26.09.2019 Views

Edisi 15

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

ALTERNATIF : Petani Desa Sugihan Kecamatan Merakurak melakukan uji coba tanaman alternatif berupa budidaya kelengkeng, ternyata hasilnya dapat menambah<br />

ekonomi petani di wilayah itu. (Formxi/ron)<br />

Kelengkeng Kateki Sugihan<br />

A a" keunggulan tersendiri<br />

,l\ kelengkeng dari Desa Sugihan,<br />

I \Kecamatan Merakurak dibanding<br />

tempat lain. Saat dimakan daging<br />

buahnya lebih tebal. Teksturnya lebih<br />

kenyal dan rasanya lebih manis.<br />

Kelengkeng varietas Kateki ini<br />

merupakan temuan Profesor Prakoso asal<br />

Magelang. Setiap bulannya Prakoso intens<br />

mendampingi 76 anggota kelompok tani<br />

Ngudi Tirto Makmur Sugihan, yang<br />

diketuai Wiyono.<br />

"Di Sugihan baru pertama ini ada<br />

budidaya kelengkeng. Kami tak mengira<br />

dalam waktu 2 tahun 3 bulan hasilnya<br />

bisa dirasakan," kata Wiyono, disela<br />

melayani pengunjung di kebunnya sekitar<br />

area operasi PT Semen Indonesia (Persero)<br />

Tbk.<br />

Di lahan seluas 25 hektare milik<br />

anggotanya itulah, Wiyono bertaruh<br />

kepercayaan. Berangkat dari nol, program<br />

budidaya kelengkeng dari Dirjen<br />

Holtikultura Kementrian Pertanian dimulai<br />

pada Desember 201 6.<br />

Sebagai ketua kelompok, dirinya<br />

mengaku sudah berkorban pupuk<br />

kandang senilai Rp2,2juta. Pengorbanan<br />

itu terjadi karena ada miskomunikasi, dan<br />

sebelum program terealisasi. Baru di<br />

penghujung 2016 itulah, semua bibit,<br />

peralatan, dan fasilitas dicukupi oleh<br />

Pemerintah Pusat.<br />

Keberaniannya mengambil resiko uji<br />

coba kelengkeng bukan tanpa dasar.<br />

Kesanggupan sudah dihitung matang<br />

meski tak sesuai ekspektasi pribadinya.<br />

Jauh sebelum program Kelengkeng<br />

datang, Wiyono berangan-angan ingin<br />

menanam Lada.<br />

Baginya bertani jagung dan kacang<br />

akan lama mensejahterakan petani Harus<br />

ada tanaman sekali panen kemudian<br />

pemiliknya tinggal merawatnya, selain<br />

bertani jagung dan kacang seperti saat ini.<br />

Sekali pun udah oke, pihaknya<br />

masihbutuh kejelasan pasarnya. Dirjen<br />

Holtikultura langsung mengenalkan<br />

dengan eksportir buah di Suabaya PT<br />

Wijaya Fruit, yang siap menampung<br />

berapa pun hasil panen. Eksportirasal Kota<br />

Pahlawan ini, sudah mampu menembus<br />

pasar Jepang. Selain itu, juga telah ada<br />

penawaran kontrak tahunan dengan<br />

harga yang disepakati bersama.<br />

)) r.rrrai hasil survei dan uji<br />

laboratorium dari IPB Sugihan<br />

dinyatakan cocok untuk<br />

tanaman Kelengkeng))<br />

"Kepastian pasar itu lah yang<br />

membuatnya semakin yakin. Jika ada<br />

meluapnya hasil panen, sebagai ketua tak<br />

menjadi sasaran amuk anggota,"<br />

tambahnya.<br />

Pasar sudah pasti, tapi tidak semua<br />

petani langsung percaya. Wiyono<br />

mengajak anggotanya menanam dalam<br />

jarak waktu perawatan 2 tahun. .Jika tak<br />

kunjung berbauh, silahkan tebang saja.<br />

Begitu pula jika berbuah lebat, tapi tak<br />

menguntungkan tebang saja dengan di<br />

bawahnya masih bisa ditanami jagung,<br />

kacang, maupuncabai. Waktu dua tahun<br />

inilah, informasi dari sang penemu bibit<br />

Kelengkeng Kateki.<br />

Dari 191 anggotanya yang mau tanam<br />

76 orang.ltu pun mereka ada yang<br />

semangat merawat, ada pula yang kurang<br />

optimal. Bukti nyata panen kali ini, itu<br />

milik anggota yang rajin dan bersemangat<br />

merawat. Setiap tahun ada bantuan hibah<br />

beberapa jenis pupuk dari pemeritah<br />

untuk petani kelengkeng. (ron)<br />

FORMASI . <strong>Edisi</strong>XV z0J @

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!