Laporan Akhir - RarePlanet
Laporan Akhir - RarePlanet
Laporan Akhir - RarePlanet
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Tabel 5. Kerapatan Sarang Orangutan di Beberapa Lokasi<br />
No. Lokasi Survei Kerapatan Sarang/km²<br />
1 Sungai Gie 169,5<br />
2 Gunung Gajah 714,1<br />
3 Gunung Nyapa 167,6<br />
4 Sungai Lesan 1.613,6<br />
5 Gruti 525<br />
Sumber: Data Survei Sarang Orangutan The Nature Conservancy 2002/2004<br />
Analisa data berikutnya menghasilkan temuan bahwa kepadatan populasi Orangutan di<br />
kawasan Sungai Lesan adalah 1,5-4,64 ekor/km² (TNC, 2006). Kerapatan rangutan di<br />
Kawasan Lindung Sungai Lesan ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan kawasan lain<br />
yang telah disurvei di Kabupaten Berau dan Kutai Timur. Kepadatan populasi yang cukup<br />
tinggi ini ditunjang oleh beberapa faktor seperti; tutupan hutan masih bagus, tersedianya<br />
pohon pakan dan pohon sarang, berkurangnya kegiatan perburuan Orangutan, dan<br />
habitat yang cukup kondusif karena menyambung dengan kawasan lindung lain yang<br />
masih bagus termasuk kawasan lindung Wehea di Kabupaten Kutai Timur.<br />
Dari perbandingan hasil ini, dapat disimpulkan bahwa areal hutan Sungai Lesan<br />
merupakan habitat penting bagi keberlanjutan populasi orangutan di Berau dan di dunia.<br />
Angka populasi ini cukup besar bila dibandingkan dengan beberapa kawasan konservasi<br />
lainnya di Indonesia yang telah dijadikan sebagai tempat perlindungan orangutan<br />
Kalimantan.<br />
1.5 Konservasi Kawasan<br />
1.5.1 Kronologi Penetapan Kawasan<br />
Kelompok Hutan Sungai Lesan terletak di Kecamatan Kelai - Kabupaten Berau.<br />
Kecamatan Kelai merupakan salah satu kecamatan yang memiliki hutan yang sangat luas<br />
di Berau. Menurut masyarakat kampung Lesan Dayak, sejak tahun 1930-an masyarakat<br />
adat Lesan Dayak telah tinggal di areal tersebut. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan<br />
beberapa peninggalan berupa kuburan nenek moyang mereka. Masyarakat pindah dari<br />
kawasan tersebut ke tempat lain karena dulunya terjadi bencana tanah longsor dan<br />
mereka perlu mencari tempat yang lebih aman.<br />
Pada tahun 1980-an di Kelai Hulu beroperasi HPH PT. Alas Helau yang memiliki ijin<br />
konsesi seluas lebih dari 250.000.- ha yang terletak di sepanjang sungai Kelai dan sungai<br />
Lesan. Pada saat itu Hutan Sungai Lesan termasuk dalam areal HPH PT Alas Helau.<br />
Setelah dilakukan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK), sebagian kawasan Hutan<br />
Sungai Lesan yakni seluas ± 4.462 ha dialihkan menjadi areal Hutan Tanaman Industri<br />
milik PT. Belantara Pusaka (20/KPTS-11/98). PT. Belantara Pusaka ini menanam<br />
beberapa jenis tanaman untuk kebutuhan industri kertas dan perkebunan karet.<br />
Pada tahun 1998 seiring dengan adanya reformasi sistem pemerintahan terjadi pula<br />
perubahan kebijakan pengelolaan kehutanan. Dalam hal ini terjadi penarikan ijin<br />
pengelolaan hutan oleh PT. Alas Helau, dan selanjutnya areal konsesi PT Alas Helau<br />
dijual kepada 5 (lima) perusahaan di bidang perkebunan dan kehutanan yaitu PT. Karya<br />
Lestari, PT. Mahardhika Insan Mulya, PT. Wanabhakti Persada, PT. Amindo dan PT.<br />
11