03.08.2013 Views

Penerapan Logika RINGKASAN DA JURUSAN TEKNOLOG ...

Penerapan Logika RINGKASAN DA JURUSAN TEKNOLOG ...

Penerapan Logika RINGKASAN DA JURUSAN TEKNOLOG ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Penerapan</strong> <strong>Logika</strong> Fuzzy pada Penilaian Mutu Teh Hitam<br />

(Studi Kasus di di PTPN XII Kebun Teh Kertowono, Kertowono, Lumajang)<br />

Lumajang)<br />

<strong>RINGKASAN</strong> <strong>DA</strong>N JURNAL SKRIPSI<br />

Oleh:<br />

RACHMA RIVASTI<br />

NIM.0511030060-103<br />

<strong>JURUSAN</strong> <strong>TEKNOLOG</strong>I INDUSTRI PERTANIAN<br />

PERTANIAN<br />

FAKULTAS <strong>TEKNOLOG</strong>I PERTANIAN<br />

UNIVERSITAS BRAWIJAYA<br />

MALANG<br />

2009<br />

1


<strong>Penerapan</strong> <strong>Logika</strong> Fuzzy pada Penilaian Mutu Teh Hitam<br />

(Studi Kasus di PTPN PTPN XII XII Kebun Teh Kertowono, Lumajang)<br />

<strong>RINGKASAN</strong> SKRIPSI<br />

Oleh:<br />

RACHMA RIVASTI<br />

NIM.0511030060-103<br />

<strong>JURUSAN</strong> <strong>TEKNOLOG</strong>I INDUSTRI INDUSTRI PERTANIAN<br />

PERTANIAN<br />

FAKULTAS <strong>TEKNOLOG</strong>I PERTANIAN<br />

UNIVERSITAS BRAWIJAYA<br />

MALANG<br />

2009<br />

2


PENERAPAN LOGIKA FUZZY PA<strong>DA</strong> PENILAIAN MUTU TEH HITAM<br />

DI PTPN XII KEBUN TEH KERTOWONO<br />

Rachma Rivasti (1) , Imam Santoso (2) , Susinggih Wijana (2)<br />

(1) Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP-UB<br />

(2) Staff Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP-UB<br />

Penilaian mutu produk teh di PTPN XII Kebun Teh Kertowono dilakukan secara<br />

organoleptik menggunakan indera manusia. Penilaian ini mencakup banyak variabel dimana<br />

parameter penilaiannya bersifat tidak pasti. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan<br />

parameter penilaian mutu dengan logika fuzzy untuk meminimalisir tingkat kesalahan penentuan<br />

mutu teh hitam. Metode analisa yang digunakan adalah Sistem Inferensi Fuzzy Mamdani dengan<br />

bantuan software Matlab. Tahapan yang dilakukan adalah penentuan variabel dan pembentukan<br />

himpunan fuzzy, penentuan fungsi keanggotaan, penentuan aturan fuzzy, serta tahap defuzzifikasi<br />

untuk memperoleh output berupa bilangan pada domain himpunan fuzzy. Pada penelitian ini<br />

terdapat 4 variabel mutu teh yang dinilai yaitu kenampakan, rasa, kenampakan ampas seduhan,<br />

dan mutu akhir. Metode defuzzyfikasi terbaik adalah metode SOM (Smallest of Maximum).<br />

Berdasarkan uji T dapat diketahui bahwa penilaian panelis pada kriteria rasa, kenampakan ampas<br />

seduhan, dan mutu akhir adalah berbeda nyata.<br />

Kata Kunci : <strong>Logika</strong> Fuzzy, Penilaian Mutu, Teh Hitam<br />

ABSTRACT<br />

Quality assessment of tea product in PTPN XII Kebun Teh Kertowono was carried out<br />

with organoleptic that use human senses. This assessment including some variable that its<br />

parameter considered uncertainly. The aim of this study is to decide quality parameter assessment<br />

using fuzzy logic to reduce error. Analysis method used Fuzzy Inference System Mamdani with<br />

Matlab programme. The stage was carried out are defining variable and forming of fuzzy set,<br />

determining membership function, building fuzzy rule, and defuzzyfication to get the output in the<br />

form of numeral of domain on fuzzy set. Pada penelitian ini terdapat 4 variabel mutu teh yang<br />

dinilai yaitu kenampakan, rasa, kenampakan ampas seduhan, dan mutu akhir. Metode<br />

defuzzyfikasi terbaik adalah metode SOM (Smallest of Maximum). In this case there are 4 variable<br />

to assessed consist of appearence, liquor, infused leaf, and the final quality. The best<br />

defuzzyfication method is SOM (Smallest of Maximum). Based on T testing, there are some value<br />

significant in liquor, infused leaf and final quality.<br />

Key Words: Fuzzy Logic, Quality Assesment, Black Tea<br />

3


1.1. Latar Belakang<br />

I. PEN<strong>DA</strong>HULUAN<br />

Perkembangan ekspor teh Indonesia terus menurun, di lain pihak, pangsa ekspor negara-<br />

negara produsen teh lainnya yaitu Sri Lanka dan Kenya cenderung meningkat. Pada periode yang sama<br />

pangsa ekspor teh Sri Lanka meningkat dari 18,2 persen menjadi 21,1 persen, sementara pangsa ekspor<br />

teh Kenya meningkat dari 16,4 persen menjadi 19,4 persen (International Tea Committee, 2004).<br />

Sedangkan penurunan ekspor mengakibatkan posisi Indonesia sebagai eksportir pada tahun 2007<br />

melorot dari posisi lima ke enam dan tahun 2008 posisi sebagai eksportir bakal turun ke posisi tujuh.<br />

Saat ini produsen teh terbesar dunia saat ini adalah India, Cina, Srilangka, Kenya dan Indonesia<br />

(Anonymous, 2007).<br />

Berdasarkan data asosiasi, pada 2006 produksi teh hitam sekitar 140 ribu ton dan pada tahun<br />

2005 sekitar 149 ribu ton. Tahun 2007 produksi teh diperkirakan sekitar 160 ribu ton. Sedangkan pada<br />

tahun 2008 produksi teh di Indonesia paling tinggi sekitar 145 ribu ton (Anonymous, 2007). Volume<br />

ekspor teh pada 2006 sekitar 95 ribu ton dan pada 2007 turun menjadi 83 ribu ton. Tahun 2008, ekspor<br />

teh diperkirakan hanya 95 ribu ton dari target 110 ribu ton. Harga teh Indonesia di pasar internasional<br />

saat ini sekitar US$ 1,4 per kilogram dari US$ 1,2 perkilogram pada 2007 (Anonymous, 2007).<br />

Di Jakarta Tea Auction (JTA) sebagai lembaga tunggal penyelenggara lelang teh di<br />

Indonesia, proporsi jumlah teh tidak terjual juga mengalami peningkatan. Pada tahun 1997, jumlah teh<br />

yang tidak terjual mencapai 15,4 persen dari jumlah yang ditawarkan, kemudian meningkat menjadi<br />

38,5 persen pada tahun 2003. Dari aspek perolehan harga, harga teh Indonesia di JTA sejak tahun 1991<br />

selalu lebih rendah dari harga teh Sri Lanka di Colombo Tea Auction (CTA). Harga rata-rata teh<br />

Indonesia di JTA hanya 64 persen dari harga teh Sri Lanka di CTA (Suprihatini, 2000)<br />

Penurunan pangsa pasar, meningkatnya jumlah teh yang tidak terjual, dan relatif rendahnya<br />

harga teh Indonesia dapat disebabkan, antara lain, oleh penawaran mutu produksi teh Indonesia yang<br />

belum sesuai dengan selera pasar. Ketidaksesuaian mutu teh tersebut terutama terjadi pada<br />

ketidaksesuaian grade dan mutu organoleptik (rasa, aroma, warna) teh yang ditawarkan dengan teh<br />

yang dibutuhkan para pembeli sehingga terjadi peningkatan teh yang tidak terjual di JTA.<br />

Setiap industri pengolahan pangan mempunyai standar mutu produk pangan yang dilekatkan<br />

pada produk yang dihasilkannya. Dalam usaha pengendalian mutu maka standar mutu produk itu harus<br />

diperhatikan. Pengendalian mutu dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai tingkat dan konsistensi<br />

mutu sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan (Soekanto, 1990).


