</strong> Hortikultura Kabupaten Pasaman Tahun Anggaran 2010.Distanhort Kab. Pasaman. 2010f. Surat Keputusan Kepala Dinas Tanaman Pangan <strong>dan</strong>Hortikultura Kabupaten Pasaman Nomor: 521/2010/Distanhort/VI/2010 TentangPenetapan Kelompok Tani Penerima Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) SL-PTTPadi Gogo Kabupaten Pasaman Tahap III Satker Tanaman Pangan (03) Dinas TanamanPangan <strong>dan</strong> Hortikultura Kabupaten Pasaman Tahun Anggaran 2010.Distanhort Kab. Pasaman. 2010g. Surat Keputusan Kepa!a Dinas Tanaman Pangan <strong>dan</strong>Hortikultura Kabupaten Pasaman Nomor: 521/788/Distanhort/V/2010 TentangPenetapan Kelompok Tani Penerima Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) SL-PTTJagung Hibrida Kabupaten Pasaman Tahap I Satker Tanaman Pangan (03) DinasTanaman Pangan <strong>dan</strong> Hortikultura Kabupaten Pasaman Tahun Anggaran 2010.Distanhort Kab. Pasaman. 2010h. Surat Keputusan Kepala Dinas Tanaman Pangan <strong>dan</strong>Hortikultura Kabupaten Pasaman Nomor: 521/953/Distanhort/V/2010 TentangPenetapan Kelompok Tani Penerima Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) SL-PTTJagung Hibrida Kabupaten Pasaman Tahap II Satker Tanaman Pangan (03) DinasTanaman Pangan <strong>dan</strong> Hortikultura Kabupaten Pasaman Tahun Anggaran 2010.Distanhort Kab. Pasaman. 2010i. Surat Keputusan Kepala Dinas Tanaman Pangan <strong>dan</strong>Hortikultura Kabupaten Pasaman Nomor: 521/2012/Distanhort/VI/2010 TentangPenetapan Kelompok Tani Penerima Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) SL-PTTJagung Hibrida Kabupaten Pasaman Tahap III Satker Tanaman Pangan (03) DinasTanaman Pangan <strong>dan</strong> Hortikultura Kabupaten Pasaman Tahun Anggaran 2010.Distanhort Kab. Pasaman. 2010j. Surat Keputusan Kepala Dinas Tanaman Pangan <strong>dan</strong>Hortikultura Kabupaten Pasaman Nomor: 521/784/Distanhort/V/2010 TentangPenetapan Kelompok Tani Penerima Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) SL-PTTKacang Tanah Kabupaten Pasaman Tahap I Satker Tanaman Pangan (03) DinasTanaman Pangan <strong>dan</strong> Hortikultura Kabupaten Pasaman Tahun Anggaran 2010.Distanhort Kab. Pasaman. 2010k. Surat Keputusan Kepala Dinas Tanaman Pangan <strong>dan</strong>Hortikultura Kabupaten Pasaman Nomor: 521/954/Distanhort/V/2010 TentangPenetapan Kelompok Tani Penerima Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) SL-PTTKacang Tanah Kabupaten Pasaman Tahap II Satker Tanaman Pangan (03) DinasTanaman Pangan <strong>dan</strong> Hortikultura Kabupaten Pasaman Tahun Anggaran 2010.59


