29.12.2012 Views

Mautnya Batubara - (r)Evolusi Alam

Mautnya Batubara - (r)Evolusi Alam

Mautnya Batubara - (r)Evolusi Alam

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Merampok Energi Warga Kalimantan Selatan<br />

Tiap hari<br />

kebutuhan BBM<br />

truk batubara<br />

dapat menerangi<br />

21 ribu rumah di<br />

Kalsel<br />

Provinsi ini mengorbankan<br />

pemenuhan energi<br />

penduduknya, demi memenuhi<br />

kebutuhan asing<br />

PLTU asam-asam hanya<br />

menggunakan 1,06%<br />

batubara yang dikerjakan<br />

Kalimantan Selatan.<br />

Kalimantan Selatan memproduksi batubara terbesar kedua di Indonesia. Tapi, tiap harinya, ada saja daerah yang<br />

harus mengalami pemadaman bergilir. Alasannya penghematan energi. Tidak ada jam pasti, setiap harinya bisa 2<br />

hingga 3 jam, tiap dua hari sekali. Belum termasuk pembatasan penggunaan bagi industri hingga pemadaman lampu<br />

penerangan jalan.<br />

Kebutuhan listrik provinsi ini mencapai 270 MW60 , tapi PLN defisit 30 MW, akibat berbagai kendala pembangkit. Bahkan<br />

ada 21 ribu antrian calon pelanggan yang belum menikmati listrik61 .<br />

Provinsi ini mengorbankan pemenuhan energi penduduknya, demi memenuhi kebutuhan asing.<br />

Pengerukan batubara dan pasokan BBM Kalimantan Selatan tak dinikmati penduduknya. BBM Kalsel dirampok untuk<br />

mengangkut batubara dari ratusan tambang batubara berijin KP. Cerita ini dimulai dari jalan raya Kabupaten Tapin.<br />

Hingga tengah 2009, kepadatan angkutan batubara di sana mencapai 2.473 unit per hari62 , belum ditambah dari<br />

kabupaten lainnya. Di Kabupaten Banjar dan Banjarbaru saja, tidak kurang 1.300 truk angkutan batubara lalu lalang.<br />

Kasat mata, hitungan konsumsi BBM untuk truk angkutan batubara, jika 20 liter solar per truk, sekali jalan. Kebutuhan<br />

solar sehari bisa mencapai 49.460 liter63 . Jumlah ini bisa menerangi sedikitnya 21 ribu rumah di sana64 . Ini belum<br />

menghitung BBM yang digunakan tambang skala besar lewat ijin PKP2B yang jumlahnya ratusan kali lipat.<br />

Lebih 73 persen batubara Kalsel dikirim keluar negeri, 27 hingga 29 persen sisanya untuk kebutuhan dalam negeri,<br />

memasok konsumsi energi dan industri di Jawa, Sumatera, Nusa Tenggara Barat dan Kalimantan sendiri. Celakanya,<br />

batubara yang diangkut bukan untuk kebutuhan warga.<br />

WALHI Kalsel memperkirakan batubara kebutuhan provinsi ini hanya berkisar 1,69 persen dari total produksi tahun 2008<br />

mencapai 78,5 juta ton. Listrik pun harus dibagi dengan tetangganya Kalimantan Tengah – sama-sama dipasok PLTU<br />

Asam-asam, yang berkekuatan 230 MW.<br />

Pengguna listrik terbesar kedua adalah pabrik semen, hanya 380.398 ton atau 0,6 persen-nya. Ditaksir kebutuhan<br />

<strong>Batubara</strong> Kalsel meningkat tajam tahun-tahun mendatang, seiring pembangunan berbagai industri boros energi,<br />

macam pengolahan biji besi dan industri kertas & bubur kertas (pulp), yang ujungnya diekspor juga.<br />

Pemerintah berencana membangun PLTU Mulut Tambang, sebesar 110 MW65 . Namun bila hampir semua perusahaan<br />

batu bara lebih suka menjual batubaranya keluar negeri, apakah rencana-rencana diatas akan berjalan? Apalagi<br />

yang menguasai produksi sebagian besar batubara Kalsel adalah perusahaan transnasional, yang terikat menjual<br />

batubaranya ke pihak asing. Hingga 2008, tiga pengerukan batubara utama kalsel adalah PT. Adaro Indonesia (38,5 juta<br />

ton pertahun), disusul PT. Arutmin Indonesia (16,8 juta ton per tahun) dan Perusahaan Daerah (PD) Baramarta sebesar<br />

3,7 juta ton.<br />

[28] [29]

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!