04.02.2013 Views

14_kisah_si_bangau_putih_tamat.pdf 1933KB Mar - Directory UMM

14_kisah_si_bangau_putih_tamat.pdf 1933KB Mar - Directory UMM

14_kisah_si_bangau_putih_tamat.pdf 1933KB Mar - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sebetulnya baru beberapa bulan yanglalu, Tiong Khi Hwe<strong>si</strong>o berjumpa dengankakek dan<br />

nenek itu ketika mereka se-muamenghadiripernikahanPendekar Suling Naga, yang bernama<br />

Sim Houw,dengan Can Bi Lan, gadis yang pernahmendapatbimbinganilmu<strong>si</strong>latdalamwaktu<br />

<strong>si</strong>ngkat dari kakek dan nenek inisehingga dapat dibilang gadis itu muridmereka. Pernikahan<br />

itu diadakan di ru-mahPendekar Kao Cin Liong, puteratunggal suami isteri dari Istana<br />

GurunPa<strong>si</strong>r ini. Akan tetapi karena pertemuanitu terjadi dalam sebuah pesta di mana hadir<br />

banyak tamu, mereka merasa ku-rang leluasa bercakap-cakap. Siapa kira,tahu-tahu kini<br />

hwe<strong>si</strong>o tua itu muncul diistanamereka, tentusajakakekdannenek itu menjadi gembira bukan<br />

main.<br />

“Tek Hoat, sungguh aku girang bukanmain bahwa engkau sudi datang berkun-jungkepada<br />

kami.Pertemuandalamu<strong>si</strong>ayangamattuainisungguh mendatangkan kenanganketikama<strong>si</strong>hmuda,<br />

danmenggembirakansekali. Terimaka<strong>si</strong>h,TekHoat.”Nenekitumemang<br />

selalumenye-butsaudaratirinya dengan nama kecilnyasaja, tidak peduli bahwa kini<br />

saudaratirinya itu telah menjadi seorang hwe<strong>si</strong>otua, seorang pendeta!<br />

Tiong Khi Hwe<strong>si</strong>o tertawa bergelak.“Ha-ha-ha, bertemu dan bercakap-cakapdenganmu<br />

membuat orang sama sekalilupa bahwa dia telah menjadi tua bangka, Wan Ceng. Sikap dan<br />

kata-katamuseolah-olah tak pernah berubah, aku me-lihatmu seperti melihat engkau<br />

ketikama<strong>si</strong>h gadis, ha-ha-ha!”<br />

KaoKokCu, jugaikuttersenyum kemudian dia yang biasa ber<strong>si</strong>kap serius,berkata dengan<br />

halus namun meyakinkan,“Memang, waktu berjalan dengan cepat-nya dan tahu-tahu kita<br />

semua telah men-jadi tua, sudah masak untuk meninggal-kan dunia ini. Akan tetapi,<br />

pernahkahkita menyelidiki pada diri sendiri, ke-baikan dan kegunaan apa saja yang per- nah<br />

kita lakukan untuk mengi<strong>si</strong> kehidup-an kita yang tidak berapa panjang ini?”<br />

Ucapan ini membuat Wan Ceng<br />

danTiongKhiHwe<strong>si</strong>otermenungsampaibeberapalamanya.Merekaterbenamdalam lamunan<br />

ma<strong>si</strong>ng-ma<strong>si</strong>ng. KemudianTiong Khi Hwe<strong>si</strong>o berkata. “Omitohud Kao-taihap,ucapanmuitu<br />

menggugahsemua kenangan lama dan pinceng me-lihat betapa selama hidup pinceng itu,jauh<br />

lebih banyak dukanya daripada suka-nya dan jauh lebih banyak buruknya dari-pada baiknya<br />

perbuatan pinceng. Perbuat-anburukitupinceng lakukan karenadorongan nafsu, sedangkan<br />

perbuatan baikpunmenyembunyikan pamrih demi keuntungan diri pribadi. Omitohud,<br />

kalaudikaji benar, tidak ada baiknya perbuatanpinceng”<br />

“Aih, jangan kau berkata demikian,Tek Hoat. Aku tahu bahwa apa pun yangterjadi, engkau<br />

berjiwa pendekar yanggagah perkasa.Kalautidakdemikian,mana mungkin enci Syanti Dewi<br />

sampaitergila-gila dan jatuh cinta kepadamu?Engkau terlalu merendahkan diri<br />

sendiri,”kataWanCeng.“Banyaksudahkegagah-ankaulakukankarenamemangwatakmuyanggag<br />

ahperkasa,sepertiseorang pen-dekarsejati,tanpapamrih.”<br />

“Tapi....tapi....kalaupincengingatsekarang,semuaperbuatan<br />

itupincenglakukandemicintapincengkepadamen-diangisteriku,SyantiDewi.Andaikatatidakada<br />

SyantiDewi,tidakadacintakuterhadapnya....ah,<br />

tidaktahulahaku,apayangakanterjadidengandiriku....“Tiong KhiHwe<strong>si</strong>onampaktermangu.<br />

KaoKokCumenariknapaspanjang. “Memangdemikianlahkeadaannya.Kitatidakpernahbebas.<br />

Perbuatankitatidakpernahbebasdaripadapamrih.Karena ikatan-ikatanmakakita<br />

selaluberbuatdengan pamrihdibelakang<br />

Kisah <strong>si</strong> Bangau Putih > karya Kho Ping Hoo > published by buyankaba.com 4

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!