You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
2) Gejala Vulkanisme<br />
Peristiwa yang berhubungan dengan naiknya magma dari dalam perut<br />
bumi disebut dengan vulkanisme. Campuran bebatuan dalam keadaan cair,<br />
liat, serta sangat panas disebut dengan magma. Tingginya suhu magma dan<br />
banyaknya gas di dalam magma menimbulkan aktivitas magma. Magma<br />
itu dapat berupa gas, padat, dan cair.<br />
Gunung api merupakan tempat di permukaan bumi yang pernah atau<br />
masih mengeluarkan magma. Ditinjau dari bentuk dan proses terjadinya,<br />
gunung berapi dapat dibedakan menjadi tiga, sebagai berikut.<br />
a) Gunung api kerucut (strato)<br />
Jenis gunung api yang banyak terdapat di Indonesia ini berbentuk<br />
menyerupai kerucut, terbentuk dari adanya letusan dan lelehan (efusi),<br />
yang terjadi secara bergantian. Gunung ini disebut lava gunung api<br />
strato karena bahannya berlapis-lapis.<br />
b) Gunung api corong (maar)<br />
Bentuk gunung api ini menyerupai danau kecil (danau lava gas kawah).<br />
Keadaan ini terbentuk karena letusan lava padat (eksplosi). Bahannya<br />
terdiri dari efflata. Kondisi ini seperti yang terjadi di lereng Gunung<br />
Lamongan Jawa Timur, Danau Eifel di Prancis, dan di dataran tinggi<br />
Prancis Tengah.<br />
c) Gunung api perisai (tameng)<br />
Gunung api perisai ini berbentuk menyerupai perisai, terjadi pada permukaan<br />
lereng yang landai dengan kemiringan lereng antara 1°–10°.<br />
Gunung api ini terbentuk karena lelehan maupun cairan yang keluar<br />
dan membentuk lereng yang sangat landai. Bahan lavanya bersifat cair<br />
sekali. Misalnya: Gunung Mauna Loa dan Gunung Mauna Kea di Hawaii.<br />
Gambar 3.9 Jenis gunung berdasarkan bentuk dan proses terjadinya<br />
(sumber: Alam Semesta dan Bumi, Pustaka Widya, 1979, hlm. 105)<br />
<strong>Geografi</strong> SMA/MA X<br />
69