Pada penilaian mutu produk teh sering kali terdapat kerancuan. Hal ini diungkapkan<br />

Kastaman (2005), ketika kita memberikan penilaian terhadap setiap kriteria warna. Apabila kriteria<br />

warna memiliki empat klasifikasi, dan warna yang biasanya terdapat pada produk teh yaitu sangat<br />

hitam, hitam, coklat, abu – abu, merah dengan kisaran nilai 10,1-12; 7,1-10; 5,1-7; 2,1-5; 0-2 Ketika<br />

dilakukan penilaian pada produk teh, dihasilkan nilai untuk warna yaitu 10, maka produk teh ini dapat<br />

di klasifikasikan ke dalam warna sangat hitam dan hitam. Tetapi dengan nilai tepat 10 ini maka tester<br />

akan memasukkan ke dalam kelas warna hitam.<br />

Pengklasifikasian teh berdasarkan klasifikasi dan warna yang biasanya terdapat pada produk<br />

teh ini sangat merugikan bagi produsen teh. Kastaman (2005) mengutarakan bahwa produk teh yang<br />

diteliti seharusnya dapat dimasukkan ke dalam kelas warna sangat hitam. Pengklasifikasian seperti ini<br />

dapat disebut sebagai klasifikasi crisp, dimana kisaran nilainya mutlak. Setiap klasifikasi di dalam<br />

setiap kriteria memiliki batas yang kurang jelas antara batas yang satu dengan yang lainnya. Maka<br />

untuk memperbaiki metode pengklasifikasian pada mutu teh, perlu dikembangkan metode baru yang<br />

lebih objektif dan dapat menangani permasalahan yang telah disebutkan sebelumnya.<br />

<strong>Logika</strong> fuzzy merupakan teori himpunan yang dapat membantu dalam menyelesaikan<br />

ketidakpastian batas antara satu kriteria dengan kriteria lainnya yang dihasilkan oleh adanya penilaian<br />

manusia terhadap sesuatu hal secara kumulatif. Teori ini dapat digunakan untuk membantu<br />

menyelesaikan permasalahan penilian mutu, seperti yang ada pada penilaian mutu teh.<br />

Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi ketergantungan pada keberadaan<br />

tester dan ketidakpastian batas antara satu kriteria dengan kriteria lainnya, yaitu menggunakan logika<br />

fuzzy yang diterapkan dalam bentuk program visual yang dapat digunakan dalam penentuan mutu teh<br />

hitam.<br />

1.2. Perumusan Masalah<br />

1. Bagaimana menerapkan logika fuzzy pada penilaian mutu teh hitam ?<br />

2. Bagaimana menghasilkan penilaian mutu teh hitam yang lebih objektif yang dapat<br />

1.3. Tujuan Penelitian<br />

mengatasi kerancuan dalam penilaian mutu teh hitam akibat adanya ketidakpastian batas<br />

antara setiap kriteria klasifikasi nilai mutu ?<br />

Penelitian ini bertujuan untuk :<br />

1. Menerapkan logika fuzzy pada penilaian mutu teh hitam.<br />

2. Membandingkan hasil penilaian antara panelis ahli dengan logika fuzzy.


1.4. Manfaat Penelitian<br />

Penelitian ini diharapkan dapat :<br />

1. Digunakan sebagai metode alternatif pada penilaian mutu teh hitam<br />

2. Mendokumentasikan kemampuan para tester teh.<br />

3. Dapat membantu sistem penilaian mutu pada kebun teh Kertowono agar lebih konsisten.


3.1. Waktu dan Tempat Penelitian<br />

III. METODE PENELITIAN<br />

Penelitian dilakukan di PTPN XII Kebun Teh Kertowono, Kecamatan Gucialit, Lumajang<br />

mulai bulan Mei 2009 sampai selesai. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:<br />

seperangkat komputer dan software Matlab, Microsoft Excel 2007, SPSS 10.01. Sedangkan bahan<br />

yang digunakan meliputi serangkaian data kriteria dan pembobotan kualitas teh hitam serta sampel.<br />

3.2. Pelaksanaan Penelitian<br />

Dalam penyusunan ini terdapat beberapa tahapan pelaksanaan yang mengikuti diagram alir<br />

seperti Gambar 3, yaitu survey awal, studi literatur, identifikasi dan pembatasan permasalahan,<br />

pendefinisian sistem, permodelan sistem, penetuan variabel dan parameter, pengumpulan data dan<br />

pembentukan himpunan fuzzy, penentuan sistem inferensi fuzzy, pengujian, analisa data, dan<br />

penarikan kesimpulan.<br />

3.2.1. Survei Awal<br />

Survey awal diperlukan untuk mengetahui gambaran umum perusahaan, seperti penilaian<br />

mutu yang terdapat di PTPN XII Malang dan mengutarakan permasalahan yang akan diajukan pada<br />

perusahaan.


3.2.2. Studi Literatur<br />

Survey Awal<br />

Gambar 3. Diagram Alir Pelaksanaan Penelitian<br />

Studi literatur merupakan langkah untuk mencari landasan teori yang mendukung pemecahan<br />

permasalahan. Literatur yang dibutuhkan pada penelitian ini meliputi pengertian mutu dan teh secara<br />

umum, mutu teh, dan logika fuzzy.<br />

3.2.3. Identifikasi Permasalahan<br />

PTPN XII merupakan kantor cabang Kebun teh yang membawahi tiga anak cabang yaitu<br />

Kebun Teh Wonosari Malang, Kebun Teh Kertowono Lumajang, dan Kebun Teh Blitar. Dari studi<br />

literatur, kemudian diperoleh permasalahan yang akan diajukan.<br />

3.2.3. Pendefinisian Sistem<br />

Identifikasi Permasalahan<br />

Pendefinisian sistem<br />

Pengumpulan data<br />

Formulasi model matematika :<br />

- Menentukan variabel dan himpunan fuzzy<br />

- Membuat aturan fuzzy<br />

- Fuzzyfikasi<br />

- Menetukan metode defuzzyfikasi<br />

Parameterisasi<br />

Solusi model<br />

Kesimpulan<br />

Sistem yang akan dimodelkan merupakan bagian dari sistem penilaian mutu teh hitam. Dari<br />

data awal yang diperoleh kemudian dilakukan klasifikasi nilai mutu.<br />

1. Elemen elemen dalam sistem penilaian mutu teh hitam meliputi :<br />

Studi Literatur<br />

a. Kenampakan (appearance) meliputi bentuk dan ukuran partikel, kebersihan, warna partikel,


. Rasa (liquor) meliputi warna cairan dan air seduhan<br />

c. Kenampakan ampas seduhan (infused leaf) meliputi warna ampas dan kerataan ampas<br />

d. Mutu akhir teh meliputi kenampakan (appearance), rasa (liquor), dan Kenampakan ampas<br />

seduhan (infused leaf).<br />

2. Panelis Ahli (Tester)<br />

Pada penelitian ini menggunakan 2 orang panelis ahli. Panelis ahli merupakan staf<br />

dari PTPN XII Kebun Teh Gucialit yang telah berpengalaman selama bertahun-tahun dalam<br />

menguji mutu teh hitam di Kebun teh Kertowono.<br />

3.2.5. Teknik Pengumpulan Data<br />

Data masukan (input) bagi model logika fuzzy berasal dari hasil penginderaan manusia<br />

terhadap komoditas teh hitam. Panelis Ahli yang digunakan untuk membentuk sistem logika fuzzy ini<br />

berjumlah dua orang untuk lebih mengobjektifkan hasil penilaian mutu teh hitam. Hasil yang lebih<br />

objektif ini dimungkinkan karena sistem logika fuzzy dibuat berdasarkan dari pengalaman kedua<br />

Panelis Ahli. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu metode wawancara dan kuesioner<br />

terhadap panelis yang ahli pada penilaian mutu teh hitam (tester).<br />

3.2.6. Formulasi Model Matematis<br />

Tahapan formulasi model matematis terdiri dari menyusun himpunan fuzzy, membuat aturan<br />

fuzzy, dan defuzzyfikasi<br />

a. Membentuk himpunan fuzzy<br />

Variabel-variabel yang telah diperoleh berupa data akan dibentuk menjadi himpunan fuzzy<br />

yang berkaitan. Himpunan fuzzy ditentukan berdasarkan standar pengelompokan mutu teh<br />

PTPN XII. Himpunan fuzzy yang dibentuk dapat dilihat pada Tabel 1. dan alur input dan<br />

outputnya dapat dilihat pada Gambar 1.


Tabel 1 Himpunan dari Setiap Kriteria dan Variabel<br />

Fungsi Nama Variabel Himpunan<br />

Input<br />

Bentuk dan ukuran partikel<br />

Kebersihan<br />

Warna Partikel<br />

Output Kenampakan (Appereance)<br />

Input<br />

Air Seduhan<br />

Warna<br />

Output Rasa (Liquor)<br />

bentuk-bulat<br />

bentuk-kurang-granular<br />

Bentuk-tidak-beraturan<br />

Bersih (clean), Seragam (even)<br />

Sedikit serat (few- fibre), Seragam (even)<br />

Sedikit serat (few- fibre) tidak seragam,uneven<br />

Hitam berkilau (Blackkish)<br />

Hitam (neat-black)<br />

Agak kehitaman (fairly-black)<br />

Kecoklatan (brownish)<br />

Keabu-abuan (grayish)<br />

sangat-baik (very good)<br />

Baik (good)<br />

Sedang fairly good)<br />

kurang-baik<br />

tidak-baik (bad)<br />

Good strength nice-flavoury<br />

Some strength-flavoury<br />

Fair strength-flavoury<br />

Bitter taste Softdrink in cup<br />

burn sour<br />

Good strength nice-coloury<br />

Some strength-coloury<br />

Fair strength-coloury<br />

Over fired<br />

Greenish<br />

Good strength nice-coloury and flavoury<br />

Enak (good)<br />

Sedang (fairly good)<br />

Kurang enak<br />

Tidak enak (bad)


