04.05.2013 Views

analisis kontrastif kata keterangan bahasa indonesia dan fukushi

analisis kontrastif kata keterangan bahasa indonesia dan fukushi

analisis kontrastif kata keterangan bahasa indonesia dan fukushi

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

BAB II<br />

KATA KETERANGAN BAHASA INDONESIA, KATA KETERANGAN<br />

BAHASA JEPANG, SINTAKSIS DAN TOUGORON<br />

2.1 Kata Keterangan Bahasa Indonesia<br />

2.1.1 Pengertian Kata Keterangan Bahasa Indonesia<br />

Kata <strong>keterangan</strong> dalam <strong>bahasa</strong> Indonesia disebut juga adverbia. Kata<br />

<strong>keterangan</strong> adalah <strong>kata</strong> – <strong>kata</strong> yang digunakan untuk memberi penjelasan pada<br />

<strong>kata</strong> – <strong>kata</strong> kalimat lain yang sifatnya tidak menerangkan keadaan atau sifat.<br />

(Abdul Chaer, 1994 : 202).<br />

Kata <strong>keterangan</strong> di dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah<br />

<strong>kata</strong> yang memberikan <strong>keterangan</strong> pada verba, adjektiva, nomina predikatif atau<br />

kalimat, misalnya sangat, lebih, tidak.<br />

2.1.2 Jenis – Jenis Kata Keterangan Bahasa Indonesia<br />

Dalam <strong>bahasa</strong> Indonesia ada 2 jenis/ macam <strong>kata</strong> <strong>keterangan</strong>, yaitu :<br />

(1) Kata Keterangan yang menerangkan keseluruhan kalimat. Kata – <strong>kata</strong><br />

yang termasuk <strong>kata</strong> <strong>keterangan</strong> ini, karena menerangkan keseluruhan<br />

kalimat, letaknya dapat dipindah – pindahkan. Misalnya <strong>kata</strong> barangkali<br />

pada kalimat berikut :<br />

• Barangkali hujan akan turun pagi ini.<br />

• Hujan akan turun pagi ini barangkali.<br />

• Hujan akan turun barangkali pagi ini.<br />

Kata – <strong>kata</strong> yang termasuk <strong>kata</strong> <strong>keterangan</strong> ini berfungsi untuk menerangkan:<br />

Universitas Sumatera Utara


(a) Kepastian, yaitu <strong>kata</strong> – <strong>kata</strong> memang, pasti <strong>dan</strong> tentu.<br />

(b) Keraguan atau kesangsian, yaitu <strong>kata</strong> – <strong>kata</strong> barangkali, mungkin, kiranya,<br />

rasanya, agaknya, rupanya.<br />

(c) Harapan yaitu, <strong>kata</strong> – <strong>kata</strong> semoga, moga – moga, mudah – mudahan <strong>dan</strong><br />

hendaknya.<br />

(d) Pengakuan, yaitu <strong>kata</strong> – <strong>kata</strong> seringkali, sekali – kali, sesekali.<br />

(2) Kata <strong>keterangan</strong> yang menerangkan unsur kalimat. Kata – <strong>kata</strong> yang<br />

termasuk <strong>kata</strong> <strong>keterangan</strong> ini karena hanya menerangkan salah satu unsur<br />

kalimat maka kedudukannya terikat pada unsur kalimatyang<br />

diterangkannya itu. Misalnya <strong>kata</strong> baru yang selalu terikat dengan <strong>kata</strong><br />

kamus dalam kalimat berikut :<br />

• Ayah membeli kamus baru untuk adik.<br />

• Kamus baru dibeli ayah untuk adik.<br />

• Untuk adik ayah membeli kamus baru.<br />

Kata – <strong>kata</strong> yang termasuk <strong>kata</strong> <strong>keterangan</strong> ini berfungsi untuk menyatakan :<br />

(a) Waktu, yaitu <strong>kata</strong> – <strong>kata</strong> : sudah, telah, se<strong>dan</strong>g, lagi, tengah, akan, belum,<br />

masih, baru, pernah <strong>dan</strong> sempat.<br />

(b) Sikap batin, yaitu <strong>kata</strong> – <strong>kata</strong> : ingin, mau, hendak, suka <strong>dan</strong> segan.<br />

(c) Perkenan, yaitu <strong>kata</strong> – <strong>kata</strong> : boleh, wajib, mesti, harus, jangan <strong>dan</strong><br />

dilarang.<br />

(d) Kekerapan, yaitu <strong>kata</strong> – <strong>kata</strong> : jarang, sering, sekali, dua kali.<br />

(e) Kualitas, yaitu <strong>kata</strong> – <strong>kata</strong> : sangat, amat, sekali, lebih, paling, kurang <strong>dan</strong><br />

cukup.<br />

Universitas Sumatera Utara


(f) Kuantitas <strong>dan</strong> jumlah, yaitu <strong>kata</strong> – <strong>kata</strong> : banyak, sedikit, kurang, cukup,<br />

semua, beberapa, seluruh, sejumlah, sebagian, separuh, kira – kira sekitar,<br />

kurang lebih <strong>dan</strong> sementara.<br />

(g) Penyangkalan, yaitu <strong>kata</strong> – <strong>kata</strong> : tidak, tak, tiada <strong>dan</strong> bukan.<br />

Kata – <strong>kata</strong> yang digunakan untuk menyangkal atau mengingkari<br />

terjadinya suatu peristiwa atau a<strong>dan</strong>ya suatu hal.<br />

2.1.3 Fungsi Kata Keterangan Bahasa Indonesia<br />

Fungsi <strong>kata</strong> <strong>keterangan</strong> <strong>bahasa</strong> Indonesia sesuai dengan defenisi adalah<br />

memberikan penjelasan pada <strong>kata</strong> – <strong>kata</strong>, yaitu : <strong>kata</strong> kerja, <strong>kata</strong> sifat, <strong>kata</strong><br />

bilangan <strong>dan</strong> seluruh kalimat (Gorys Keraf 1984 : 72).<br />

Contoh <strong>kata</strong> <strong>keterangan</strong> yang menerangkan <strong>kata</strong> kerja:<br />

