pengantar redaksi surat pembaca PELINDUNG: Gubernur Provinsi DKI Jakarta Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta PEMBINA Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Asisten Pemerintahan Sekda Provinsi DKI Jakarta KETUA PENGARAH/PEMIMPIN REDA- KSI/PENANGGUNG JAWAB Kepala Dinas Kominfomas Provinsi DKI Jakarta WAKIL PEMIMPIN REDAKSI Kabid Informasi Publik KETUA PELAKSANA Dra. Nurani REDAKTUR PELAKSANA Rinta A. Imron, S.Sos Dhini Gilang Prasasti, S.Sos REDAKTUR KHUSUS/PROFESIONAL Iswati Soekarto Norman SEKRETARIS REDAKSI Dra Evi Yulianti ANGGOTA REDAKSI Ani Christiyani, S.Sos Tulus Adatama, S.Sos Raides Aryanto REPORTER Nor Raihan Risky Catur Wulan Aliefien FOTOGRAFER Nurahadi Widjaja Sudaryanto DESAIN GRAFIS Rachmat Triturianto KEUANGAN Zaeniah Budiarti SEKRETARIAT Belinda Roza Rodjali Abdullah Ari Wibowo ALAMAT REDAKSI/DISTRIBUSI Jalan Medan Merdeka Selatan 8-9 Jakarta 1<strong>01</strong>10, TELEPON (021) 382.2047, 382.2262, Fax 345.4486, Mail: media_jaya@yahoo.co.id PENCETAK : CV. Rhema Makmur (Isi di luar tanggung jawab percetakan) Jakarta Baru, Jakarta Kita Tekad Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Gubernur Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Gubernur Basuki T Purnama (Ahok) untuk memberikan pelayanan optimal bagi warga ibukota bukan isapan jempol semata. Setidaknya, hal ini tercermin dalam slogan/motto “Jakarta Baru, Jakarta Kita” yang diusung keduanya. Sedikitnya, kalimat tersebut menggambarkan makna kerakyatan dan keber samaan sekaligus mengandung semangat untuk mengubah serta menata Jakarta yang lebih manusiawi (humanis), memiliki masa depan yang lebih baik (futuris), memiliki kekhasan (branding) dengan tetap menjaga keragaman yang tumbuh dan berkembang di Jakarta (pluralis). Dalam konteks tersebut, kebersamaan dan partisipasi warga Jakarta menjadi kata kunci yang tak dapat ditawar-tawar lagi. Tujuannya? Untuk menjalankan program pembangunan demi mewujudkan Kota Jakarta menjadi kota yang memanusiakan penghuni sekaligus mampu menjadi contoh bagi kota-kota lain di Indonesia. Kebersamaan dan partisipasi warga dalam bentuk yang paling sederhana, seperti disampaikan Gubernur Jokowi pada peringatan Hari Ulang Tahun Kota Jakarta ke-486 pada 22 Juni lalu, akan memberikan nilai positif bagi Kota Jakarta. Warga Jakarta harus menjadi warga yang beradab dan menjadi contoh bagi daerah-daerah lain di Indonesia. Di sisi lain, aparatur menjadi motor penggerak pembangunan demi mewujudkan motto “Jakarta Baru Jakarta Kita” menjadi sebuah capaian riil berbagai program pembangunan dalam bentuk yang nyata, baik mencakup peningkatan kualitas kesehatan dan pendidikan ma syarakat melalui keberadaan Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP), perumahan rakyat dan penataan kampung, penataan pedagang kaki lima, pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH), pengembangan sistem angkutan umum massal, pengendalian banjir, pengembangan budaya, dan pengembangan pelayanan publik. Maka, tiada pilihan lain, baik warga, aparatur pemerintah serta komponen stakeholder lainnya di luar kedua komponen tersebut memiliki kewajiban untuk bersama-sama