Lampiran[1] - Digilib UIN Malang

Aspek keunikan dari lembaga ini terletak pada saat proses modifikasi
dari Panti Asuhan menjadi Pesantren. Lembaga Panti Asuhan Al-Mizan sangat
jeli mengambil kesempatan melalui celah yang tampak pada eranya dengan
menggabungkan sistem pesantren untuk mendukung dan mengangkat nilai
jual panti asuhan dalam mengelola anak asuhnya. Tidak hanya itu saja, untuk
menopang pendidikan formal di dalam Panti Asuhan juga di didirikan
Madrasah Tsanawiyah dan Aliyah. Sehingga bisa dibilang telah lengkap usaha
pengawasan yang dilakukan panti dalam mengelola anak asuh dengan adanya
central education 10 . Oleh karena itulah maka penelitian model panti pesantren
ini menjadi lebih menarik dan unik. Secara personal, ada kebanggaan
tersendiri karena keunikan tersebut. Anak asuh yang dahulu dipanggil “anak
panti”, lebih terangkat motivasi belajarnya dengan panggilan baru yakni “anak
pesantren”.
Dalam era globalisasi ini Panti Pesantren Al-Mizan Lamongan telah
merumuskan pendekatan yang sesuai untuk mengurangi persoalan kemiskinan
di tengah masyarakat. Umur 25 tahun sudah merupakan umur dewasa bagi
lembaga Panti Pesantren Al-Mizan Lamongan untuk berkembang
memantapkan diri dalam dunia filantropi.
Berangkat dari kondisi lapangan, Panti Asuhan Al-Mizan Lamongan
telah mampu melakukan terobosan-terobosan yang signifikan dalam
melaksanakan proses pengembangannya. Menjadi hal yang sangat menarik
untuk dikaji lebih dalam, mengingat kondisi saat ini baru beberapa panti
10 Central education adalah pendidikan yang terpusat, jadi seluruh anak asuh mengikuti
pendidikan formal dan non formal dalam satu lokasi pendidikan.
6