• Kami sudah membayar rekening listrik bulan ini.<br />

Contoh <strong>kata</strong> <strong>keterangan</strong> yang menerangkan <strong>kata</strong> sifat:<br />

• Saya akan takut berada pada kegelapan.<br />

Contoh <strong>kata</strong> <strong>keterangan</strong> yang menerangkan <strong>kata</strong> bilangan:<br />

• Harga novel itu kira – kira lima puluh ribu rupiah.<br />

Contoh <strong>kata</strong> <strong>keterangan</strong> yang menerangkan seluruh kalimat:<br />

• Mudah – mudahan cuaca hari ini cerah.<br />

Universitas Sumatera Utara


2.2 Kata Keterangan Bahasa Jepang (Fukushi)<br />

2.2.1 Pengertian Kata Keterangan Bahasa Jepang<br />

品詞の一つ。自立語で活用がなく、主語になることがない語うち、主とし<br />

て連用修飾語として用いられるもの。( hinshi no hitotsu. Jiritsugo de<br />

katsuyou ga naku, shuugo ni naru koto ga nai go no uchi, shuu toshite<br />

renyoushuushoukugo toshite mochiirarerumono no: salah satu jenis <strong>kata</strong>.<br />

Sebagian besar, <strong>kata</strong> yang menerangkan secara terus – menerus, tidak mengalami<br />

perubahan, berdiri sendiri <strong>dan</strong> tidak dapat menjadi subjek).<br />

Fukushi dalam <strong>bahasa</strong> Indonesia disebut <strong>kata</strong> <strong>keterangan</strong>. Fukushi adalah<br />

<strong>kata</strong> – <strong>kata</strong> yang digunakan untuk menerangkan yougen (verba, adjektiva – i <strong>dan</strong><br />

adjektiva – na), tidak dapat menjadi subjek <strong>dan</strong> tidak mengenal konjugasi/<br />

deklanasi (Bunkacho dalam Sudjianto 2004 : 72).<br />

Uehara Takeshi berpendapat hampir sama dengan defenisi Bunkacho<br />

tersebut. Ia menyatakan bahwa <strong>fukushi</strong> adalah <strong>kata</strong> yang menerangkan yougen,<br />

termasuk jenis <strong>kata</strong> yang berdiri sendiri (jiritsugo) <strong>dan</strong> tidak mengenal konjugasi/<br />

deklinasi. Fukushi di dalam kalimat dengan sendirinya dapat menjadi bunsetsu<br />

(klausa) yang menerangkan <strong>kata</strong> lain (Takeshi dalam Sudjianto 2004 : 72).<br />

2.2.2 Jenis – Jenis Kata Keterangan Bahasa Jepang<br />

Terdapat berbagai pendapat tentang jenis – jenis <strong>fukushi</strong>. Murakami<br />

Motojiro 1986 : 93 – 96) di dalam Shoho no Kokubunpou membagi <strong>fukushi</strong><br />

menjadi tiga macam yaitu jootai no <strong>fukushi</strong>, teido no <strong>fukushi</strong> <strong>dan</strong> tokubetsuna<br />

ii<strong>kata</strong> o yookyuu suru <strong>fukushi</strong>. Begitu juga Hirai Masao (1989 : 155 – 156) di<br />

dalam Shinkokugo Handobukku mengklasifikasikan <strong>fukushi</strong> menjadi 3 macam<br />

Universitas Sumatera Utara


yaitu jootai <strong>fukushi</strong>, teido o arawasu <strong>fukushi</strong>, <strong>dan</strong> nobe<strong>kata</strong> o shuushoku suru<br />

<strong>fukushi</strong> (dalam Sudjianto <strong>dan</strong> Ahmad Dahidi 2004 : 166).<br />

1) Jootai no Fukushi<br />

情態を表し、主として用言を修飾するものを情態副詞という。<br />

( joutai wo hyoushi, shuu tushite yougen wo shuushoukusurumono wo<br />

joutai <strong>fukushi</strong> to iu: disebut joutai <strong>fukushi</strong> apabila sebagian besar <strong>kata</strong> –<br />

<strong>kata</strong>nya dapat menerangkan predikat, menyatakan keadaan).<br />

Jootai no <strong>fukushi</strong> yaitu <strong>fukushi</strong> yang sering dipakai untuk<br />

menerangkan verba, secara jelas menerangkan keadaan pekerjaan atau<br />

perbuatan itu (Isami, 1986 :146, dalam Sudjianto 2004 :74).<br />

• 彼はときどき休みます。<br />

Kare wa tokidoki yasumimasu. (Gramatika Bahasa Jepang Modern)<br />

Dia ka<strong>dan</strong>g – ka<strong>dan</strong>g libur.<br />

• 涼しい風がよそよそと吹います。<br />

Suzushii kaze ga yoso – yoso to fuimasu. (Gramatika Bahasa<br />

Jepang Modern)<br />

Angin yang dingin berhembus sepoi – sepoi.<br />

Jootai no <strong>fukushi</strong> juga banyak terdapat pada <strong>kata</strong> – <strong>kata</strong> giongo<br />

yaitu <strong>kata</strong> yang menyatakan suara makhluk hidup atau bunyi yang keluar<br />

dari benda mati (Ogawa Yoshio, 1989 :302 dalam Sudjianto <strong>dan</strong> Ahmad<br />

