Lampiran[1] - Digilib UIN Malang
Lampiran[1] - Digilib UIN Malang
Lampiran[1] - Digilib UIN Malang
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
sosial. 30 Pesantren adalah perpaduan antara substansi tradisi zawiyah yaitu<br />
lingkaran pengajian Islam yang berkembang di tanah suci dengan struktur<br />
dan metode padepokan yang telah mengakar di masyarakat.<br />
Pondok menurut istilah merupakan tempat sederhana yang merupakan<br />
tempat tinggal kyai bersama para santrinya. 31 Pesantren murupakan suatu<br />
komunitas tersendiri, dimana kiai, ustad, santri dan pengurus pesantren<br />
hidup bersama dalam satu lingkungan pendidikan, berladaskan nilai-nilai<br />
agama Islam. 32 Pesantren memiliki tiga ciri umum yakni ada masjid<br />
sebagai pusat kegiatan, ada kyai yang mengajar serta ada asrama sebagai<br />
tempat tinggal santri. 33 Hal ini berarti bahwa pesantren murupakan<br />
lembaga pendidikan Islam untuk mempelajari, memahami, mandalami,<br />
menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam sesuai al-Qur’an dan<br />
hadits.<br />
Komplek sebuah pesantren memiliki gedung-gedung yang biasanya<br />
terdiri dari bangunan asrama santri dan rumah kyai, termasuk didalamnya<br />
perumahan ustad, gedung madrasah, lapangan olahraga, kantin, koperasi,<br />
lahan pertanian dan/atau lahan pertenakan. Kadang-kadang bangunan<br />
pondok didirikan sendiri oleh kyai dan kadang-kadang juga didirikan oleh<br />
30 Muharram Marzuki, Pesantren dan Budaya Damai : Menegaskan Kembali Visi Pesantren<br />
pada Kemaslahatan Bangsa,http://pendis.kemenag.go.id/kerangka/pontren.htm diakses pada 3<br />
Juni 2011<br />
31 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia:Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan<br />
Perkembangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada ,1999), hal 142<br />
32 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia …,Hal 3<br />
33 Mansur dan Mahfudz Junaedi, Rekonstruksi Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia,<br />
(Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2005), hal 96<br />
21