04.02.2013 Views

14_kisah_si_bangau_putih_tamat.pdf 1933KB Mar - Directory UMM

14_kisah_si_bangau_putih_tamat.pdf 1933KB Mar - Directory UMM

14_kisah_si_bangau_putih_tamat.pdf 1933KB Mar - Directory UMM

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Dengan buntalan perbekalan di pung-gung mereka, tiga orang ini memasukidaerah Lautan<br />

Maut. Nampaknya memangtidak ada apa-apa dan Tiong Khi<br />

Hwe<strong>si</strong>omulaikecewa.Akantetapimakin keselatan, terasa angin semakin keras dan<br />

dibandingkan dengan pa<strong>si</strong>r yang merekainjak, yang panas, angin itu terasa di-ngin sekali. Dan<br />

ketika mereka tiba di daerah yang berbatu-batu, tiba-tiba sajabadai datang mengamuk. Mulamula,<br />

dariarah barat dan utara, nampak sepertiawan hitam dan debu angin tiba-tibaterhenti,<br />

akan tetapi tak lama kemudian,awan hitam dan debu yang ternyata ge-lombang pa<strong>si</strong>r itu<br />

datang menerpa, di-dorong angin yang amat kuatnya.<br />

Tiga orang gagah itu memasang kuda--kuda dan mengerahkan tenaga melawanhantaman<br />

pa<strong>si</strong>r halus yang dibawa angin.Mereka seolah-olah masuk ke dalam tiraipa<strong>si</strong>r yang<br />

mendorong kuat dari depan.Makin lama, semakin kuat saja hantamanpa<strong>si</strong>r dan angin dan<br />

pertama-tama Wan Cengagakterhuyung.Cepatiaber-pegangtangan<br />

dengansuaminyayangmembantunya, dan ketika akhirnya TiongKhi Hwe<strong>si</strong>o juga terhuyung,<br />

Kao Kok Cuberteriak nyaring untuk mengata<strong>si</strong> gemuruhsuara badai pa<strong>si</strong>r.<br />

“Cepat, kita berlindung di balik batudi sana itu!” Dia menunjuk ke arah se-buah batu karang<br />

yang besar dan kokohkuat. Memilih tempat berlindung ini punada bahayanya, karena kalau<br />

salah pilih,ada batu yang roboh dilanda badai se-hingga menindih dan membunuh orang-orang<br />

yang berlindung di bawahnya.<br />

WanCeng dan Tiong Khi Hwe<strong>si</strong>o,sejakmudanyamemangmemiliki hatiyang pantang<br />

menyerah. Oleh karena<br />

itu,ajakanKaoKokCuituditerimadengangelengankepala,bahkanWanCeng sudahmelepaskan<br />

pegangan tangan suaminya,memasang kuda-kuda lagi dan mengerah-kan tenaganya.<br />

Demikian pula Tiong KhiHwe<strong>si</strong>o, agaknya tidak mau kalah oleh<br />

saudaratirinya!Melihatlagakkeduaorang ini, mau tidak mau Kao Kok Cutertawa geli dan<br />

gembira dan dia punlalu memasang kuda-kuda untuk melawanbadai yang semakin kuat<br />

datangnya itu.Akan tetapi beberapa menit kemudian,Wan Ceng dan Tiong Khi Hwe<strong>si</strong>o<br />

terpak-sa harus mengakui keunggulan badai ka-rena mereka terdorong sampai roboh<br />

bergulingan! Terpaksa mereka membiarkandiri mereka diseret, Wan Ceng berpegang-an<br />

tangan dengan Tiong Khi Hwe<strong>si</strong>o danKao Kok Cu dengan satu tangan kanan-nyamemegang<br />

tangan hwe<strong>si</strong>o itu dan menyeretnya di atas pa<strong>si</strong>r menuju kebalikbatu besar dan barulah<br />

merekadapatbernapaslegakarenaterjanganbadai ditangkis oleh batu karang yang kokoh kuat<br />

itu.<br />

Akan tetapi, kegembiraan mereka se-makin menjadi. Setelah beristirahat<br />

dandapatmengumpulkantenagakembali,melihat betapa badai ma<strong>si</strong>h saja mem-besar Tiong Khi<br />

Hwe<strong>si</strong>o lalu meloncatkeluar dari balik batu karang dan kini diaber<strong>si</strong>lat menentang badai.<br />

Hebat memang kakekhwe<strong>si</strong>o ini.Diaternyata telahmenggabungkan dua macam ilmu <strong>si</strong>latyang<br />

merupakan ilmu <strong>si</strong>lat yang saling berlawanan, yaitu Pat-mo Sin-kun (SilatSaktiDelapan Iblis)<br />

dan Pat-<strong>si</strong>an Sin-kun (Silat Sakti Delapan Dewa)! Tidak<br />

sajadiatelahmampumenggabungkandua aliran <strong>si</strong>lat yang bertentangan ini,akantetapi juga dia<br />

mempergunakantenaga sakti yang hebat, yaitu Tenaga Inti Bumi. Biarpun u<strong>si</strong>anya sudah<br />

tujuhpuluh dua tahun, namun gerakannya de-mikiange<strong>si</strong>tdanpukulan-pukulannyademikian<br />

kuat sehingga angin menderu-derudarikakitangannyamenentangbadai sehingga pa<strong>si</strong>r-pa<strong>si</strong>r<br />

yang diterbang-kan badai itu membuyar terkena hantam-an angin pukulan kaki tangannya!<br />

TiongKhi Hwe<strong>si</strong>o ber<strong>si</strong>lat terus sampai akhir-nya diamelompat kembali ke balik<br />

batukarangdenganmukamerah,keringat membasahitubuhdannapasnyaterengah-engah,akantetapimatanyaberseridanmulutnyatertawa<br />

gembira.<br />

Kisah <strong>si</strong> Bangau Putih > karya Kho Ping Hoo > published by buyankaba.com 8

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!