Dahidi 2004 :115).<br />

Contoh:<br />

Kata ‘wanwan’ (suara Anjing menggonggong dalam <strong>bahasa</strong> Jepang).<br />

Universitas Sumatera Utara


turun.<br />

Selain giongo, gitaigo juga terdapat dalam <strong>fukushi</strong>. Gitaigo adalah <strong>kata</strong> –<br />

<strong>kata</strong> yang mengungkapkan aktifitas, keadaan <strong>dan</strong> sebagainya.<br />

Contoh:<br />

Kata ‘shitoshito’ ‘rintik – rintik’ pada kalimat :<br />

Ame ga shitoshito furu, yang menyatakan keadaan hujan yang se<strong>dan</strong>g<br />

Jootai no <strong>fukushi</strong> dapat dibagi menjadi tiga (Hamzon Situmorang<br />

2007 :41) yaitu :<br />

a. Jootai no <strong>fukushi</strong> yang menunjukkan keadaan.<br />

• ゆっくり話してください。<br />

Yukkuri hanashite kudasai. (Minna no Nihongo I)<br />

Tolong bicara pelan - pelan.<br />

b. Jootai no <strong>fukushi</strong> yang menunjukkan waktu.<br />

• 眠いとき、車を止めて、しばらく寝ます。<br />

Nemui toki, kuruma wo tomete, shibaraku nemasu. (Minna<br />

no Nihongo II)<br />

Kalau mengantuk, saya menghentikan mobil <strong>dan</strong> tidur<br />

sebentar.<br />

c. Jootai no <strong>fukushi</strong> yang menyatakan perintah atau petunjuk.<br />

• どう泳ぎますか。<br />

Doo oyogimasuka. (Skripsi Ade Iriani)<br />

Bagaimana caranya berenang?<br />

Universitas Sumatera Utara


2) Teido no Fukushi<br />

主として、情態を表す語修飾して、その情態の程度を限定するもの<br />

を程度副詞という。( shu toshite, jootai wo arawasu go wo<br />

shuushoukushite, sono joutai no teido wo genteisuru mono wo teido<br />

<strong>fukushi</strong> to iu: sebagian besar, menerangkan <strong>kata</strong> yang menunjukkan<br />

keadaan, dari defenisi derajat keadaan itulah disebut sebagai teido<br />

<strong>fukushi</strong> ).<br />

Murakami Motojiro menjelaskan bahwa teido no <strong>fukushi</strong> adalah<br />

<strong>fukushi</strong> yang menerangkan yoogen (verba, adjektiva – i, adjektiva – na),<br />

menyatakan standar (batas, tingkat, derajat) suatu keadaan atau suatu<br />

perbuatan (Motojiro 1986 : 95 dalam Sudjianto 2004 :79). Pada dasarnya<br />

<strong>kata</strong> – <strong>kata</strong> yang diterangkan oleh teido no <strong>fukushi</strong> adalah adjektiva – i <strong>dan</strong><br />

adjektiva – na.<br />

Contoh:<br />

a) Menerangkan adjektiva – i<br />

• 今年はたいへん寒いです。<br />

Kotoshi wa taihen samui desu. (Gramatika Bahasa Jepang<br />

Modern)<br />

Tahun ini sangat dingin.<br />

b) Menerangkan adjektiva- na<br />

• あの人はまったく親切です。<br />

Ano hito wa mattaku shinsetsu desu. (Gramatika Bahasa<br />

Jepang Modern)<br />

Universitas Sumatera Utara


Orang itu benar – benar ramah.<br />

c) Menerangkan verba<br />

• あの子は英語がかなりできます。<br />

Ano ko wa ei go ga kanari dekimasu. (Gramatika Bahasa<br />

Jepang Modern)<br />

Anak perempuan itu lumayan bisa <strong>bahasa</strong> Inggris.<br />

3) Jojutsu no Fukushi/ Chinjutsu no Fukushi<br />

普通、文頭に現れて、文末の陳述の質を予告する働きをするものを<br />

陳述副詞 (文法説では、誘導副詞ともという。( futsu, buntou ni<br />

arawarete, bunmatsu no chinjutsu no shitsu wo yokokusuru hataraki wo<br />

suru mono wo chinjutsu <strong>fukushi</strong> ( bunpouzei dewa, ( yuudou <strong>fukushi</strong> )<br />

tomo) to iu: umumnya, disebut chinjutsu <strong>fukushi</strong> yaitu <strong>kata</strong> <strong>keterangan</strong><br />

yang menjelaskan dengan bentuk kepala kalimat, atau <strong>kata</strong> <strong>keterangan</strong><br />

pernyataan yang menjelaskan sifat pernyataan pada akhir kalimat ( dalam<br />

teori tata <strong>bahasa</strong> disebut <strong>kata</strong> <strong>keterangan</strong> yang menyampaikan pernyataan)).<br />

Chinjutsu no <strong>fukushi</strong> berbeda dengan jootai no <strong>fukushi</strong> <strong>dan</strong> teido no<br />

<strong>fukushi</strong>. Kalau jootai no <strong>fukushi</strong> <strong>dan</strong> teido no <strong>fukushi</strong> digunakan<br />

berdasarkan bagaimana kaitannya dengan yoogen atau taigen <strong>dan</strong><br />

digunakan berdasarkan bagaimana hubungannya antara <strong>fukushi</strong> itu dengan<br />

kelas <strong>kata</strong> yang diterangkannya, se<strong>dan</strong>gkan chinjutsu no <strong>fukushi</strong> digunakan<br />

berdasarkan bentuk kalimatnya.<br />

Contoh:<br />

• ちっとも勉強しません。<br />

Chittomo benkyoushimasen. (Gramatika Bahasa Jepang Modern)<br />

Universitas Sumatera Utara


Sedikitpun tidak belajar.<br />

Berikut ini chinjutsu no <strong>fukushi</strong> lainnya :<br />

(a) Chinjutsu no <strong>fukushi</strong> yang berpasangan dengan pernyataan negatif<br />

