18.01.2018 Views

APLIKASI TEKNOLOGI ENZIM DALAM PRODUKSI BENIH RAJUNGAN

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

diberi rotifer, larva juga diberi nauplii artemia dengan kepadatan 1<br />

- 5 artemia/mL air pemeliharaan. Selain pakan hidup, pemberian<br />

pakan buatan mulai dilakukan sejak zoea 1 dengan jumlah yang<br />

terus ditingkatkan.<br />

Dewi (2015) mengemukakan bahwa jumlah<br />

pemberian pakan buatan terbaik adalah 2,50 ppm untuk Z1; 5 ppm<br />

untuk Z2; 7,50 ppm untuk Z3; dan 10 ppm untuk Z4. Pakan buatan<br />

yang dipergunakan adalah pakan komersil yang biasa digunakan<br />

pada pembenihan udang windu.<br />

Tabel 1. Jadwal pemberian pakan<br />

Jenis pakan<br />

Rotifer (ind/mL) 10-15 10-15<br />

Stadia Larva<br />

Zoea-1 Zoea-2 Zoea-3 Zoea-4 Megalopa Crab<br />

Artemia (ind/mL) 1-2 1-2 3-5 3-5<br />

Pakan Buatan<br />

(ppm) 2.5 5 7.5 10 12.5 5<br />

Rebon cincang<br />

(ppm) 12.5<br />

Penyiapan Rotifer. Sebelum dilakukan penebaran induk, maka<br />

terlebih dahulu pakan rotifer telah disiapkan karena sesaat setelah<br />

menetas, zoea segera diberi rotifer. Prosedur kultur massal rotifer<br />

diawali dengan penumbuhan alga. Alga berupa nanochloropsis,<br />

yakni chlorella air laut ditumbuhkan dalam bak beton dengan cara:<br />

Air laut dimasukkan ke dalam bak, selanjutnya ke dalam air<br />

ditambahkan di pupuk ZA 60 mg/L, TSP 40 mg/L, urea 40 mg/L,<br />

NPK 40 mg/L, dxn 10 mg/L, dan EDTA 10 mg/L serta diaerasi<br />

supaya pupuk dan alga tersebar merata. Setelah 4 hari, bibit rotifer<br />

dimasukkan ke dalam wadah. Dalam waktu 5-7 hari rotifer sudah<br />

dapat dipanen.<br />

22

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!