13.07.2015 Views

LAP O - PEKKA

LAP O - PEKKA

LAP O - PEKKA

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Program pemberdayaan hukum dan politik telah memotivasi Pekka dan juga membangunkapasitasnya untuk aktif mengatasi berbagai masalah sosial kemasyarakatan misalnyapenanganan kasus‐kasus kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan seksual yangditemui di lapangan. Cukup banyak kasus yang harus ditangani oleh ibu‐ibu Pekka dengansegala keterbatasannya. Di beberapa daerah ibu‐ibu Pekka menjadi tempat berkonsultasidan rujukan pertama bagi perempuan ketika menghadapi persoalan kekerasan dalamhidupnya. Hal ini membuat Pekka harus mengembangkan center‐center yang mereka milikimenjadi rumah aman bagi perempuan yang mencari perlindungan.Pekka dan Penanganan Kasus Kekerasan Seksual di MasyarakatWalaupun aku sudah tinggal dan menetap di wilayah kerjaku sejak awal 2002, tetapi aku belumpernah mendampingi korban perkosaan yang dilakukan oleh ayah tirinya. Bagiku itu pengalamanyang sangat berharga dan sekaligus pengalaman yang sangat membuat pikiran, perasaankubagaikan tersayat‐sayat. Karena seorang anak perempuan di bawah umur di mana dia sebenarnyaharus bermain, belajar, sekolah, akan tetapi dia harus menanggung resiko yang sebenarnya dia tidaktahu harus berbuat apa dengan kejadian tersebut, dia hanya menerima dan pasrah saja tanpa bisaberbuat apa.Ketika mendampingi korban di polsek untuk diambil BAP serta ke rumah si korban untukmenanyakan kasusnya, serasa dia itu tidak ada persoalan biasa‐biasa saja tanpa ada reaksi apapun.Kemudian di pengadilan negeri, kita dampingi untuk persidangan pertama, si korban biasa‐biasasaja reaksi ketika hakim bertanya tanpa ada rasa kemarahan terhadap si pelaku. Malah si korban itusampai hamil, akan tetapi dia tidak pernah marah. Yang sangat mengecewakan lagi ibu si korbantetap membela si pelaku walaupun tetap membela si pelaku walaupun anak kandung sudahdiperlakukan seperti itu.Dalam kurun 1 tahun ini, membuat aku capek dan lemas dengan keadaan seperti diatas, karenatidak hanya 1 kasus saja. Tetapi dalam tahun ini ada 5 kasus yang didampingi dan kebanyakanpelakunya adalah ayah tiri dan lebih lucu dan mengherankan aku sebagai perempuan. Ibu si korbantetap membela suaminya sebagai pelaku walaupun anaknya itu sudah diperlakukan seperti itu,bagiku aneh karena seorang ibu kandung yang telah mengandung dan melahirkan anaknya sendiri,tetapi tetap menyalahkan si anak yang secara biologis dia itu tidak tahu, di mana nurani seorang‘ibu’.Untungnya aku punya teman‐teman sesama PL dan kader yang saling mendukung. Kemudian kitabermitra dengan polsek, kejaksaan sehingga kasus‐kasus tersebut ada putusan hakim yangmemberatkan si pelaku yang bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat lainnya.Selain itu juga, tidak ada respons dari pemerintah daerah untuk melihat kejadian‐kejadian/kasuskasusyang terjadi terhadap anak perempuan di bawah umur, sehingga membuat kita di lapanganpusing 7 keliling memikirkan bagaimana si korban ini karena kalau korban‐korban itu masih tetapberada di lingkungan keluarganya atau ibunya sehingga korban terintimidasi dan tidak leluasa untukbercerita.Kemudian serikat Pekka Kab. Aceh Barat Daya melakukan dialog‐dialog dengan pihak‐pihak terkaitseperti BPM dan bupati terhadap keprihatinan terhadap kasus‐kasus tersebut, akan tetapi merekaitu hanya prihatin saja belum ada reaksi atau tindakan apa sebenarnya yang harus dilakukan olehberbagai pihak untuk melindungi si korban seperti rumah aman yang masih dipertanyakan olehseorang bupati apakah perlu adanya rumah aman dan seberapa banyak kasus‐kasus tersebut?Belum lagi, tidak adanya sebuah forum pemangku kepentingan dalam menyikapi persoalanpersoalankekerasan terhadap perempuan.52

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!