(uchikeshi).<br />

• けっして失敗しません。<br />

Kesshite shippai shimasen. (Gramatika Bahasa Jepang Modern)<br />

Sama sekali tidak gagal.<br />

(b) Chinjutsu no <strong>fukushi</strong> yang berpasangan dengan pernyataan harapan,<br />

keinginan atau perintah (ganmou/ kibou).<br />

• ぜひ僕に教えてください。<br />

Zehi boku ni oshiete kudasai. (Gramatika Bahasa Jepang<br />

Modern)<br />

Benar – benar tolong ajari saya.<br />

(c) Chinjutsu no <strong>fukushi</strong> yang berpasangan denga peryataaan larangan<br />

(kinshi).<br />

• だんじてうそは言いません。<br />

Danjite uso wa iimasen.(Gramatika Bahasa Jepang Modern)<br />

Pasti yang di<strong>kata</strong>kannya itu bohong.<br />

(d) Chinjutsu no <strong>fukushi</strong> yang berpasangan dengan pernyataaan<br />

perkiraan atau sangkaan (suiryou).<br />

• 彼はたぶん来ないでしょう。<br />

Universitas Sumatera Utara


Kare wa tabun konai deshou. (Gramatika Bahasa Jepang<br />

Modern)<br />

Dia mungkin tidak datang.<br />

(e) Chinjutsu no <strong>fukushi</strong> yang berpasangan dengan pernyataaan<br />

perumpamaan (tatoe).<br />

• ちょうどダルマさんのようです。<br />

Choudo daruma san no youdesu. (Gramatika Bahasa Jepang<br />

Modern)<br />

Persis seperti nona Darma.<br />

(f) Chinjutsu no <strong>fukushi</strong> yang berpasangan dengan pernyataaan<br />

perkiraan negatif (uchikeshi suiryou).<br />

• まさか僕がしたとは思うまいです。<br />

Masaka boku ga shita to wa omou mai desu. (Gramatika Bahasa<br />

Jepang Modern)<br />

Saya pikir lebih baik jangan saya yang melakukan.<br />

(g) Chinjutsu no <strong>fukushi</strong> yang berpasangan dengan pernyataaan<br />

keputusan, kesimpulan atau kepastian (<strong>dan</strong>tei).<br />

• 彼はかならず来ます。<br />

Kare wa kanarazu kimasu. (Gramatika Bahasa Jepang Modern)<br />

Dia pasti datang.<br />

(h) Chinjutsu no <strong>fukushi</strong> yang berpasangan dengan pernyataaan<br />

pertanyaan (gimon).<br />

• きのうはどうして学校を休みましたか。<br />

Universitas Sumatera Utara


Kinou wa doushite gakkou wo yasumimashita ka? (Gramatika<br />

Bahasa Jepang Modern)<br />

Kenapa kemarin sekolah libur?<br />

(i) Chinjutsu no <strong>fukushi</strong> yang berpasangan dengan pernyataaan<br />

pengandaian (katei).<br />

• もし雨が降ったらやめます。<br />

Moshi ame ga futtara yamemasu. (Gramatika Bahasa Jepang<br />

Modern)<br />

Seandainya hujan berhenti.<br />

2.2.3 Fungsi Kata Keterangan Bahasa Jepang<br />

Seperti yang telah dijelaskan pada Bab II (pengertian <strong>fukushi</strong>) yaitu<br />

diterangkan untuk menerangkan <strong>kata</strong> yang ada di depannya, yaitu verba,<br />

adjektiva, nomina <strong>dan</strong> adverb lain.<br />

Contoh:<br />

1) Menerangkan verba (dooshi)<br />

• 熊がのそのそ歩きます。<br />

Kuma ga nosonoso arukimasu. (Gramatika Bahasa Jepang Modern)<br />

Seekor Kumbang berjalan dengan pelan - pelan.<br />

2) Menerangkan adjektiva (keiyoushi)<br />

• この部屋はとても静かです。<br />

Kono heya wa totemo shizuka desu. (Gramatika Bahasa Jepang<br />

Modern)<br />

Universitas Sumatera Utara


Kamar itu sangat sejuk.<br />

3) Menerangkan adverbia (<strong>fukushi</strong>) lain.<br />

2.3 Sintaksis<br />

• いくぶんはっきり見えた。<br />

Ikubun hakkiri mieta. (Skripsi Ade Iriani)<br />

Sebagian terlihat dengan nyata.<br />

Sintaksis adalah ilmu yang membicarakan <strong>kata</strong> dalam hubungannya<br />

dengan <strong>kata</strong> lain, atau unsur – unsur lain sebagai suatu satuan ujaran. Hal ini<br />

sesuai dengan asal – usul <strong>kata</strong> sintaksis itu sendiri, yang berasal dari <strong>bahasa</strong><br />

Yunani, yaitu sun yang berarti ‘dengan’ <strong>dan</strong> <strong>kata</strong> tattein yang berarti<br />

‘menempatkan’. Jadi, secara etimologi istilah itu berarti : menempatkan bersama –<br />

sama <strong>kata</strong> – <strong>kata</strong> menjadi kelompok <strong>kata</strong> atau kalimat (Abdul, Chaer : 206).<br />

Hal – hal yang dibahas dalam sintaksis adalah :<br />

1) Stuktur sintaksis<br />

Struktur sintaksis mencakup masalah fungsi, kategori <strong>dan</strong> peran<br />

sintaksis; serta alat – alat yang digunakan dalam membangun struktur itu.<br />

Contoh:<br />

• Ibu mencium adik tadi pagi<br />

Fungsi <strong>dan</strong> kategori sintaksis dari contoh kalimat di atas, yaitu:<br />