Fungsi Nama Variabel Himpunan<br />

Input<br />

Output<br />

Input<br />

Warna Ampas<br />

Kerataan Ampas<br />

Kenampakan Ampas Seduhan<br />

(Infused Leaf).<br />

Kenampakan<br />

Liquor<br />

Kenampakan Ampas Seduhan<br />

Output Mutu Akhir<br />

Sangat Cerah (Very bright)<br />

Cerah (Bright)<br />

Agak Cerah (Fairly Bright)<br />

Kehijauan (Greenish)<br />

Coklat/ Suram (Dark)<br />

Coppery<br />

Bit dull<br />

Dull<br />

Very bright and coppery<br />

Bright and coppery<br />

Fairly Bright<br />

Bit dull –Greenish –Uneven<br />

Dull/ Dark<br />

sangat-baik (very good)<br />

Baik (good)<br />

Sedang (fairly good)<br />

kurang-baik<br />

tidak-baik (bad)<br />

Good strength nice-coloury and flavoury<br />

Enak (good)<br />

Sedang (fairly good)<br />

Kurang enak<br />

Tidak enak (bad)<br />

Sangat cerah (Very bright and coppery)<br />

Cerah (Bright and coppery)<br />

Agak cerah (Fairly Bright)<br />

Kehijauan- Tidak seragam (Bit dull –Greenish –<br />

Uneven)<br />

Coklat suram (Dull/ Dark)<br />

Mutu A<br />

Mutu B<br />

Mutu C<br />

Mutu D<br />

Mutu E


. Membentuk aturan fuzzy<br />

Gambar 1. Variabel dari Setiap Kriteria<br />

Ada 3 aturan yang dibentuk dari tiap variabel fuzzy untuk menyatakan relasi antara input dan<br />

output. Aturan pada suatu model fuzzy menunjukkan bagaimana suatu system akan beroperasi.<br />

Secara umum dituliskan :<br />

IF (x1 is A1) • (x2 is A2) •(x3 is A3) • … (xn is An) • THEN y is B<br />

Dengan • adalah operator (misal : OR atau AND ), Xn adalah scalar yang berupa variabel fuzzy<br />

dan An adalah variabel linguistic yang berupa himpunan fuzzy.<br />

Aturan kriteria appearepance :<br />

Penentuan Batas Atas (BA) dan Batas Bawah (BB) pada variabel mutu ini didasarkan pada<br />

penilaian mutu teh hitam, yaitu pada standar penerimaan teh PTPN XII. Jumlah aturan appeareance,<br />

yaitu sebanyak 3 x 3 x 5 = 45 aturan. Contoh bentuk aturan, yaitu<br />

IF bentuk dan ukuran partikel IS bentuk bulat AND kebersihan IS clean,even AND warna<br />

partikel IS blackish THEN appearance IS sangat baik<br />

IF bentuk dan ukuran partikel IS bentuk bulat AND kebersihan IS clean,even AND warna<br />

partikel IS fairly black THEN appearance IS baik<br />

Aturan kriteria liquor :<br />

Penentuan BA dan BB pada variabel mutu ini didasarkan pada penilaian mutu teh hitam, yaitu<br />

pada standar penerimaan teh PTPN XII. Jumlah aturan liquor, yaitu sebanyak 5 x 5 = 25 aturan.<br />

Contoh bentuk aturan, yaitu<br />

IF warna IS good strength nice coloury AND air seduhan IS good strength nice coloury THEN<br />

rasa IS good strength nice coloury and flavour


IF warna IS good strength nice coloury AND air seduhan IS some strength coloury THEN rasa<br />

IS good strength nice coloury and flavour<br />

Aturan kriteria infused:<br />

Penentuan BA dan BB pada variabel mutu ini didasarkan pada penilaian mutu teh hitam, yaitu<br />

pada standar penerimaan teh PTPN XII. Jumlah aturan infused, yaitu sebanyak 5 x 3 = 15 aturan.<br />

Contoh bentuk aturan, yaitu<br />

IF kerataan IS coppery AND warna IS very bright THEN kenampakan ampas seduhan IS very<br />

bright and coppery<br />

IF kerataan IS coppery and warna IS bright THEN kenampakan ampas seduhan IS very bright<br />

and coppery<br />

Aturan kriteria mutu akhir:<br />

Penentuan BA dan BB pada variabel mutu ini didasarkan pada penilaian mutu teh hitam, yaitu<br />

pada standar penerimaan teh PTPN XII. Jumlah aturan mutu akhir, yaitu sebanyak 5 x 5 x 5 = 125<br />

aturan. Contoh bentuk aturan, yaitu<br />

IF kenampakan IS sangat baik AND rasa IS good strength nice-coloury and flavoury AND<br />

kenampakan ampas seduhan IS very bright and coppery THEN mutu akhir IS mutu A<br />

IF kenampakan IS sangat baik AND rasa IS good strength nice coloury and flavoury AND<br />

kenampakan ampas seduhan IS bright and coppery THEN mutu akhir IS mutu A<br />

c. Menentukan metode defuzzyfikasi<br />

Dalam penilaian mutu teh hitam digunakan metode defuzzyfikasi yaitu metode Smallest of<br />

Maximum (SOM). Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai terkecil dari<br />

domain yang memiliki nilai keanggotaan maksimum<br />

3.2.7 Parameterisasi<br />

Parameter yang digunakan dalam penelitian ini berupa data masukan (input) bagi model<br />

logika fuzzy yang berasal dari hasil penilaian subyektif terhadap komoditas teh hitam. Panelis ahli yang<br />

digunakan berjumlah dua orang dan memiliki pengalaman bertahun-tahun.


3.2.8 Solusi Model<br />

Model penilaian mutu teh yang digunakan dengan mencari data terbaik. Bentuk dari kurva<br />

fungsi keanggotaan yang digunakan, yaitu bentuk trapesium. Untuk mengetahui adanya perbedaan<br />

yang nyata antara hasil penilaian tester dengan penilaian logika fuzzy maka digunakan uji beda untuk<br />

kriteria kenampakan (appereance), rasa (liquor), kenampakan ampas (infused leaf), dan mutu akhir<br />

dengan menggunakan uji parametrik t- test.


4.1 Keadaan Umum Perusahaan<br />

I.V HASIL <strong>DA</strong>N PEMBAHASAN<br />

Perkebunan Teh Kertowono merupakan salah satu perkebunan milik PTPN XII. Kebun Teh<br />

Kertowono berada di Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Teh yang ditanam di<br />

kebun teh Kertowono merupakan jenis teh hitam. Pada awalnya jenis mutu teh hitam yang<br />

dikembangkan pada perkebunan ini ada dua yaitu teh hitam Ortodoks dan CTC (Crushing, Tearing,<br />

Curling). Namun karena biaya produksi yang semakin tinggi sehingga perusahaan memutuskan untuk<br />

memproduksi hanya satu jenis teh hitam saja yaitu teh hitam jenis CTC.<br />

4.2 Penilaian Mutu Teh Hitam di Kebun Teh Kertowono<br />

Penilaian mutu organoleptik Teh hitam di Kebun Teh Kertowono meliputi criteria<br />

kenampakan, rasa, kenampakan ampas seduhan, dan mutu akhir. Kriteria kenampakan merupakan<br />

criteria yang berpengaruh paling besar untuk menentukan harga beli teh yaitu sebesar 50%, sedangkan<br />

criteria rasa sebesar 40% dan criteria kenampakan ampas seduhan sebesar 10%. Kenampakan teh<br />

yang dinilai meliputi variable bentuk dan ukuran partikel, warna, kebersihan. Rasa dari teh yang dinilai<br />

meliputi warna cairan dan air seduhan. Kenampakan ampas seduhan yang dinilai meliputi warna dan<br />

kerataan ampas. Sedangkan mutu akhir teh yang dinilai meliputi kenampakan, rasa, dan kenampakan<br />

ampas seduhan.<br />

4.3 Penilaian Mutu Teh Hitam dengan <strong>Logika</strong> Fuzzy<br />

4.3.1 Pembentukan Himpunan, Domain Fuzzy, dan Semesta Pembicaraan<br />

Variabel yang digunakan pada pembentukan logika fuzzy adalah variable kenampakan, rasa,<br />

kenampakan ampas seduhan, dan mutu akhir. Berdasarkan wawancara dengan panelis, Kriteria<br />

kenampakan berpengaruh paling besar untuk menentukan harga beli teh yaitu sebesar 50%, sedangkan<br />

criteria rasa sebesar 40% dan criteria kenampakan ampas seduhan sebesar 10%.<br />

Data-data yang dibutuhkan sebagai dasar untuk menentukan parameter penilaian mutu dengan<br />

logika fuzzy adalah data yang berasal dari panelis berupa semesta pembicaraan, penilaian mutu teh<br />

hitam, dan domain dari tiap himpunan. Semesta pembicaraan dalam penilaian mutu ini untuk variable<br />

kenampakan sebesar 50, variable rasa sebesar 40, kenampakan ampas seduhan sebesar 10, dan mutu<br />

akhir sebesar 100. Domain fuzzy yang baru dibentuk dari nilai hasil perhitungan nilai standar deviasi<br />

oleh 2 panelis ahli. Alur proses fuzzy dapat dilihat Gambar 2.


