Mautnya Batubara - (r)Evolusi Alam
Mautnya Batubara - (r)Evolusi Alam
Mautnya Batubara - (r)Evolusi Alam
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Kontrak: 1978<br />
Konsesi: 5.361 ha<br />
Produksi:<br />
• (2004) 1.8 juta ton<br />
• (2005) 1.6 juta ton<br />
• (2006) 1.6 juta ton<br />
• (2007) 0.0 juta ton<br />
• (2008) 0.0 juta ton<br />
Saham:<br />
Tahun 2008, PT. Indo Tambangraya Megah<br />
Tbk. (ITM) memiliki saham 99,99% PT.<br />
Kitadin<br />
Ekspor:<br />
Tercatat PT. Kitadin melakukan ekspor<br />
sekitar 80.000 ton ke Korea Selatan dan<br />
Taiwan<br />
Konsumen:<br />
Sino-Indo Co. Ltd. (Taiwan), Korea Western<br />
Power Co. Ltd. (Korea Selatan)<br />
3.112.690<br />
hektar luas<br />
konsesi<br />
tambang di<br />
Kalimantan<br />
Timur<br />
Sama dengan<br />
Luas provinsi<br />
Kalimantan<br />
Selatan,<br />
3.727.750<br />
hektar<br />
Kontrak: 1982 - 2023<br />
Konsesi: 50.400 ha<br />
Produksi:<br />
• (1993) 1 juta ton<br />
• (2007) 20,5 juta ton, persentase<br />
penjualan:<br />
• 70% ekspor<br />
• 30% dalam negeri<br />
• (2008) diperkirakan 22 juta ton<br />
Saham:<br />
Saham dimiliki oleh:<br />
• 49% Samtan Co Ltd (Korea Selatan)<br />
• 46% PT. Indika Inti Corpindo (anak<br />
perusahaan PT. Indikia Energy Tbk<br />
(Indika Group (Indonesia)<br />
• 5% PT. Muji Inti Utama (Indonesia)<br />
Ekspor:<br />
Pada tahun 2008, persentase ekspor PT.<br />
Kideco Jaya Agung adalah:<br />
• 85% ke Asia (Korea Selatan 22%,<br />
Taiwan 13%, India 11%)<br />
• 12% ke Eropa (Inggris 5%, Slovenia 3%,<br />
Italia 2%).<br />
• 3% untuk negara lainnya (Selandia<br />
Baru)<br />
Konsumen:<br />
Korea East West Power Co. Ltd (Korea<br />
Selatan), TNB Fuel Services Sdn. Bhd.<br />
(Malaysia), Kumho Petrochemical Co. Ltd<br />
(Korea Selatan), J-Power Resources Co. Ltd<br />
(Jepang), China Minerals Co. Ltd. (Cina),<br />
Taiwan Power Company (Taiwan), Castle<br />
Peak Power Company Ltd Hk (Hongkong),<br />
Feni Industry (Slovenia), Genesis Power<br />
Ltd (New Zealand), International Power<br />
Fuel Company Ltd (Inggris), Korea<br />
Southern Power Ltd (Korea Selatan), dll<br />
Enam Penguasa Kalimantan Timur<br />
Kontrak: 1982 - 2021<br />
Konsesi: 90.960 ha<br />
Produksi:<br />
• (1991) sebesar 2 juta ton<br />
• (2007) sebesar 38,4 juta ton, dimana<br />
persentase penjualan :<br />
• Ekspor 90%<br />
• Dalam negeri 5%<br />
• (2008) 37.5 juta ton, persentase ekspor<br />
adalah 87%<br />
Saham:<br />
Saham PT. Kaltim Prima Coal dipegang<br />
oleh:<br />
• 65 % PT. Bumi Resources Tbk<br />
(Indonesia)<br />
• 30 % Tata Power Ltd (India)<br />
• 5 % PT. Kutai Timur Energi (Indonesia<br />
Ekspor:<br />
Pada 2008, persentase ekspor PT. Kaltim<br />
Prima Coal adalah:<br />
• 83% ke Asia (Jepang 31%, Taiwan 19%,<br />
India 10%)<br />
• 16% ke Eropa (Swiss 6,9%, Belanda<br />
