Versi PDF - Majalah Detik
Versi PDF - Majalah Detik
Versi PDF - Majalah Detik
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
interview<br />
nyak mentah keluar kan harus dikilang sampai menjadi<br />
bensin di pengilangan-pengilangan minyak, dan<br />
itu berapa Y rupiah. Kemudian di transpor ke pompapompa<br />
bensin Z rupiah. Jadi semua pengeluaran untuk<br />
bisa menghasilkan 1 liter bensin Rp 556 per liter.<br />
Terus saya tanya, apakah harus dijual kepada<br />
rakyat segitu? Tidak, kenyataanya kan tidak pernah<br />
serendah itu, dan sekarang ini yang sudah telanjur<br />
establish rakyat sudah mau menerima kan Rp 4.500<br />
dan kalau lebih dari itu nggak terima begitu kan?<br />
Tapi rakyat sudah mau menerima Rp 4.500, karena<br />
dengan itu pemerintah sudah<br />
memberikan subsidi<br />
segala-galanya. Jadi rakyat<br />
memberikan subsidi kepada<br />
pemerintah segala-galanya.<br />
Nettonya itu Rp 96 triliun.<br />
Nah sekarang ditanya<br />
lagi saya, kami tidak boleh<br />
Rp 0 tidak boleh Rp 556,<br />
tapi juga tidak boleh apa?<br />
Jawaban kami adalah harga<br />
itu ditentukan di pasar New<br />
York, nggak usah mikir kita, itu jawaban mereka.<br />
Kalau saya mengatakan lain, barang seperti itu<br />
harusnya diserahkan kepada negara, bukan kepada<br />
pasar. Jadi harga itu harus ditentukan oleh pemerintah,<br />
bukan oleh pasar, bukan oleh New York. Hikmat<br />
kebijaksanaan yang menentukan.<br />
Semuanya ditentukan oleh tiga asas: kepatutan,<br />
daya beli, dan nilai strategis. Daya beli, dari harga<br />
Rp 4.500 menjadi naik, massa marah karena mereka<br />
tidak sanggup beli. Nilai stategis, belum apa-apa<br />
harga sembako sudah naik, jadi nilai stategis nggak<br />
<strong>Majalah</strong> detik 2 - 8 April 2012