4.3.2 Pembentukan Fungsi Keanggotaan<br />

Gambar 2. Diagram Alur Proses Fuzzy<br />

Kurva yang digunakan pada pembuatan fungsi keangotaan adalah kurva trapesium. Kurva<br />

trapezium dipilih karena sesuai dengan kasus yang dihadapi dimana mutu akan akan bernilai kontinu<br />

pada suatu range, setiap variabel output dan input memiliki batas bawah dan batas atas. Jumlah grafik<br />

yang digunakan sebanyak 5 buah disesuaikan dengan banyaknya himpunan fuzzy yaitu mutu A, mutu<br />

B, mutu C, mutu D, dan mutu E.Pada fungsi trapesium ini terdapat beberapa nilai x yang memiliki<br />

derajat keanggotaan sama dengan 1, yaitu ketika b £ x £ c (Anonymous, 2009).<br />

4.3.3 Penentuan Rule Fuzzy<br />

Aturan yang terbentuk dalam penelitian ini yaitu 45 aturan fuzzy untuk variable kenampakan,<br />

25 aturan fuzzy untuk variable rasa, 15 aturan fuzzy untuk variable kenampakan ampas seduhan, dan<br />

625 aturan fuzzy untuk variable mutu akhir. Hal ini didasarkan pada kemungkinan kombinasi aturan<br />

yang dilakukan di perusahaan. Menurut de Mol (2001), aplikasi logika fuzzy memberikan kemudahan<br />

dalam interpretasi data karena dapat disesuaikan oleh perubahan fungsi kenggotaan dan aturan-aturan.<br />

4.3.4. Hasil Perhitungan Standar Deviasi untuk Penilaian Mutu Teh Hitam<br />

Domain pada logika fuzzy dibentuk dengan menggunakan nilai standar deviasi (SD) yang<br />

diperoleh dari hasil penilaian mutu sampel teh oleh panelis ahli 1 dan panelis ahli 2 pada setiap


variabel output penilaian mutu teh hitam, yaitu kenampakan (appearance), rasa (liquor), kenampakan<br />

ampas seduhan (infused leaf), dan mutu akhir teh hitam. Setiap nilai SD yang diperoleh dari setiap<br />

variabel dikelompokkan berdasarkan huruf mutu nilai rata – rata Panelis Ahli 1 dan Panelis Ahli 2.<br />

Penghitungan nilai standar deviasi pada setiap varibel mutu teh hitam digunakan untuk membentuk<br />

nilai batas baru dari setiap varibel mutu teh hitam. Batas baru mutu teh hitam ini digunakan sebagai<br />

dasar perhitungan dari logika fuzzy.<br />

Dengan menggunakan rumus standar deviasi diatas maka diperoleh nilai standar deviasi<br />

untuk hasil penilaian kedua panelis. Untuk mempermudah perhitungan batas mutu teh yang akan<br />

difuzzykan, maka diadakan pembulatan pada hasil perhitungan standar deviasi panelis ahli 1 dan<br />

panelis ahli 2, kemudian di dapatkan nilai untuk panelis ahli 1 yaitu : kriteria kenampakan<br />

(appearance) sebesar 4; kriteria rasa (liquor) sebesar 1; kriteria kenampakan ampas akhir (infused leaf)<br />

sebesar 0; kriteria mutu akhir sebesar 4. Sedangkan nilai standar deviasi untuk hasil penilaian panelis<br />

ahli 2 yaitu : kriteria kenampakan (appearance) sebesar 4; kriteria rasa (liquor) sebesar 1 ; kriteria<br />

kenampakan ampas akhir (infused leaf) sebesar 0; kriteria mutu akhir sebesar 4.<br />

Pada setiap variabel penilaian mutu teh hitam yang meliputi kenampakan, rasa, kenampakan<br />

ampas seduhan, dan mutu akhir nilai batas bawah (BB) untuk kriteria mutu E disamakan dengan batas<br />

bawah semula (BB continue) dan untuk nilai parameter batas atas (BA) untuk mutu A juga disamakan<br />

dengan batas atas semula (BA continue). Penyamaan batas bawah pada mutu E dan batas atas pada<br />

mutu A dikarenakan pada setiap varibel nilai semesta pembicaraannya telah ditentukan di awal. Batas<br />

wal untuk variabel kenampakan berada pada angka 0 sampai 50, variabel rasa berada pada angka 0<br />

sampai 40, variabel kenampakan ampas seduhan berada pada angka 0 sampai 10, dan variabel mutu<br />

akhir berada pada angka 1 sampai 100.<br />

4.3.5 Defuzzifikasi<br />

Pada kasus penilaian mutu teh hitam metode defuzzifikasi yang digunakan adalah metode<br />

Smallest of Maximum (SOM). Metode ini dipilih karena dapat memberikan hasil yang lebih baik<br />

dibandingkan dengan metode defuzzifikasi yang lain. Menurut Kastaman (2005), Metode SOM ini<br />

memiliki karakteristik lebih ketat dalam memberikan nilai, sehingga nilai – nilainya cenderung lebih<br />

kecil dari pada metode yang lain. Metode SOM ini akan memberikan nilai yang besar apabila varibel –<br />

variabel inputnya memang layak untuk diberi nilai yang besar.


4.3.6 Hasil Uji T antara Panelis Ahli dan Fuzzy Panelis Ahli<br />

Pada penelitian penilaian mutu teh hitam terdapat 2 orang panelis ahli untuk mengetahui<br />

perbedaan antara kedua panelis ahli tersebut pada saat menilai mutu teh hitam dengan menggunakan<br />

uji parametrik t-test. Pemilihan metode t-test ini karena data masukan merupakan jenis data<br />

interval/ratio dan memiliki bentuk hipotesis komparatif baik secara related (berhubungan) ataupun<br />

independen (bebas) (Sugiyono, 2006). Sedangkan, uji keseragaman digunakan uji levenne, Uji levenne<br />

ini merupakan uji keseragaman pada pengujian menggunakan t-test. Menurut Sihombing (1991) Uji<br />

homogenitas menggunakan uji levene,s test for equality of varians memiliki taraf signifikansi alfa =<br />

0,05. Hasil uji parametrik T antara panelis ahli dan logika fuzzy dapat dilihat pada Tabel 2.<br />

Tabel 2. Hasil Uji Beda Nyata<br />

Kriteria Perbandingan Kesimpulan<br />

Panelis Ahli 1 – Panelis Ahli 2 tidak berbeda<br />

Panelis Ahli 1 – Panelis Ahli 1 Fuzzy tidak berbeda<br />

Appearance<br />

Panelis Ahli 1 – Panelis Ahli 2 Fuzzy<br />

Panelis Ahli 2 – Panelis Ahli 1 Fuzzy<br />

tidak berbeda<br />

tidak berbeda<br />

Panelis Ahli 2 – Panelis Ahli 2 Fuzzy tidak berbeda<br />

Panelis Ahli1 fuzzy - Panelis Ahli 2 fuzzy tidak berbeda<br />

Panelis Ahli 1 – Panelis Ahli 2 tidak berbeda<br />

Panelis Ahli 1 – Panelis Ahli 1 Fuzzy tidak berbeda<br />

Liquor<br />

Panelis Ahli 1 – Panelis Ahli 2 Fuzzy<br />

Panelis Ahli 2 – Panelis Ahli 1 Fuzzy<br />

tidak berbeda<br />

tidak berbeda<br />

Panelis Ahli 2 – Panelis Ahli 2 Fuzzy berbeda<br />

Panelis Ahli1 fuzzy - Panelis Ahli 2 fuzzy tidak berbeda<br />

Panelis Ahli 1 – Panelis Ahli 2 tidak berbeda<br />

Panelis Ahli 1 – Panelis Ahli 1 Fuzzy berbeda<br />

Infused Leaf<br />

Panelis Ahli 1 – Panelis Ahli 2 Fuzzy<br />

Panelis Ahli 2 – Panelis Ahli 1 Fuzzy<br />

berbeda<br />

berbeda<br />

Panelis Ahli 2 – Panelis Ahli 2 Fuzzy berbeda<br />

Panelis Ahli1 fuzzy - Panelis Ahli 2 fuzzy tidak berbeda<br />

Panelis Ahli 1 – Panelis Ahli 2 tidak berbeda<br />

Panelis Ahli 1 – Panelis Ahli 1 Fuzzy tidak berbeda<br />

Mutu Akhir<br />

Panelis Ahli 1 – Panelis Ahli 2 Fuzzy<br />

Panelis Ahli 2 – Panelis Ahli 1 Fuzzy<br />

tidak berbeda<br />

berbeda<br />

Panelis Ahli 2 – Panelis Ahli 2 Fuzzy berbeda<br />

Panelis Ahli1 fuzzy - Panelis Ahli 2 fuzzy tidak berbeda<br />

Pada Tabel 2 dapat diketahui hasil perbandingan antara panelis ahli dan logika fuzzy yang<br />

berbeda nyata maupun yang tidak berbeda nyata. Pada Uji T bebas dan berpasangan antara kedua<br />

populasi apabila dihasilkan statistik uji T yang menghasilkan nilai p-value yang lebih besar dari α =<br />

5%, sehingga dapat dikatakan bahwa penilaian kedua ragam populasi adalah sama. Menurut<br />

Sihombang (1991), pada uji levene apabila nilai sampel menunjukkan p-value > 0,05 berarti<br />

keseluruhan sampel mempunyai varian yang homogen.


