Lampiran[1] - Digilib UIN Malang

Bentuknya dapat berupa dana qard al-hasan 8 , beasiswa pendidikan, pendirian
balai kesehatan serta prasarana umum.
Menjadi hal yang menarik dan berbeda apabila ada lembaga filantropi
profesional seperti yang disebutkan di atas memiliki lembaga yang bukan
sekadar bersifat karitas semata, namun juga scientific philanthropy, neo
scientific philanthropy, dan creative philanthropy. Lembaga profesional
filantropi tersebut tepatnya ada pada "Panti Asuhan", yaitu suatu lembaga
yang bertujuan menjadi wadah bagi setiap muslim untuk merealisasikan
komitmen keyakinan al-íman bi Allah dan al- íman bi al -yaum al-akhír
dengan turut serta memberikan kontribusi amal jariyyah, tenaga dan pikiran
dalam sebuah lembaga pengasuhan yang mendidik anak yatim dan duafa
menggapai pendidikan yang lebih layak.
Berdasarkan indikasi Panti Asuhan yang ada, menurut J. Salulu sampai
saat ini banyak dari lembaga Panti Asuhan yang ada di tanah air dinilai kurang
berkembang dengan baik. 9 Dengan tidak mengingkari Panti Asuhan yang
cukup maju. Banyak panti asuhan di tanah air yang kurang biaya operasional
disamping kurangnya tenaga profesional, hal ini tentu akan berdampak pada
dicabutnya izin operasional Panti Asuhan. Sangat ironi jika panti “mati”
karena tidak ada lagi yang percaya untuk membantu, padahal masih banyak
yang masih membutuhkan kehadirannya. Sebenarnya kondisi ironi diatas tidak
8 Qard al-hasan adalah pinjaman yang memberikan kelonggaran kepada peminjam agar
membayarnya dalam waktu yang ditetapkan tanpa menarik keuntungan. Sulaiman, Jejak Bisnis
Rasul, (Bandung: Hikmah, 2010), hal 96
9 J. Salusu, Pengambilan Keputusan Stratejik Untuk Organisasi Publik dan Organisasi
Nonprofit, (Jakarta: Rasindo, 2003), hal 5
4