5,6%, Inggris 1,5% )<br />
• dan sisanya ke Amerika<br />
Konsumen:<br />
Taiwan Power Company (Taiwan), NS<br />
Resource Net (Jepang), National Power<br />
Corporation (Filipina), IEG Limited<br />
(Hongkong), CLP Power Hong Kong<br />
Limited (Hongkong), TNB Fuel Services<br />
SDN, BHD (Malaysia), Toyota Tsuho<br />
Corporations (Jepang), Coaltal Energy<br />
Private, LTD (India), Hokuriku Electric<br />
Power Company (Jepang), BLCP Power<br />
(Thailand), Mitsubitshi Corporation<br />
(Jepang), Guangdong Power Industry Fuel<br />
Co. Ltd (Jepang), Korea Southern Power,<br />
Ltd (Korea Selatan), B.M.A. BV (Belanda),<br />
Nan Ya Plastics Corporation (Taiwan).<br />
Sedangkan konsumen dalam negeri<br />
adalah Indonesia Tanjung Jati B, Freeport,<br />
Inco.<br />
Pertambangan (KP) diterbitkan pemerintah9 . Otonomi daerah jadi pintu ampuh pejabat, korporasi lokal hingga<br />
internasional mendapatkan perijinan mengeruk batubara perut Kaltim. Meski dalam Rencana Pembangunan Jangka<br />
Panjang Daerah (RPJPD) provinsi 2005-2025 disebutkan, pencadangan lahan pertanian tanaman pangan dan<br />
hortikultura seluas 2,49 juta hektar. Justru 3,12 juta hektar lahannya malah dirubah konsesi tambang dengan perijinan<br />
KP. Ini hampir seluas Kalimantan Selatan, provinsi tetangganya.<br />
Cadangan terukur batubara sekitar 1,983 milyar ton membuat pemerintah dan warga Kaltim lupa daratan. Ditopang<br />
nilai Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Kaltim mencapai 176,1 trilyun (2005) membuat pemerintah daerah<br />
mengandalkan industri ekstraktif penopang utama ekonomi provinsi terluas di pulau Kalimantan ini. Bagi pemerintah<br />
pusat, Kaltim adalah Auto-Teller Machine (ATM), pada 2008, sekitar 70 persen produksi batubara nasional berasal dari<br />
Kaltim10 .<br />
ATM Republik yang Compang-camping<br />
Angka penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan<br />
hingga Maret 200711 , berjumlah 324,8 ribu atau sekitar<br />
11,04 persen total penduduk, 2.957.465 jiwa. . Jumlah ini<br />
meningkat 25,7 persen dibanding tahun sebelumnya,<br />
berjumlah 299,1 ribu atau 10,57 persen.<br />
Tiga Daerah kantong pengangguran terbesar12 adalah<br />
Kota Samarinda, 31.959 jiwa disusul Kota Balikpapan,<br />
31.019 jiwa, serta Kabupaten Kutai kertanegara, 23.591<br />
jiwa. Kota Samarinda dan Kabupaten Kutai Kertanegara<br />
memiliki jumlah konsesi tambang terbanyak. Jika ditotal<br />
mencapai 687 konsesi13 . Mustahil memecahkan masalah<br />
pengangguran menggunakan industri tambang, yang<br />
padat modal dan padat teknologi.<br />
Ketahanan pangan Kaltim juga memble. Provinsi ini<br />
tak mampu memenuhi kebutuhan pangan mandiri<br />
penduduknya yang tumbuh 3,7 persen per tahunnya 14 .<br />
Pada 2008, produksi beras mencapai 570 ribu ton 15 ,<br />
diprediksi tak akan mampu menutup kebutuhan. Dan<br />