5.1 Kesimpulan<br />

V. KESIMPULAN <strong>DA</strong>N SARAN<br />

<strong>Logika</strong> fuzzy dapat memberikan nilai yang lebih objektif dari hasil penilaian yang dilakukan<br />

oleh dua panelis ahli terhadap mutu teh hitam CTC. Berdasarkan uji parametric T, terjadi perbedaan<br />

nyata antara hasil penilaian panelis ahli dan hasil penilaian dengan menggunakan logika fuzzy pada<br />

kriteria kenampakan ampas seduhan (infused leaf), rasa (liquor), dan mutu akhir.<br />

5.2 Saran<br />

1. Penilaian mutu yang dilakukan manusia memiliki sifat yang masih subjektif, karena itu hasil<br />

penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para panelis ahli untuk lebih<br />

menghasilkan penilaian yang lebih objektif sehingga tidak terjadi perbedaan antara panelis<br />

satu dengan panelis lainnya.<br />

2. Penilaian mutu teh hitam kualitas ekspor merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga<br />

kualitas mutu teh hitam, maka diperlukan adanya konsistensi pada saat penilaian.<br />

3. Untuk menjaga konsistensi para panelis ahli sebaiknya diadakan penyamaan pandangan<br />

mengenai nilai mutu teh secara berkala..


<strong>DA</strong>FTAR PUSTAKA<br />

Anonimous a . 2008. Agrowisata Kebun Teh Wonosari.<br />

http://petamalang.com/index.php?option=com_content&task=view&id=86&Itemid=81.<br />

b . 2008. Kebun Teh Wonosari.<br />

http://pariwisata.infogue.com/hasrat_membuih_kebun_teh_wonosari.<br />

c . 2003. Minum Teh dan Khasiatnya bagi Kesehatan<br />

http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2003/1010/kes1.html.<br />

Afandi, Agus D., dan Achmad Purnama. 1989. Pengendalian/Pengawasan Mutu Teh Bagian I.<br />

Warta BPTK, Gambung<br />

Badan Stadarisasi Industri. 2000. Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 01 – 1902 –2000.<br />

Tentang : Teh Hitam. Jakarta<br />

Bambang, Kustamiyati. 2006. Prospek Teh Indonesia sebagai Minuman Fungsional<br />

http://www.ipard.com/art_perkebun/Aug02-06_kb.asp<br />

Bellei, E., Guidotti, D., Petacchi, R., Reyneri, L. And Rizzi, I. 2001. Applications of Neuro-Fuzzy<br />

Classification, Evaluation and Forecasting Techniques in Agriculture. Proceedings –<br />

European Symposium on Artificial Neural Networks. Bruges. Belgium. 25-27 April 2001.<br />

pp.403-408.<br />

Binoy, A.M., Mujumdar, P.P. 2003. Fuzzy Rule Based Model For Estimating Agricultural Diffuse<br />

Pollution. Conference Paper. Diffuse Pollution Conference. Dublin. UK.<br />

Dadone, Paolo. 2001. Design Optimization of Fuzzy Logic Systems. Virginia Polytechnic Institute<br />

and State University, Virginia<br />

Damayanthi, Evy. 2007. Diversifikasi Produk Teh Sebagai Minuman Kesehatan<br />

http://web.ipb.ac.id/~lppm/ID/index.php?view=penelitian/hasilcari&status=buka&id_haslit=<br />

KKP/021.07/<strong>DA</strong>M/d..<br />

Davendra, C. and M. Burns. 1983. Goat Production in Tropic. Commenwealth Agricultural Bureaux,<br />

London.<br />

Dwiono, Wakhyu. 2008. Fuzzy Logic System. http://trensains.co.id.<br />

Juran, J.M. 1982. Merancang Mutu 1 dan 2. PT. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.<br />

Kartika,Bambang, 1998, Pedoman Uji Indrawi Pengolahan Hasil Pangan, Yogyakarta,UGM


Kavdir, Ismail, Guyer, D.E. 2003. Apple Grading Using Fuzzy Logic. Turk Jurnal of Agriculture and<br />

Forestry. 27 : 375-382.<br />

Khomsan, Ali. 2004. Teh Sup Kimiawi Sumber Antioksidan.<br />

http://www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2004/0611/kes2.html.<br />

Kusumadewi, Sri, dan Hari Purnomo. 2004. Aplikasi <strong>Logika</strong> Fuzzy untuk Pendukung Keputusan.<br />

Graha Ilmu : Yogyakarta<br />

Maulana, Mohammad. 1998. Identifikasi Permasalahan Pengelolaan Mutu Teh Do Unit Usaha<br />

Perkebunan Malabar PT. Nusantara VIII Jawa Barat<br />

Purwaningsih, Sulistyo Rahayu. 2006. Perbedaan Hasil Pembuatan Kebaya Menggunakan Pola<br />

Sistem Soekarno dengan Pola Sistem Sanny Poespo pada Wanita Gemuk.<br />

http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/index/assoc/HASH01f4/3ffdf091.dir/doc.pdf.<br />

Soekarto. 1985. Penilaian Organoleptik untu Industri Pangan dan Hasil Pertanian. Bhratara<br />

Karya Akasara. Jakarta.<br />

Soekarto, Soewarno T. 1990. Dasar – Dasar Pengawasan Mutu dan Standarisasi Mutu Pangan.<br />

IPB Press : Bogor.<br />

Suprihatini, Rohanda. 2000. Aplikasi Quality Function Deployment (QFD) di Industri Teh Hitam<br />

Orthodox Indonesia<br />

Suradi, Kusmaidi. 2009. Tingkat Kesukaan Bakso dari Berbagai Jenis Daging Melalui Beberapa<br />

Pendekatan Statistik.<br />

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/tingkat_kesukaan_bakso.pdf.<br />

Yang, C.C., Prasher, S.O., Landry, J.A. and Ramaswamy, H.S. 2003. Development of an Image<br />

processing system and a fuzzy algoritme for site-specific herbicide applications.<br />

Precision Agriculture, 4 : 5-18.<br />

Yamanishi, T. 1995. Flavour Of Tea. Food Review International Special Issue on Tea. Vol. II No. 3.<br />

477-525<br />

Wardani, Imam. 2008. <strong>Logika</strong> Fuzzy. www.imamwardani.com..<br />

Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta<br />

Wulandari, Suci. 1995. Kajian <strong>Penerapan</strong> Manajemen Mutu Terpadu di Perkebunan Gunung<br />

Mas. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosoal Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian<br />

Bogor


<strong>Penerapan</strong> <strong>Logika</strong> Fuzzy pada Penilaian Mutu Teh Hitam<br />

(Studi Kasus di PTPN XII Kebun Teh Kertowono, Lumajang)<br />

JURNAL SKRIPSI<br />

Oleh:<br />

RACHMA RIVASTI<br />

NIM.0511030060-103<br />

<strong>JURUSAN</strong> <strong>TEKNOLOG</strong>I INDUSTRI PERTANIAN<br />

FAKULTAS <strong>TEKNOLOG</strong>I PERTANIAN<br />

UNIVERSITAS BRAWIJAYA<br />

MALANG<br />

2009


PENERAPAN LOGIKA FUZZY PA<strong>DA</strong> PENILAIAN MUTU TEH HITAM<br />

DI PTPN XII KEBUN TEH KERTOWONO<br />

IMPLEMENTATION OF FUZZY LOGIC TO BLACK TEA ASSESSMENT<br />

IN PTPN XII KEBUN TEH KERTOWONO<br />

Rachma Rivasti (1) , Imam Santoso (2) , Susinggih Wijana (2)<br />

(1) Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP-UB<br />

(2) Staff Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian FTP-UB<br />

Penilaian mutu produk teh di PTPN XII Kebun Teh Kertowono dilakukan secara<br />

organoleptik menggunakan indera manusia. Penilaian ini mencakup banyak variabel dimana<br />

parameter penilaiannya bersifat tidak pasti. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan<br />

parameter penilaian mutu dengan logika fuzzy untuk meminimalisir tingkat kesalahan<br />

penentuan mutu teh hitam. Metode analisa yang digunakan adalah Sistem Inferensi Fuzzy<br />

Mamdani dengan bantuan software Matlab. Tahapan yang dilakukan adalah penentuan<br />

variabel dan pembentukan himpunan fuzzy, penentuan fungsi keanggotaan, penentuan<br />

aturan fuzzy, serta tahap defuzzifikasi untuk memperoleh output berupa bilangan pada<br />

domain himpunan fuzzy. Pada penelitian ini terdapat 4 variabel mutu teh yang dinilai yaitu<br />

kenampakan, rasa, kenampakan ampas seduhan, dan mutu akhir. Metode defuzzyfikasi<br />

terbaik adalah metode SOM (Smallest of Maximum). Berdasarkan uji T dapat diketahui<br />

bahwa penilaian panelis pada kriteria rasa, kenampakan ampas seduhan, dan mutu akhir<br />

adalah berbeda nyata.<br />

Kata Kunci : <strong>Logika</strong> Fuzzy, Penilaian Mutu, Teh Hitam<br />

ABSTRACT<br />

Quality assessment of tea product in PTPN XII Kebun Teh Kertowono was carried<br />

out with organoleptic that use human senses. This assessment including some variable that<br />

its parameter considered uncertainly. The aim of this study is to decide quality parameter<br />

assessment using fuzzy logic to reduce error. Analysis method used Fuzzy Inference System<br />

