Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Pancasila mencengkram sebuah pita yang bertuliskan Bhinneka Tunggal<br />
Ika.<br />
Makna Bhinneka Tunggal Ika yaitu meskipun bangsa dan negara Indonesia<br />
terdiri atas beraneka ragam suku bangsa yang memiliki kebudayaan dan<br />
adat-istiadat yang bermacam-macam serta beraneka ragam kepulauan<br />
wilayah negara Indonesia namun keseluruhannya itu merupakan suatu<br />
persatuan yaitu bangsa dan negara Indonesia. Keanekaragaman tersebut<br />
bukanlah merupakan perbedaan yang bertentangan namun justru bersatu<br />
dalam satu kesatuan yang justru memperkaya sifat dan makna persatuan<br />
bangsa dan negara Indonesia.<br />
Prinsip-prinsip nasionalisme Indonesia (Persatuan Indonesia) tersusun<br />
dalam kesatuan majemuk tunggal yaitu:<br />
a. Kesatuan sejarah, yaitu bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang<br />
dalam suatu proses sejarah<br />
b. Kesatuan nasib, yaitu berada dalam satu proses sejarah yang sama dan<br />
mengalami nasib yang sama yaitu dalam penderitaan penjajah dan<br />
kebahagiaan bersama<br />
c. Kesatuan kebudayaan, yaitu keanekaragaman kebudayaan tumbuh<br />
menjadi suatu bentuk kebudayaan nasional<br />
d. Kesatuan asas kerohanian, yaitu adanya ide, cita-cita dan nilai-nilai<br />
kerohanian yang secara keseluruhan tersimpul dalam Pancasila.<br />
Berdasarkan prinsip-prinsip nasionalisme yang tersimpul dalam sila<br />
ketiga tersebut dapat disimpulkan bahwa nasionalisme (Persatuan<br />
Indonesia) pada masa perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia<br />
memiliki peranan historis yaitu mampu mewujudkan Proklamasi<br />
Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Jadi "Persatuan Indonesia" sebagai<br />
jiwa dan semangat perjuangan kemerdekaan RI.<br />
Cita-cita untuk mencapai Indonesia merdeka dalam bentuk organisasi<br />
modern baik berdasarkan agama Islam, paham kebangsaan ataupun<br />
sosialisme itu dipelopori oleh berdirinya:<br />
1. Serikat Dagang Islam (1990).<br />
2. Budi Utomo (1908).<br />
3. Serikat Islam (1911).<br />
4. Muhammadiyah (1912).<br />
5. Indische Partij (1911).<br />
6. Perhimpunan Indonesia (1924).<br />
7. Partai Nasional Indonesia (1929).<br />
8. Partindo (1933).<br />
9. dan sebagainya.<br />
Integrasi pergerakan dalam mencapai cita-cita itu pertama kali tampak<br />
dalam bentuk federasi seluruh organisasi politik/organisasi masyarakat yang<br />
ada yaitu permufakatan perhimpunan-perhimpunan Politik Kemerdekaan<br />
Indonesia (1927). Kebulatan tekad untuk mewujudkan "Persatuan Indonesia"<br />
kemudian tercermin dalam ikrar "Sumpah Pemuda" yang dipelopori<br />
DIGITAL PROJECT #2201410001<br />
III-8