menyingsingkan lengan baju demi terwujudnya Jakarta Baru: Jakarta Kita yang lebih manusiawi. Dan, kita pasti bisa! Redaksi menerima kiriman surat pembaca tentang kritik, saran dan masukan berkenaan kota Jakarta. Untuk semua kiriman dapat disampaikan ke Redaksi Majalah Media Jaya d/a Dinas Komunikasi, Informatika dan Kehumasan Setda Provinsi DKI Jakarta, Jl Jalan Medan Merdeka Selatan 8-9 Jakarta 1<strong>01</strong>10, TELEPON (021) 382.2047, 382.2262, Fax 3822846, atau melalui email: mediajaya.humasdki@gmail.com. Eksekusi Motor di Trotoar Redaksi Yth. Perkataan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang selalu saya ingat dalam “memandang” suatu masalah adalah berusaha secepatnya melakukan tindakan. Sejak kampanye pun kata-kata beliau yang selalu saya ingat adalah, “Cepat lakukan ! Eksekusi!” Dan terbukti, sudah beberapa masalah di Jakarta ini mulai ditangani. Misalnya, untuk mengembalikan fungsi Waduk Pluit, beberapa penghuni liar mulai direlokasi. Begitu pun pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di trotoar dan badan-badan jalan, seperti di Pasar tanah Abang, Pasar Minggu, dan Jatinegara, sehinggga jalan di sana lebih lancar. Namun yang belum dieksekusi sampai surat pembaca ini saya tulis adalah keberadaan trotoar yang belum bersih dari lalu-lalang sepeda motor. Hampir di semua ruas jalan ketika terjadi kemacetan, sepeda motor menyerobot lewat trotoar yang diperuntukkan bagi pejalan kaki. Di jalan di belakang Kantor Gubernur, yakni di jalan Kebon Sirih, pada jam-jam sibuk dan terjadi kemacetan maka trotoar di kanan dan kiri jalan tersebut dipenuhi lalu-lalang motor. Pejalan kaki jadi tersisih Saya mohon kepada Pak Gubernur, agar segera melakukan kebijakan nyata, menertibkan trotoar demi kenyamanan para pejalan kaki. *** Salsabila, Klender, Jakarta Timur Tiket Masuk PRJ & Tarif Parkir 4 Media Jaya • Nomor <strong>01</strong> Tahun 2<strong>01</strong>3 Media Jaya • Nomor <strong>01</strong> Tahun 2<strong>01</strong>2 5 Redaksi yth. Pelaksanaan Pekan Raya Jakarta (PRJ) di Kemayoran yang sudah berlangsung selama ini dalam rangka Hari Jadi Kota Jakarta memang ramai dikunjungi masyarakat. Namun, sebagai warga Jakarta, saya agak keberatan masalah tiket masuk, dua puluh lima ribu rupiah per orang dan tiga puluh ribu rupiah pada Sabtu dan Minggu, itu relatif mahal. Belum lagi tarip parkir yang juga lebih mahal dibanding tempat lain. Belakangan saya sering mendengar isu bahwa PRJ ada kemungkinan dipindahkan ke kawasan Monas. Harapan saya, kalau warga yang datang harus membayar, tiket masuk itu jangan terlalu mahal. Saya kira lima ribu rupiah sampai sepuluh ribu rupiah, cukuplah, sekadar untuk biaya kebersihan. Yang juga tak kalah penting terkait perkembangan jumlah kendaraan yang terus meningkat di Jakarta ini, tentu masalah parkir harus dipikirkan secara matang, serta dampak lainnya yang harus diantisipasi yakni kemacetan. Selain itu masalah kebersihan dan “keamanan Taman Monas sendiri” yang perlu terjaga. Kalau PRJ di Monas, kesan pasar malam bagi rakyat lebih terasa, sementara di Kemayoran, orientasi bisnisnya lebih kental. Budi Santoso Tanah Abang, Jakarta Pusat