Mamdani with Matlab programme. The stage was carried out are defining variable and<br />

forming of fuzzy set, determining membership function, building fuzzy rule, and<br />

defuzzyfication to get the output in the form of numeral of domain on fuzzy set. Pada<br />

penelitian ini terdapat 4 variabel mutu teh yang dinilai yaitu kenampakan, rasa, kenampakan<br />

ampas seduhan, dan mutu akhir. Metode defuzzyfikasi terbaik adalah metode SOM<br />

(Smallest of Maximum). In this case there are 4 variable to assessed consist of appearence,<br />

liquor, infused leaf, and the final quality. The best defuzzyfication method is SOM (Smallest<br />

of Maximum). Based on T testing, there are some value significant in liquor, infused leaf and<br />

final quality.<br />

Key Words: Fuzzy Logic, Quality Assesment, Black Tea


Latar Belakang<br />

PEN<strong>DA</strong>HULUAN<br />

Perkembangan ekspor teh Indonesia<br />

terus menurun beberapa tahun terakhir.<br />

Penurunan ekspor mengakibatkan posisi<br />

Indonesia sebagai eksportir pada tahun 2007<br />

melorot dari posisi lima ke enam dan tahun 2008<br />

posisi sebagai eksportir bakal turun ke posisi<br />

tujuh. Saat ini produsen teh terbesar dunia saat<br />

ini adalah India, Cina, Srilangka, Kenya dan<br />

Indonesia (Malik, 2007).<br />

Berdasarkan data asosiasi, pada 2006<br />

produksi teh hitam sekitar 140 ribu ton dan pada<br />

tahun 2005 sekitar 149 ribu ton. Tahun 2007<br />

produksi teh diperkirakan sekitar 160 ribu ton.<br />

Sedangkan pada tahun 2008 produksi teh di<br />

Indonesia paling tinggi sekitar 145 ribu ton<br />

(Malik, 2007). Volume ekspor teh pada 2006<br />

sekitar 95 ribu ton dan pada 2007 turun menjadi<br />

83 ribu ton. Tahun 2008, ekspor teh diperkirakan<br />

hanya 95 ribu ton dari target 110 ribu ton. Harga<br />

teh Indonesia di pasar internasional saat ini<br />

sekitar US$ 1,4 per kilogram dari US$ 1,2<br />

perkilogram pada 2007 (Malik, 2007).<br />

Di Jakarta Tea Auction (JTA) sebagai<br />

lembaga tunggal penyelenggara lelang teh di<br />

Indonesia, proporsi jumlah teh tidak terjual juga<br />

mengalami peningkatan. Pada aspek perolehan<br />

harga, harga teh Indonesia di JTA sejak tahun<br />

1991 selalu lebih rendah dari harga teh Sri<br />

Lanka di Colombo Tea Auction (CTA). Harga<br />

rata-rata teh Indonesia di JTA hanya 64 persen<br />

dari harga teh Sri Lanka di CTA (Suprihatini,<br />

2000)<br />

Penurunan pangsa pasar,<br />

meningkatnya jumlah teh yang tidak terjual, dan<br />

relatif rendahnya harga teh Indonesia dapat<br />

disebabkan, antara lain, oleh penawaran mutu<br />

produksi teh Indonesia yang belum sesuai<br />

dengan selera pasar. Ketidaksesuaian mutu teh<br />

tersebut terutama terjadi pada ketidaksesuaian<br />

grade dan mutu organoleptik (rasa, aroma,<br />

warna) teh yang ditawarkan dengan teh yang<br />

dibutuhkan para pembeli sehingga terjadi<br />

peningkatan teh yang tidak terjual di JTA.<br />

Pengklasifikasian teh berdasarkan<br />

klasifikasi dan warna yang biasanya terdapat<br />

pada produk teh ini sangat merugikan bagi<br />

produsen teh. Kastaman (2005) mengutarakan<br />

bahwa produk teh yang diteliti seharusnya dapat<br />

dimasukkan ke dalam kelas warna sangat hitam.<br />

Pengklasifikasian seperti ini dapat disebut<br />

sebagai klasifikasi crisp, dimana kisaran nilainya<br />

mutlak. Setiap klasifikasi di dalam setiap kriteria<br />

memiliki batas yang kurang jelas antara batas<br />

yang satu dengan yang lainnya. Maka untuk<br />

memperbaiki metode pengklasifikasian pada<br />

mutu teh, perlu dikembangkan metode baru<br />

yang lebih objektif dan dapat menangani<br />

permasalahan yang telah disebutkan<br />

sebelumnya.<br />

<strong>Logika</strong> fuzzy merupakan teori himpunan<br />

yang dapat membantu dalam menyelesaikan<br />

ketidakpastian batas antara satu kriteria dengan<br />

kriteria lainnya yang dihasilkan oleh adanya<br />

penilaian manusia terhadap sesuatu hal secara<br />

kumulatif. Teori ini dapat digunakan untuk<br />

membantu menyelesaikan permasalahan<br />

penilian mutu, seperti yang ada pada penilaian<br />

mutu teh<br />

METODE PENELITIAN<br />

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei<br />

2009 sampai selesai di PTPN XII Kebun Teh<br />

Kertowono. Pengolahan data dilakukan di<br />

Laboratorium Manajemen dan Sistem Industri<br />

Pertanian, Jurusan Teknologi Industri Pertanian,<br />

Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas<br />

Brawijaya Malang. Penentuan karakteristik<br />

variabel – varibel yang berkaitan dengan model<br />

sistem logika fuzzy menggunakan metode<br />

wawancara dan kuesioner terhadap panelis<br />

yang ahli pada penilaian mutu teh hitam.<br />

Pendefinisian Sistem<br />

Sistem yang akan dimodelkan<br />

merupakan bagian dari sistem penilaian mutu<br />

teh hitam. Dari data awal yang diperoleh<br />

kemudian dilakukan klasifikasi nilai mutu.


1. Elemen elemen dalam sistem penilaian mutu<br />

teh hitam meliputi :<br />

e. Kenampakan (appearance) meliputi<br />

bentuk dan ukuran partikel, kebersihan,<br />

dan warna partikel,<br />

f. Rasa (liquor) meliputi warna cairan dan<br />

air seduhan<br />

g. Kenampakan ampas seduhan (infused<br />

leaf) meliputi warna ampas dan<br />

kerataan ampas<br />

h. Mutu akhir teh meliputi kenampakan<br />

(appearance), rasa (liquor), dan<br />

Kenampakan ampas seduhan (infused<br />

leaf).<br />

2. Panelis Ahli (Tester)<br />

Pada penelitian ini menggunakan 2 orang<br />

panelis ahli yang merupakan staf dari PTPN<br />

XII Kebun Teh Kertowono.<br />

Analisa Data<br />

Analisis data dilakukan dengan metode<br />

Fuzzy Inference System Mamdani<br />

menggunakan software Matlab. Tahapan untuk<br />

memperoleh ouput adalah :<br />

1. Pembentukan Himpunan Fuzzy<br />

Pembentukan anggota himpunan dan<br />

variabel fuzzy ini didasarkan pada standar<br />

perusahaan.<br />

2. Penentuan Standar Deviasi<br />

Standar deviasi digunakan untuk<br />

membentuk domain baru pada logika fuzzy<br />

3. Penentuan Fungsi keanggotaan<br />

Fungsi keanggotaan pada peneilitian ini<br />

ditunjukkan dengan pemetaan titik – titik<br />

input himpunan tegas yang digambarkan<br />

pada bentuk kurva trapesium.<br />

4. Penentuan Aturan Fungsi Fuzzy<br />

Metode yang digunakan dalam komposisi<br />

aturan dan aplikasi fungsi implikasi adalah<br />

metode max – min dengan operator AND.<br />

Secara umum aturan tersebut dapat<br />

dituliskan : IF (x1 is A1) • (x2 is A2) •…(xn is<br />

An) THEN y is B<br />

5. Penegasan (Defuzzyfikasi)<br />

Output himpunan fuzzy yang diperoleh dari<br />

komposisi aturan fuzzy akan mengalami<br />

proses defuzifikasi. Metode terbaik untuk<br />

penelitian ini yaitu Smallest of Maximum<br />

(SOM)<br />

HASIL <strong>DA</strong>N PEMBAHASAN<br />

Keadaan Umum Perusahaan<br />

Perkebunan Teh Kertowono merupakan<br />

salah satu perkebunan milik PTPN XII. Kebun<br />

Teh Kertowono berada di Kecamatan Gucialit,<br />

Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Teh yang<br />

ditanam di kebun teh Kertowono merupakan<br />

jenis teh hitam. Pada awalnya jenis mutu teh<br />

hitam yang dikembangkan pada perkebunan ini<br />

ada dua yaitu teh hitam Ortodoks dan CTC<br />

(Crushing, Tearing, Curling). Namun karena<br />

biaya produksi yang semakin tinggi sehingga<br />

perusahaan memutuskan untuk memproduksi<br />

hanya satu jenis teh hitam saja yaitu teh hitam<br />

jenis CTC.<br />

Penilaian Mutu Teh Hitam di Kebun Teh<br />

Kertowono<br />

Penilaian mutu organoleptik Teh hitam<br />

di Kebun Teh Kertowono meliputi criteria<br />

kenampakan, rasa, kenampakan ampas<br />

seduhan, dan mutu akhir. Kriteria kenampakan<br />

merupakan criteria yang berpengaruh paling<br />

besar untuk menentukan harga beli teh yaitu<br />

sebesar 50%, sedangkan criteria rasa sebesar<br />

40% dan criteria kenampakan ampas seduhan<br />

sebesar 10%. Kenampakan teh yang dinilai<br />

meliputi variable bentuk dan ukuran partikel,<br />

warna, kebersihan. Rasa dari teh yang dinilai<br />

meliputi warna cairan dan air seduhan.<br />

Kenampakan ampas seduhan yang dinilai<br />

meliputi warna dan kerataan ampas. Sedangkan<br />

mutu akhir teh yang dinilai meliputi<br />

kenampakan, rasa, dan kenampakan ampas<br />

seduhan.