harus mendatangkan 20 ribu ton beras dari Sulawesi<br />
Selatan dan Jawa 16 . Mereka juga harus mendatangkan<br />
83 persen kebutuhan proteinnya dari 490 ekor sapi yang<br />
mereka butuhkan pertahun dari Nusa Tenggara Barat dan<br />
Sulawesi Selatan 17 .<br />
Catatan ini belum ditambah daftar bencana lingkungan,<br />
penggusuran masyarakat, pelanggaran HAM, gangguan<br />
kesehatan dan lainnya, akibat pengerukan batubara.<br />
[12] [13]<br />
Kontrak: 1983<br />
Konsesi: 120.000 ha<br />
Produksi:<br />
• (1994) sekitar 304 ribu ton<br />
• (2007) sekitar 11.821 juta ton, dimana<br />
persentase penjualan:<br />
• 60 % ekspor<br />
• 35% dalam negeri<br />
Saham:<br />
Saham Berau Coal dimiliki oleh:<br />
• 51% PT. Armadian Tritunggal<br />
(Indonesia)<br />
• 39% Rognar Holding B.V. (Netherlands)<br />
• 10% Sojitz Corporation (Japan)<br />
Ekspor:<br />
Pada tahun 2008, persentase ekspor PT.<br />
Berau Coal adalah:<br />
• Korea 26%<br />
• China 18%<br />
• India 16%<br />
• Negara lainnya 39%<br />
Konsumen:<br />
Adani Global Pte Ltd (Singapura),<br />
CLP Guangxi Fangchenggang Power<br />
Company, Ltd (Cina), Korea Western Power<br />
Co. Ltd (Korea Selatan), Sino-Indo Co. Ltd<br />
(Taipei Taiwan), Hua Yang Electric Power<br />
Co. Ltd<br />
Kontrak: 1988<br />
Konsesi: 25.121 ha<br />
Produksi:<br />
• (2004) sekitar 7.9 juta ton<br />
• (2007) sekitar 11,5 juta ton<br />
Saham:<br />
Pada tahun 2008, PT. Indo Tambangraya<br />
Megah Tbk (ITM). memiliki 99,99% saham<br />
PT. Indominco Mandiri.<br />
Ekspor:<br />
Pada tahun 2008, persentase ekspor PT.<br />
Indominco Mandiri adalah:<br />
• 92% Ekspor ke Asia (Jepang 24%, Korea<br />
Selatan 16%, Cina 13%)<br />
• 8% Ekspor ke Eropa ( Italia7 %)<br />
Konsumen:<br />
CLP Guangxi Fangchenggang Power<br />
Company Ltd (Cina), Enel Tradespa (Italia),<br />
Ho-Ping Power Company (Taiwan),<br />
J-Power Resources Co. Ltd. (Jepang),<br />
National Power Corporation (Filipina),<br />
Sumitomo Corporation (Jepang),<br />
Formosa Plastic Corporation (Taiwan),<br />
Banpu International Ltd (Thailand), TNB<br />
Fuel Services Sdn. Bhd. (Malaysia), China<br />
Minerals Co. Ltd (Cina)<br />
Kontrak: 1997<br />
Konsesi: 15.650 ha<br />
Produksi:<br />
• (2006) 213.000 ton<br />
• (2007) 223.000 ton<br />
Saham:<br />
Saham PT. Interex Sacra Raya dimiliki oleh:<br />
• 30% PT. Persada Capital Investama<br />
(Indonesia)<br />
• 30% PT. Sinar Ganda Jaya (Indonesia)<br />
• 25% Multi Corporation Pte. Ltd<br />
(Singapore)<br />
• 15% Individual investor (Indonesia)<br />
Ekspor:<br />
Ke Jepang.<br />
Interrex Sacra Raya<br />
Bersamaan meningkatnya<br />
pengerukan batubara, pemerintah<br />
daerah dan pusat gagal mengatasi<br />
permasalahan:<br />
Pemiskinan<br />
Pengangguran<br />
Kedaulatan pangan<br />
Bencana lingkungan<br />
Pelanggaran HAM<br />
Gangguan kesehatan dan lainnya