19.04.2013 Views

Versi PDF - Majalah Detik

Versi PDF - Majalah Detik

Versi PDF - Majalah Detik

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

seni & hiburan<br />

Wayang beber<br />

(hasan/detikfoto)<br />

Cenderung statis memang dibandingkan wayang<br />

kulit atau wayang golek yang tokoh-tokohnya bisa<br />

digerakkan. Wayang beber hanya lembaran kertas<br />

berlukis adegan. Maka kemampuan dalang punya<br />

peran sangat penting.<br />

Wayang beber dimulai pada masa Kerajaan Jenggala<br />

(sekarang kabupaten Sidoarjo) pada tahun 1223<br />

M, bentuknya masih berupa gambar di daun siwalan<br />

(lontar). Ketika Prabu Suryahamiluhur menjadi Raja<br />

Jenggala dan memindahkan keraton ke Pajajaran<br />

pada 1244, cerita wayang purwa<br />

digoreskan di atas kertas.<br />

Inilah awal pemakaian kertas<br />

untuk wayang beber.<br />

Wayang beber kemudian<br />

jadi harta pusaka keraton yang<br />

turun temurun milik raja-raja<br />

Jawa. Ketika pecah pemberontakan<br />

Geger Pacinan tahun<br />

1743, Keraton Kartasura<br />

direbut pasukan perusuh,<br />

dan Pakubuwono II terpaksa<br />

mengungsi ke Ponorogo. Para<br />

abdi dan kerabat raja berusaha menyelamatkan benda-benda<br />

pusaka keraton, di antaranya kotak-kotak<br />

yang berisi wayang beber.<br />

Kotak wayang beber itu ada yang dibawa ke arah<br />

timur hingga Karangtalun dekat Pacitan, dan ada<br />

yang diselamatkan jauh ke barat daya hingga ke Giring,<br />

Gelaran Wonosari di Gunung Kidul. Dua tempat<br />

inilah yang hingga sekarang masih mempertahankan<br />

wayang beber tradisi yang dimainkan persis seperti<br />

dulu.<br />

Dalang wayang beber juga harus satu garis ke-<br />

<strong>Majalah</strong> detik 2 - 8 april 2012

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!