Ibu : berfungsi sebagai subjek <strong>dan</strong> berkategori nomina.<br />

Mencium : berfungsi sebagai predikat <strong>dan</strong> berkategori verba.<br />

Adik : berfungsi sebagai objek <strong>dan</strong> berkategori nomina.<br />

Universitas Sumatera Utara


Tadi pagi = frase :berfungsi sebagai <strong>keterangan</strong> <strong>dan</strong> berkategori<br />

nomina.<br />

Kata ibu pada contoh di atas memiliki peran ‘pelaku’, melirik<br />

memiliki peran ‘aktif’, adik memiliki peran ‘sasaran’ <strong>dan</strong> tadi pagi<br />

memiliki peran ‘waktu’. Apabila contoh kalimat di atas diubah menjadi<br />

bentuk pasif maka dengan sendirinya fungsi <strong>dan</strong> peran sintaksis tersebut<br />

akan berubah.<br />

Banyak pakar yang mengatakan bahwa suatu struktur sintaksis<br />

minimal harus memiliki fungsi subjek <strong>dan</strong> fungsi predikat. Tanpa fungsi<br />

subjek <strong>dan</strong> predikat konstruksi itu belum dapat disebut sebuah struktur<br />

sintaksis. Ada pakar lain, yaitu Chafe (1970) yang menyatakan bahwa<br />

yang paling penting dalam struktur sintaksis adalah fungsi predikat<br />

(Abdul, Chaer: 209).<br />

Eksistensi struktur sintaksis terkecil ditopang oleh urutan <strong>kata</strong>,<br />

bentuk <strong>kata</strong> <strong>dan</strong> intonasi. Peranan ketiga alat sintaksis itu (yaitu urutan<br />

<strong>kata</strong>, bentuk <strong>kata</strong> <strong>dan</strong> intonasi) tampaknya tidaklah sama antara <strong>bahasa</strong><br />

yang satu dengan <strong>bahasa</strong> yang lain.<br />

2) Satuan – satuan sintaksis<br />

a) Kata<br />

Dalam tataran morfologi <strong>kata</strong> merupakan satuan terbesar, tetapi<br />

dalam tataran sintaksis <strong>kata</strong> merupakan satuan terkecil yang secara<br />

hierarkial menjadi komponen pembentuk satuan sintaksis yang lebih besar,<br />

yaitu frase. Sebagai satuan terkecil dalam sintaksis, <strong>kata</strong> berperanan<br />

sebagai pengisi fungsi sintaksis, sebagai penanda kategori sintaksis <strong>dan</strong><br />

Universitas Sumatera Utara


sebagai perangkai dalam penyatuan satuan – satuan atau bagian – bagian<br />

dari satuan sintaksis.<br />

b) Frase<br />

Frase lazim didefenisikan sebagai satuan gramatikal yang berupa<br />

gabungan <strong>kata</strong> yang bersifat nonpredikatif, atau lazim juga disebut<br />

gabungan <strong>kata</strong> yang mengisi salah satu fungsi sintaksis di dalam kalimat.<br />

Dari penjelasan tersebut diketahui bahwa frase terdiri lebih dari sebuah<br />

<strong>kata</strong>. Ini berarti, hubungan antara kedua unsur yang membentuk frase itu<br />

tidak berstruktur subjek - predikat atau berstruktur predikat – objek.<br />

Contoh:<br />

Konstruksi seperti adik tidur <strong>dan</strong> menjual mobil bukan frase.<br />

Konstruksi seperti kamar tidur <strong>dan</strong> bukan mobil merupakan frase.<br />

Jenis Frase<br />

Frase Eksosentrik<br />

Frase eksosentrik adalah frase yang komponen – komponennya<br />

tidak mempunyai perilaku sintaksis yang sama dengan<br />

keseluruhannya.<br />

Contoh:<br />

• Frase di pasar<br />

Terdiri dari komponen di <strong>dan</strong> pasar. Secara keseluruhan frase ini<br />

dapat mengisi fungsi <strong>keterangan</strong>. Tetapi pada contoh di bawah ini,<br />

baik komponen di atau pasar tidak dapat mengisi fungsi<br />

<strong>keterangan</strong>.<br />

Contoh:<br />

Universitas Sumatera Utara


• Ibu berbelanja di<br />

• Ibu berbelanja pasar<br />

Frase Endosentrik<br />

Frase endosentrik adalah frase yang salah satu unsurnya<br />

atau komponennya memiliki perilaku sintaksis yang sama dengan<br />

keseluruhannya. Artinya salah satu komponennya itu dapat<br />

menggantikan kedudukan keseluruhannya.<br />

Contoh:<br />

• Frase se<strong>dan</strong>g membaca<br />

Frase se<strong>dan</strong>g membaca dapat diganti dengan ‘membaca’, seperti<br />

dalam contoh kalimat berikut:<br />

• Ayah se<strong>dan</strong>g membaca komik di kamar<br />

• Ayah membaca komik di kamar<br />

Frase endosentrik ini lazim juga disebut frase subordinatif<br />

karena salah satu komponennya, yaitu yang merupakan inti frase<br />

berlaku sebagai komponen atasan, se<strong>dan</strong>gkan komponen lainnya,<br />

yaitu komponen yang membatasi, berlaku sebagai komponen<br />

bawahan.<br />

Frase Koordinatif<br />

Frase koordinatif adalah frase yang komponen<br />

pembentuknya terdiri dari dua komponen atau lebih yang sama <strong>dan</strong><br />

sederajat <strong>dan</strong> secara potensial dapat dihubungkan oleh konjungsi<br />

koordinatif, baik yang tunggal seperti <strong>dan</strong>, atau, tetapi, maupun<br />

