03.08.2013 Views

Penerapan Logika RINGKASAN DA JURUSAN TEKNOLOG ...

Penerapan Logika RINGKASAN DA JURUSAN TEKNOLOG ...

Penerapan Logika RINGKASAN DA JURUSAN TEKNOLOG ...

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

1.1. Latar Belakang<br />

I. PEN<strong>DA</strong>HULUAN<br />

Perkembangan ekspor teh Indonesia terus menurun, di lain pihak, pangsa ekspor negara-<br />

negara produsen teh lainnya yaitu Sri Lanka dan Kenya cenderung meningkat. Pada periode yang sama<br />

pangsa ekspor teh Sri Lanka meningkat dari 18,2 persen menjadi 21,1 persen, sementara pangsa ekspor<br />

teh Kenya meningkat dari 16,4 persen menjadi 19,4 persen (International Tea Committee, 2004).<br />

Sedangkan penurunan ekspor mengakibatkan posisi Indonesia sebagai eksportir pada tahun 2007<br />

melorot dari posisi lima ke enam dan tahun 2008 posisi sebagai eksportir bakal turun ke posisi tujuh.<br />

Saat ini produsen teh terbesar dunia saat ini adalah India, Cina, Srilangka, Kenya dan Indonesia<br />

(Anonymous, 2007).<br />

Berdasarkan data asosiasi, pada 2006 produksi teh hitam sekitar 140 ribu ton dan pada tahun<br />

2005 sekitar 149 ribu ton. Tahun 2007 produksi teh diperkirakan sekitar 160 ribu ton. Sedangkan pada<br />

tahun 2008 produksi teh di Indonesia paling tinggi sekitar 145 ribu ton (Anonymous, 2007). Volume<br />

ekspor teh pada 2006 sekitar 95 ribu ton dan pada 2007 turun menjadi 83 ribu ton. Tahun 2008, ekspor<br />

teh diperkirakan hanya 95 ribu ton dari target 110 ribu ton. Harga teh Indonesia di pasar internasional<br />

saat ini sekitar US$ 1,4 per kilogram dari US$ 1,2 perkilogram pada 2007 (Anonymous, 2007).<br />

Di Jakarta Tea Auction (JTA) sebagai lembaga tunggal penyelenggara lelang teh di<br />

Indonesia, proporsi jumlah teh tidak terjual juga mengalami peningkatan. Pada tahun 1997, jumlah teh<br />

yang tidak terjual mencapai 15,4 persen dari jumlah yang ditawarkan, kemudian meningkat menjadi<br />

38,5 persen pada tahun 2003. Dari aspek perolehan harga, harga teh Indonesia di JTA sejak tahun 1991<br />

selalu lebih rendah dari harga teh Sri Lanka di Colombo Tea Auction (CTA). Harga rata-rata teh<br />

Indonesia di JTA hanya 64 persen dari harga teh Sri Lanka di CTA (Suprihatini, 2000)<br />

Penurunan pangsa pasar, meningkatnya jumlah teh yang tidak terjual, dan relatif rendahnya<br />

harga teh Indonesia dapat disebabkan, antara lain, oleh penawaran mutu produksi teh Indonesia yang<br />

belum sesuai dengan selera pasar. Ketidaksesuaian mutu teh tersebut terutama terjadi pada<br />

ketidaksesuaian grade dan mutu organoleptik (rasa, aroma, warna) teh yang ditawarkan dengan teh<br />

yang dibutuhkan para pembeli sehingga terjadi peningkatan teh yang tidak terjual di JTA.<br />

Setiap industri pengolahan pangan mempunyai standar mutu produk pangan yang dilekatkan<br />

pada produk yang dihasilkannya. Dalam usaha pengendalian mutu maka standar mutu produk itu harus<br />

diperhatikan. Pengendalian mutu dilakukan oleh perusahaan untuk mencapai tingkat dan konsistensi<br />

mutu sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan (Soekanto, 1990).

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!