Metodologi-Penelitian-dan-Statistik-SC
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
• <strong>Metodologi</strong> <strong>Penelitian</strong> <strong>dan</strong> <strong>Statistik</strong> •<br />
4. Analisis Kritis terhadap Teori <strong>dan</strong> Hasil <strong>Penelitian</strong><br />
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis secara kritis terhadap teori-teori <strong>dan</strong> hasil<br />
penelitian yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji apakah teoriteori<br />
<strong>dan</strong> hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betul-betul sesuai dengan obyek penelitian<br />
atau tidak, karena sering terjadi teori-teori yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian<br />
di dalam negeri.<br />
Dari berbagai macam bacaan buku yang telah dibaca, perlu a<strong>dan</strong>ya analisis kritis, apalagi<br />
buku yang dibaca jurnal ilmiah internasional. Karena terka<strong>dan</strong>g teori yang digunakan diluar<br />
negeri tidak sama persis dengan teori yang digunakan di dalam negeri. Sehingga perlu a<strong>dan</strong>ya<br />
analisis kritis te<br />
5. Analisis Komparatif terhadap Teori <strong>dan</strong> Hasil <strong>Penelitian</strong><br />
Analisi komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan<br />
teori yang lain, <strong>dan</strong> hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain. Melalui analisis<br />
komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori yang lain, atau<br />
mereduksi bila dipan<strong>dan</strong>g terlalu luas.<br />
6. Sintesa kesimpulan<br />
Melalui analisis kritis <strong>dan</strong> komparatif terhadap teori-teori <strong>dan</strong> hasil penelitian yang<br />
relevan dengan semua variabel yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan sintesa atau<br />
kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variabel satu dengan variabel yang lain akan<br />
menghasilkan kerangka berfikir yang selanjutnya dapat digunakan untuk merumuskan<br />
hipotesis.<br />
7. Kerangka Berpikir<br />
Setelah sintesa atau kesimpulan sementara dapat dirumuskan maka selanjutnya disusun<br />
kerangka berpikir. Kerangka berpikir yang dihasilkan dapat berupa kerangka berpikir yang<br />
asosiatif/hubungan maupun komparatif/perbandingan. Kerangka berpikir asosiatif dapat<br />
menggunakan kalimat: jika begini maka akan begitu; Pada pasien gagal ginjal kronik jika Kadar<br />
Ureum darah meningkat, maka kadar hemoglobin akan menurun. Jika penyimpanan bahan<br />
pemeriksaan semakin lama, maka kadar glukosa dalam bahan pemeriksaan akan semakin<br />
menurun<br />
8. Hipotesis<br />
Hipotesis adalah gabungan dari “hipo” artinya “dibawah” <strong>dan</strong> “tesis” artinya<br />
“kebenaran”. Secara keseluruhan “hipotesis” berarti “dibawah kebenaran”, kebenaran yang<br />
masih berada dibawah (belum tentu benar) <strong>dan</strong> baru dapat diangkat menjadi suatu kebenaran<br />
jika memang telah disertai dengan bukti-bukti.<br />
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut selanjutnya disusun hipotesis. Bila kerangka<br />
berpikir berbunyi “jika Kadar Ureum darah meningkat, maka kadar hemoglobin akan<br />
49