You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
plowing); bertani dengan cara<br />
membagi bidang-bidang tanah itu<br />
dalam bentuk sempit dan memanjang<br />
mengikuti garis kontur<br />
sehingga berbelok-belok bentuknya<br />
(contour sinp cropping);<br />
pergantian jenis tanaman ketersediaan<br />
unsur hara tanah terjaga<br />
dan tidak kehabisan salah satu<br />
unsur hara akibat penanaman<br />
satu jenis tanaman secara terusmenerus<br />
(crop rotation); dan<br />
melakukan penanaman hutan<br />
kembali (reboisasi) pada hutanhutan<br />
gundul.<br />
Latihan Individu<br />
Gambar 3.21 Pola tanam tumpang sari dan<br />
pola tanam sejajar kontur merupakan caracara<br />
konservasi yang dilakukan secara<br />
langsung oleh petani untuk menjaga<br />
ketersediaan unsur hara tanah tetap terjaga<br />
(sumber: Tempo, 24 Oktober 2004)<br />
1. Jelaskan hubungan tekstur tanah dan cara mengolah tanah!<br />
2. Apa yang dilakukan untuk mempertahankan kesuburan dan<br />
kelestarian tanah?<br />
3. Mengapa terjadi perubahan pemanfaatan lahan di suatu wilayah?<br />
3) Lahan Kritis dan Lahan Potensial<br />
a) Lahan Potensial<br />
Lahan potensial merupakan lahan subur yang sebenarnya dapat<br />
dimanfaatkan, tetapi belum dimanfaatkan atau belum diolah, padahal jika<br />
diolah akan memberikan nilai ekonomi yang tinggi. Selain itu, juga<br />
mempunyai daya dukung terhadap kebutuhan manusia. Dari keadaan<br />
tersebut dapat diartikan bahwa lahan potensial merupakan aset yang dapat<br />
digunakan sebagai modal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.<br />
Untuk itu, harus ditangani dan dikelola secara bijaksana.<br />
Di luar Pulau Jawa masih banyak lahan produktif dan potensial yang<br />
belum tergarap, daerah ini sering disebut sebagai lahan tidur.<br />
Kebutuhan pangan yang semakin meningkat, memaksa manusia untuk<br />
mencari lahan-lahan pertanian baru, tempat mereka mengubah hutan<br />
menjadi ladang pertanian, dan tuntutan kebutuhan perumahan memaksa<br />
mereka untuk mengubah lahan pertanian tersebut menjadi areal permukiman<br />
penduduk. Namun, jika program untuk meningkatkan produksi pangan dan<br />
perluasan permukiman dalam skala besar-besaran tidak diatur secara tegas<br />
dapat menyebabkan meningkatnya erosi, berkurangnya kesuburan dan<br />
produktivitas lahan, dan hilangnya habitat. Berbagai upaya telah dilakukan<br />
pemerintah dengan menetapkan kawasan cagar alam dan taman nasional,<br />
tetapi tetap saja sejumlah besar lahan dirusak oleh para penebang liar.<br />
<strong>Geografi</strong> SMA/MA X<br />
97