Universitas Sumatera Utara


c) Klausa<br />

konjungsi terbagi seperti baik...baik, makin...makin, <strong>dan</strong><br />

baik...maupun...<br />

Contoh:<br />

• Sehat <strong>dan</strong> kuat, buruh atau majikan, <strong>dan</strong> makin terang<br />

makin baik.<br />

Frase Apositif<br />

Frase apositif adalah frase koordinatif yang kedua<br />

komponennya saling merujuk sesamanya; oleh karena itu, urutan<br />

komponennya dapat dipertukarkan.<br />

Contoh:<br />

• Frase pak Ahmad, guru saya<br />

Dapat diubah urutannya atau susunannya seperti pada kalimat<br />

berikut:<br />

• Pak Ahmad, guru saya, ganteng sekali<br />

• Guru saya, pak Ahmad, ganteng sekali<br />

Klausa merupakan tataran di dalam sintaksis yang berada di atas<br />

tataran frase <strong>dan</strong> di bawah tataran kalimat.<br />

Klausa adalah satuan sintaksis berupa runtunan <strong>kata</strong> – <strong>kata</strong><br />

berkontruksi predikatif. Artinya, di dalam kontruksi itu ada komponen,<br />

berupa <strong>kata</strong> atau frase, yang berfungsi sebagai predikat; <strong>dan</strong> yang lain<br />

berfungsi sebagai subjek, sebagai objek, <strong>dan</strong> sebagai <strong>keterangan</strong>. Selain<br />

fungsi predikat yang harus ada dalam kontruksi klausa ini, fungsi subjek<br />

Universitas Sumatera Utara


oleh di<strong>kata</strong>kan bersifat wajib, se<strong>dan</strong>gkan yang lainnya bersifat tidak<br />

wajib.<br />

Contoh:<br />

• Kontruksi adik mandi<br />

Kontruksi adik mandi adalah sebuah klausa karena hubungan komponen<br />

adik <strong>dan</strong> komponen mandi bresifat predikatif; adik adalah pengisi fungsi<br />

subjek <strong>dan</strong> mandi adalah pengisi fungsi predikat.<br />

Jenis Klausa<br />

a. Klausa berdasarkan struktur<br />

Klausa bebas, yaitu klausa yang mempunyai unsur – unsur<br />

lengkap, sekurang – kurangnya mempunyai subjek <strong>dan</strong> predikat.<br />

Klausa terikat, yaitu klausa yang memiliki struktur yang tidak<br />

lengkap. Unsur yang ada dalam klausa ini mungkin hanya subjek<br />

saja, mungkin hanya objeknya saja, atau juga hanya berupa<br />

<strong>keterangan</strong> saja.<br />

b. Klausa berdasarkan kategori segmental yang menjadi predikatnya.<br />

Klausa verbal, yaitu klausa yang predikatnya berkategori verba.<br />

Contohnya, klausa adik mandi, sapi itu berlari <strong>dan</strong> matahari terbit.<br />

Klausa nominal, yaitu klausa yang predikatnya berupa nomina atau<br />

frase nomina. Contohnya, pedagang, pegawai bank <strong>dan</strong> dosen<br />

matematika.<br />

Klausa adjektival, yaitu klausa yang predikatnya berkategori<br />

adjektiva, baik berupa <strong>kata</strong> maupun frase. Contonya klausa –<br />

klausa berikut:<br />

Universitas Sumatera Utara


d) Kalimat<br />

1. Bumi ini sangat luas.<br />

2. Ibu dosen itu cantik sekali.<br />

Klausa adverbial, yaitu klausa yang predikatnya berupa adverbia.<br />

Contohnya, klausa bandelnya teramat sangat.<br />

Klausa preposional, yaitu klausa yang predikatnya berupa frase<br />

yang berkategori preposisi. Contohnya, dia dari Belanda, <strong>dan</strong> Ayah<br />

pergi ke kantor.<br />

Berbagai defenisi banyak dikemukakan mengenai kalimat.<br />

Diantaranya ‘kalimat adalah susunan <strong>kata</strong> – <strong>kata</strong> yang teratur yang berisi<br />

pikiran yang lengkap’ merupakan defenisi umum yang biasa kita jumpai.<br />

Disini dalam kaitannya dengan satuan – satuan sintaksis yang lebih kecil<br />

(<strong>kata</strong>, frase <strong>dan</strong> klausa) kita akan mengikuti konsep bahwa kalimat adalah<br />

susunan sintaksis yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya<br />

berupa klausa, dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta disertai<br />

dengan intonasi final (Abdul Chaer 2003 : 240).<br />

Jenis Kalimat<br />

a. Kalimat Inti <strong>dan</strong> Kalimat Non Inti<br />

Kalimat inti sering juga disebut kalimat dasar, adalah kalimat yang<br />

dibentuk dari klausa inti yang lengkap bersifat deklaratif, aktif,<br />

atau netral. Kalimat inti dapat diubah menjadi kalimat non inti<br />

dengan berbagai proses.<br />

b. Kalimat Tunggal <strong>dan</strong> Kalimat Majemuk<br />

Universitas Sumatera Utara


2.4 Tougoron<br />

Kalimat tunggal ialah kalimat yang hanya memiliki satu klausa.<br />

Se<strong>dan</strong>gkan kalimat majemuk ialah kalimat yang memiliki klausa<br />

lebih dari satu.<br />

c. Kalimat Mayor <strong>dan</strong> Kalimat Minor<br />

Kalimat mayor adalah kalimat yang memiliki klausa yang lengkap,<br />

sekurang – kurangnya memiliki unsur subjek <strong>dan</strong> predikat.<br />

Se<strong>dan</strong>gkan kalimat minor ialah kalimat yang klausanya tidak<br />

