Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
BEBASKAN THAIB ADAMY<br />
Sidang Pengadilan Negeri Sigli tanggal 16 September 1963<br />
jang lalu telah mendjatuhkan hukuman pendjara selama 2 tahun<br />
dipotong masa tahanan dan diwadjibkan membajar ongkos perkara<br />
terhadap Kawan Thaib Adamy, Wakil Sekretaris Pertama<br />
Comité PKI Atjeh dan anggota DPRDGR Daerah Istimewa Atjeh.<br />
Hukuman ini didjatuhkan berdasarkan tuduhan bahwa Kawan<br />
Thaib Adamy dengan pidatonja dalam Rapat Umum PKI tanggal<br />
3 Maret 1963 di Sigli, dianggap telah melakukan kesalahan karena<br />
katanja telah „menjiarkan kabar bohong dan menghasut Rakjat<br />
sehingga dapat menimbulkan keonaran" dan „menghina aparat<br />
Pemerintah". Adapun landasan Undang- jang dipergunakan untufc<br />
memutuskan hukuman tersebut diatas, jalah : pasal 2<br />
14, 15 UU<br />
No. 1 tahun 1946 dan pasal 2<br />
154, 160 Kitab Undang 2<br />
Hukum<br />
Pidana (KUHP).<br />
Didaiam piuato tersebut Kawan Thaib Adamy telah mengupas<br />
pentingnja masalah menanggulangi kesulitan 2<br />
ekonomi dan men<br />
sinjalir perbuatan 2<br />
kaum kapitalis birokrat jang melakukan salah<br />
urus dan pentjolengan kekajaan negara serta mengutuk kaum<br />
kontra-revolusi.<br />
Tuduhan tersebut diatas telah dibantah setjara tepat oleh Kawan<br />
Thaib Adamy dan pembelanja Sdr. Sjahriar Sandan dan atas<br />
dasar itu pula Kawan Thaib Adamy dan pembelanja menolak<br />
hukuman jang didjatuhkan kepadanja serta memadjukan permohonan<br />
banding kepada Pengadilan Tinggi di Medan.<br />
Pasal 2<br />
KUHP jang dituduhkan pada Kawan Thaib Adamy<br />
adalah djustru pasal 2<br />
jang sudah tidak pantas lagi 'terdapat dalam<br />
KUHP dari sesuatu negara merdeka karena pasal 2<br />
tersebut chusus<br />
dimasukkan oleh Pemerintah Belanda kedalam Nederlandsch Indische<br />
Wetboek van Strafrecht untuk melawan gerakan kemerdekaan,<br />
berdasarkan pasal 2<br />
mana Hakim Hindia Belanda dulu dqngan<br />
gampang dapat mentjap tiap 2<br />
pernjataan jang melawan kolonialisme<br />
sebagai „permusuhan", sedangkan pasal 2<br />
14 dan 15 Undang 2<br />
No. 1 tahun 1946 adalah mengenai berita 2<br />
jang tidak benar dan<br />
tidak Iengkap.<br />
Mengingat bahwa peraturan hukum pidana jang bertentangan<br />
dengan kedudukan Republik Indonesia sebagai negara merdeka<br />
sudah selajaknja dianggap tidak berlaku seperti jang dinjatakan<br />
oleh pasal 5 Undang 2<br />
No. 1 tahun 1946, maka pembelaan jang<br />
dikemukakan dalam Sidang tersebut adalah objektif serta sesuai<br />
dengan perasaan dan fikiran Rakjat Indonesia.<br />
126