26.09.2019 Views

Edisi 15

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

KRIYUK : Selain gurih dan renyah kripik gayam juga cocok untuk menemani saat santai bersama keluarga maupun teman. (Formasi/rok)<br />

GurihnyaKeripik Gayam<br />

i Tuban pohon gayam banyak<br />

dijumpai di wilayah Kecamatan<br />

Merakurak. Pohon ini, banyak<br />

ditemukan di pekarangan rumah warga,<br />

kebun belakang rumah, hingga<br />

pemakaman umum.<br />

Buah gayam dapat diolah menjadi<br />

aneka camilan, salah satunya keripik.<br />

Seperti yang diolah Kiftiatini, warga Desa<br />

Sambonggede, Merakurak. Usaha yang<br />

dirintis sejak 1998 silam, terus<br />

berkembang, hingga menjangkau seluruh<br />

pelosok nusantara.<br />

"Dulu gak ngerti apa itu gayam.<br />

ngertinya, buah itu hanya direbus lalu<br />

dimakan," ujarnya.<br />

Setelah tahu dan bisa dijadikan keripik<br />

ternyata harganya mahal.<br />

Melihat hal tersebut, wanita kelahiran<br />

Lamongan 31 Oktober 1967 tni tertarik<br />

untuk ikut terjun memproduksi keripik<br />

gayam. Awalnya usahanya tersebut<br />

dilakukan musiman, atau jelang perayaan<br />

idul fitri dan hari besar saja.<br />

Proses pemilahan bahan, proses<br />

produksi hingga proses pemasaran ia<br />

pelajari betul satu persatu. Hingga<br />

akhirnya keripik dikemas dan diberi merk<br />

Keripik Gayam Bu Tin, seusai dengan<br />

nama pembuatnya.<br />

Perbedaan keripik gayam merk "Bu<br />

Tin" dengan keripik gayam lainya adalah<br />

rasa dan kerenyahan. Proses pengolahan<br />

yang cukup panjang dengan resep<br />

tertentu, membuat keripik"Bu Tin"<br />

berbeda. Tidak heran keripik gayam itu<br />

dibanderol dengan harga cukup mahal.<br />

Bahan baku gayam ia dapatkan dari<br />

sejumlah desa di wilayah Kecamatan<br />

Merakurak.<br />

"Keripik saya lebih renyah dan tidak<br />

alot seperti keripik gayam lain. Yang Iain<br />

kan biasanya harga antara Rp75 ribu<br />

sampai Rp80 ribu per kilogramnya. Kalo<br />

saya paling murah Rp100 ribu per<br />

kilogram," terang Bu Tin.<br />

Ada empat kemasan keripik Gayam<br />

merk "Bu Tin". Pertama kemasan 2 ons<br />

yang dibanderol dengan harga<br />

Rp22.000,- kemasan 4 ons dengan harga<br />

Rp42.000,- kemasan setangah kilogram<br />

dengan harga Rp52.000,- dan kemasan<br />

satu kilogram yang dibanderol dengan<br />

harga Rp100.000,-.<br />

Dalam sehari biasanya ia mampu<br />

memasarkan rata-rata 10 kilogram-<br />

Sedangkan untuk bulan tertentu seperti<br />

bulan puasa, penjualan bisanya<br />

meningkat drastis hingga laku 30<br />

kilogram perhari.<br />

"Sebenarnya gak banyak<br />

pemasarannya, karena kami menjaga<br />

kualitas, juga bahannya terbatas. Kalo<br />

puasa penjualan meningkat drastis dan<br />

harganya bisa Rp<strong>15</strong>0 ribu kilogram, itu<br />

orang mau," terang Kiftiatini.<br />

Keripik Gayam merk"Bu Tin" ini<br />

dipasarkan secara offline dan online.<br />

Pembelinya tak hanya warga lokal Tuban<br />

saja, melainkan hingga keseluruh pelosok<br />

n usa nta ra.<br />

"Pemasaran di rumah dan online,<br />

kadang kirim ke Bandung, Kalimantan,<br />

Papua, Menado, Jakarta." kata Bu tin.<br />

Usaha yang ia geluti selama lebih dari<br />

dua puluh tahun ini bukan tanpa kendala.<br />

Bahan baku buah gayam saat ini<br />

sangatlah terbatas, karena lahan-lahan<br />

yang digunakan untuk tanam pohon<br />

tersebut sudah beralih fungsi. Selain itu,<br />

pohon gayam juga tidak sepanjang tahun<br />

berbuah, melainkan musiman seperti<br />

pohon mangga. (rok)<br />

FoRMASI . <strong>Edisi</strong>XV 201e<br />

EE

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!