lengkap, entah hanya terdiri dari subjek saja, predikat saja, objek<br />

saja ataukah <strong>keterangan</strong> saja.<br />

d. Kalimat Verbal <strong>dan</strong> Kalimat non-Verbal<br />

Kalimat verbal ialah kalimat yang dibentuk dengan klausa verbal,<br />

atau kalimat yang predikatnya berupa <strong>kata</strong> atau frase yang<br />

berkategori verba. Se<strong>dan</strong>gkan kalimat non verbal ialah kalimat<br />

yang kalimat yang predikatnya bukan <strong>kata</strong> atau frase verbal, bisa<br />

nominal, adjektival, adverbial atau juga numeralia.<br />

e. Kalimat Bebas <strong>dan</strong> Kalimat Terikat<br />

Kalimat bebas ialah kalimat yang berpotensi untuk menjadi ujaran<br />

lengkap atau dapat memulai sebuah paragraf atau wacana tanpa<br />

bantuan kalimat atau konteks lain yang menjelaskannya.<br />

Se<strong>dan</strong>gkan kalimat terikat ialah kalimat yang tidak dapat berdiri<br />

sendiri sebagai ujaran lengkap, atau menjadi pembuka paragraf<br />

atau wacana tanpa bantuan konteks.<br />

Universitas Sumatera Utara


Istilah sintaksis dalam <strong>bahasa</strong> Jepang disebut 「統語論’tougoron’」atau<br />

「シンタクス’sintakusu’」. Sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji<br />

tentang struktur <strong>dan</strong> unsur – unsur pembentuk kalimat. Nita dalam Dedi Sutedi<br />

(2003:61) menjelaskan bahwa bi<strong>dan</strong>g garapan sintaksis adalah kalimat yang<br />

mencakup: jenis <strong>dan</strong> fungsinya, unsur – unsur pembentuknya, serta struktur <strong>dan</strong><br />

maknanya. Dengan demikian, berbagai unsur pembentuk struktur kalimat pun<br />

merupakan garapan dari sintaksis. Struktur yang dimaksud mencakup struktur<br />

frase, klausa <strong>dan</strong> kalimat itu sendiri.<br />

Nita dalam Dedi Sutedi (2003:61) menggolongkan jenis kalimat dalam<br />

<strong>bahasa</strong> Jepang dua macam, yaitu kalimat berdasarkan struktur 「構造上’kouzou-<br />

jou’」<strong>dan</strong> berdasarkan pada makna「意味上’imi-jou’」.<br />

Kalimat berdasarkan pada struktur pembentukannya terbagi atas:<br />

1. Dokuritsugobun (独立語文)<br />

Dokuritsugobun adalah kalimat yang tidak memiliki unsur predikat<br />

disebut juga kalimat minim. Dalam dokuritsugobun ada dua macam,<br />

yaitu:<br />

a. yang menggunakan kandoshi (<strong>kata</strong> seru)<br />

Menurut Shimizu Yoshiaki dalam Sudjianto (2004:169) di dalam<br />

kandoshi terkandung <strong>kata</strong> – <strong>kata</strong> yang mengungkapkan perasaan<br />

seperti rasa terkejut <strong>dan</strong> rasa gembira.<br />

• 「あら!」 ”ara” <br />

Universitas Sumatera Utara


• 「雪!」 ”yuki” <br />

b. yang menggunakan meishi (<strong>kata</strong> benda)<br />

Kalimat ini terbentuk dari <strong>kata</strong> benda, <strong>dan</strong> masih bisa diperluas<br />

