Versi PDF - Majalah Detik
Versi PDF - Majalah Detik
Versi PDF - Majalah Detik
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
NasioNal<br />
Anas Urbaningrum dan Mulyana<br />
dhiky s/deTikfoTo<br />
IDA Budhiati, Sigit Pamungkas, Arief Budiman,<br />
Husni Kamil Malik, Ferry Kurnia Rizkiansyah,<br />
Hadar Nafis Gumay, dan Juri Ardiantoro. Tujuh<br />
nama itu adalah anggota Komisi Pemilihan<br />
Umum (KPU) baru. Mereka mengalahkan tujuh calon<br />
komisioner lainnya dalam pemilihan di Komisi II DPR.<br />
Pesan yang langsung mengemuka untuk para<br />
komisioner KPU yang baru itu adalah jangan sampai<br />
kasus Andi Nurpati, dan sebelumnya, Anas Urbaningrum,<br />
terulang. Andi dan Anas keluar KPU dan<br />
bergabung dengan partai politik. Entah kebetulan<br />
atau tidak, keduanya sama-sama ke partai pemenang<br />
pemilu, Partai Demokrat (PD).<br />
Masuknya Andi ke politik<br />
praktis pada Juni 2010 menimbulkan<br />
dugaan adanya kongkalikong<br />
dengan PD waktu itu. Koordinator<br />
Komite Pemilih Indonesia<br />
(TEPI) Jerry Sumampow,<br />
menyatakan setidaknya ada dua<br />
motif kerja sama antara Andi<br />
dan PD terjadi. Pertama, dalam<br />
permainan data pemilih yang<br />
menguntungan PD. “Andi saat<br />
itu adalah anggota KPU yang<br />
memegang data,” kata Jerry.<br />
Sedangkan untuk Andi, lanjutnya, memanfaatkan<br />
PD sebagai tempat berlindung. Seperti diketahui, perempuan<br />
asal Lampung itu tersandung kasus surat<br />
palsu di Mahkamah Konstitusi (MK). Hingga kini, Andi<br />
tak dapat dijerat secara pidana. “Itu karena dibela<br />
PD. Namun kongkalikong itu sulit dibuktikan,” ucap<br />
Jerry.<br />
Kontaminasi anggota KPU oleh partai politik bisa<br />
<strong>Majalah</strong> detik 2 - 8 April 2012