Penilaian Mutu Teh Hitam dengan <strong>Logika</strong><br />

Fuzzy<br />

Pembentukan Himpunan, Domain Fuzzy, dan<br />

Semesta Pembicaraan<br />

Variabel yang digunakan pada<br />

pembentukan logika fuzzy adalah variable<br />

kenampakan, rasa, kenampakan ampas<br />

seduhan, dan mutu akhir. Berdasarkan<br />

wawancara dengan panelis, Kriteria<br />

kenampakan berpengaruh paling besar untuk<br />

menentukan harga beli teh yaitu sebesar 50%,<br />

sedangkan criteria rasa sebesar 40% dan<br />

criteria kenampakan ampas seduhan sebesar<br />

10%.<br />

Data-data yang dibutuhkan sebagai<br />

dasar untuk menentukan parameter penilaian<br />

mutu dengan logika fuzzy adalah data yang<br />

berasal dari panelis berupa semesta<br />

pembicaraan, penilaian mutu teh hitam, dan<br />

domain dari tiap himpunan. Semesta<br />

pembicaraan dalam penilaian mutu ini untuk<br />

variable kenampakan sebesar 50, variable rasa<br />

sebesar 40, kenampakan ampas seduhan<br />

sebesar 10, dan mutu akhir sebesar 100.<br />

Domain fuzzy yang baru dibentuk dari nilai hasil<br />

perhitungan nilai standar deviasi oleh 2 panelis<br />

ahli. Alur proses fuzzy dapat dilihat Gambar 1 .<br />

Gambar 1. Diagram Alur Proses Fuzzy<br />

Pembentukan Fungsi Keanggotaan<br />

Kurva yang digunakan pada pembuatan<br />

fungsi keangotaan adalah kurva trapesium.<br />

Kurva trapezium dipilih karena sesuai dengan<br />

kasus yang dihadapi dimana mutu akan akan<br />

bernilai kontinu pada suatu range, setiap<br />

variabel output dan input memiliki batas bawah<br />

dan batas atas. Jumlah grafik yang digunakan<br />

sebanyak 5 buah disesuaikan dengan<br />

banyaknya himpunan fuzzy yaitu mutu A, mutu<br />

B, mutu C, mutu D, dan mutu E.Pada fungsi<br />

trapesium ini terdapat beberapa nilai x yang<br />

memiliki derajat keanggotaan sama dengan 1,<br />

yaitu ketika b £ x £ c (Anonymous, 2009).<br />

Penentuan Rule Fuzzy<br />

Aturan yang terbentuk dalam penelitian<br />

ini yaitu 45 aturan fuzzy untuk variable<br />

kenampakan, 25 aturan fuzzy untuk variable<br />

rasa, 15 aturan fuzzy untuk variable<br />

kenampakan ampas seduhan, dan 625 aturan<br />

fuzzy untuk variable mutu akhir. Hal ini<br />

didasarkan pada kemungkinan kombinasi aturan<br />

yang dilakukan di perusahaan. Menurut de Mol<br />

(2001), aplikasi logika fuzzy memberikan<br />

kemudahan dalam interpretasi data karena<br />

dapat disesuaikan oleh perubahan fungsi<br />

kenggotaan dan aturan-aturan.<br />

Defuzzifikasi<br />

Pada kasus penilaian mutu teh hitam<br />

metode defuzzifikasi yang digunakan adalah<br />

metode Smallest of Maximum (SOM). Metode ini<br />

dipilih karena dapat memberikan hasil yang<br />

lebih baik dibandingkan dengan metode<br />

defuzzifikasi yang lain. Menurut Kastaman<br />

(2005), Metode SOM ini memiliki karakteristik<br />

lebih ketat dalam memberikan nilai, sehingga<br />

nilai – nilainya cenderung lebih kecil dari pada<br />

metode yang lain. Metode SOM ini akan<br />

memberikan nilai yang besar apabila varibel –<br />

variabel inputnya memang layak untuk diberi<br />

nilai yang besar. Perbandingan nilai hasil proses<br />

defuzzifikasi dan nilai input dari hasil penilaian<br />

panelis ahli dapat dilihat pada Tabel 1.


Tabel 1. Perbandingan hasil proses defuzzifikasi dan penilaian panelis ahli<br />