dengan memberi <strong>keterangan</strong> lainnya.<br />

• 「田中!」 “Tanaka” <br />

• 「火事!」 “Kaji” <br />

2. Jutsugobun (述語文)<br />

Jutsugobun adalah kalimat yang berkontruksi predikatif. Jutsugobun<br />

digolongkan berdasarkan jenis <strong>kata</strong> yang digunakan dalam<br />

predikatnya.<br />

a. Berdasarkan jenis <strong>kata</strong> yang menjadi predikatnya<br />

1) Doushibun (kalimat verbal)<br />

a) Tadoushibun (kalimat transitif)<br />

• リディアさんは Bakso を食べます。<br />

Lidia san wa bakso o tabemasu.<br />

Nona Lidia makan bakso.<br />

b) Jidoushibun (kalimat intransitif)<br />

• 雨が降ります。<br />

Ame ga furimasu.<br />

Hujan turun.<br />

2) Keiyoushibun (kalimat adjectival)<br />

Universitas Sumatera Utara


a) I – keiyoushi (adjektive – I)<br />

• このかばんが重いです。<br />

Kono kaban ga omoi desu.<br />

Tas itu berat.<br />

b) Na – keiyoushi (adjektive – Na)<br />

• あの人はハンサムです。<br />

Ano hito wa hansamu desu.<br />

Orang itu ganteng.<br />

3) Meishibun (kalimat nomina)<br />

• Toba 湖はとてもきれいです。<br />

Toba ko wa totemo kirei desu.<br />

Danau Toba sangat indah.<br />

b. Berdasarkan pada jumlah klausanya<br />

1) Tanbun (kalimat tunggal)<br />

• 私は北スマトラ大学で日本語を勉強します。<br />

Watashi wa kita sumatora daigaku de nihon go o<br />

benkyoushimasu.<br />

Saya belajar <strong>bahasa</strong> Jepang di Universitas Sumatera Utara.<br />

2) Fukubun (kalimat majemuk), di dalamnya terdapat:<br />

a) Shusetsu (klausa utama)<br />

• 頭が痛いですから、どこへ行きません。<br />

Atama ga itai desukara, doko e ikimasen.<br />

Universitas Sumatera Utara


Karena sakit kepala, tidak pergi kemana – mana.<br />

b) Juusetsu (klausa tambahan)<br />

• 頭が痛いですから、どこへ行きません。<br />

Atama ga itai desukara, doko e ikimasen.<br />

Karena sakit kepala, tidak pergi kemana – mana.<br />

c) Seibunsetsu (klausa pelengkap)<br />

• 私は、先週、グラメディアでラマーさんがめがね<br />

をかけていたのを見ました。<br />

Watashi wa senshuu Gramedia de Ramah san ga<br />

megane o kaketeita no wo mimashita.<br />

Minggu lalu saya melihat ramah yang memakai kaca<br />

mata di Gramedia.<br />

Kalimat berdasarkan pada makna terbagi atas:<br />

1. Kalimat dari segi isi 「意味的内容 ’imiteki – naiyou’」terbagi atas:<br />

a. Kalimat yang menyatakan keadaan「状態文 ’joutaibun’」<br />

• 北スマトラ大学が大きい大学です。<br />

Kita Sumatora daigaku ga ookii daigaku desu.<br />

Universitas Sumatera Utara adalah universitas yang besar.<br />

b. Kalimat yang menyatakan aktivitas「動きの文 ‘ugoki no bun’」<br />

• 私は論文を書いているところです。<br />

Universitas Sumatera Utara


Watashi wa ronbun o kaiteiru tokoro desu.<br />

Saya se<strong>dan</strong>g menulis skripsi.<br />

2. Kalimat dari segi fungsi「伝達的機能 ‘dentatsuteki – naiyou’」<br />

terbagi atas:<br />

a. Kalimat perintah「働きかけの文 ‘hataraki – kake no bun’」<br />

Kalimat perintah adalah kalimat yang berfungsi untuk<br />

menyampaikan keinginan kepada lawan bicara agar melakukan<br />

sesuatu. Di dalamnya terkandung kalimat yang berfungsi untuk<br />

menyatakan:<br />

1) Perintah「命令 ‘meirei’」<br />

• 立ってなさい!<br />

Tatte nasai!<br />

Silahkan berdiri!<br />

2) Larangan「禁止 ‘kinshi’」<br />

• 食べるな!<br />

Taberuna!<br />

Jangan makan!<br />

3) Permohonan「依頼 ‘irai’」<br />

• タバコを吸わないでください!<br />

Tabako o suwanai de kudasai!<br />

Universitas Sumatera Utara


Tolong jangan merokok!<br />

4) Ajakan 「勧誘 ‘kannyuu’」<br />

• 一緒に食べませんか。!<br />

Isshouni tabemasenka!<br />

Mari makan bersama – sama.!<br />

b. Kalimat yang menyatakan maksud/ keinginan「意思願望の表出<br />

文 ‘ishi/ ganbou no hyoushutsubun’」<br />

Kalimat yang menyatakan maksud/ keinginan adalah kalimat yang<br />

menyatakan harapan pembicara, tetapi diutarakan hanya kepada<br />

diri sendiri bukan orang lain. Di dalamnya terkandung kalimat<br />

yang menyatakan:<br />

1) Maksud atau hasrat「意思 ‘ishi’」<br />

• 今年も頑張ろう。<br />

Kotoshi mo ganbarou.<br />

Tahun ini saya harus bekerja keras.<br />

2) Keinginan「希望 ‘kibou’」<br />

• 去年、日本へ行きたいです。<br />

Kyou nen, ni hon e ikitai desu.<br />

Tahun ini ingin pergi ke Jepang.<br />

3) Harapan 「願望‘ganbou’」<br />

Universitas Sumatera Utara


• あした試験を合格になります!<br />

Ashita shiken o gokaku ni narimasu!<br />

Mudah – mudahan ujian besok lulus.<br />

c. Kalimat berita「述べ立ての文 ‘nobetate no bun’」<br />

Kalimat berita berfungsi untuk menyampaikan informasi dari<br />

pembicara pada lawan bicara. Di dalamnya terkandung kalimat<br />

yang menyatakan:<br />

1) Kalimat untuk menyampaikan informasi baru「現象描写文<br />

‘genshou – byounshabun’」<br />

• きのう、妹は新しい携帯電話を買いました。<br />

Kinou, imouto wa atarashii keitai denwa o kaimashita.<br />

Kemarin adik saya membeli HP baru.<br />

2) Kalimat yang berisi suatu keputusan atau kepastian「判断文<br />

‘han<strong>dan</strong>bun’」<br />

• いい尾先生は日本人です。<br />

Iio sensei wa ni hon jin desu.<br />

Bapak Iio adalah orang Jepang.<br />

d. Kalimat tanya 問いかけの文 ‘toikake no bun’」<br />

Kalimat tanya adalah kalimat yang digunakan untuk meminta<br />

informasi dari lawan bicara tentang hal yang tidak atau belum<br />

Universitas Sumatera Utara


diketahui, untuk menghilangkan keraguan pembicara terhadap<br />

sesuatu hal. Di dalamnya terkandung kalimat yang menyatakan:<br />

1) Pertanyaan「問いかけの文 ‘toikake no bun’」<br />

• この赤いかばんはいくらですか。<br />

Kono akai kaban wa ikura desuka?<br />

Tas merah itu harganya berapa?<br />

2) Keragu – raguan「疑いの文 ‘utagai no bun’」<br />

• 先生は、来るかしらです。<br />

Sensei wa, kurukashira desu.<br />

Dosen datang ga ya?<br />

3) Ekspresi emosi「感嘆を表す文 ‘kantan o arawasu bun’」<br />

• うわ、ハンサムだ。!<br />

Uwa, hansamu da!<br />

Wah, gantengnya!<br />

Universitas Sumatera Utara

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!