29.12.2012 Views

Mautnya Batubara - (r)Evolusi Alam

Mautnya Batubara - (r)Evolusi Alam

Mautnya Batubara - (r)Evolusi Alam

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bagian Empat<br />

Penegakkan Keadilan Antargenerasi<br />

Tidak Dapat Ditunda!<br />

Karut-marut kekacauan tata-kelola tanah dan kekayaan<br />

alam di Indonesia yang berlangsung sejak awal tahun<br />

70an hingga saat ini merupakan bom waktu bagi generasi<br />

ke depan. Ketika bom tersebut meledak Indonesia<br />

hanya menyisakan tanah-tanah tandus penuh lubanglubang<br />

menganga bekas galian tambang, sungai-sungai<br />

kering, laut penuh sampah dan bahan-bahan pencemar<br />

berbahaya, hutan yang gundul, serta udara tercemar<br />

yang menyebabkan meluasnya penyakit infeksi saluran<br />

pernapasan bagian atas (ISPA), yang mengancam<br />

degenerasi otak anak usia bawah lima tahun (balita).<br />

Di masa depan, jika tidak ada keseriusan dan<br />

kesungguhan pemerintah, termasuk para politikus,<br />

untuk menjamin keselamatan rakyat Indonesia dan<br />

produktifitasnya demi menjaga kemampuan mereka<br />

mempertahankan kelangsungan jasa alam, Indonesia<br />

hanya akan menjadi negeri penuh perang sipil, penyakit<br />

dengan tingkat kemiskinan tak terperikan, seperti yang<br />

kerap kita saksikan di negara-negara di benua Afrika yang<br />

telah habis terkuras kekayaan alamnya. Indonesia akan<br />

menjadi seonggok tubuh lemah penuh penyakit yang<br />

hidup bergantung kepada selang infus belas kasihan<br />

bantuan-bantuan asing.<br />

Semua kekhawatiran di atas sudah terjadi di negeri ini,<br />

meski masih sepotong sepotong. Indonesia adalah negara<br />

kaya yang diurus oleh orang-orang yang berilusi bahwa<br />

satu-satunya cara untuk mencapai kedaulatan yang<br />

hakiki hanya lewat pemompaan angka-angka kinerja<br />

ekonomi makro, dengan etalase buah pembangunan<br />

berupa gedung-gedung pencakar langit, jejaring jalan<br />

raya yang rumit, serta menguatnya kelompok masyarakat<br />

pengonsumsi barang dan jasa industrial. Sebuah mimpi<br />

yang dibangun di atas asumsi-asumsi berdasarkan contoh<br />

negara-negara maju di Eropa dan Amerika Utara, yang<br />

mengenyampingkan perbedaan mendasar latar-budaya,<br />

latar-sosial bahkan latar-geomorfologi yang dimiliki<br />

Indonesia. Mimpi yang dibangun hanya melalui peniruan<br />

(imitasi) dan pencangkokan (transplantasi) modelmodel<br />

pembangunan yang sudah banyak ditinggalkan<br />

di negara asalnya, karena memiliki kemampuan<br />

menciptakan bom waktu bagi generasi masa depan.<br />

JATAM mengajak seluruh unsur masyarakat di Indonesia<br />

dan dunia untuk menuntut keseriusan dan kesungguhan<br />

pengurus negara dan para politikus untuk,<br />

1. Menunda semua ijin dan proses perijinan bagi<br />

pembukaan lahan-lahan baru di kepulauan untuk<br />

investasi yang memiliji jejak sosial dan ekologis<br />

sangat kotor, seperti pertambangan batubara,<br />

pertambangan mineral, agglomerasi perkebunan<br />

kelapa sawit skala besar, pembukaan ekosistem<br />

gambut, pengkaplingan kawasan pesisir dan<br />

perairan laut baik perikanan skala besar maupun<br />

eksploitasi minyak, serta perluasan HPH di hutanhutan<br />

alam yang tersisa;<br />

2. Mengusung visi pembangunan yang menjamin;<br />

• Kemampuan rakyat untuk meraih dan<br />

mempertahankan keselamatan mereka;<br />

• Kemampuan rakyat untuk meraih dan<br />

mempertahankan produktifitas guna menikmati<br />

kualitas hidup terbaik sesuai kemampuan sosial<br />

dan ekologik setempat; dan,<br />

• Kemampuan rakyat untuk menjaga, melindungi<br />

dan memulihkan keberlangsungan jasa alam.<br />

3. Meninjau-ulang dan merumuskan paradigma<br />

pembangunan baru yang menjamin terpenuhinya<br />

syarat-syarat bagi upaya jangka panjang<br />

mewujudkan keadilan antargenerasi.<br />

[36] [36 ] [37]

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!