29.12.2012 Views

Mautnya Batubara - (r)Evolusi Alam

Mautnya Batubara - (r)Evolusi Alam

Mautnya Batubara - (r)Evolusi Alam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Dulu, tahun 80-an,<br />

Kalimantan Timur<br />

memasok kayu ke Cina,<br />

Korea, Jepang, Malaysia<br />

dan Eropa<br />

Bagian Dua<br />

America Utara 1,2%<br />

(Amerika Serikat 1,22%)<br />

2 million ton<br />

Kalimantan,<br />

Lepas dari Mulut Harimau<br />

Jatuh ke Mulut Buaya<br />

America Selatan 0,35%<br />

(Chili 0,3%, Mexico 0,1%)<br />

550.000 ton<br />

Dulu, tahun 80-an, Kalimantan Timur (Kaltim) memasok kayu 11 juta meter kubik5 , yang sebagian besar dikirim ke<br />

negara lain. Saat ini, penebangan berganti pengerukan batubara. Bahkan paling tinggi angkanya di Indonesia, sekitar<br />

120 juta ton per tahun.<br />

Meski kekayaan alamnya melimpah. Kalimantan Timur terus identik dengan kemiskinan, ketertinggalan dan<br />

keterbelakangan di hampir semua bidang dibanding daerah lain. Bahkan, penghuni asli pulau – sang tuan rumah,<br />

masyarakat adat dayak di kawasan-kawasan tepi hutan, makin miskin dan menyusut populasinya.<br />

Pemerintah, dulunya di pusat, hingga era otonomi daerah saat ini, lebih suka memperlakukan hutan-hutan Kalimantan<br />

Timur sebagai komoditas dibanding ekosistem penopang hidup warga. Hasil jual beli komoditas mengucurkan keran<br />

devisa untuk membiayai pembangunan Indonesia, dengan catatan skandal korupsi yang tak sedikit.<br />

Gelombang eksploitasi sumber daya alam, mulai kayu, minyak, mineral hingga batubara, hanya berubah komoditasnya.<br />

Sebelum 1980, kayu-kayu dipasarkan ke Cina, Korea, Jepang, Malaysia dan Eropa. Tak beda dengan era pengerukan<br />

batubara kini. Moda pengerukan, aktor yang terlibat, dan kucuran pendapatan, tak berubah.<br />

Kalimatan Timur bagai lepas dari mulut harimau, jatuh ke mulut buaya.<br />

Eropa 10%<br />

(Italia 3%, Swiss 2,1%, Belanda 2,1%,<br />

Spanyol 1,9%, Inggris 1,3%)<br />

18 million ton<br />

Afrika 0,1%<br />

(Shiera Leone 0,04%, Marocco 0,04%,<br />

Andorra 0,03%)<br />

170.000 ton<br />

Kini industri perkayuan limbung, berganti<br />

industri ekstraktif lainnya, pengerukan<br />

mineral, batubara dan migas<br />

Tujuan eksport<br />

<strong>Batubara</strong> Kalimantan<br />

Asia 88%<br />

(Jepang 20%, Korea<br />

Selatan14%, Taiwan 13%,<br />

India 11%)<br />

140 million ton<br />

Australia Pacific 0,4%<br />

(Selandia Baru 0,37%, PNG 0,1%)<br />

650.000 ton<br />

Setahun setelah keluarnya UU Pokok Kehutanan No 5 tahun 1967, ditandai penebangan kolosal hutan alam seantero<br />

provinsi. Sungai Mahakam menjadi alat transportasi utama keluarnya kayu-kayu hutan Kalimantan ini ke Jawa, Sulawesi<br />

hingga Cina, Jepang dan Malaysia. Masa itu, 1968-1982 ini dikenal ramai dengan istilah banjir kap.<br />

Kini industri perkayuan limbung, keserakahan menebang kayu tanpa mau menanam, bak badai menghantam dan<br />

memukul industri ini. Pasokan kayu tak memenuhi kapasitas mesin-mesin mereka yang rakus. Celakanya hukuman bagi<br />

warga tepi hutan bertambah, kebakaran hutan kini langganan. Dalam kurun 20 tahun terakhir terjadi tiga kali kebakaran<br />

besar di Kutai6 . Tahun 1982, 1994, dan 1997. Hutan yang hancur karena pembalakan sebelumnya, sungguh-sungguh<br />

habis dilalap api.<br />

Dalam setahun terakhir, sejumlah industri kayu lapis dan HPH di Kaltim berhenti. Selain melakukan PHK, sejumlah<br />

perusahaan merumahkan 4.562 karyawan7, yang berpotensi di PHK juga.<br />

Era industri kayu, bersamaan juga datangnya industri ekstraktif lain, tambang, minyak dan gas. Ditandai kehadiran PT.<br />

Unocal dari Amerika Serikat di Kutai Kertanegara tahun 1968 dan perusahaan-perusahaan asing lainnya di pesisir dan<br />

Delta. Sementara di pegunungannya hadir Rio Tinto, tambang emas dari Inggris dan Australia, yang mewariskan sekitar<br />

77 juta ton limbah tailing di dam Namuk, Kelian Kutai Barat 8 .<br />

Era industri kayu Kalimantan Timur dilanjutkan era Perkebunan kelapa sawit skala besar dan pengerukan batubara.<br />

Dan, enam tahun terkahir, ada 33 Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan <strong>Batubara</strong> (PKP2B) dan 1.212 Kuasa<br />

[10] [11]

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!