Mautnya Batubara - (r)Evolusi Alam
Mautnya Batubara - (r)Evolusi Alam
Mautnya Batubara - (r)Evolusi Alam
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Bagian Tiga<br />
Bagai Menggali Kubur sendiri<br />
Gelap gulita bergilir merupakan hal biasa bagi warga Kota Samarinda, Ibukota Provinsi, yang jumlah penduduknya<br />
597.075 jiwa (2007) 24 . Lebih dari seperenam populasi penduduk tinggal di Kota Samarinda. Sepanjang Juli hingga<br />
November 2008, pemadaman bisa mencapai 6 – 10 jam setiap hari 25 . Sebuah potret ironi, karena Kalimantan Timur<br />
memasok lebih separuh produksi batubara Indonesia. Tujuh puluh persen batubara tersebut, atau sekitar 120,5 juta ton<br />
(tahun 2008), diekspor ke luar negeri 26 .<br />
Kabupaten Kutai Timur punya kisah berbeda. Hanya 37 desa dari 135 desa yang dihuni 50.175 rumah tangga yang bisa<br />
mendapatkan listrik 27 . Di saat sama, PT. Kaltim Prima Coal malah bebas menggunakan jatah listrik yang dapat digunakan<br />
21 ribu rumah tangga 28 demi melancarkan tambangnya beroperasi. Padahal 96% produksi perusahaan tersebut<br />
diekspor 29 .<br />
Provinsi bagai lilin yang membakar dirinya sendiri, agar dapat menghidupi pengusaha, korporasi raksasa dan negara<br />
lain. Tidak sebatas urusan energi. Lima kabupaten dan kota paling banyak dikeruk kekayaan batubaranya di provinsi ini<br />
– Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Kertanegara, Kabupaten Kutai Barat dan Kota Samarinda,<br />
justru harus menanggung daya rusak mematikan batubara. Mulai dari krisis air, banjir, pelanggaran HAM hingga<br />
gangguan kesehatan.<br />
[16] [17]