No<br />

Jenis<br />

Teh<br />

1 BP 1<br />

2 PF 1<br />

3 FANN<br />

Kriteria<br />

Tester Kriteria Mutu<br />

Nilai<br />

Fuzzy Kriteria Mutu<br />

Beda/tidak Perbedaan Tester<br />

Appearrance 35 Baik (good) 41 Sangat baik (well made), Ya 6 T1<br />

Appearrance 34 Baik (good) 41 Sangat baik (well made), Ya 7 T2<br />

Liquor 25 Enak (good), 24 Enak (good), Ya 1 T1<br />

Liquor 25 Enak (good), 24 Enak (good), Ya 1 T2<br />

Infused leaf 6 Bright and coppery 4 Fairly bright Ya 2 T1<br />

Infused leaf 6 Bright and coppery 4 Fairly bright Ya 2 T2<br />

Total 68 Mutu_b 61.4 Mutu b Ya 6.6 T1<br />

Total 67 Mutu_b 61.4 Mutu b Ya 5.6 T2<br />

Appearrance 34 Baik (good) 31 Baik (good) Ya 3 T1<br />

Appearrance 34 Baik (good) 31 Baik (good) Ya 3 T2<br />

Liquor 26 Enak (good), 24 Enak (good), Ya 2 T1<br />

Liquor 25 Enak (good), 24 Enak (good), Ya 1 T2<br />

Infused leaf 8 Bright and coppery 6 Bright and coppery Ya 2 T1<br />

Infused leaf 8 Bright and coppery 6 Bright and coppery Ya 2 T2<br />

Total 68 Mutu_b 61.4 Mutu b Ya 6.6 T1<br />

Total 67 Mutu_b 61.4 Mutu b Ya 5.6 T2<br />

Appearrance 27 Sedang (fair made) 31 Baik (good) Ya 4 T1<br />

Appearrance 28 Sedang (fair made) 31 Baik (good) Ya 3 T2<br />

Liquor 26 Enak (good), 24 Enak (good), Ya 2 T1<br />

Liquor 26 Enak (good), 24 Enak (good), Ya 2 T2<br />

Infused leaf 6 Bright and coppery 4 Fairly bright Ya 2 T1<br />

Infused leaf 6 Bright and coppery 4 Fairly bright Ya 2 T2<br />

Total 61 Mutu_b 61.4 Mutu b Ya 0.4 T1<br />

Total 62 Mutu_b 61.4 Mutu b Ya 0.6 T2


Pada Tabel 1 dapat diketahui<br />

bahwa penilaian antara panelis ahli 1<br />

(T1), panelis ahli 2 (T2) dan logika fuzzy<br />

pada ketiga jenis mutu yang meliputi<br />

kriteria kenampakan (appearance), rasa<br />

(liquor), kenampakan ampas seduhan<br />

(infused leaf), dan mutu akhir mengalami<br />

perbedaan nyata. Perbedaan nilai antara<br />

panelis ahli dengan hasil perhitungan<br />

fuzzy berada diantara rentang 0,6 sampai<br />

6,6 .<br />

Hasil Uji Parametrik T antara Panelis<br />

Ahli dan Fuzzy Panelis Ahli<br />

Pada penelitian penilaian mutu<br />

teh hitam CTC digunakan 2 orang<br />

panelis ahli yang memiliki penilaian<br />

secara subyektif. Maka, untuk<br />

mengetahui perbedaan yang terjadi<br />

antara kedua panelis ahli tersebut pada<br />

saat menilai mutu teh hitam dengan<br />

menggunakan uji parametrik t-test.<br />

Pada analisis uji beda nyata<br />

antara data yang dihasilkan para panelis<br />

ahli dengan hasil perhitungan logika<br />

fuzzy ini, digunakan software SPSS.<br />

Pemilihan uji beda nyata dengan<br />

menggunakan metode t-test ini karena<br />

data masukan merupakan jenis data<br />

interval/ratio dan data tersebut memiliki<br />

bentuk hipotesis komparatif baik secara<br />

related (berhubungan) ataupun secara<br />

independent (bebas) (Sugiyono, 2006).<br />

Sedangkan, pengujian keseragaman<br />

data digunakan uji levenne,<br />

Uji levenne ini merupakan uji<br />

keseragaman pada pengujian<br />

menggunakan t-test. Menurut Sihombing<br />

(1991) Uji homogenitas menggunakan uji<br />

levene,s test for equality of varians<br />

memiliki taraf signifikansi alfa = 0,05.<br />

Hasil dari uji parametrik T antara panelis<br />

ahli dan logika fuzzy dapat dilihat pada<br />

Tabel. 2.<br />

Tabel 2. Uji Parametrik t antara Panelis<br />

Ahli dan <strong>Logika</strong> Fuzzy<br />

Kriteria Perbandingan Kesimpulan<br />

Panelis Ahli 1 – Panelis Ahli 2<br />

Panelis Ahli 1 – Panelis Ahli 1 Fuzzy<br />

Panelis Ahli 1 – Panelis Ahli 2 Fuzzy<br />

Appearance<br />

Panelis Ahli 2 – Panelis Ahli 1 Fuzzy<br />

Panelis Ahli 2 – Panelis Ahli 2 Fuzzy<br />

Panelis Ahli1 fuzzy - Panelis Ahli 2 fuzzy<br />

Panelis Ahli 1 – Panelis Ahli 2<br />

Panelis Ahli 1 – Panelis Ahli 1 Fuzzy<br />

Panelis Ahli 1 – Panelis Ahli 2 Fuzzy<br />

Liquor<br />

Panelis Ahli 2 – Panelis Ahli 1 Fuzzy<br />

sama<br />

sama<br />

sama<br />

sama<br />

sama<br />

sama<br />

sama<br />

sama<br />

sama<br />

sama<br />

Panelis Ahli 2 – Panelis Ahli 2 Fuzzy<br />

Panelis Ahli1 fuzzy - Panelis Ahli 2 fuzzy<br />

Panelis Ahli 1 – Panelis Ahli 2<br />

berbeda<br />

sama<br />

sama<br />

Panelis Ahli 1 – Panelis Ahli 1 Fuzzy berbeda<br />

Panelis Ahli 1 – Panelis Ahli 2 Fuzzy<br />

Infused Leaf<br />

Panelis Ahli 2 – Panelis Ahli 1 Fuzzy<br />

berbeda<br />

berbeda<br />

Panelis Ahli 2 – Panelis Ahli 2 Fuzzy<br />

Panelis Ahli1 fuzzy - Panelis Ahli 2 fuzzy<br />

Panelis Ahli 1 – Panelis Ahli 2<br />

Panelis Ahli 1 – Panelis Ahli 1 Fuzzy<br />

Panelis Ahli 1 – Panelis Ahli 2 Fuzzy<br />

Mutu Akhir<br />

Panelis Ahli 2 – Panelis Ahli 1 Fuzzy<br />

berbeda<br />

sama<br />

sama<br />

sama<br />

sama<br />

berbeda<br />

Panelis Ahli 2 – Panelis Ahli 2 Fuzzy berbeda<br />

Panelis Ahli1 fuzzy - Panelis Ahli 2 fuzzy sama<br />

Pada Uji T bebas dan<br />

berpasangan antara kedua populasi<br />

apabila dihasilkan statistik uji T yang<br />

menghasilkan nilai p-value yang lebih<br />

besar dari α = 5%, sehingga dapat<br />

dikatakan bahwa penilaian kedua ragam<br />

populasi adalah sama. Menurut<br />

Sihombang (1991), pada uji levene<br />

apabila nilai sampel menunjukkan pvalue<br />

> 0,05 berarti keseluruhan sampel<br />

mempunyai varian yang homogen.<br />

KESIMPULAN <strong>DA</strong>N SARAN<br />

Kesimpulan<br />

<strong>Logika</strong> fuzzy dapat memberikan<br />

nilai yang lebih objektif dari hasil<br />

penilaian yang dilakukan oleh dua<br />

panelis ahli terhadap mutu teh hitam<br />

CTC. Berdasarkan uji parametric T,<br />

terjadi perbedaan nyata antara hasil<br />

penilaian panelis ahli dan hasil penilaian<br />

dengan menggunakan logika fuzzy<br />

pada kriteria kenampakan ampas<br />

seduhan (infused leaf), rasa (liquor), dan<br />

mutu akhir..


Saran<br />

1. Penilaian mutu yang dilakukan<br />

manusia memiliki sifat yang masih<br />

subjektif, karena itu hasil penelitian<br />

ini diharapkan dapat memberikan<br />

kontribusi bagi para panelis ahli<br />

untuk lebih menghasilkan penilaian<br />

yang lebih objektif sehingga tidak<br />

terjadi perbedaan antara panelis<br />

satu dengan panelis lainnya.<br />

2. Penilaian mutu teh hitam kualitas<br />

ekspor merupakan hal yang sangat<br />

penting untuk menjaga kualitas<br />

mutu teh hitam, maka diperlukan<br />

adanya konsistensi pada saat<br />

penilaian<br />

3. Untuk menjaga konsistensi para<br />

panelis ahli sebaiknya diadakan<br />

penyamaan pandangan mengenai<br />

nilai mutu teh secara berkala.<br />

<strong>DA</strong>FTAR PUSTAKA<br />

Bambang, Kustamiyati. 2006. Prospek<br />

Teh Indonesia sebagai<br />

Minuman Fungsional<br />

http://www.ipard.com/art_perkeb<br />

un/Aug02-06_kb.asp<br />

Bellei, E., Guidotti, D., Petacchi, R.,<br />

Reyneri, L. And Rizzi, I. 2001.<br />

Applications of Neuro-Fuzzy<br />

Classification, Evaluation and<br />

Forecasting Techniques in<br />

Agriculture. Proceedings –<br />

European Symposium on<br />

Artificial Neural Networks.<br />

Bruges. Belgium. 25-27 April<br />

2001. pp.403-408.<br />

Binoy, A.M., Mujumdar, P.P. 2003.<br />

Fuzzy Rule Based Model For<br />

Estimating Agricultural<br />

Diffuse Pollution. Conference<br />

Paper. Diffuse Pollution<br />

Conference. Dublin. UK.<br />

Dadone, Paolo. 2001. Design<br />

Optimization of Fuzzy Logic<br />

Systems. Virginia Polytechnic<br />

Institute and State University,<br />

Virginia<br />

Damayanthi, Evy. 2007. Diversifikasi<br />

Produk Teh Sebagai Minuman<br />

Kesehatan<br />

http://web.ipb.ac.id/~lppm/ID/ind<br />

ex.php?view=penelitian/hasilcari<br />

&status=buka&id_haslit=KKP/02<br />

1.07/<strong>DA</strong>M/d..<br />

Kartika,Bambang, 1998, Pedoman Uji<br />

Indrawi Pengolahan Hasil<br />

Pangan, Yogyakarta,UGM<br />

Kavdir, Ismail, Guyer, D.E. 2003. Apple<br />

Grading Using Fuzzy Logic.<br />

Turk Jurnal of Agriculture and<br />

Forestry. 27 : 375-382.<br />

Khomsan, Ali. 2004. Teh Sup Kimiawi<br />

Sumber Antioksidan.<br />

http://www.sinarharapan.co.id/ip<br />

tek/kesehatan/2004/0611/kes2.<br />

html.<br />

Kusumadewi, Sri, dan Hari Purnomo.<br />

2004. Aplikasi <strong>Logika</strong> Fuzzy<br />

untuk Pendukung Keputusan.<br />

Graha Ilmu : Yogyakarta<br />

Malik, Insaf. 2007. Pangsa Pasar<br />

Ekspor Teh Indonesia 2007<br />

Diperkirakan Tidak<br />

Berubah.http://www.kapanlagi.c<br />

om<br />

Maulana, Mohammad. 1998.<br />

Identifikasi Permasalahan<br />

Pengelolaan Mutu Teh Do<br />

Unit Usaha Perkebunan<br />

Malabar PT. Nusantara VIII<br />

Jawa Barat


Purwaningsih, Sulistyo Rahayu. 2006.<br />

Perbedaan Hasil Pembuatan<br />

Kebaya Menggunakan Pola<br />

Sistem Soekarno dengan Pola<br />

Sistem Sanny Poespo pada<br />

Wanita Gemuk.<br />

http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/coll<br />

ect/skripsi/index/assoc/HASH01<br />

f4/3ffdf091.dir/doc.pdf.<br />

Soekarto. 1985. Penilaian<br />

Organoleptik untu Industri<br />

Pangan dan Hasil Pertanian.<br />

Bhratara Karya Akasara.<br />

Jakarta.<br />

Suprihatini, Rohanda. 2000. Aplikasi<br />

Quality Function Deployment<br />

(QFD) di Industri Teh Hitam<br />

Orthodox Indonesia<br />

Suradi, Kusmaidi. 2009. Tingkat<br />

Kesukaan Bakso dari<br />

Berbagai Jenis Daging<br />

Melalui Beberapa Pendekatan<br />

Statistik.<br />

http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/tingkat_kesuka<br />

an_bakso.pdf.<br />

Yang, C.C., Prasher, S.O., Landry, J.A.<br />

and Ramaswamy, H.S. 2003.<br />

Development of an Image<br />

processing system and a<br />

fuzzy algoritme for sitespecific<br />

herbicide<br />

applications. Precision<br />

Agriculture, 4 : 5-18.<br />

Yamanishi, T. 1995. Flavour Of Tea.<br />

Food Review International<br />

Special Issue on Tea. Vol. II No.<br />

3. 477-525<br />

Wardani, Imam. 2008. <strong>Logika</strong> Fuzzy.<br />

www.imamwardani.com.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!