• a.Distanhort Kab. Pasaman-; 2010/' Surat Keputusan Kepala DiAa5- Tanaman P-anga-n<strong>dan</strong>Hortikultura Kabupaten Pasaman Nomor: 521/2014/Distanhort/VI/2010 TentangPenetapan Kelompok Tani Penerima Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) SL-PTIKacang Tanah Kabupaten Pasaman Tahap III Satker Tanaman Pangan (03) DinasTanaman Pangan <strong>dan</strong> Hortikultura Kabupaten Pasaman Tahun Anggaran 2010.Dipertahort Kab. Pasaman Barat. 2010a. Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman PanganHortikultura <strong>dan</strong> Peternakan Kabupaten Pasaman Barat Nomor: 521.21/62/TPH­VI/2010 Tentang Penyempurnaan SK Nomor: 521.21/41/TPH-III/2010 TentangPenetapan Kelompok Tani Penerima Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) SL-PTSPadi Non-Hibrida <strong>dan</strong> Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) SL-PTI Padi LahanKering Tahun Anggaran 2010.Dipertahort Kab. Pasaman Barat. 2010b. Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman PanganHortikultura <strong>dan</strong> Peternakan Kabupaten Pasaman Barat Nomor: 521.22/63/TPH­VI/2010 Tentang Penyempurnaan SK l'Jomor: 521.22/42/TPH-III/2010 TentangPenetapan Kelompok Tani Penerima Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) SL-PTIKacang Tanah <strong>dan</strong> Bantuan Langsung Benih Unggul (BLBU) SL-PTI Kedelai TahunAnggaran 2010.Distanhort Kab. Lima Puluh Kota. 2010a . Keputusan Kepala Dinas Tanaman Pangan <strong>dan</strong>Hortikultura Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor: 521/07/KEP/SATKER DISTANHORT­LK/TP/1II/2010, 521/16/KEP/ SATKER DISTANHORT-LK/TP/IV/2010, 521/26/KEP/SATKER DISTANHORT-LK/TP/V/2010 Tentang Penetapan Kelompok Tani PenerimaDana Bantuan Sosial <strong>dan</strong> Bantuan Langsung Benih Unggul SL-PTI Padi Non-HibridaTahun Anggaran 2010.Distanhort Kab. Lima Puluh Kota . 2010b. Keputusan Kepala Dinas Tanaman Pangan <strong>dan</strong>Hortikultura Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor: 521/18/KEP/SATKER DISTANHORT­LK/TP/IV/2010, 521/24/KEP/SATKER DISTANHORT-LK/TP/V/2010 Tentang PenetapanKelompok Tani Penerima Dana Bantuan Sosial <strong>dan</strong> Bantuan Langsung Benih UnggulSL-PTI Jagung Hibrida Tahun Anggaran 2010.Dinas Pertanian Kota Payakumbuh. 2010. Keputusan Kepala Dinas Pertanian KotaPayakumbuh Nomor: 521.746/TPH/IV/2010 Tentang Penetapan Kelompok TaniPelaksana <strong>dan</strong> Penerima Bantuan Benih serta Dana SL-PTI di Kota PayakumbuhKegiatan Peningkatan Produksi Padi Satuan Verja Dinas Pertanian Tanaman PanganProvinsi Sumatera Barat Tahun Anggaran 2010.Dipertahort Kab. Pesisir Selatan. 2010a. Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan<strong>dan</strong> Hortikultura Kabupaten Pesisir Selatan Nomor: 520.7/567 /Dipertahort-PS/III/2010Tentang Penetapan Kelompok Tani Penerima Bantuan <strong>dan</strong> Pelaksana Kegiatan SL-PTIPadi Sawah Non Hibrida pada Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan <strong>dan</strong>Hortikultura Kab. Pesisir Selatan Tahun Anggaran 2010.Dipertahort Kab. Pesisir Selatan. 2010b. Keputusan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan<strong>dan</strong> Hortikultura Kabupaten Pesisir Selatan Nomor: 520.7/565/Dipertahort-PS/III/2010Tentang Penetapan Kelompok Tani Penerima Bantuan <strong>dan</strong> Pelaksana Kegiatan SL-PTIPadi Sawah Non Hibrida pada Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan <strong>dan</strong>Hortikultura Kab. Pesisir Selatan Tahun Anggaran 2010.60


· ~LAMPIRAN 61


· .,Gambar 1. Cuplikan kegiatan survai di Kabupaten Agam: (a) Diskusi dengan ketua KLP RanahDen Cinto didampingi PPL (atas), (b) tumpukan benih yang belum terjual <strong>dan</strong>wawancara dengan ketua KLP Cemara III (tengah), (c) wawancara denganenangkar benih varietas Kuriak Kusuik (kiri bawah), <strong>dan</strong> (d) ketua KLP Harapanidampingi ketua Gapoktan sewaktu wawancara (kanan bawah).62


• :r.Gambar 2. Cuplikan kegiatan survai di Kabupaten Pasaman <strong>dan</strong> Pasaman Barat: (a) Diskusidengan Kepala Bi<strong>dan</strong>g Tanaman Pangan Dipertahort Kab. Pasaman (kiri atas),(b) wawancara dengan ketua KLP Harapan di Kab. Pasaman (kanan atas), (c)diskusi dengan ketua KLP Batang Lantan, Kab. Pasaman Barat (kiri tengah), (d)gu<strong>dan</strong>g benih KLP Batang Lantan (kanan tengah), (e) tumpukan benih padi yangberlu terjual di KLP Batang Lantan (kiri bawah), <strong>dan</strong> (f) tumpukan benihkedelai lang 5udah hampir kadaluarsa namun belum terjual di KLP Bersama, Kab.Pa sa a il Bc ~a : f. a en bawah).63


· .. Gambar 3. Wawancara dengan penangkar benih padi perorangan di Kota Bukittinggi (kiri)<strong>dan</strong> Kota Pa<strong>dan</strong>g Panjang didampingi Kasie. Tanaman Pangan Dinas PertanianKota Pa<strong>dan</strong>g Panjang (kanan).Gambar 4. Penampilan tanaman perbanyakan benih sumber padi sawah serta pelaksanaanrouging oleh peneliti <strong>dan</strong> tenaga teknis (kiri bawah).


• •Gambar 5. Penampilan tanaman perbanyakan benih sumber jagung komposit di KP Sukarami.Gambar 6. Penampilan tanaman perbanyakan benih sumber kedelai di KP Sukarami.65

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!