Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
1.3 Dualisme Gelombang-Partikel<br />
Hasil-hasil eksperimen interferensi dan difraksi membuktikan bahwa teori tentang<br />
cahaya sebagai gelombang telah mantap pada penghujung abad 19, terlebih lagi<br />
karena keberhasilan teori elektromagnetik Maxwell.<br />
Einstein (1905) menolak teori tersebut berdasarkan fenomena efek foto-listrik dimana<br />
permukaan logam melepaskan elektron jika disinari dengan cahaya berfrekuensi<br />
ν ≥ W /<br />
h<br />
W adalah fungsi kerja logam (=energi ikat elektron dipermukaan logam).<br />
Menurut Einstein, dalam fenomena tersebut cahaya harus dipandang sebagai<br />
kuanta yang disebut foton, yakni partikel cahaya dengan energi kuantum E=hν.<br />
Dalam teori relativitas khususnya (1905), hubungan energi dan momentum suatu<br />
partikel diungkapkan sebagai berikut:<br />
⎛<br />
⎜<br />
⎝<br />
E<br />
c<br />
2<br />
⎞<br />
⎟<br />
⎠<br />
=<br />
p<br />
2<br />
+ m<br />
2<br />
o<br />
c<br />
2<br />
p adalah momentum partikel, dan m o adalah massa<br />
diam partikel bersangkutan<br />
Untuk foton, karena tidak mempunyai massa diam, sedangkan energinya E=hυ,<br />
maka momentum foton adalah<br />
E h<br />
p = = . Adanya momentum inilah yang mencirikan sifat partikel dari cahaya.<br />
c λ<br />
8